cover
Contact Name
Dewi Perwito Sari
Contact Email
dewiperwito@unipasby.ac.id
Phone
+6282231054138
Journal Mail Official
Farmasis@unipasby.ac.id
Editorial Address
Jl. Dukuh Menanggal XII, Surabaya, 60234, Jawa Timur, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
ISSN : -     EISSN : 27466418     DOI : https://doi.org/10.36456/
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Sains Farmasi (FARMASIS) adalah jurnal resmi yang diterbitkan oleh Prodi Farmasi, Fakultas Sains Kesehatan Universitas Adi Buana. Artikel dalam jurnal ini dapat diakses dan diunduh secara online oleh publik. Farmasis menerima artikel penelitian yang berfokus pada : Biologi farmasi, Kimia farmasi, Teknologi farmasi, Farmasi komunitas, Farmasi klinis
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi" : 6 Documents clear
Pengaruh pH Basa terhadap Stabilitas Salisilamid Prasetyo, Wisnu; Isadiartuti, Dewi; Annuryanti, Febri; ambarwati, nadya
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7139

Abstract

Salisilamida adalah analgesik turunan salisilat dengan pembentukan ikatan amida antara gugus karboksil asam salisilat dan gugus amina. Salisilamida mempunyai masa kerja yang cepat, memiliki kalarutan yang tinggi dan toksisitas lebih rendah. Salisilamida bersifat asam lemah dengan pK 8,2. Hal ini dikarenakan salisilamida memiliki jumlah molekul terion lebih banyak, dengan banyaknya molekul yang terion membuat salisilamida mudah terhidrolisis dan menjadi tidak stabil, sehingga dilakukan uji stabilitas salisilamida untuk mengetahui pengaruh pH terhadap stabilitas salisilamida. Dengan adanya penelitian ini dapat membantu proses pengembangan obat dan formulasi sediaan salisilamida. Sebelum dilakukan pengujian, diperlukan validasi metode dari analisis yang digunakan yaitu KLT – Densitometri. Validasi yang dilakukan uji spesifisitas, uji linieritas, uji akurasi, dan uji presisi. Hasil validasi uji spesifisitas Rs sebesar 12, uji linieritas r  sebesar 0,9990, uji akurasi  persen perolehan kembali sebesar 98,7 kurang lebih 2,5 dan uji presisi dengan KV rata – rata sebesar 0,32 persen, sehingga dikatakan metode ini dapat digunakan untuk uji stabilitas salisilamida. Uji stabilitas dilakukan dengan melarutkan salisilamida dalam dapar pH basa (7,0; 8,0; 9,0; 10,0; dan 11,0) dengan konsentrasi 0,02 M dan kekuatan ion 0,2 dan diletakkan pada waterbath shaker suhu 40 derajat Celcius. Masing-masing sampel diteliti kadarnya pada 0, 1, 2, 4, dan 6 jam. Sampel diamati dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri. Pengamatan KLT – Densitometri dilakukan pada panjang gelombang 304 nm. Uji stabilitas yang diamati yaitu penetapan kadar salisilamida pada berbagai pH basa, penentuan orde reaksi, dan tetapan laju reaksi (k). Dari hasil penelitian didapatkan degradasi salisilamida dalam dapar pH basa mengikuti orde satu. Kemudian salisilamida dalam berbagai pH basa didapatkan nilai tetapan laju reaksi berturut – turut sebesar 2,30.10-2 kurang lebih 1,22.10-2; 3,73.10-2 kurang lebih 1,89.10-2; 2,06.10-2 kurang lebih 0,54.10-2; 3,64.10-2 kurang lebih 0,39.10-2; dan 1,40.10-2 kurang lebih 0,28.10-2 jam-1. Dari hasil analisis statistik ANOVA one way dan Tukey HSD dengan taraf signifikansi sebesar 0,05, diketahui bahwa pada masing – masing pH ditemukan adanya perbedaan bermakna nilai laju reaksi pada pH 8 dan pH 10 dan pada pH 11 nilai laju reaksi paling rendah dibandingkan lainnya. Rendahnya laju reaksi disebabkan efek resonansi dan resistensi serangan nukleofilik oleh ion hidroksida pada pH basa sehingga salisilamida menjadi stabil. 
Profil Terapi Penggunaan Obat BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) Tamsulosin dengan Dutasteride pada Pasien Pembesaran Prostat Jinak Siska Purnama Asih; Yanti, Silfera Indra; Iin Ruliana Rohenti
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7338

Abstract

Background: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) is a term for hyperplasia and hyperplasia. stromal cells prostate gland epithelium. Basically, BPH grows in men who are old and have testes that still produce testosterone. Previous studies suggest that the combination of tamsulosin and dutasteride provides a better therapeutic effect for BPH, significantly reducing the risk of developing BPH-related symptoms. Objectives: The purpose of this study was to identify the socio demographics of BPH patients including age and occupation, identify the type of BPH drug therapy and the effectiveness of Tamsulosin therapy and the combination of tamsulosin with dutasteride based on the duration of drug therapy in Outpatient BPH patients Method: the research was descriptive design with a cross-sectional by looking at the description of the type of BPH drug therapy. Results: From the results of the study, it was found that a sample of 136 BPH patients, BPH patients were more common in the age group 60-74 (75 persen), the most occupational status worked as independent workers (53.7 persen), the most type of therapy was combination therapy with tamsulosin and dutasteride (62.5 persen), and duration of combination therapy (tamsulosin with dutasteride) more than 1 year (39 persen). Conclusion: The period of combination therapy is per the effectiveness of the duration of BPH drug therapy.
Fomulasi Sediaan Krim Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L. Rendle) dengan perbedaan konsentrasi emulgator Syaputri, Fauzia Ningrum; Anzaina Sukmawati; Nanda Raudhatil Jannah; Dwintha Lestari; Tugon, Titian Daru Asmara; Wulandari, Fitria
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7554

Abstract

Latar belakang: Salah satu penyakit kulit adalah jerawat (acne vulgaris) dan bakteri yang umum menjadi penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acne. Tanaman yang dapat digunakan sebagai anti bakteri penyebab jerawat yaitu serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle), serai wangi memiliki kandungan kimia flavanoid dan banyak terkandung citronelal. Mnyak serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) dibuat dalam sediaan krim sehingga mudah untuk digunakan dan konsentrasi yang digunakan adalah 2,09 persen. Tujuan: Untuk menentukan perbedaan pengaruh konsentrasi emulgator asam stearat F1, F2, F3 (3 persen, 2,5 persen, 1,5 persen) dan trietanolamin F1, F2, F3 (2 persen, 3 persen, 4 persen) terhadap stabilitas krim mengandung minyak atsiri serai wangi sebelum dan setelah freeze thaw. Metode: evaluasi yang dilakukan yaitu cycling test dengan beberapa parameter uji seperti uji organoleptis, uji homogenitas, , uji viskositas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji tipe krim. Hasil: F3 merupakan formula yang memiliki stabilitas paling baik setelah dilakukan evaluasi freeze thaw dengan karakteristik sediaan tekstur semi solid, warna putih kekuningan, bau khas minyak serai wangi, memiliki pH 6,03, daya sebar 6.8 cm, serta daya lekat 6,29 detik dan membentuk tipe M/A. memiliki sifat alir pseudoplastis tiksotropik dengan viskositas 4.000-40.000 cPs (seluruh pengujian pengambilan data dengan metode 3 replikasi). Variasi konsentrasi emulgator memberikan perbedaan pada hasil pH semakin banyak trietanolamin maka semakin basa sediaan pada dan mempengaruhi hasil daya sebar. Kesimpulan: Dari seluruh hasil uji evaluasi dapat disimpulkan bahwa formula 3 memiliki kestabilan yang optimal dengan konsentrasi asam stearat 1,5 persen dan trietanolamin 4 persen.
Uji Bahan Kimia Obat (Asam Mefenamat) pada Jamu Pereda Nyeri Haid di Kota Malang dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Fransisca Elsia One Irawan; Luluk Anisyah; Ani Riani Hasana
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7902

Abstract

Pendahuluan: Pemanfaatan jamu di Indonesia sendiri sudah lama digunakan sejak jaman nenek moyang, karena melimpahnya keberagaman bahan obat tradisional dengan berbagai macam manfaat yang digunakan untuk pengobatan penyakit. Jamu yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia, sayangnya saat ini terdapat banyak kecurangan yang dilakukan pengusaha maupun oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mencampur sediaan jamu dengan bahan kimia obat (BKO). Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat kandungan asam mefenamat pada jamu pereda nyeri haid (A, B, C, D, E) di Kota Malang menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Metode: Metode identifikasi Bahan Kimia Obat (Asam Mefenamat) pada jamu pereda nyeri haid menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil: Hasil penelitian dengan metode kromatografi lapis tipis yang dilakukan 3 kali repikasi, diperoleh nilai Rf rata-rata sampel yaitu 0,67 untuk noda pertama sampel A, 0,77 untuk noda kedua sampel A dan 0,86 untuk noda ketiga sampel A; 0,19 untuk sampel B (Tailing); 0,68 untuk noda pertama sampel C, 0,77 untuk noda kedua sampel C dan 0,86 untuk noda ketiga sampel C; 0,55 untuk noda pertama sampel D, 0,63 untuk noda kedua sampel D dan 0,72 untuk noda ketiga sampel D; kemudian 0,54 untuk noda pertama sampel E, 0,62 untuk noda kedua untuk sampel E dan 0,72 untuk noda ketiga pada sampel E. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu semua sampel jamu A, B, C, D dan E yang dianalisis memiliki nilai Rf yang tidak sama dengan nilai Rf asam mefenamat, maka sampel tersebut dinyatakan negatif  tidak mengandung asam mefenamat.
Artikel Review Artikel Review : Peranan Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian Pada Pasien Diabetes Melitus (DM) Endang Tri Arsita Setyani; Dini Anggraini; Rivana Ardyanti Aulia; Asri Wido Mukti
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7614

Abstract

Latar belakang : Pharmaceutical care merujuk pada aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (terutama apoteker) dalam melakukan komunikasi guna meningkatkan kesehatan, keberhasilan terapi, pencegahan penyakit, atau komplikasi dengan tujuan memastikan pengobatan yang aman dan efektif. Diabetes mellitus adalah suatu kondisi medis yang bersifat kronis yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup atau tidak mampu memanfaatkan insulin dengan efektif. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dan memungkinkan sel-sel untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Tujuan : Review artikel ini bertujuan mengetahui peran apoteker pada pasien diabetes melitus beserta hasil intervensi yang dilakukannya. Review artikel ini merupakan literatur review dari berbagai penelitian yang berkaitan dengan peranan apoteker melaksanakan program pharmaceutical care pada pasien diabetes melitus. Karena apoteker terlibat dalam berbagai kegiatan seperti konseling maka perlu dilakukan penelitian ini untuk menjamin keberhasilan terapi pasien. Beberapa literatur yang dianggap penting dan berkaitan dengan topik tulisan dirangkum dan dianalisis secara kualitatif kemudian dibuat kesimpulan dan hasil analisis yang dilakukan. Metode : Tulisan ini adalah hasil tinjauan literatur yang mengkombinasikan berbagai studi yang mengkaji peran apoteker dalam melaksanakan program Perawatan Farmasi (Pharmaceutical Care) bagi pasien diabetes. Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan kata kunci "kepatuhan pasien diabetes" dan "asuhan kefarmasian" dalam format PDF dari tahun 2013 hingga 2023. Hasil : Terdapat 17 referensi literatur yang relevan mengenai peran apoteker dalam meningkatkan efektivitas pengobatan pada pasien diabetes mellitus. Sampel yang diambil termasuk pasien diabetes mellitus tanpa penyakit penyerta maupun dengan penyakit penyerta. Intervensi yang dilakukan oleh apoteker dalam penelitian ini meliputi konseling, penyesuaian obat, layanan perawatan di rumah, penggunaan kuesioner untuk mengukur kepatuhan, konseling telepon singkat, dan penggunaan kotak pil untuk memantau terapi. Kesimpulan : hasil yang diperoleh mencakup pengendalian kadar gula darah pasien, penurunan faktor risiko, peningkatan kepatuhan minum obat, dan peningkatan kualitas hidup pasien.
Cost Effectiveness Analysis Amlodipin dan Nifedipin pada Pasien Hipertensi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Waluya Bismoko Darmo Wicaksono; Wibowo; Sugiyanto; Ani Riani Hasana
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7889

Abstract

Hipertensi menjadi penyakit dengan urutan ke-3 terbesar diduinia, WHO telah mengonfirmasi bahwa hipertensi diderita lebih dari 1,13 Miliar penduduk di dunia, hal ini diduga akan terus berkembang setiap tahunnya. Pengendalian tekanan darah menjadi faktor utama untuk menurunkan jumlah penderita yang semakin meningkat, dan diperlukan berbagai upaya untuk menjadikan tekanan darah yang tinggi untuk mencapai nilai normal, salah satunya dengan menggunakan pengobatan. Terapi hipertensi seringkali membutuhkan waktu yang lama, sehingga penggunaan obat akan semakin banyak tiap harinya dan diperlukan studi farmakoekonomi terutama untuk dilakukannya analisis efektivitas biaya yang berguna untuk memberikan pengobatan yang maksimal dan pembiayaan yang terjangkau bagi pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan penggunaan obat amlodipin dan nifedipin dengan menggunakan sudut pandang rumah sakit dalam memberikan pengobatan antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik yang dilakukan pada 154 sampel rawat inap di rumah sakit Panti Waluya di kota Malang pada tahun 2021 dan 2022. Jenis penelitian ini adalah cross sectional dan pemilihan sampel dengan purposive sampling menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang dilakukan selama bulan Maret sampai Mei 2023. Hasil penelitian menunjukkan amlodipin memiliki nilai ACER yang lebih rendah jika dibandingkan dengan nifedipin.

Page 1 of 1 | Total Record : 6