cover
Contact Name
Reni Suryanti
Contact Email
jpppolbangtanbogor@gmail.com
Phone
+628128822179
Journal Mail Official
renisuryanti@pertanian.go.id
Editorial Address
Bogor Agricultural Develpoment Polytechnic Jln. Aria Surialaga No 1, Pasir Kuda Bogor 16119
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penyuluhan Pertanian
ISSN : 19075893     EISSN : 25990403     DOI : https://doi.org/10.51852/jpp.v16i1.460
This journal contains the results of research related to developing issues in the field of agricultural extension based on the needs of the community or farmer groups. published articles include research articles and literature studies.
Articles 240 Documents
PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT Ace, Iis Soriah; Supangkat, Supriyanto
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.894 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.195

Abstract

Yoghurt adalah hasil olahan susu yang rasanya asam dan mempunyai karakteristik yangkhas serta mempunyai nilai gizi tinggi. Yoghurt yang beredar di pasaran mempunyai keasamandan rasa yang tidak sama. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan starter yang berbeda ataukonsentrasi yang berbeda. Konsentrasi starter yang digunakan akan mempengaruhi kecepatanperombakan laktosa, pada waktu dan suhu inkubasi yang sama sehingga akan menghasilkanyoghurt yang mempunyai karakteristik yang berbeda.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perbedaan konsentrasistarter pada pembuatan yoghurt terhadap kadar asam laktat, warna, bau, rasa dan tekstur.Susu sebanyak 2500 ml ditambah skim 3.5% dari jumlah susu, dipasturisasi pada suhu85oC selama 30 menit. Kemudian temperatur susu diturunkan hingga mencapai suhu 45oC.Susu kemudian dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok 500 ml. Tiapkelompok ditambahkan starter campuran Laktobacillus bulgaricus dan Sterptococcusthermophillus (LB dan ST) dengan perbandingan 1 : 1 dan masing-masing konsentrasi starter1%; 2%; 3%; 4% dan 5% dari jumlah susu. Masing-masing kelompok setelah diaduk kemudiandimasukkan ke dalam gelas-gelas steril dan ditutup rapat. Gelas-gelas tersebut dimasukkan kedalam inkubator pada suhu 45oC selama 6 jam. Setelah diinkubasi susu tersebut menggumpaldengan pH sekitar 4,2 yang kemudian disebut yoghurt. Selanjutnya diadakan uji kadar asamlaktat, sedangkan uji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur dilakukan setelahyoghurt disimpan pada suhu 5°C selama satu malam.Rata-rata presentase kadar asam laktat dari yoghurt hasil penelitian ini pada kisaran 0,92-1.17%. Sedangkan uji organoleptik terhadap aroma, rasa dan tekstur menunjukkan perbedaanyang nyata dan pada warna tidak berbeda.
UPAYA PEMULIAAN DAN PELESTARIAN SAPI BALI DI PROVINSI BALI Purwanti, Maya; Harry, Harry
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.547 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.196

Abstract

Di antara berbagai bangsa sapi yang terdapat di Indonesia, sapi Bali merupakan salahsatu sapi asli setempat yang berpotensial untuk dibudidayakan, sapi ini berasal dari hasildomestikasi banteng liar (Bibos Banteng Syn Bos Sondaicus) yang cukup lama. Menurut Meijer(1962), proses penjinakan banteng liar tersebut terjadi di pulau Jawa, namun menurut Slijperterjadi di pulau Bali pada zaman pra-sejarah.Dalam perkembangan sapi Bali di Indonesia, pulau Bali merupakan sumber sapi Balimurni dan kemudian disebarkan ke pulau Lombok, Timor dan Sulawesi Selatan. Sejakmunculnya penyakit Jembrana pada tahun 1964 hingga saat ini Bali tidak mengeluarkan sapibibit lagi. Penyebaran sapi Bali ke seluruh Indonesia berasal dari pulau Lombok, Timor danSulawesi Selatan melalui bebagai proyek (Pane, 1990).Dengan adanya kebijakan menggalakan penyebaran sapi Bali melalui programintensifikasi dan ekstensifikasi peternakan, maka diperlukan bibit sapi Bali yang berkualitasbaik dengan jumlah yang banyak, untuk memenuhi kebutuhan sapi bibit ini, maka denganberpegang pada UU Peternakan No.6 Tahun 1968 Pemerintah memutuskan bahwa Pulau Balimerupakan sumber bibit sapi Bali murni, dan dengan demikian ke pulau Bali tidakdiperkenankan memasukkan bangsa sapi lain, untuk melestarikan kemurnian Sapi Bali.
PENGELOLAAN WADUK BAGI KELESTARIAN DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI IKAN Jubaedah, Iis
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.234 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.197

Abstract

Reservoir is an open water ecosystem that built in the river system. The development ofreservoir will change lotic ecosystem to lentic ecosystem. The species of fishies should beadapted to the reservoir which is needed a high tolerance to water quality and fish foodchanges at every habitat.The distribution of fish in reservoir depends on abiotic and biotic factor, such as:morphohidrodinamic, light, temperatur, flow velocity, pH and dissolved oxygen and bioticfactor, such as: natural foods, predation, competition and human being.Form biological aspect point of view, composed of too aims. The purpose of fisheriesresources management. The first, is to protect the fish stock by avoiding over fishing and thesecond, is to conserve indigenious fish spesies in order to have a balance ecosystem.
KEPEMIMPINAN KONTAKTANI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KELOMPOK TANI (Kasus pada Kelompoktani di Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Dedy Kusnadi
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.443 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.198

Abstract

Kelompok tani merupakan kumpulan orang-orang tani (dewasa, wanita, pemuda) yangterikat secara informal atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama, serta dalam lingkunganpengaruh yang dipimpin oleh seorang kontaktani. Kepemimpinan kontaktani diharapkan dapatmewujudkan dan mempertahankan kelompok terutama membimbing dan mengarahkan petanianggota kelompok untuk pencapaian tujuan kelompok. Penelitian ini adalah penelitian kasusyang bersifat deskriptif korelasional dengan tujuan untuk: (1) menjelaskan faktor internal daneksternal petani anggota kelompok yang berhubungan dengan kepemimpinan kontaktani; (2)menjelaskan hubungan antara kepemimpinan kontaktani dengan efektivitas kelompok tani; (3)menjelaskan hubungan faktor internal dan eksternal petani anggota kelompok denganefektivitas kelompok tani. Faktor internal petani anggota kelompok adalah variabel bebas,terdiri dari: umur, pendidikan, penguasaan lahan, pengalaman berusahatani, masa keanggotaan,kekosmopolitan dan motivasi berkelompok. Faktor eksternal petani anggota kelompok adalahvariabel bebas terdiri dari: ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, aksesibilitas inovasi,legitimasi masyarakat, dan sarana komunikasi. Kepemimpinan kontaktani adalah variabel bebasterdiri dari: memfasilitasi anggota, membantu anggota, mewujudkan nilai kelompok, danmewakili pendapat anggota. Efektivitas kelompok tani merupakan variabel terikat terdiri dari:tingkat pendapatan anggota, moral anggota dan kepuasan anggota. Lokasi penelitian ditentukansecara sengaja pada kelompok tani di Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor,Jawa Barat dengan alasan Desa Putat Nutug merupakan sentra penghasil beras di KecamatanCiseeng, kegiatan kelompok dalam berusahatani padi melaksanakan program intensifikasikhusus, mempunyai irigasi teknis sehingga kebutuhan air tersedia sepanjang tahun. Populasipenelitian adalah seluruh petani anggota kelompok yang ada di desa Putat Nutug dengan jumlahseluruhnya 140 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 80 orang yang berasal dariempat kelompok tani dengan menggunakan pendekatan stratified random sampling. Dasarstratifikasi adalah anggota kelompok yang aktif dan kurang aktif dan dilakukan secaraproporsional dari setiap kelompok tani. Analisis data dilakukan secara deskriptif dalam bentuktabulasi. Uji keeratan hubungan antara variabel yang diteliti menggunakan rumus korelasi RankSpearman Hasil penelitian menunjukkan, faktor internal dan eksternal petani anggota kelompokberhubungan dengan kepemimpinan kontaktani, tetapi tidak terdapat hubungan yang nyata.Kepemimpinan kontaktani mempunyai hubungan yang nyata dengan efektivitas kelompok tani.,Sedangkan faktor internal dan eksternal petani anggota kelompok berhubungan denganefektivitas kelompok tani, tetapi tidak terdapat hubungan nyata.
TINGKAT PEMILIKAN SAPI (SKALA USAHA) PETERNAKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEUNTUNGAN USAHATANI TERNAK PADA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI PERAH DI DESA TAJUR HALANG BOGOR Krisna, Rizal; Manshur, Endjang
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.915 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.199

Abstract

Usaha sapi perah merupakan usaha peternakan rakyat yang pemiliknya berkisar antara 1–10 ekor tiap keluarga peternak. Usaha ini akan menguntungkan bila dikelola secara baik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaan tingkat pemilikan sapiperah pada peternak agar memberi gambaran pada jumlah berapa ekor pemilikan ternak sapiperah yang dianggap menguntungkan.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pemilikansapi perah dengan tingkat keuntungan usaha, untuk memulai suatu usaha sapi perah jumlahternak yang dimiliki minimal 4 ekor induk sapi laktasi produktif ini terlihat dari gambaran hasilusaha bahwa pada jumlah pemilikan 4 ekor sapi perah peternak telah memperoleh keuntungan,sedangkan berdasarkan analisis statistik korelasi Spearmen Rho menggambarkan bahwa tidakterdapat korelasi yang benar-benar nyata antara tingkat pemilikan induk sapi dengankeuntungan usaha yang diperoleh peternak. Hal ini disebabkan bahwa dalam penelitian ini tidakmemperhitungkan jumlah sapi laktasi produktif akan tetapi hanya menggambarkan jumlahpemilikan sapi secara keseluruhan.
SIFAT MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK SALAMI DAGING DOMBA DAN SAPI DENGAN PENAMBAHAN WORTEL Iis Soriah Ace
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.721 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.200

Abstract

Salami adalah sosis fermentasi yang terbuat dari daging mentah yang mempunyaikarakteristik khusus diproses dengan melibatkan bakteri asam laktat.Pada penelitian ini dipelajari pengaruh penambahan wortel terhadap sifat mikrobiologidan organoleptik salami daging domba dan sapi.Penelitian ini diolah dengan menggunakan RAK pola faktorial dengan dua faktor, faktorutama adalah jenis daging yaitu daging domba dan sapi dan faktor kedua adalah konsentrasiwortel (0%, 2 %, 4 % dan 6 %).Parameter yang diuji adalah sifat mikrobiologi yaitu: total mikroba, Coliform, E. coli,Staphylococcus aureus, dan Salmonella spp dan sifat organoleptik, seperti: aroma, warna,tekstur dan rasa.Hasil dari penelitian ini, memperlihatkan bahwa salami daging sapi dan domba tidakmengandung bakteri pathogen dan jenis daging berpengaruh terhadap sifat organoleptik, yaituaroma dan tekstur. Penambahan wortel tidak berpengaruh terhadap sifat organoleptik salami.Jenis daging dan penambahan wortel tidak terjadi interaksi terhadap sifat organoleptik salami.
ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DESA PANTAI KABUPATEN SUBANG Tri Ratna Saridewi
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.835 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.201

Abstract

Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang memiliki panjang garis pantai sekitar 68km di daerah Pantai Utara dan luas area pertambakan sebesar 10.000 ha, merupakan potensiuntuk pengembangan perikanan, baik tambak maupun perikanan tangkap. Jika dilihat daripotensi tersebut, ternyata kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Subang masihrendah, yaitu sebesar 1,85% pada tahun 2001. Berdasarkan hal tersebut dirasa perlu untukmeningkatkan hasil melalui pengaturan pengelolaan dan pemanfaatan yang tepat.Perkembangan perekonomian desa pantai Kabupaten memberikan kontribusi dalampembangunan lebih rendah dibandingkan desa lain. Upaya peningkatan produktivitas danproduksi di desa pantai lebih sulit karakteristik masyarakat pantai yang berbeda denganmasyarakat lain. Keterlibatan masyarakat desa pantai dalam penyusunan kebijakanpembangunan ekonomi Kabupaten Subang sangat diperlukan untuk menampung aspirasimasyarakat yang pada akhirnya adanya partisipasi masyarakat desa pantai dalam pembangunan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritas dan alternatif kebijakanpengembangan ekonomi desa pantai Kabupaten Subang melalui intuisi key person (informan)yang full information.Hasil penelitian ini merupakan konstribusi ilmiah dalam pertimbanganpengambilan keputusan tentang suatu kebijakan pengembangan ekonomi desa pantai KabupatenSubang.Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan stakeholders berdasarkanpanduan daftar pertanyaan yang ditujukan untuk mengetahui aspirasi dan persepsi mereka, danmendapatkan alternatif kebijakan pengembangan ekonomi desa pantai Kabupaten Subang.Pemilihan sampel untuk wawancara umum dilakukan secara purposive random sampling(secara sengaja), yaitu sample ditarik secara sengaja dari berbagai kelompok masyarakat yangmenjadi key person.Informan (key person) yang diminta mengisi kuesioner terdiri atas: (1) 1 orang darilembaga penelitian, 1 orang dari perguruan tinggi, 1 orang dari sekolah perikanan yangdianggap dapat mewakili stakeholders dari kelompok akademisi; (2) 2 orang dari Bappeda, 1orang dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Subang, dan (3) 1 orang dari DPRD dan 5orang dari pemuka masyarakat desa pantai yang dianggap dapat mewakili organisasikemasyarakatan.Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disusun model pengembangan ekonomidesa pantai Kabupaten Subang, yang menjadi tujuan umum analisis kebijakan. Model tersebutdijadikan dasar dalam penyusunan kuesioner kepada para key person. Selanjutnya kuesionerdianalisis dengan AHP dan ditentukan hasil yang terbaik berdasarkan kecenderungan dantingkat konsistensi yang paling tinggi.Hasil yang diperoleh dari AHP adalah untuk mencapai tujuan pengembangan ekonomidesa pantai Kabupaten Subang, para responden menetapkan bahwa kriteria yang memberikanbobot tertinggi adalah Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (MPM) dengan nilai 0,789.Kriteria kedua adalah Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (MPAD) dan kriteria ketiga adalah Meningkatkan Posisi Tawar Masyarakat (0,103). Sedangkan prioritas pertama kegiatanyang harus dilakukan untuk pengembangan desa pantai Kabupaten Subang adalah kegiatanPengembangan Budidaya Tambak/Sylvofisheries dengan bobot 0,311.Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan melalui simulasi sampai perubahansebesar 10% tidak menunjukkan adanya perubahan prioritas kegiatan, yang berarti bahwa hasilAHP ini cukup layak untuk dijadikan sebagai rekomendasi kebijakan pembangunan ekonomidesa pantai Kabupaten Subang.
PENGENDALIAN HAMA TIKUS DENGAN PENANAMAN PADI SAWAH SISTEM LEGOWO (Penelitian Partisipatif di Kelompok Tani Cipeucang, Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Tahun 2003) Woro Indriatmi
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 2 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.209 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i2.203

Abstract

Pembangunan pertanian yang mengarah pada agroindustri dan agribisnis terpadumenekankan pada penerapan teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan gunamengurangi dampak kegiatan pertanian yang dapat menimbulkan pencemaran dan penurunankualitas lingkungan hidup. Salah satu alternatif pengendalian hama yang ramah lingkungan,khususnya hama tikus pada tanaman padi adalah dengan Sistem Legowo yang penerapannyasangat mudah, yaitu dengan cara mengatur jarak tanam. Penelitian ini ditujukan untukmendapatkan informasi bekas jalan tikus, intensistas serangan, kelembaban udara, suhu danhasil panen berkenaan dengan penggunaan Sistem Legowo.Metode penelitian yang digunakan adalah metode partisipatif dengan Rancangan AcakKelompok yang pelaksanaannya dimulai pada tanggal 13 Januari 2003 sampai dengan 12 April2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Legowo memiliki dampak positif terhadappengendalian hama tikus, hal ini terlihat dari bekas jalan tikus dan intensitas serangan yanglebih sedikit pada P2, P3 dan P4 dibandingkan dengan P1 (kontrol), hasil panen juga lebihtinggi pada P2, P3 dan P4 dibandingkan dengan P1 (kontrol). Selain itu penerapan SistemLegowo akan memberikan cukup ruang kosong di antara tanaman padi sehingga sangatmemungkinkan untuk diminapadikan yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi.
INTENSITAS PEMBERDAYAAN PETANI DI KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2006 Achmad Suwandi
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 2 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.917 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i2.204

Abstract

Intensity of farmer empowering in Cianjur – West Java, 2006 is a result of simpleresearch, particularly the implementation of extension activities along 2006, specifically on twocommodities (vegetables and rice). The objective of this research is the farmer in area ofCianjur district, that has grown two commodities along 2006.The result of the research indicates that activities of agricultural extension with goodenough categories are:1. Information services by specific institute, like KUD, etc (83,80%).2. The supports of farmer group (kelompok tani) in agriculture activities (69,00%) or 3,45.The aspects of agricultural extension with less categories includes:1. Daily activities by extension worker (PPL) categorized as enough (61,24%), it means thatthe intensity of visit and frequency of farmer meeting is less.2. Facilities of agricultural extension, particularly for extension workers is less, so the visit isnot running very well.
PENGARUH WAKTU PENCAHAYAAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING (BROILER) Sudradjat Sudradjat
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 2 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.909 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i2.205

Abstract

Dewasa ini perkembangan industri peternakan ayam broiler semakin pesat. Hal initercermin dari permintaan konsumen yang semakin meningkat. mulai dari konsumenmasyarakat perdesaan sampai masyarakat perkotaan, demikian pula pemasarannya mulai daritingkat pasar tradisional sampai pasar modern (supermarket). Usaha pemeliharaan ayam broilerdilakukan oleh hampir semua lapisan masyarakat mulai dari lapisan masyarakat di perdesaansampai masyarakat kota. Hal ini menandakan bahwa usaha ayam broiler merupakan salah satukomoditas yang menjanjikan sebagai salah satu usaha di bidang peternakan. Namunperkembangan penelitian ayam broiler masih belum banyak mendapat perhatian. Hal inidisebabkan ayam broiler dianggap sebagai sesuatu yang given karena telah banyak diteliti dandikembangkan di luar negeri. Juga karena penelitian ini memerlukan fasilitas yang mahal,terutama biaya kandang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu pencahayaan yang memberikanpenampilan produksi dan efisiensi usaha (B/C ratio) yang paling menguntungkan pada usahaayam broiler. Cahaya meningkatkan aktifitas makan, aktifitas gerak dan menurunkan kadarmelatonim dalam darah sehingga laju pertumbuhan meningkat (Adihara, 1986).Penelitian dilaksanakan di STPP Bogor Jurusan Penyuluhan Peternakan selama 21 hari.Pengamatan dan pengukuran dilakukan terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan,konversi pakan, mortalitas, lingkungan (suhu dan kelembaban) dan analisis ekonomi.Hasil penelitian selama 21 hari terakhir sebelum dipanen, terhadap konsumsi pakan,pertambahan berat badan dan konversi pakan menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan,namun secara statistik dengan menggunakan Students,t test tidak memperlihatkan perbedaanyang nyata. Pada analisis ekonomi, terdapat perbedaan efisiensi usaha yang ditunjukkan denganangka B/C ratio pada kelompok P1 dan P2 berkisar 0,60-011 (lebih efisien) dibandingkandengan kontrol.

Page 3 of 24 | Total Record : 240