cover
Contact Name
Hariyanto
Contact Email
hariyantogracia@gmail.com
Phone
+628121024884
Journal Mail Official
davarjurnalteologi@gmail.com
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Ratu Menten, Komplek Grogol Permai Blok C 41, Jakarta Barat, DKI Jakarta
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Davar: Jurnal Teologi
ISSN : 27229041     EISSN : 2722905X     DOI : https://doi.org/10.55807/davar
Davar: Jurnal Teologi adalah jurnal ilmiah dalam bidang teologi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta. Jurnal ini terbit dua kali dalam satu tahun. Menerima naskah dari Dosen, Peneliti, Mahasiswa, dan Praktisi yang sesuai dengan lingkup jurnal ini. Focus dan Scope Davar: Jurnal Teologi adalah Teologi Biblikal Teologi Sistematika Studi Pastoral dan Konseling Kristen Filsafat Kristen Apologetika Pendidikan Kristen (Gereja, Keluarga, dan Sekolah) Manajemen Gereja Kepemimpinan Kristen Sosiologi Agama Misiologi dan Penginjilan
Articles 57 Documents
Gaya Kepemimpinan Gembala Dan Kerinduan Melayani Dengan Pertumbuhan Jemaat Hariyanto Hariyanto
Davar : Jurnal Teologi Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.397 KB) | DOI: 10.55807/davar.v1i1.3

Abstract

This research aims to find out how big is the relationship between the opinions of young people about the pastoral leadership style and the desire to serve with church growth. The research was executed in Gereja Kristen Sangkakala Indonesia Indonesia Jemaat Betlehem Grogol Permai, DKI Jakarta. The results of the data analysis state that, first: "The trend of church growth is in the category of growing towards growth" because the lower and upper bound between 104.66563 to 109.4009 are at intervals (70-140), second: "The tendency of pastoral leadership style is in the effective to very effective categories ", third:" The tendency to serve is in the earnest category ", fourth:" There is a relationship between the pastoral leadership style and the desire to serve towards the growth of the congregation in the youth of GKSI Betlehem (an indicator of the desire to serve to improve 52,3067 times the condition of the growth of the congregation in the youth of GKSI Betlehem as now significantly at α 0.05, fifth: "Gender background and type of service background predominantly shaped the growth of the congregation in the youth of GKSI Betlehem". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pendapat pemuda remaja tentang gaya kepemimpinan gembala dan kerinduan melayani dengan pertumbuhan jemaat. Penelitian dilaksanakan di Gereja Kristen Sangkakala Indonesia Jemaat Betlehem Grogol Permai, DKI Jakarta. Hasil analisis data menyatakan bahwa, pertama: “Kecenderungan pertumbuhan jemaat adalah pada kategori sedang bertumbuh menuju bertumbuh” karena lower and upper bound  antara 104,6563 sampai 109,4009 berada pada interval (70-140), kedua: “Kecenderungan gaya kepemimpinan gembala adalah pada kategori efektif menuju sangat efektif”, ketiga: “Kecenderungan kerinduan melayani adalah pada kategori sungguh-sungguh”, keempat: “Ada hubungan gaya kepemimpinan gembala dan kerinduan melayani terhadap pertumbuhan jemaat di pemuda remaja GKSI Betlehem (indikator kerinduan melayani mampu memperbaiki 52,3067 kali dari kondisi pertumbuhan jemaat di pemuda remaja GKSI Betlehem seperti sekarang secara signifikan pada α0,05, kelima: “Latar belakang jenis kelamin dan latar belakang jenis pelayanan secara dominan membentuk pertumbuhan jemaat di pemuda remaja GKSI Betlehem”.
Konsekuensi Menolak Ineransi Alkitab Fajar Kurnia Harefa
Davar : Jurnal Teologi Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.659 KB) | DOI: 10.55807/davar.v2i2.31

Abstract

The inerrancy of the Bible relates to the Bible as the Word of God which is free from error in its entirety. The Bible is a life guide for Christians that is useful for teaching, rebuking, correcting behavior and educating people in the truth (2 Tim. 3:16). All his writings were inspired by God to humans (2 Tim. 3:15). However, in the postmodern era, doubts about the innocence of the Bible have resurfaced and been questioned, one of which is about the resurrection of the saints which is considered not to have actually happened (Matt. 27:51-53). Therefore, the focus of this research is to explain what are the theological consequences of rejecting the inerrancy of the Bible and formulate the problem in a question, if the Bible contains errors, then what are the theological consequences? To examine this, this research uses a qualitative method in the realm of systematic theology. The aim is to produce a new study on the consequences of rejecting the inerrancy of the Bible that can provide theoretical benefits, not only as a contribution to research in the field of systematic theology, especially at the Jakarta Sangkakala Theology College, but also to all readers. The results of the research on the consequences of rejecting the inerrancy of the Bible are that first the Bible is not the Word of God because it contains errors, the Bible cannot be believed and the Bible cannot lead to Salvation through Jesus Christ. AbstrakIneransi Alkitab berkaitan dengan Alkitab sebagai Firman Allah yang tidak mengandung kesalahan dalam keseluruhan isinya. Alkitab tersebut merupakan pedoman hidup bagi orang Kristen yang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim. 3:16). Adapun segala tulisannya diilhamkan Allah kepada manusia (2 Tim. 3:15). Akan tetapi, di era postmodern, keraguan akan ketidakbersalahan Alkitab mencuat kembali dan dipertanyakan, dimana salah satunya adalah mengenai kebangkitan orang-orang kudus yang dianggap tidak benar-benar terjadi (Mat. 27:51-53). Karena itu, fokus penelitian ini adalah menjelaskan apa saja konsekuensi teologis menolak ineransi Alkitab dan merumuskan masalahnya pada sebuah pertanyaan, jika Alkitab mengandung kesalahan, lalu apa konsekuensi teologisnya? Untuk meneliti hal tersebut penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dalam ranah teologi sistematika. Tujuannya yaitu menghasilkan sebuah kajian baru terhadap konsekuensi menolak Ineransi Alkitab yang dapat memberikan manfaat teoritis, tidak hanya sebagai kontribusi dalam penelitian bidang teologi sistematika, khususnya di Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta, namun juga kepada seluruh pembaca. Adapun hasil dari penelitian konsekuensi menolak ineransi Alkitab adalah yang pertama Alkitab bukanlah Firman Allah karena mengandung kesalahan, Alkitab tidak dapat di Imani dan Alkitab tidak dapat menuntun kepada Keselamatan melalui Yesus Kristus.
Membangun Iman Anak Melalui Keteladanan Orang Tua Ditinjau Dari Persfektif Alkitab dan Perkembangan Anak Eugene Zen; Yanto Paulus Hermanto
Davar : Jurnal Teologi Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.557 KB) | DOI: 10.55807/davar.v2i1.21

Abstract

Keteladanan iman dari orang tua sangatlah berdampak bagi keteguhan iman anak ketika mereka dewasa. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini untuk menolong para orang tua bisa mengimplementasikan keteladanan imannya secara efektif. Untuk itu, maka peneliti meneliti keteladanan tokoh Ayub dan Yusuf dalam memberi teladan imannya saat mereka dalam kondisi terpuruk. Sehingga keteladan mereka bisa dijadikan acuan bagi para orang tua Kristen khususnya. Selain keteladanan iman tokoh-tokoh Alkitab, maka penulis pun meneliti psikologi perkembangan anak. Hal ini dimaksukan untuk menolong para orang tua agar bisa memberikan keteladan imannya sesuai dengan perkembangan anak mereka sehingga keteladanannya menjadi efektif dan berdampak signifikan. Penelitian ini pun memberi pengetahuan bagaimana orang tua mengimplementasikan keteladanannya tersebut secara holistik berdasarkan pengetahuan Alkitab dan juga psikologi perkembangan anak. Sehingga diketahui cara-cara yang tepat bagi orang tua dalam memberi keteladanan iman kepada anak-anaknya.Kata kunci: anak; iman; keteladanan; orang tua
Etika Terapan Dalam Misi Global Martina Novalina; Hasiholan Sihaloho; Mario Alberto Manodohon
Davar : Jurnal Teologi Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.888 KB) | DOI: 10.55807/davar.v1i2.12

Abstract

Awareness of the realities of challenges in the world of mission arises because of the many developing global issues. How to respond correctly to these challenges is regulated in an applied ethics. This article aims to look at the role of applied ethics in global missions and produce a finding of the attitudes that Christian missioners should take. The method used is qualitative research with a literature review. The result is that in relation to applied ethics, a holistic mission does not merely pursue soul winning as the end of the Christian life. On the contrary, the commissioning to make them My disciples according to Christian ethics necessitates a process of transformation; on the one hand self-transformation and on the other social transformation. Mission must be accompanied by the application of the correct Christian ethics, so that every behavior that is created shows the face of Christ himself. AbstrakKesadaran akan realitas tantangan di tengah dunia misi muncul karena banyaknya isu-isu global yang berkembang. Bagaimana meresponi dengan benar tantangan tersebut diatur dalam sebuah etika terapan. Artikel ini bertujuan untuk melihat peran etika terapan dalam misi global dan menghasilkan sebuah temuan sikap yang harus dilakukan oleh penggiat misi Kristen. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan literature review. Hasil yang didapat adalah bahwa dalam hubungan dengan etika terapan, misi yang holistik tidak sekedar mengejar pemenangan jiwa sebagai akhir dari kehidupan Kristen. Sebaliknya, pengutusan untuk menjadikan mereka murid-Ku sesuai dengan etika Kristen mengharuskan suatu proses transformasi; di satu pihak transformasi diri dan di pihak yang lain transformasi sosial. Misi harus disertai dengan penerapan etika Kristen yang benar, sehingga setiap perilaku yang tercipta menampilkan wajah Kristus itu sendiri.
Manusia Adalah Sungguh Gambar Dan Rupa Allah Eko Wahyu Suryaningsih; Yanto Sutrisno; Djoko Sukono
Davar : Jurnal Teologi Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.619 KB) | DOI: 10.55807/davar.v1i1.5

Abstract

The word used "in the image and likeness" in Gen. 1:26, is an expression or phrase that is only found twice throughout the entire Bible, where the second is found in Gen. 5: 3 with the exact same phrase, even though it is the subject's description is Adam (not God). This study will explain the differences and similarities between the two expressions in each context, and then to clarify the truth of two contradictory statements: "does human have the image and likeness of God" or "does human have the image and likeness of Adam"? To investigate the most appropriate answers of the two statements, the writer will search, quote, compare and infer the rationale, views, interpretations, commentary, also look for the meaning of the root words in Hebrew, Greek and English. The conclusions of this study will explain the position and status of believers today as descendants of Adam who are again referred to as children of God, and which are renewed constantly to reflect the increasingly greater image and glory of God. Kata yang digunakan “menurut gambar dan rupa” dalam Kej 1:26, adalah suatu ungkapan atau frasa yang hanya ditemukan dua kali di sepanjang seluruh Alkitab, dimana yang kedua ditemukan di Kej 5:3 dengan ungkapan yang persis sama, meskipun yang menjadi keterangan subyek adalah Adam (bukan Allah). Kajian ini akan memaparkan perbedaan dan kesamaan di antara kedua ungkapan tersebut dalam masing-masing konteksnya, dan selanjutnya untuk memperjelas kebenaran dua pernyataan yang berkontradiksi:  “manusia memiliki gambar dan rupa Allah” ataukah “manusia memiliki gambar dan rupa Adam”?  Metode yang digunakan untuk menyelidiki jawaban yang paling tepat dari kedua pernyataan tersebut, maka penulis melakukan metode Kualitatif Hermeneutik yaitu dengan  mencari, mengutip, membandingkan dan menyimpulkan dasar pemikiran, pandangan, tafsiran, commentary, juga mencari arti dari akar katanya dalam bahasa Ibrani, Yunani dan Inggris.  Kesimpulan dari kajian ini akan menjelaskan posisi dan status orang percaya zaman ini sebagai keturunan Adam yang kembali disebut sebagai anak-anak Allah, dan yang diperbarui terus-menerus untuk mencerminkan gambar dan kemuliaan Allah yang semakin besar. 
Allah Pribadi: Suatu Studi Mengenai Keakraban Allah dengan Umat Ciptaan-Nya Telly Tumarar; Yosua Feliciano Camerling
Davar : Jurnal Teologi Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.58 KB) | DOI: 10.55807/davar.v2i2.13

Abstract

The purpose of this study is to show that God as a person desires a close relationship with His created people. The writing method in this study uses a qualitative approach. Then the writing technique used in this research is literature study so that it can show the desire of God's heart for intimacy with Him. The results of this study show that in Christianity, God gives and provides access for Himself through Jesus Christ – so that everyone can believe freely in His coming. God wants His people to enjoy Himself and God is looking for people who want to have a close relationship with Him through the life of Jesus in them. AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa Allah sebagai pribadi menginginkan sebuah hubungan yang akrab dengan umat ciptaan-Nya. Adapun metode penulisan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kemudian teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan sehingga dapat menunjukkan inti dari keinginan hati Allah untuk sebuah keakraban bersama-Nya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kekristenan, Allah memberikan dan menyediakan akses bagi diri-Nya melalui Yesus Kristus – sehingga setiap orang percaya bisa dengan bebas datang kepada-Nya. Allah ingin umat-Nya dapat menikmati diri-Nya dan Allah mencari orang-orang yang ingin memiliki hubungan akrab dengan-Nya melalui kehidupan Yesus yang ada di dalam mereka.
Pembelajaran 2 Raja-raja 5: Implikasi Kesembuhan Naaman dalam Konseling Krisis Kesembuhan Pada Masa Pandemi Covid-19 Melpin Sihotang; Alvyn Cesarianto Hendriks; Stimson Hutagalung; Rolyana Ferinia
Davar : Jurnal Teologi Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.924 KB) | DOI: 10.55807/davar.v2i1.28

Abstract

The purpose of writing is to study 2 Kings 5 of Naaman's recovery as a motivation for crisis counseling during the Covid-19 Pandemi. The writing method is a descriptive analysis method, by reading, observing the entire contents of the text, seeing a description of the actions taken by the characters in the text, paying attention to the relationships that exist in the text and drawing the general meaning of the text. The meaning of the text is taken as a lesson in the implementation of crisis counseling. during a pandemi. The results of the study provide a lesson on how 2 Kings 5 stories of Naaman who experienced despair can be healed and the King of Israel who is depressed finds a solution. When Naaman and the King of Israel came to God through his prophet Elisha, Naaman was healed and even clean and the crisis of the king of Israel was resolved. During the Covid-19 Pandemi, there are many people who experience something similar to stress and even despair when they are positively affected by Covid-19. The Healing Study Naaman teaches that in any difficult situation, there is God who helps. The implication is that people affected by Covid-19 are motivated to get healing, when they come with faith in God.
Usaha Pencegahan Perceraian Dalam Gereja Zakharia Suparyadi
Davar : Jurnal Teologi Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.243 KB) | DOI: 10.55807/davar.v1i2.9

Abstract

This study aims to determine, test and prove the congregation's understanding of divorce prevention efforts in the church. The results of the data analysis show that, First: "The tendency of divorce prevention efforts (Y) is in the very effective category because it produces a lower and upper bound between 140.5052 to 143.5408. Second: The tendency of indicators for planting the values of love and marriage vows (X1) is very effective and results in a lower and upper bound between 44.5236 to 45.6423. Third: The educational background and length of time in the congregation significantly helped in efforts to prevent divorce (Y) in the Indonesian Sangkakala Christian Church, the Bethlehem Church. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menguji dan membuktikan mengenai pemahaman jemaat tentang USAHA PENCEGAHAN PERCERAIAN DALAM GEREJA. Hasil analisis data menunjukan bahwa, Pertama: ”Kecenderungan usaha pencegahan perceraian (Y) adalah pada kategori sangat efektif karena dihasilkan lower and upper bound  antara 140,5052 sampai 143,5408. Kedua: Kecenderungan indikator penanaman nilai-nilai kasih dan ikat janji pernikahan (X1) adalah sangat efektif dan dihasilkan lower and upper bound antara 44,5236 sampai 45,6423. Ketiga: Latar belakang pendidkikan dan lamanya berjemaat secara signifikan membantu dalam usaha pencegahan perceraian (Y) di Gereja Kristen Sangkakala Indonesia Jemaat Betlehem. 
Allah Tritunggal: Sebuah Risalah Teologis Alkitabiah tentang Keesaan dan Ketritunggalan Allah Dylfard Edward Pandey
Davar : Jurnal Teologi Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.682 KB) | DOI: 10.55807/davar.v1i1.2

Abstract

Trinitarian monotheism is a special characteristic and uniqueness of Christian doctrine. This is also a controversial debate becomes theological highlight and also forms the basis of the discussion of this paper with a theological-biblical study. Understanding this doctrine if it does not help correctly and Biblically then results in a Jehovah's Witness, Arianism and so on. The understanding of the Trinity must be based on an understanding of the important terms in this doctrine as the word Trinity itself,  the terms Ousia and Hypostasis and Homoousios. Understanding the doctrine of the trinity must be based on the Bible agreeing to be proven in the books of the Old and New Testaments. Subsequent evidences must be built with this understanding. The Three Divine Persons in the Trinity (Father, Son and Holy Spirit) are God and this proof must also be accompanied by information about the Trinity and the Oneness of God based on strong Bible Facts. Proof of God's Trinity must also be based on consideration of the evidence formulated by church leaders, creeds of the church councils and creeds of the church itself. It needs to be understood about the Triune God that is needed by the writer to make an explanation diagram and analogies that are simple and easy to understand. In closing, this article explains that the Trial of the Triune God is something that transcends reason, neither makes sense nor does it make sense. Monoteisme trinitarian merupakan ciri khas dan keunikan dari doktrin Kristen. Hal ini juga menjadi doktrin yang kontroversial sehingga menjadi soroton teologis dan juga menjadi dasar pembahasan dari tulisan ini dengan sebuah studi Teologis-Alkitabiah. Pemahaman terhadap doktrin ini jika tidak membantu dengan benar dan Alkitabiah maka menghasilkan sebuah Saksi Yehova, Arianisme dan sebagainya. Pemahaman Tritunggal harus berdasar pada pemahaman berbagah istilah penting dalam doktrin ini seperti kata Tritunggal itu sendiri, istilah Ousia dan Hypostasis dan Homoousios. Pemahaman doktrin tritunggal harus dilandasi oleh Alkitab menyetujui dibuktikan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pembuktian berikutnya harus dibangun dengan pemahaman itu Tiga Pribadi Ilahi dalam Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus) adalah Allah dan pembuktian ini Juga harus dibarengi dengan informasi tentang Ketritunggalan dan Keesaan Allah berdasarkan Fakta-Fakta Alkitab yang kuat. Upaya pembuktian tentang Tritunggal Allah harus juga dilandasi pada pertimbangan bukti rumusan para tokoh gereja, pengakuan-pengakuan iman konsili-konsili gereja dan pengakuan-pengakuan iman gereja itu sendiri. Perlu dipahami tentang Allah Tritunggal yang diperlukan penulis membuat suatu Diagram penjelasan dan analogi-analogi yang sederhana dan mudah dipahami. Sebagai Penutup Artikel ini menerangkan bahwa Pemahan Allah Tritunggal merupakan sesuatu yang melampaui akal bukan hal yang masuk akal atau juga masuk akal.
Penyelamatan Allah Atas Israel Dalam Keluaran 14 dan Implikasinya Pada Masa Kini Giechard Pelamonia
Davar : Jurnal Teologi Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekola Tinggi Teologi Sangkakala Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.516 KB) | DOI: 10.55807/davar.v2i2.14

Abstract

Seeing Israel from the historical perspective of civilization, of course, has a very expensive historical value. Event after event occurred alternately from generation to generation, rise and disappearance became an important note that was so strongly attached to coloring the long journey to find the true meaning and purpose of God for them. The Old Testament records so much heroic and phenomenal stories that reading them creates a striking impression of both the events and the characters in them. The story of the creation of the earth and everything in it, the story of man falling into sin, Abraham the father of the believers, Jacob and his children who became the forerunners of the twelve tribes of Israel, and the kings who ruled the kingdom of Israel with all their achievements and their downfall are all recorded. will not be easily forgotten by the Jews of the past even today. Melihat Israel dari sisi sejarah peradaban tentunya memiliki nilai historis yang sangat mahal. Peristiwa demi peristiwa terjadi silih berganti dari generasi ke generasi yang tumbuh dan menghilang menjadi catatan penting yang begitu kuat melekat mewarnai perjalanan panjang untuk menemukan makna dan tujuan sesungguhnya dari Tuhan atas mereka. Perjanjian Lama banyak mencatat mengenai kisah-kisah heroik dan fenomenal sehingga saat membacanya menimbulkan kesan memukau mengenai peristiwa maupun tokoh yang ada di dalamnya. Kisah mengenai penciptaan bumi dan segala isinya, kisah manusia jatuh dalam dosa, Abraham sang Bapa orang beriman, Yakub dan anak-anaknya yang menjadi cikal bakal dua belas suku Israel, serta raja-raja yang memimpin kerajaan Israel dengan segala prestasi maupun kejatuhannya menjadi catatan yang tidak akan mudah dilupakan oleh orang-orang Yahudi di masa lampau bahkan sampai hari ini.