cover
Contact Name
Azharsyah Ibrahim
Contact Email
jurnal.share@ar-raniry.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.share@ar-raniry.ac.id
Editorial Address
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2nd Floor Jln. Syech Abdur Rauf Banda Aceh 23111, Aceh, Indonesia Email: jurnal.share@ar-raniry.ac.id
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam
ISSN : 20896239     EISSN : 25490648     DOI : https://doi.org/10.22373/share
Core Subject : Religion, Economy,
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam [SHARE] is a double-blind peer-reviewed journal published by the Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia. SHARE publishes research and concept papers pertaining to the field of Islamic economics and finance in open access format, which enables readers to freely access and download the articles under the CC BY SA license. Since 2017, SHARE has become a CrossRef Member, meaning that each article published by the journal will have a unique DOI number. SHARE has been indexed in many trusted indexing sites, such as DOAJ, Index Copernicus, Scilit, WorldCat, Google Scholar, Dimensions, EBSCO, and many others. In Indonesia, SHARE is listed among the top-notch journals by the Indonesian journal accreditation body officialized with the Decree of Director General of Research Strengthening and Advancement, Ministry of Research, Technology, and Higher Education, No. 21/E/KPT/2018, starting from 9 July 2018 until 9 July 2023. Currently, SHARE is under consideration for inclusion in SCOPUS.
Articles 327 Documents
FACTORS INFLUENCING THE INTENTION TO STOCK INVESTMENT AMONG MUSLIM INVESTORS IN LANGSA Abdul Hamid; Ainun Mardhiah; Shelly Midesia
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.152 KB) | DOI: 10.22373/share.v8i2.4679

Abstract

This study aims to examine the effect of knowledge, income and risk perceptions on the intention in stock investment intention among Muslim investors in the city of Langsa, Aceh, as of 2017. The data used in this study are primary, data derived from questionnaires, interviews, and observations. This study utilized a sample of 100 people, using a random sampling technique. The results of the study show that knowledge, income, and risk perceptions simultaneously influence the stock investment intention in Langsa society. Whereas in partial income and risk perceptions also affect the intention to stock investment, knowledge does not show the same effect. Respondents, who have the knowledge, are still not intentioned in stocks investing. This could be caused by low income from the community which makes the society of Langsa afraid to start investing in stocks. The low level of understanding of respondents about risk has special implications, which can reduce the intention of respondents to invest stocks in the capital market.==============================================================================================Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi terhadap Investasi Saham di Kalangan Investor Muslim di Langsa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan, pendapatan dan persepsi risiko terhadap minat investasi saham pada masyarakat Muslim di Kota Langsa, Aceh, pada tahun 2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer yaitu data berasal dari kuesioner, wawancara dan observasi. Sebanyak 100 sampel dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan investasi, pendapatan, dan persepsi risiko secara simultan mempengaruhi minat investasi saham di pasar modal. Secara parsial, hnaya pengetahuan investasi yang tidak mempengaruhi minat investasi terhadap saham, sedangkan persepsi pendapatan dan risiko mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun memiliki pengetahuan yang cukup, responden tetap kurang meminati investasi dalam saham. Salah satu alasan adalah adanya kekhawatiran akan hasil yang tidak akan mencukupi kebutuhan sehari-hari sedangkan pendapatan mereka sendiri masih tergolong rendah. Selain itu, rendahnya pemahaman responden tentang risiko berimplikasi terhadap menurunnya minat responden untuk berinvestasi saham di pasar modal.
PRAKTIK DAN KARAKTERISTIK GADAI SYARIAH DI INDONESIA Naida Nur Alfisyahri; Dodik Siswantoro
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.741 KB) | DOI: 10.22373/share.v1i2.721

Abstract

The practice of pawn has grown so fast in Indonesia until the last 2010 as society needed fund easily to meet their basic need such as for school fee and debt payment. This inspired some Islamic banks and pawn shops to participate in providing this service. In fact, some Islamic banks were interested in offering this service and one pawn shop which spin off their unit to Islamic one to provide this service. Thus, this research was conducted to analyze Islamic pawn (rahn) practices in Indonesia. It focuses in the practice and characteristics of pawn service on Islamic bank and pawn shop. In addition, characteristics of interested clients would be an interesting issue that is needed to be explored further. The result may indicate that Islamic banks still less efficient due to insufficient funds and pawn shop has inherent expertise in this area. In addition, precautionary motive may dominant from client’s perspective and shariah compliances are main factors why they chose rahn. =========================================== Sampai akhir 2010, praktik Gadai di Indonesia tumbuh sangat cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan dana cepat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Faktor ini menginspirasi beberapa bank syariah dan lembaga pegadaian untuk membuka layanan jasa gadai di tempat mereka. Faktanya, ada beberapa bank syariah yang tertarik untuk membuka layanan jasa dengan berbasis syariah dan malah sebuah perusahaan penggadaian melakukan spin off terhadap unit usaha mereka untuk melakukan pelayanan yang berbasis syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik gadai syariah di Indonesia. Fokus kajian ini terletak pada praktik dan karakteristik dari pelayanan gadai pada perbankan syariah dan Pegadaian Syariah. Selain itu, karakteristik nasabah juga menjadi isu penting untuk dikaji. Hasil kajian ini mengindikasikan bahwa praktik gadai di perbankan syariah masih kurang efisien dibandingkan dengan praktik di Pegadaian Syariah akibat terbatasnya jumlah dana yang tersedia, dan minimnya pengalaman mereka bermain dalam sektor ini. Dari perspektif nasabah, motif keamanan dan kesesuaiannya dengan ketentuan syariah masih menjadi faktor dominan dalam pemilihan gadai syariah.
DO LIQUIDITY AND CAPITAL ADEQUACY RATIO MATTER FOR ISLAMIC BANKS PERFORMANCE IN INDONESIA? AN ANALYSIS USING FINANCING RISK AS MEDIATOR Julia Safitri; Arinal Rahmati; Jayadi Jayadi; Muhamad Arief Affandi
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.554 KB) | DOI: 10.22373/share.v10i1.8104

Abstract

This study is driven by the inconsistent findings of previous research on assessing the determinants of banks' performance. In addition, financing risk has been indicated as a significant variable in mediating the related research but failed to incorporate in previous research. Therefore, this study aims to assess the role of liquidity and Capital Adequacy Ratio (CAR) on Islamic bank's performance in Indonesia using financing risk as a mediator. Data were collected from 14 samples operating in Indonesia in the period 2013-2019. They were then analyzed using Partial Least Squares – Structural Equation Modelling (PLS-SEM) with Warp PLS 7.0 as a tool of analysis. The results show that variable liquidity (FDR) significantly influences Bank Performance mediated by Financing Risk (NPF). Meanwhile, variable CAR shows no significant influence on Bank Performance even when it was mediated by the Financing Risk variable (NPF). This finding implies that providing short-term financing is more profitable for an Islamic bank than a longer one. This finding is in line with the Commercial Loan Theory, which states that it is better to provide loans in the short term to minimize the possibility of defaults that will impact the bank's performance.==================================================================================================ABSTRAK – Apakah Likuiditas dan Rasio Kecukupan Modal mempengaruhi Kinerja Bank Syariah di Indonesia? Suatu Analisis menggunakan Risiko Pembiayaan sebagai Mediator. Penelitian ini didorong oleh tidak konsistennya temuan penelitian sebelumnya dalam menilai determinan kinerja bank. Selain itu, risiko pembiayaan telah terindikasi sebagai variabel yang signifikan dalam memediasi pengaruh beberapa variabel penilaian kinerja bank syariah, tetapi tidak diakomodir dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai peran variabel likuiditas dan CAR terhadap kinerja bank syariah di Indonesia dengan menggunakan risiko pembiayaan sebagai mediator. Data penelitian dikumpulkan dari 14 bank syariah yang beroperasi di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan PLS-SEM dengan WarpPLS 7.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kinerja bank bank syariah dengan dimediasi oleh risiko pembiayaan (NPF). Sedangkan variabel CAR tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bank syariah walaupun dimediasi oleh NPF. Penelitian mempunyai implikasi bahwa memberikan pembiayaan jangka pendek lebih menguntung bagi bank syariah dari pada pembiayaan jangka panjang. Hal ini sejalan dengan Commercial Loan Theory yang menyebutkan bahwa memberikan pinjaman dalam jangka pendek lebih menguntungkan karena dapat meminimalisir terjadinya wanprestasi yang berdampak pada peningkatan kinerja bank.
SUPPLY CHAIN AND PURCHASING BEHAVIOR OF HALAL CHICKEN MEAT Arif Julianto Sri Nugroho; Roos Kities Andadari; Eric Kunto Aribowo
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/share.v7i2.3493

Abstract

The segment of Muslim consumers in Indonesia currently has a high sense of concern for the halal goods and services they consume. This consumer segment, in addition to wanting high-quality products, also demands that the products they consume comply with the rules set by Islamic law. This segment has a tendency to be able to recommend to other parties the products they perceive are halal, they even want to pay a more expensive price if there are no alternative products of the kind they perceive halal. Instead, they can provide incorrect information which results in a viral effect and leads to encouragement to boycott the consumption of goods and services. This study aimed to examine the effect of halal supply chain knowledge on Muslim and non-Muslim consumers on the motivation and purchasing behavior of halal chicken meat. The halal supply chain knowledge tested includes halal feed dimensions, halal slaughtering processes, halal storage and logistics, and halal packaging and logistics. The research was conducted with a quantitative approach through multivariate multiple regression statistical tests. The population in the study was all consumers of halal chicken meat in Klaten City. Sampling using purposive sampling as many as 102 respondents. The final stage of the study found the findings of the four antecedent variables, three supply chain knowledge variables in the form of halal slaughter process, halal storage and logistics and halal labeling packing had a significant influence on purchasing motivation. Halal slaughter process had the highest influence on consumers because the halal perception that is most familiar to them is the slaughter process. One variable had no significant influence in the form of halal feed. In the motivation variable, the findings of this dimension had a significant influence on behavior.===========================================================================================Rantai Pasok dan Perilaku Pembelian Daging Ayam Halal. Segmen konsumen muslim di Indonesia saat ini memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap kehalalan barang dan jasa yang mereka konsumsi. Segmen konsumen ini selain menginginkan produk yang berkualitas juga menuntut produk yang mereka konsumsi mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh syariat Islam. Segmen ini memiliki kecenderungan bisa merekomendasikan ke pihak lain produk yang mereka persepsikan halal, bahkan mereka mau membayar dengan harga yang lebih mahal jika tidak terdapat alternatif produk sejenis yang mereka persepsikan halal. Sebaliknya, mereka dapat memberikan informasi yang tidak benar yang mengakibatkan efek viral dan berujung anjuran memboikot konsumsi barang dan jasa tersebut. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh pengetahuan rantai pasok halal pada konsumen muslim dan non-muslim terhadap motivasi dan perilaku pembelian daging ayam halal. Pengetahuan rantai pasok halal yang diuji meliputi dimensi halal pakan, halal proses penyembelihan, halal penyimpanan dan logistic, serta halal pengepakan dan logistik. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui uji statistik multivariat regresi berganda. Populasi dalam penelitian adalah seluruh konsumen daging ayam halal di Klaten, Indonesia. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 102 responden. Tahap akhir penelitian diperoleh temuan dari empat variabel anteseden, tiga variabel pengetahuan rantai pasok berupa halal proses penyembelihan, halal penyimpanan dan logistik, serta halal pengepakan labelling berpengaruh signifikan terhadap motivasi pembelian. Halal proses penyembelihan memiliki pengaruh paling tinggi pada konsumen karena persepsi halal yang paling familiar bagi mereka adalah kegiatan proses penyembelihan. Satu variabel tidak berpengaruh signifikan berupa halal pakan. Pada variabel motivasi diperoleh temuan dimensi ini berpengaruh signifikan terhadap perilaku.
ANALISIS TINDAKAN PERATAAN LABA DALAM MERAIH KEUNTUNGAN PERUSAHAAN DITINJAU MENURUT ETIKA EKONOMI ISLAM Nasrullah HS; Zaki Fuad; Muhammad Yasir Yusuf
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.467 KB) | DOI: 10.22373/share.v3i2.1342

Abstract

Ethical perspective is an important matter in managing a business as it uses to synchronize the business interest and morality concept. The objective of this article is to understand the ethical perspective of Islamic economics on income smoothing practices within companies in order to increase benefit. This study employs descriptive-comparative method with a causal-comparative approach as an analysis tool. Data was gathered through literature searching of related sources. The findings show that income smoothing practices are categorized as dysfunctional behavior in the context Islamic economics ethical system. These practices violate the basic objective of Shariah as they involve tadlis and gharar. Information regarding the transaction conducted in these practices is not revealed to all involved parties. =========================================== Perspektif etika sangat penting dalam suatu perusahaan karena merupakan cara untuk menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis perusahaan dengan tuntutan moralitas. Penelitian ini ditujukan untuk memahami tinjauan etika ekonomi Islam mengenai tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan untuk meraih keuntungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-komparatif dengan pendekatan kausal komparatif. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari sumber literatur yang berkaitan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tindakan perataan laba merupakan tindakan penyimpangan dalam tataran etika ekonomi Islam. Tindakan ini melanggar konsep maqashid syariah karena mengandung unsur penipuan (tadlis) dan ketidakjelasan (gharar). Informasi berkaitan dengan transaksi yang dilakukan dalam tindakan perataan laba tidak semua diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat.
REVIEWING THE FATWAS RELATED TO FINTECH APPLICATIONS IN ISLAMIC FINANCIAL INSTITUTIONS IN INDONESIA Nunung Nurlaela; Muthi Luthfiyana; Andini Sulastri; Evy Sulvy Wahyunita
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.002 KB) | DOI: 10.22373/share.v9i2.7989

Abstract

The tendency of the community towards halal products is currently increasing, not only related to objects/goods but also related to muamalah/interactions. The development of the latest fintech applications needs to be examined and detailed again, to be linked with related sharia law. In addition to examining legal status, an interesting thing to develop is how to formulate a fintech application that is following the Islamic economic perspective. Therefore, it is crucial to always review the National Sharia Board – Indonesian Council of Ulama (Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia – DSN-MUI)’s fatwa related to fintech applications in Islamic financial institutions (LKS). The results of this study will be used as input for DSN-MUI to formulate policies and fatwas that is issued. This research is a qualitative type. The research subjects are; (1) Sharia Cards, (2) Sharia Charge Cards, (3) Transfers and Collections, (4) Payment Services, and (5) Sharia Electronic Money. There are differences in the bases for determining the contract of each of these products between Islamic countries. The results of this study indicate that: (1) the sharia card product is more appropriate to use the hawalah contract than the kafalah contract, and it is necessary to fix fines due to maturity, monthly fees that are not related to the amount of debt, and to write off merchant fees; (2) Sharia Charge Card products should use a hawalah contract rather than a kafalah contract and need to eliminate fines due to late payment; (3) the use of the wakalah contract on transfer and collection products is correct; (4) payment service products that use a wakalah and ijarah contract should be sufficient to use one of the two; and (5) electronic money can function as money, with transactions using the hawalah principle, as well as debit cards (wadi'ah principles). So, four improvements are proposed to the DSN-MUI fatwas related to the fintech application.========================================================================================================Tinjauan Terhadap Fatwa Terkait Penerapan Fintech pada Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Kecenderungan masyarakat terhadap produk-produk halal saat ini semakin meningkat, tidak hanya terkait dengan benda/barang namun juga terkait muamalah/interaksi. Perkembangan aplikasi fintech terbaru perlu dicermati dan didetailkan lagi, untuk dikaitkan dengan hukum syariat terkait. Selain pencermatan status hukum, hal yang menarik untuk dikembangkan adalah bagaimana merumuskan aplikasi fintech yang sesuai dengan pandangan ekonomi Islam. Oleh karena itu sangat perlu untuk selalu meninjau fatwa DSN-MUI terkait aplikasi fintech pada lembaga keuangan syariah (LKS). Hasil kajian ini akan menjadi masukan bagi DSN-MUI untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dan fatwa-fatwa yang dikeluarkannya. Penelitian ini berjenis kualitatif. Subjek penelitiannya adalah: (1) Syariah Card, (2) Syariah Charge Card, (3) Transfer dan Inkaso, (4) Jasa Pembayaran, dan (5) Uang Elektronik Syariah. Terdapat perbedaan dasar-dasar penentuan akad dari setiap produk tersebut di antara negeri-negeri Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) produk syariah card lebih tepat menggunakan akad hawalah dibandingkan dengan akad kafalah, serta perlu membenahi denda akibat jatuh tempo, monthly fee yang  tidak dikaitkan dengan jumlah utang, dan menghapus merchant fee; (2) produk Syariah Charge Card sebaiknya menggunakan akad hawalah dibandingkan dengan akad kafalah serta perlu menghilangkan denda akibat keterlambatan pelunasan; (3) penggunaan akad wakalah pada produk transfer dan inkaso sudah tepat; (4) produk jasa pembayaran yang menggunakan akad wakalah dan ijarah seharusnya cukup menggunakan salah satu dari keduanya; dan (5) uang elektronik dapat berfungsi sebagaimana uang, dengan transaksi menggunakan prinsip hawalah, sebagaimana kartu debit (prinsip wadi’ah). Jadi, diusulkan empat perbaikan atas fatwa–fatwa DSN-MUI terkait aplikasi fintech.
EXAMINING THE EXTERNAL DEBT CRISIS IN INDONESIA FROM ISLAMIC PERSPECTIVE Khonsa Tsabita
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.22 KB) | DOI: 10.22373/share.v7i1.2297

Abstract

One of major economic problems particularly in developing countries is external debt crisis. Several developing countries including Indonesia have paid their external debt more than total fund they have received from developed countries. Moreover, the indebted country has to pay the interest every year which the amount keeps accruing. Debt is the main causes of poverty since most of them are “unjust” debt. Islam discourages Muslims to depend their lives on borrowing money, including at the state level. This research attempts to scrutinize the issue of external debt crisis and try to come out with a solution to the problem of the external debt crisis in Indonesia from Islamic perspective. This paper is using a qualitative analysis approach and collecting external debt data from the Central Bank of Indonesia and the World Bank. Findings indicate that the current system on managing external debt crisis in Indonesia has not been successful and need to be examined from different frameworks. Overall, this paper contributes to literatures on the debt crisis and provides some alternative solutions to government to manage the external debt crisis.===============================================Pengkajian Krisis Utang Luar Negeri Di Indonesia Dari Perspektif Islam - Salah satu persoalan ekonomi utama khususnya di negara berkembang adalah krisis utang luar negeri. Negara-negara berkembang termasuk Indonesia membayar utang luar negeri mereka kepada negara-negara maju melebihi total dana yang diterima. Selain itu, negara-negara tersebut juga harus membayar bunga setiap tahun yang jumlahnya terus meningkat. Utang merupakan penyebab utama kemiskinan disebakan sebagian besar dari utang bersifat "tidak adil". Islam melarang umat Islam untuk menggantungkan hidupnya pada pinjaman uang, termasuk pada level negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji masalah krisis utang luar negeri Indonesia dan mencoba menawarkan solusi dari perspektif Islam dalam mengatasi masalah tersebut. Artikel ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif, dan mengumpulkan data utang luar negeri dari Bank Indonesia dan Bank Dunia. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan krisis utang luar negeri di Indonesia belum berjalan dengan dengan baik sehingga perlu dilakukan dengan kerangka kerja yang berbeda. Secara keseluruhan, artikel ini berkontribusi dalam memperkaya literatur tentang krisis utang dan juga menyediakan beberapa solusi alternatif kepada pemerintah untuk mengelola krisis utang luar negeri.
ISLAMIC MICROFINANCE AND POVERTY ALLEVIATION PROGRAM: PRELIMINARY RESEARCH FINDINGS FROM INDONESIA Yasushi Suzuki; Sigit Pramono; Rufidah Rufidah
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.399 KB) | DOI: 10.22373/share.v5i1.910

Abstract

Poverty should be defined, measured, and scrutinized its root causes from a multi-dimension perspectives. Therefore, in designing and implementation of poverty alleviation program, it should consider economic factors, social and political contexts surrounding the poor. Sen (1982; 1999) views poverty as a multifaceted world and ethical dimension essentially should be placed underpinning it as a vital economic problem. The paper takes the stance that the poor themselves have potential capacity to alleviate their condition in resolving poverty trap. Community development program is one of the strategies to deal with the poverty problem. Islamic microfinance can play an important role in combating poverty dilemma especially in Muslim majority population communities. Through the approach proposed by Bigg and Satterthwaite (2005) with strengthening local organizations and community development programs, Islamic microfinance should engage a strategic partnership with the Masjid and Islamic charity institutions (zakat and waqf organization). This strategic alliance will result more integrated programs and also capacity building of the institutions involved. This paper aims to contribute a grass root model in the purpose of combating poverty in the framework of Islamic economic system. =========================================== Kemiskinan harus didefinisikan, diukur, dan diteliti akar penyebabnya dari berbagai perspektif. Oleh karena itu, dalam merancang dan mengimplementasikan program pengentasan kemiskinan, faktor-faktor ekonomi, konteks sosial dan politik yang mengelilingi kemiskinan juga harus dipertimbangkan. Sen (1982; 1999) memandang kemiskinan sebagai sebuah dunia yang kompleks, dan dimensi dasar etika harus ditempatkan sebagai sebuah masalah ekonomi yang vital. Peneliti sendiri dalam hal ini berpandangan bahwa orang-orang miskin pada dasarnya punya kapasitas yang memadai untuk keluar dari garis kemiskinan. Salah satunya adalah dengan program pengembangan masyarakat yang merupakan satu strategi dalam pengentasan kemiskinan. Keuangan mikro syariah dapat memainkan peran penting dalam memerangi dilema kemiskinan, khususnya di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya Muslim. Pendekatan yang diusulkan oleh Bigg dan Satterthwaite (2005) adalah dengan cara penguatan organisasi lokal dan program pengembangan masyarakat dimana keuangan mikro syariah harus terlibat dalam kemitraan-kemitraan strategis dengan masjid-masjid dan lembaga-lembaga sosial lainnya (seperti lembaga zakat dan wakaf). Aliansi strategis ini akan menghasilkan program-program yang lebih terintegrasi dan juga ada penguatan capacity building dari lembaga-lembaga yang terlibat. Makalah ini bertujuan untuk berkontribusi dalam memberikan model akar rumput dalam hal pengentasan kemiskinan dalam kerangka sistem ekonomi Islam.
INFORMATION TECHNOLOGY GOVERNANCE IN A SHARIA MICROFINANCE INSTITUTION: AN EVALUATION BASED ON COBIT 5 FRAMEWORK Zayyinatul Khusna; Syaiful Ali
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.586 KB) | DOI: 10.22373/share.v9i1.6288

Abstract

This research aimed to analyze the implementation of Information Technology (IT) management and to measure the level of IT management in Bina Ummat Sejahtera KSPPS BMT (Saving-Loan Cooperation and Sharia Financial Baitul Maal Wat Tamwil) using the COBIT framework 5. Bina Ummat Sejahtera KSPPS BMT is one of the Sharia Micro Finance Institutions in Central Java. The process capability model in COBIT 5 was used to measure the level of IT management in Bina Ummat Sejahtera KSPPS BMT. This research applied a qualitative approach using interviews and documentation to collect data. The results show that Bina Ummat Sejahtera KSPPS BMT has implemented the management process and met all the process domains in the COBIT 5 framework. Also, the level of IT governance at Bina Ummat Sejahtera KSPPS BMT is currently at level 3 (established process), the defined process level. Overall, the management process can only reach the level of "largely achieved" (L) so that it makes assessment unable to proceed to the next level, which is the deployment process. The results are expected to provide information and input to Bina Ummat Sejahtera KSPPS BMT in optimizing the implementation of its IT management.==================================================================================================Tata Kelola Teknologi Informasi pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah: Evaluasi Berdasarkan Kerangka COBIT 5. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis penerapan tata kelola Teknologi Informasi (TI) dan mengukur tingkat pengelolaan TI pada KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera dengan menggunakan framework COBIT 5. KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera adalah salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Jawa Tengah. Model kapabilitas proses dalam COBIT 5 digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan TI pada KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera telah menerapkan proses tata kelola dan memenuhi semua domain proses pada framework COBIT 5. Selanjutnya, tingkat pengelolaan TI pada KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera saat ini berada pada level 3 established process tingkat proses definisi. Pada tingkat proses definisi secara keseluruhan proses tata kelola hanya dapat dicapai sebagian besar atau largely achieved (L), sehingga penilaian tidak dapat dilanjutkan pada tingkat selanjutnya yaitu proses penyebaran. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera dalam mengoptimalkan pelaksanaan tata kelola TI. 
AN ANALYSIS OF THE INSTITUTIONAL STRUCTURE OF ZAKAT AND THE CASE FOR TURKEY Fatma Nur Zagrali
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.397 KB) | DOI: 10.22373/share.v6i1.1521

Abstract

Poverty is a challenge the humanity has been facing for ages. Although it is possible to opine some amelioration of the acuteness of poverty in proportion to the world's population, the urge to fight against poverty needs to be preserved especially for the 1.2 billion people still living in extreme poverty. Taking poverty as the principal concern, this study tackles with some practical issues regarding zakat; which is an act of worship blending economic, social, political, moral and religious components to entail the solution of poverty. This study is aimed to (i) discuss the relation between zakat and poverty; (ii) present Turkish framework and locate the Presidency of Religious Affairs in search for a good governance of zakat; and (iii) propound a new institutional structure of zakat, with a renewed call for voluntary-based zakat collection and distribution system under the supervision of the Presidency of Religious Affairs. =========================================== Kemiskinan adalah tantangan yang dihadapi manusia selama berabad-abad. Meskipun mungkin untuk mengurangi beberapa perbaikan ketajaman kemiskinan sebanding dengan populasi dunia, dorongan untuk memerangi kemiskinan perlu dipelihara terutama untuk 1,2 miliar orang yang masih hidup dalam kemiskinan ekstrim. Kemiskinan merupakan persoalan yang perlu diperhatikan, penelitian ini mengkaji beberapa masalah praktis mengenai zakat; Yang merupakan tindakan yang memadukan komponen ekonomi, sosial, politik, moral dan agama untuk mendapatkan solusi kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk: (i) membahas hubungan antara zakat dan kemiskinan; (Ii) menyajikan kerangka Turki dan menemukan Kepresidenan Urusan Agama untuk mencari tata pemerintahan zakat yang baik; Dan (iii) mengemukakan struktur kelembagaan zakat yang baru, dengan seruan baru untuk pengumpulan dan distribusi zakat berbasis sukarela di bawah pengawasan Kepresidenan Urusan Agama.

Page 8 of 33 | Total Record : 327