cover
Contact Name
Ervina Indrayani
Contact Email
acroporapapua@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
acroporapapua@yahoo.com
Editorial Address
Sekretariat Acropora, Gd. Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Uncen Waena. Jl. Kamp Wolker WAENA, Jayapura, Papua
Location
Kota jayapura,
P a p u a
INDONESIA
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
ISSN : 26225476     EISSN : 26851865     DOI : https://doi.org/10.31957/
Core Subject : Agriculture,
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua adalah terbitan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Cenderawasih. Ruang lingkup jurnal fokus pada kajian ilmu kelautan dan perikanan.
Articles 143 Documents
IbM BUKU SAKU KECIL TiDAK: PENCEGAHAN DINI PENYAKIT TB, DIABETES, ASAM URAT, DAN KOLESTEROL (TiDAK) PADA MASYARAKAT YAPASE KABUPATEN JAYAPURA Eva Susanty Simaremare; Septriyanto Dirgantara; Elsye Gunawan; Rani Dewi Pratiwi; Rusnaeni Rusnaeni
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.087 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.506

Abstract

Tuberkulosis (TB), tekanan darah tinggi, diabetes mellitus (DM), asam urat, dan kolesterol merupakan penyakit yang semakin lama namun pasti akan menyebabkan kesakitan yang tidak tertahankan bahkan menimbulkan kematian pada penderita. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian kampus untuk mendukung pemerintah dalam upaya kampanye kesehatan, terutama pada masyarakat di Kampung Yapase. Kegiatan ini dilakukan dengan ceramah dan edukasi mengenai pencegahan penyakit TiDAK (tuberkulosis, diabetes melitus, asam urat, dan kolesterol) dengan beberapa tahap yaitu dengan: 1). Pembuatan buku saku; 2). Sosiaisasi buku TiDAK; 3). Evaluasi kegiatan. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari kamis tanggal 3 Agustus 2017. Lokasi kegiatan dilakukan di Aula Desa Yapase. Jumlah peserta sebanyak 21 orang. Dari hasil kegiatan didapati 57% masyarakat tidak tahu bagaimana pencegahan dan pengobatan baik TB, DM, asam urat, dan kolesterol ini dan hanya 52% peserta pernah mengikuti kegiatan yang sama. 64% peserta memahami bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit TiDAK dan 95% berkomitmen akan membantu orang lain dalam menyebarluaskan informasi penting yang mereka dapat pada waktu kegiatan.Kata kunci: Tuberkulosis (TB), Diabetes, Asam urat, Kolesterol, Yapase
Keanekaragaman dan Asosiasi Intra-Spesies Tumbuhan Lamun di Perairan Manggari Pulau Numfor Miryam Baransano; Ervina Indrayani; Lisiard Dimara
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.363 KB) | DOI: 10.31957/acr.v2i2.1064

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan asosiasi intra-spesies tumbuhan lamun. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai Januari 2016, di perairan laut Kampung Manggari, Pulau Numfor. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik penelitian observasi, puporsive sampling dam transek kuadrat. Hasil penelitian ditemukan 8 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Halopila minor, Halopila ovalis, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea serullata, Cymodocea rotundata dan Syringodium isoetifolium. Indeks keanekaragaman (H¢) jenis lamun tertinggi terdapat pada transek 1 dengan nilai 1,66, sedangkan terendah pada transek 3 dengan nilai 0,94. Terdapat 28 pasangan asosiasi jenis lamun dan hanya 15 pasangan asosiasi yang bersifat nyata, dimana 8 pasangan asosiasi jenis lamun yang bersifat nyata pada taraf kepercayaan 5% yaitu 3,48, dan 7 pasangan asosiasi jenis lamun bersifat nyata pada taraf  kepercayaan 1% yaitu 6,63 (X2 hitung > X2 tabel). Berdasarkan analisis tipe asosiasi terhadap 15 pasangan asosiasi yang bersifat nyata dari hasil uji chi-square, diketahui bahwa 7 pasangan asosiasi lamun memiliki tipe berasosiasi positif dan 8 jenis berasosiasi negatif. Tiga jenis lamun yang memiliki asosiasi kuat adalah Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata dan Cymodocea serullata.Kata Kunci: Keanekaragaman; Asosiasi intra-spesies; Lamun; Uji chi-square; Kampung Manggari
Hubungan Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton di Teluk Tanah Merah Distrik Depapre Kabupaten Jayapura Kalvin Paiki; Lisiard Dimara; Ervina Indrayani; Vera Kostansie Mandey; Tien Nova Yenusi
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.444 KB) | DOI: 10.31957/acr.v1i2.931

Abstract

Plankton merupakan organisme akuatik yang berperan sebagai dasar dalam rantai makanan dan berperan penting pada ekosistem perairan. Kajian penelitian plankton di perairan Teluk Tanah Merah belum banyak dilakukan sehingga penting untuk dilakukan. penelitian mengeanalisis Kelimpahan Plankton dan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil di Teluk Tanah Merah Kabupaten Jayapura perlu untuk dilakukan. Penelitian menggunakan metode purposive sampling, pengambilan sampel dilakukan pada 9 titik yang di kelompokan kedalam 3 stasiun pengamatan. Analisis data penelitian menggunakan Regresi linier sederhana, APHA dan Shannon – Wiener. Hasil penelitian ditemukan fitoplankton terdiri dari 4 kelas yaitu Bacillariphyceae, Desmidiaceae, Clorophyceae, Cyanophyceae dan 56 genus. Zooplankton terdiri dari 3 kelas yaitu Crustaceae, Ciliatea, Monogononta dan 39 genus. Total kelimpahan fitoplankton 1.149,95 ind/m3, dan zooplankton 1.149,95 ind/m3. Hasil analisis koefisien korelasi diperoleh nilai Sig hitung 0.002 < 0.05 maka dikatakan bahwa terdapat hubungan antara fitoplankton dan zooplankton.Kata Kunci: Kelimpahan; Keanekaragaman;Plankton; Teluk Tanah Merah
Studi Kelimpahan, Hubungan Panjang Berat, Pola Sebaran dan Faktor Kondisi L. intermedia (Gastropoda) Sendy Lely Merly; Lindon Pane
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.315 KB) | DOI: 10.31957/acr.v4i2.1928

Abstract

Littorinidae is family of gastropods which found abundantly distributed from roots till the edge of mangroves leafs. The aims of research were to find out the abundance, length-weight relationship, distribution patterns and conditions factors of Littorina intermedia which is associated with mangrove ecosystems in Payum beach. This study conducted in three months start in June until August 2020 in the Mangrove Forest Ecosystem of Payum Merauke Beach. Line transect methods with purposive sampling are using to collected all the samples. There are three stations in this location. The results found in Stasion I tnd., respectively.   Both length and weight in the three stations separated into 4 categorize. The higest categories in St. I and St. II belong to category length between 0,96-1,70 cm approximately 638 ind and 84 ind. Reverse with that in St. III belong to category III (1,71-2,45 cm) with 15 ind. Furthermore, for weight analysis dominate with category I with 0,00-0,59 gram which is found in all station.  For lenght and weight analysis using Regreation showed Allometric Negative where the growth of length is faster than body weight. Morever the distribution pattern in all sampling site showed in clumped pattern. The condition factor of species L. intermedia, ranges from 0.31 to 26.45 with an average of 1.15. Key Words: Merauke; Weight-Length Relationship; Distribution; Gastropod; Littorina
Potensi Penyerapan Karbon Pada Padang Lamun (Seagrass) Di Teluk Youtefa Kota Jayapura, Papua Linda Hetty Yanne Fatahan; Basa T. Rumahorbo; Korinus Rejauw
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.025 KB) | DOI: 10.31957/acr.v4i1.1749

Abstract

Climate change has been global warming as greenhouse gas emissions (GHG) caused by increased emissions of gases such as carbon dioxide (CO2), methane (CH4), nitrous oxide (N2O), and chlorofluorocarbons (CFC) so that solar energy is trapped in the earth's atmosphere. Various efforts have been made to reduce the impact of climate change, one of which is by utilizing the oceans and coastal ecosystems as natural CO2 sinks. The purpose of this study was to determine the density, carbon sequestration in biomass and the habitat conditions of seagrass beds conducted in March 2021 in Youtefa Bay, Jayapura Papua. Seagrass density was carried out using the quadrant transect method, carbon content analysis was carried out using the ashing method. The results of the study found 1 species of seagrass, namely Enhalus acoroides, the density values ranged from 85.69 ind/m² - 102.56 ind/m². the value of biomass under the substrate ranged from 3321.75 - 3580.75 gbk/m² which was greater than the value of the biomass above the substrate, which ranged from 720.19 to 955.79 gbk/m², followed by the value of the carbon content under the substrate (roots and rhizomes) ranged from 87.30 – 96.92 g C/m² while the value of carbon content above the substrate (leaf) ranged from 35.99 – 44.84 g C/m². The total carbon stock in Youtefa Bay waters, Jayapura City, Papua ranges from 4859.38 – 6687.89 tons/ha.Key Words: Biomass; Carbon Content; Carbon Sequestration; Ashing Method; Youtefa Bay
PENERAPAN PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN DI HOLTE CAMP KOTA JAYAPURA Maklon Warpur; John D. Kalor; Kristhopholus Rumbiak; Kalvin Paiki; Efray Wanimbo; Baigo Hamuna; Vera K. Mandey
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.158 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.501

Abstract

Ekosistem mangrove Teluk Youtefa memiliki peranan yang sangat vital terhadap kelangsungan hidup penduduk Kota Jayapura, teristimewa masyarakat pesisir yang bermukim di sepanjang garis pantai teluk ini. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian kampus untuk mendukung pemerintah dalam upaya pelesteraian ekosistem mangrove Holte Camp. Kegiatan ini dilakukan dengan metode: 1). Observasi lokasi; 2). Diskusi Kelompok Terpadu (DKP); 3). Penyuluhan Perikanan Peduli Ekositem Mangrove Berkelanjutan; 4). Evaluasi Kegiatan. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 9 September 2017 di Kantor Desa Holte Camp dengan jumlah peserta sebanyak 22 orang. Hasil kegiatan diskusi perencanaan pengelolaan ekosistem mangrove, dari 59,1% masyarakat yang paham pengelolaan ekosistem mangrove kemudian meningkat menjadi 86,4% setelah mengikuti kegiatan. Dari 77,2% peserta berkomitmen akan merencanakan pengelolaan ekosistem mangrove di pantai Holte Camp dan akan membantu orang lain dalam menyebarluaskan informasi penting ini. Pemerintah dan masyarakat Holte Kamp telah bersepakat dan membentuk organisasi konservasi mangrove.Kata kunci: Ekosistem mangrove, Teluk Youtefa, Hate Camp. 
Analisis Spasial Beban Limbah Budidaya Tambak Terhadap Lingkungan Perairan Pesisir Holtekamp Kota Jayapura, Provinsi Papua Barnabas Bara&#039;padang; Achmad Fahrudin; Irzal Effendi
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.441 KB) | DOI: 10.31957/acr.v2i2.1069

Abstract

This study was conducted to determine water quality conditions and the carrying capacity of Holtekamp coastal, to identify the aquaculture activities that contribute waste on coastal and impact of aquaculture waste load. Water and plankton samples were collected from fish ponds (tambak), Kali Buaya channel and sea. Questionnaires were administered to 25 farmers. Results of water quality analyses showed that Holtekamp coastal water is characterized with higher concentration of BOD5 (Biological oxygen demand), N-total, COD (chemical oxygen demand) and TOM (total organic matter) 4.96 mg/l, 4.19 mg/l, 33.53 mg/l, and 22.18 mg/l, turbidity (7.02 NTU) and TSS (total suspended solids) 201.67 mg/l were higher in Kali Buaya chanal and PO4-P (2.08) in fishpond. The carrying capacity of coastal water is 10.452.915 m3 and a maximum of effluents 104.529 m3, respectively.Key Words: Ponds; Effluents; Water quality; Carrying capacity; Holtekamp
Komposisi Vegetasi dan Pemanfaatan Ekosistem Mangrove di Kawasan Wisata Alam Teluk Youtefa Kota Jayapura Hendrikus Randongkir; Henderite L. Ohee; John D. Kalor
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.016 KB) | DOI: 10.31957/acr.v2i1.982

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi vegetasi dan pemanfaatan ekosistem mangrove di Kawasan Wisata Alam Teluk Youtefa, Kota Jayapura. Pengumpulan data lapangan dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2015 yang terdiri dari tiga stasiun penelitian, yaitu Kampung Enggros, Kampung Tobati, dan Kampung Nafri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey, wawancara, dan point center quarter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangrove yang ditemukan di Kampung Enggros, Kampung Tobati dan Kampung Nafri adalah 10 jenis mangrove yang terdiri dari 7 jenis mangrove sejati (Acrosticum spesiosum, Avicennia alba, Bruguiera cylindrica, Ceriops decandra, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Xylocarpus menkongensis) dan 3 jenis mangrove asoasiasi (Casuarina sp., Derris trifolia, Pandanus tectorius). Kerapatan relatif R. apiculata tertinggi di Kampung Enggros dan Tobati (42,5% dan 75,0%), sedangkan kerapatan relatif A. alba tertinggi di Kampung Nafri (45,95%). R. apiculata memiliki frekuensi tertinggi di Kampung Enggros, Tobati dan Nafri (42,5%, 75,0% dan 45,95%). A. alba dan R. apiculata memiliki frekuensi relatif tertinggi di Kampung Nafri (45,95%). Tingkat dominansi tertinggi adalah R. apiculata di Kampung Enggros (49,69%) dan Kampung Tobati (73,03%), sedangkan A. alba di Kampung Nafri (52,21%). Indeks nilai penting tertinggi ditemukan di Kampung Tobati untuk jenis R. apiculata 223,03%. Pemanfaatan mangrove oleh masyarakat di Kampung Enggros Tobati dan Nafri sebagai kayu bakar, bahan bangunan, bahan obat-obatan, bahan pengawet jaring, serta bahan dempul dan cat perahu. Biota laut yang dimanfaatakan sebagai bahan makanan yaitu ikan (4 jenis), kepiting (3 jenis) dan kerang (5 jenis).Kata Kunci: Komposisi vegetasi; Pemanfaatan mangrove; Masyarakat lokal Papua; Taman Wisata Alam; Teluk Youtefa
Analisis Ekologi dan Kelimpahan Ikan Karang Di Perairan Teluk Depapre, Kabupaten Jayapura Matias Dimara; Baigo Hamuna; John Dominggus Kalor; Yunus Pajanjan Paulangan
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.061 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i1.1210

Abstract

Coral fish is one of the organisms associated with the most coral reefs and is a large organism that can be found in all coral reef habitats. This study aims to determine the diversity of reef fish, community structure, and abundance of reef fish in the Depapre Bay Waters, Jayapura Regency. This research was conducted from September to October 2017 in Serebo and Kampung Tua waters. The method used is the Underwater Visual Census method at a depth of 3 to 5 m with a transect length of 75 m and an observation width of 5 m. A total of 69 species of reef fish found at the study site consisted of 16 reef fish families. The number of reef fish species at Serebo and Kampung Tua stations is 47 species and 38 species, respectively. The diversity index of reef fish ranged from 2.8264 to 2.9615 which was classified in the medium category. The uniformity index ranges from 0.7341 to 0.8142, which indicates that the community is relatively stable. The dominance index at Serebo Station is classified as high (1.00) which indicates that there are certain species (Pomacentrus mollucensis) that dominate, while at Kampung Tua station there are no specific species that dominate with a dominance index value of 0.3256. The abundance of reef fish at Serebo station was higher at 1.8347 ind/m2 than the abundance of reef fish at Kampung Tua station which was 0.5973 ind/m2. The highest abundance of reef fish species at Serebo station was Pomacentrus mollucensis (0.3647 ind/m2), while at Kampung Tua station was Ctenochaetus striatus (0.1333 ind/m2).Keywords: Reef fish; Coral reef; Underwater Visual Census; Community structure; Depapre Bay
Nilai Ekologis dan Ekonomi Kawasan Sisen Ekosistem Lamun Kampung Syoribo dan Dafi di Pulau Numfor, Papua Lisiard Dimara; Popi Ida Laila Ayer
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.575 KB) | DOI: 10.31957/acr.v4i2.1903

Abstract

Sisen or Sasisen is a tradition of closing the sea by indigenous Biak tribes in Biak Numfor and Raja Ampat. The purpose of this study is: (1) assessing the chemical chemical quality of the waters of the seagrass ecosystem sisen region, (2) reviewing the ecological index of the sisen area of seagrass ecosystems; a) diversity of seagrass species, b) the structure of seagrass fish communities, (3) examine the role of sisen in the management of seagrass ecosystems, and (4) analysis of the economic value of seagrass sisen areas. The research methods used are surveying and data collection through interview techniques (questionnaires and FGD), direct analysis, line transect, quadrat plot and VES. The results of the research obtained are: (1) the chemical chemical quality of the waters of the seagrass ecosystem sisen area in Kampung Syoribo and Dafi, Numfor Island is in good condition and suitable for marine life; (2) the diversity of seagrass species is classified as moderate with a value of H' = 1.44; (3) the structure of the seagrass fish community consists of a) diversity of 2.62, b) density of 14.89 individuals/m2, c) uniformity of 0.81, and d) dominance of 0.02; (3) the role of sisen systems in the management of seagrass ecosystems is: a) excellent understanding of sisen (93%), b) awareness of the benefits of sisen is very good (100%), c) knowledge of the sisen area is very good (100%), d) very good in the application of sisen (97%), e) very good in complying with sisen regulations (90%), and f) participation rates keep the sisen area very good (93%); (4) the economic value of sisen seagrass area for: a) fishing activities IDR 116,192,104, b) Siganus spp fish farming IDR 103,185,055, c) seaweed cultivation IDR 17,152,021, d) beach tourism IDR 13,562,671, and e) snorkeling tourism to IDR 10,356,852. The application of sisen in seagrass ecosystem areas provides excellent ecological and economic benefits.Key Words: Ecology's Value; Economics Value; Sisen Areas; Numfor Island

Page 2 of 15 | Total Record : 143