Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan dan Keahlian Mahasiswa Papua Melalui Pelatihan Interpretasi dan Pengolahan Citra Satelit Hamuna, Baigo; Indrayani, Ervina
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : LPPM ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.079 KB) | DOI: 10.31284/j.jpp-iptek.2018.v2i2.284

Abstract

Pelatihan sangat penting karena peserta pelatihan akan memperoleh pengetahuan dalam bentuk teori dan melakukan praktek secara langsung. Selain itu, pelatihan akan menghasilkan perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta pelatihan. Pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian mahasiswa Papua dalam interpretasi dan pengolahan citra satelit, yang nantinya sangat bergunan dalam proses pengelolaan sumberdaya alam Papua. Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah metode ceramah, praktek dan diskusi yang dilaksanakan selama dua hari (31 Agustus 2018 sampai 1 September 2018). Evaluasi pelatihan dilakukan menggunakan pre-test dan post-test. Berbagai motivasi peserta untuk mengikuti pelatihan ini antara lain peserta ingin mengetahui teknik pengolahan citra satelit, mengetahui teknik pembuatan peta, dan menambah keterampilan untuk diterapkan dalam skripsi. Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta pelatihan, dimana peningkatan pengetahuan peserta terlihat jelas dari nilai rata-rata keseluruhan pada saat post-test adalah 87,22 dibandingkan nilai rata-rata pada saat pre-test hanya 63,89. Peningkatan keterampilan dan keahlian peserta pelatihan antara lain keahlian menginterpretasi dan memetakan mangrove dengan metode klasifikasi supervised, penentuan indeks kerapatan mangrove dan teknik layout peta.
DISTRIBUSI KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN PESISIR YAPEN TIMUR, PAPUA Paiki, Kalvin; Kalor, John D; Indrayani, Ervina; Dimara, Lisiard
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.057 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5953

Abstract

Perairan Pesisir Yapen Timur merupakan tipe perairan terbuka, berhubungan dengan samudera Pasifik, memiliki tingkat keanekaragaman zooplankton yang sangat tinggi dan terletak di Pesisir Utara Papua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi kelimpahan dan keanekaragaman zooplankton di Perairan Pesisir Yapen Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil ditemukan komposisi zooplankton terdiri 6 kelas dan 34 spesies, tertinggi ditemukan oleh Crustaceae yaitu 28 spesies, dan terendah ditemukan oleh Ubur-ubur Rotifers, Dictyocysta, Polyhymenophorea dan Monogononta yaitu 1 spesies.  Kelimpahan zooplankton 856.689 ind/m³, kelimpahan tertinggi di titik 11 yaitu 82,166 ind/m³ dan terendah di titik 8 yaitu 31,210 ind/m³. Rata-rata keanekaragaman tergologn tinggi yaitu 3,35, keseragaman tergolong merata yaitu 0,88 dan dominansi tergolong rendah yaitu 0,05.
DISTRIBUSI KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN PESISIR YAPEN TIMUR, PAPUA Kalvin Paiki; John D Kalor; Ervina Indrayani; Lisiard Dimara
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.057 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5953

Abstract

Perairan Pesisir Yapen Timur merupakan tipe perairan terbuka, berhubungan dengan samudera Pasifik, memiliki tingkat keanekaragaman zooplankton yang sangat tinggi dan terletak di Pesisir Utara Papua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi kelimpahan dan keanekaragaman zooplankton di Perairan Pesisir Yapen Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil ditemukan komposisi zooplankton terdiri 6 kelas dan 34 spesies, tertinggi ditemukan oleh Crustaceae yaitu 28 spesies, dan terendah ditemukan oleh Ubur-ubur Rotifers, Dictyocysta, Polyhymenophorea dan Monogononta yaitu 1 spesies.  Kelimpahan zooplankton 856.689 ind/m³, kelimpahan tertinggi di titik 11 yaitu 82,166 ind/m³ dan terendah di titik 8 yaitu 31,210 ind/m³. Rata-rata keanekaragaman tergologn tinggi yaitu 3,35, keseragaman tergolong merata yaitu 0,88 dan dominansi tergolong rendah yaitu 0,05.
ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN DAN KONDISI EKOLOGI EKOSISTEM MANGROVE MIMIKA PAPUA John D. Kalor; Rosye H.R. Tanjung; Ervina Indrayani; Kristopholus Rumbiak
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.684 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.502

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status kerusakan dan kondisi ekosistem mangrove di Kabupaten Mimika. Pengambilan data dilakukan tanggal 13- 21 Oktober 2015, pada 6 stasiun di Pesisir Selatan Mimika yakni (1) Stasiun Manasari, (2) St. Kampung Atakwa, (3) St. Kampung Atukwa, (4) St. Kakonau, (5) St. Kampus Biru, dan (6) St. Pomako. Menggunakan transek garis dan petak contoh yang dibuat tegak lurus garis pantai di daerah intertidal. Data dianalisis menggunakan Indeks Nilai Penting dan Uji Kriteria Kerusakan berdasarkan kepadatan vegetasi. Penelitian ini menemukan Kabupaten Mimika memiliki status ekosistem mangrove yang baik-sangat baik, namun dibeberapa lokasi terdapat kerusakan yang menyebabkan kerapatan menjadi rendah.Kata Kunci: Kerusakan, Ekologi, Mangrove, Mimika, Papua
Keanekaragaman dan Asosiasi Intra-Spesies Tumbuhan Lamun di Perairan Manggari Pulau Numfor Miryam Baransano; Ervina Indrayani; Lisiard Dimara
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.363 KB) | DOI: 10.31957/acr.v2i2.1064

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan asosiasi intra-spesies tumbuhan lamun. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai Januari 2016, di perairan laut Kampung Manggari, Pulau Numfor. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik penelitian observasi, puporsive sampling dam transek kuadrat. Hasil penelitian ditemukan 8 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Halopila minor, Halopila ovalis, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea serullata, Cymodocea rotundata dan Syringodium isoetifolium. Indeks keanekaragaman (H¢) jenis lamun tertinggi terdapat pada transek 1 dengan nilai 1,66, sedangkan terendah pada transek 3 dengan nilai 0,94. Terdapat 28 pasangan asosiasi jenis lamun dan hanya 15 pasangan asosiasi yang bersifat nyata, dimana 8 pasangan asosiasi jenis lamun yang bersifat nyata pada taraf kepercayaan 5% yaitu 3,48, dan 7 pasangan asosiasi jenis lamun bersifat nyata pada taraf  kepercayaan 1% yaitu 6,63 (X2 hitung > X2 tabel). Berdasarkan analisis tipe asosiasi terhadap 15 pasangan asosiasi yang bersifat nyata dari hasil uji chi-square, diketahui bahwa 7 pasangan asosiasi lamun memiliki tipe berasosiasi positif dan 8 jenis berasosiasi negatif. Tiga jenis lamun yang memiliki asosiasi kuat adalah Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata dan Cymodocea serullata.Kata Kunci: Keanekaragaman; Asosiasi intra-spesies; Lamun; Uji chi-square; Kampung Manggari
Hubungan Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton di Teluk Tanah Merah Distrik Depapre Kabupaten Jayapura Kalvin Paiki; Lisiard Dimara; Ervina Indrayani; Vera Kostansie Mandey; Tien Nova Yenusi
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.444 KB) | DOI: 10.31957/acr.v1i2.931

Abstract

Plankton merupakan organisme akuatik yang berperan sebagai dasar dalam rantai makanan dan berperan penting pada ekosistem perairan. Kajian penelitian plankton di perairan Teluk Tanah Merah belum banyak dilakukan sehingga penting untuk dilakukan. penelitian mengeanalisis Kelimpahan Plankton dan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil di Teluk Tanah Merah Kabupaten Jayapura perlu untuk dilakukan. Penelitian menggunakan metode purposive sampling, pengambilan sampel dilakukan pada 9 titik yang di kelompokan kedalam 3 stasiun pengamatan. Analisis data penelitian menggunakan Regresi linier sederhana, APHA dan Shannon – Wiener. Hasil penelitian ditemukan fitoplankton terdiri dari 4 kelas yaitu Bacillariphyceae, Desmidiaceae, Clorophyceae, Cyanophyceae dan 56 genus. Zooplankton terdiri dari 3 kelas yaitu Crustaceae, Ciliatea, Monogononta dan 39 genus. Total kelimpahan fitoplankton 1.149,95 ind/m3, dan zooplankton 1.149,95 ind/m3. Hasil analisis koefisien korelasi diperoleh nilai Sig hitung 0.002 < 0.05 maka dikatakan bahwa terdapat hubungan antara fitoplankton dan zooplankton.Kata Kunci: Kelimpahan; Keanekaragaman;Plankton; Teluk Tanah Merah
ANALISIS KESESUAIAN LOKASI SERO APUNG DI PERAIRAN TELUK TANAH MERAH KABUPATEN JAYAPURA Lisiard Dimara; Kalvin Paiki; Eduard Raunsay; Ervina Indrayani; John Domingus Kalor D Kalor
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.199 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.504

Abstract

Sampai saat ini belum dilakukan analisis kesesuaian lokasi untuk penempatan Sero Apung berdasarkan parameter biologi, fisika dan kimia perairan di Teluk Tanah Merah khusunya dan Perairan Kabupaten Jayapura pada umumnya. Tujuan dalam penelitian adalah untuk menentukan lokasi penempatan Sero Apung berdasarkan parameter biologi, fisika dan kimia perairan di Teluk Tanah Merah Jayapura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi pada lokasi-lokasi yang ditentukan secara purposif. Penentuan titik samping dengan bantuan survei lapangan dan wawancara dengan nelayan. Analisis data menggunakan skoring kesesuaian, dilakukan dengan cara menurunkan hasil skoring yang diperoleh kedalam model geo-statistik untuk mendapat model, yang didasari pada transfer data Geodetic/position (Degree, Minute, Second/DMS) sehingga mendapatkan nilai tunggal, dengan formula: Numeric Value (Lat ; Long) = Degree + {Minute + (Second/ 60} / 60. Hasil penelitian yang diperoleh skoring kesesuaian perairan berdasarkan paramater biologi, fisika dan kimia perairan diperoleh nilai rata-rata 85,33% dengan kisaran 66,67 – 100 %. Berdasarkan hasil yang diperoleh memperlihatkan perairan Teluk Tanah Merah berada pada kelas yang sangat sesuai (S1) untuk lokasi penempatan Sero Apung. Sedangkan zona pengembangan lokasi penempatan Sero Apung berada pada koordinat 02'26, 081 LS dan 140'21, 448 BT (titik 6) 02'125, 889 LS dan 140'21, 298 BT (titik 5). Kata Kunci : Kesesuaian Perairan, Sero Apung, Teluk Tanah Merah
Fermentasi Ampas Tahu dan Limbah Sayuran Sebagai Media Pertumbuhan Cacing Sutra (Tubifex Sp.) Untuk Kebutuhan Pakan Ikan Riska Agustina; Ervina Indrayani; Barnabas Barapadang
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.678 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i2.1519

Abstract

Tubifex Sp. is an alternative feed for the growth of fish larvae and seeds. This study aims to determine the growth of Tubifex Sp. using fermentation media tofu pulp and vegetable waste. The research will be carried out from September to October 2020. Sample Tubifex Sp. taken at the Acai river, Jayapura City. Effective Microorganisms (EM-4) are used as a solution for the fermentation process. After 30 days, weighing is carried out to determine the growth of Tubifex Sp. The results showed that the growth of Tubifex Sp. on tofu pulp media (55.61 g) was higher than the vegetable waste media (46.7 g) and the control variable (35.5 g). There is a significant difference in the average growth of Tubifex Sp. on tofu dregs media with control variables. Otherwise, there is no significant difference between the growth rates of Tubifex Sp. on tofu dregs medium with vegetable waste, as well as between the average growth of Tubifex Sp. on vegetable waste media with control variables. Tofu pulp fermentation is better than vegetable waste as a substrate for the cultivation of Tubifex Sp. The availability of tofu pulp which is quite abundant and easy to obtain is highly recommended as a substrate fermentation medium for the growth of Tubifex Sp.Keywords: Tubifex Sp.; Fermentation; Tofu pulp; Vegetable waste; Fish feed
STUDI KARAKTERISTIK PASANG SURUT PERAIRAN LAUT MIMIKA, PROVINSI PAPUA Baigo Hamuna; Rosye H.R. Tanjung; John D. Kalor; Lisiard Dimara; Ervina Indrayani; Maklon Warpur; Yunus Y.P. Paulangan; Kalvin Paiki
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.464 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.503

Abstract

Salah satu karakteristik perairan Mimika adalah banyaknya sungai-sungai besar yang bermuara di wilayah perairan Mimika yang mempengaruhi berbagai aktivitas, salah satunya adalah aktivitas transportasi kapal berukuran besar yang akan masuk dan keluar di pelabuhan Poumako dan Port Site-Freeport harus melalui sungai dan sangat bergantung pada proses pasang surut air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji karakteristik pasang surut di perairan Mimika, Provinsi Papua. Data yang digunakan adalah data pasang surut selama 29 hari dengan interval pengamatan 1 jam. Penentuan tipe pasang surut dan tinggi muka air rata-rata dengan menggunakan metode Least-Squares. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tipe pasang surut di perairan Mimika adalah pasang surut campuran condong ke harian tunggal dengan bilangan Formzahl 2,9498. Hal ini berarti bahwa pada perairan Mimika dalam sehari terjadi satu kali atau dua kali pasang dengan interval tinggi air laut yang berbeda. Adapun nilai komponen-komponen elevasi muka air pada periode pengamatan yang meliputi HHWL (4,3153 m), MHWL (2,4476 m), MSL (1,7996 m), MLWL (0,9938 m), dan LLWL (0,3102 m).Kata Kunci: Metode Least-Squares, Formzahl, pasang surut, Perairan Mimika 
Peningkatan Pengetahuan dan Keahlian Mahasiswa Papua Melalui Pelatihan Interpretasi dan Pengolahan Citra Satelit Baigo Hamuna; Ervina Indrayani
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : LPPM ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jpp-iptek.2018.v2i2.284

Abstract

Pelatihan sangat penting karena peserta pelatihan akan memperoleh pengetahuan dalam bentuk teori dan melakukan praktek secara langsung. Selain itu, pelatihan akan menghasilkan perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta pelatihan. Pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian mahasiswa Papua dalam interpretasi dan pengolahan citra satelit, yang nantinya sangat bergunan dalam proses pengelolaan sumberdaya alam Papua. Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah metode ceramah, praktek dan diskusi yang dilaksanakan selama dua hari (31 Agustus 2018 sampai 1 September 2018). Evaluasi pelatihan dilakukan menggunakan pre-test dan post-test. Berbagai motivasi peserta untuk mengikuti pelatihan ini antara lain peserta ingin mengetahui teknik pengolahan citra satelit, mengetahui teknik pembuatan peta, dan menambah keterampilan untuk diterapkan dalam skripsi. Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta pelatihan, dimana peningkatan pengetahuan peserta terlihat jelas dari nilai rata-rata keseluruhan pada saat post-test adalah 87,22 dibandingkan nilai rata-rata pada saat pre-test hanya 63,89. Peningkatan keterampilan dan keahlian peserta pelatihan antara lain keahlian menginterpretasi dan memetakan mangrove dengan metode klasifikasi supervised, penentuan indeks kerapatan mangrove dan teknik layout peta.