cover
Contact Name
Raihan
Contact Email
litbangrsudza@gmail.com
Phone
+62651-34562
Journal Mail Official
litbangrsudza@gmail.com
Editorial Address
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abdidin, Jl. Tgk. Daud Beureueh No. 108, Bandar Baru, Banda Aceh
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Journal of Medical Science; Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
ISSN : -     EISSN : 27217884     DOI : https://doi.org/10.55572/
Core Subject : Health, Science,
Journal of Medical Science (JMS; Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh) ISSN 2721-7884 diterbitkan oleh Divisi LITBANG Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh sejak bulan April 2020. Journal of Medical Science terbit dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan April dan Bulan Oktober. JMS adalah jurnal open akses berbasis Open Journal System yang seluruh proses atau tahapan publikasi dilakukan secara online dengan melibatkan mitra bestari (peer-reviewed) dari berbagai topik ilmu bidang medis dan kesehatan. Naskah yang ingin dipublikasikan pada JMS harus merupakan naskah asli hasil penelitian dan juga naskah hasil studi literatur yang memiliki kontribusi dan aplikasi dengan bidang yang berkaitan dengan ilmu medis dan ilmu kesehatan dengan topik sebagai berikut: Ilmu Bedah Ilmu Penyakit Dalam Obstetri dan Ginekologi Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Neurologi Ilmu Kesehatan THTKL Ilmu Kesehatan Mata Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Anestesiologi dan Terapi Intensif Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Radiologi Mikrobiologi Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Patologi Klinik Patologi Anatomi Gizi Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa
Articles 100 Documents
Penerapan Protokol Enhance Recovery After Surgery ( ERAS ) Pada Pasien Operasi Elektif Digestif Sebagai Upaya Menurunkan Length Of Stay Pasien Pasca Pembedahan di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2019 Muhammad Yusuf; Yasir, Teuku; Pratama, Rovy
Journal of Medical Science Vol 2 No 1 (2021): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.121 KB) | DOI: 10.55572/jms.v2i1.18

Abstract

Protokol Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) merupakan konsep yang terdiri dari beberapa komponen berupa tim multidisiplin dan pendekatan multimodal untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi resiko komplikasi pasca pembedahan berdasarkan pendekatan ilmu kedokteran berbasis bukti. Menilai pengaruh penerapan protokol ERAS dalam menurunkan Length of Stay (LOS) pasca pembedahan di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis yang dilakukan terhadap pasien operasi elektif bedah digestif. Subjek penelitian dibedakan menjadi 2 kelompok yakni kelompok dengan protokol dan tanpa protokol ERAS. Penelitian dilakukan selama 5 bulan sejak bulan April hingga Agustus 2019. Uji statistik Mann Whitney digunakan untuk menilai perbedaan rerata LOS antar kelompok dengan tingkat kepercayaan 95%. Sebanyak 84 pasien terlibat dalam penelitian ini dengan distribusi 42 orang pada masing – masing kelompok. Kelompok ERAS memiliki rerata usia 43,92 ± 14,56 tahun dan kelompok tanpa ERAS adalah 50,26 ± 14,23 tahun. Secara statistik, LOS antar kelompok berbeda secara bermakna (p < 0,001) dengan rerata secara berurutan 6,21 hari dan 10,81 hari. Perubahan paradigma terhadap perawatan pasien berdasarkan protokol ERAS mulai dari preoperatif, intraoperatif dan postoperatif yag melibatkan dokter bedah, anestesi dan perawatan di ruangan memberikan keuntungan terhadap pasien dan sistem pelayanan kesehatan dengan mempersingkat masa perawatan, minimal komplikasi dan efektifitas biaya. Penerapan protokol ERAS efektif menurunkan Length of Stay pasien operasi elektif digestif di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
HUBUNGAN SIKAP IBU DAN PERILAKU PERAWAT DENGAN PEMBERIAN ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANDA ACEH Rahayuningsih, Sri Intan; Ramlah, Ramlah; Afrizarni, Lis; Fajri , Nova
Journal of Medical Science Vol 2 No 1 (2021): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.55 KB) | DOI: 10.55572/jms.v2i1.20

Abstract

Pemberian ASI merupakan suatu yang sangat penting bagi awal kehidupan neonatus. Meskipun menyusui merupakan proses naluriah, namun dukungan dan sikap positif dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan ASI ekslusif. Data awal menunjukkan belum semua petugas kesehatan, khususnya perawat/bidan memberikan dukungan yang optimal terkait laktasi, hal ini juga dipengaruhi dengan sikap ibu terkait pemberian ASI kepada bayinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan sikap ibu dan perilaku perawat dengan pemberian ASI eksklusif di ruang rawat gabung Rumah Sakit Umum Daerah Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat/bidan, ibu dan rekam medik neonatus di ruang pada ruang rawat gabung Rumah Sakit Umum Daerah Banda Aceh. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling. Alat pengumpulan data yaitu kuesioner The Iowa Infant Feeding Attitude Scale (IIFAS) menggunakan teknik wawancara terpimpin, kuesioner data neonatus serta lembar observasi perilaku perawat. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruh neonatus mendapatkan ASI saja (96,7%) dan mayoritas ibu memiliki sikap positif (53,3%), namun perilaku perawat masih banyak yang kurang mendukung pemberian ASI (53,8%). Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan sikap ibu (p-value=1,000) dan perilaku perawat (p-value = 0,462) dengan pemberian ASI di ruang rawat gabung Rumah Sakit Umum Daerah Banda Aceh. Diharapkan pada seluruh perawat/bidan untuk meningkatkan pemberian edukasi dan konseling manajemen laktasi kepada ibu, serta mengembangkan diri dalam mengikuti pelatihan terkait menyusui dan menambah jumlah konselor ASI tersertifikasi.
Prevalensi dan Outcome Pasien CRRT di Intensive Care Unit RSUD dr. Zainal Abidin Banda Aceh Teuku Yasir; Firly, Firly; Wahyu, Wahyu
Journal of Medical Science Vol 1 No 2 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.347 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i2.23

Abstract

Sepsis merupakan kondisi kritis yang paling sering menyebabkan meningkatkan angka mortalitas di rawatan intensif yang berhubungan dengan kerusakan multiorgan. Sebagai contoh, acute kidney injury (AKI) terjadi pada 40-50% pada pasien yang mengalami sepsis di ICU dan tentunya akan meningkatkan mortalitas pada pasien tersebut. Teknik dialisis yang telah mengalami pengembangan saat ini seperti continuous renal replacement therapy (CRRT) telah dapat mengontrol sindrom uremik pada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil, namun sampai saat ini pasien AKI pada sepsis yang menjalani dialisis masih memiliki angka mortalitas yang tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa angka kematian pada pasien sepsis AKI yang dilakukan CRRT masih sangat tinggi. Penelitian yang berkelanjutan mengenai CRRT ini sangat perlu untuk dilakukan yang bertujuan untuk menurunkan angka morbilitas dan mortalitas di intensive care unit terutama dalam menangani pasien sepsis yang kritis
Karakteristik Epilepsi pada Anak yang Menderita Cerebral Palsy di Poli Anak RSUDZA Tahun 2019 dr. Sri Hastuti, Sp.S (K); Yanti, Devi; Suwita, Nani
Journal of Medical Science Vol 1 No 2 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.484 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i2.24

Abstract

Epilepsi merupakan gejala penyerta yang sering terjadi pada anak-anak penderita Cerebral Palsy (CP). EEG merupakan salah satu Gold Standard untuk mendeteksi adanya gelombang aktivitas epilepsi yang terjadi pada anak-anak dengan CP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian dan prevalensi Epilepsi pada anak penderita CP. Penelitian ini berupa deskriptif analitik, data diperoleh secara retrospektif terhadap penderita yang memenuhi syarat diagnosis CP dengan epilepsi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan telaah rekam medis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis serta pemeriksaan penunjang berupa EEG dan MRI Kepala. Prevalensi penderita CP dengan epilepsi pada penelitian ini adalah 108%. Tipe epilepsi terbanyak pada penderita CP adalah general yaitu 160 penderita (83%), sementara tipe fokal hanya 32 penderita (17%). Pada penderita CP dengan epilepsi, tipe CP terbanyak adalah tetraparesis (81%). Pada penderita CP tanpa epilepsi, tipe CP terbanyak adalah tetraparesis (51 penderita; 65.38%). Gambaran EEG terbanyak pada penderita CP dengan epilepsi adalah multifokal (56%), diikuti perlambatan (26%) dan unifokal (18%). Prevalensi penderita cerebral palsy dengan epilepsi pada penelitian ini mencapai 1.08%. Penderita CP dengan epilepsi mengalami epilepsi tipe general lebih banyak dibandingkan fokal. Sebagian besar penderita cerebral palsy dengan epilepsi mengalami tipe tetraparesis. Sebagian besar gambaran EEG pada penderita cerebral palsy dengan epilepsi adalah multifokal.
Gambaran Anemia Defisiensi Besi Pada Kejang Demam Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Anidar, Anidar; Haris, Syafruddin; Dimiati, Herlina
Journal of Medical Science Vol 1 No 2 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.861 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i2.26

Abstract

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh di atas 380C yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang sering dijumpai pada anak balita dan merupakan peristiwa yang mengkhawatirkan bagi orang tua, dan tingginya angka kejadian dimasyarakat. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kejang demam adalah anemia defisiensi besi karena besi memiliki peran penting dalam fungsi penghantaran serabut saraf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia defisiensi besi dengan kejang demam. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang. Populasi penelitian adalah semua pasien anak umur 1–5 tahun yang didiagnosis kejang demam yang dirawat di RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2019 yang tercatat pada rekam medis. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 40 orang terdiri dari 23 subyek dengan kejang demam sederhana dan 17 subyek dengan kejang demam kompleks. Variabel yang diteliti adalah usia, jenis kelamin, suhu tubuh, faktor genetik dan anemia defisiensi besi. Hasil penelitian didapatkan kejang demam sederhana 23(57.5%) dan kejang demam kompleks 17(42.5%). Jenis kelamin laki-laki didapatkan paling banyak yaitu 25(62.5%) ,suhu tubuh ≥390C 21(52.5%) subyek, faktor genetik yang mempengaruhi terjadinya kejang demam yaitu 17(42.5%). Anemia defisiensi besi didapatkan pada sebagian besar kejang demam yaitu 30(75%). Pada kejang demam kompleks didapatkan persentase anemia defisiensi besi lebih tinggi yaitu 15/17(88.2%). Fokus infeksi penyebab kejang demam adalah sebagian besar infeksi saluran pernafasan atas yaitu 37/40(92.5%). Terdapat gambaran anemia defisiensi besi pada sebagian besar pada subyek kejang demam pada anak balita di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tahun 2019.
Korelasi Angka Leukosit Dengan Skor Mini-Mental State Examination (MMSE) Dan Skor Montreal Cognitive Assessment Versi Indonesia (MoCA-INA) Pada Pasien Cedera Kepala Ika Marlia; Suherman, Suherman; Suhanda, Rahmad; Hidayaturrahmi, Hidayaturrahmi; Juwita, Juwita
Journal of Medical Science Vol 1 No 2 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.891 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i2.27

Abstract

Cedera kepala langsung maupun tidak langsung dapat mengakibatkan gangguan fungsi kognitif. Gangguan fungsi kognitif jangka panjang dan tidak dilakukan penanganan optimal dapat mempengaruhi kemandirian dan mengganggu aktifitas sehari-hari bahkan menyebabkan penurunan kualitas hidup. Penelitian ini dilkaukan untuk mengetahui gambaran angka leukosit, fungsi kognitif (skor MMSE dan skor MoCA-Ina) dan derajat cedera kepala pada pasien cedera kepala. Digunakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Sampel penelitian adalah 49 pasien cedera kepala yang dirawat di ruang rawat neurologi RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Pemilihan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian terdiri atas Mini-Mental State Examination (MMSE) dan Montreal Cognitive Assesment versi Indonesia (MoCA-INA). Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi Square. Didapatkan hasil bahwa, sebanyak 28 pasien dengan angka leukosit >11.000/ µL (57,1%), 37 pasien dengan fungsi kognitif normal berdasarkan skor MMSE (75,5%), 47 pasien dengan gangguan fungsi kognitif ringan berdasarkan skor MoCA-Ina (47%), dan 22 pasien dengan cedera kepala berat (44,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat korelasi antara angka leukosit dengan skor MMSE (p= 0,675) dan skor MoCA-INA (p= 0,409). Secara umum dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara-angka leukosit dengan skor Mini-Mental State Examination (MMSE) dan skor Montreal Cognitive Assessment Versi Indonesia (MoCA-INA) pada pasien cedera kepala.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis terhadap Kejadian Infeksi Luka Operasi pada Operasi Bersih dan Bersih Terkontaminasi di RSUD dr. Zainoel Abidin Ferry Erdani; Rita Novika; Ika Fitri Ramadhana
Journal of Medical Science Vol 1 No 2 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.531 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i2.28

Abstract

Infeksi Luka Operasi (ILO) merupakan salah satu komplikasi pembedahan yang paling umum terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran evaluasi pemberian antibiotik profilaksis terhadap kejadian ILO. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional menggunakan pendekatan prospektif, rancangan penelitian yang dilakukan melalui pengukuran atau pengamatan dengan cara mengikuti perjalanan penyakit. Penggunaan antibiotik profilaksis secara rasional dinilai dengan menggunakan kategori Gyssen dan penilaian infeksi luka operasi dinilai dengan menggunakan skala Morrison, pada hari ke 3, 7, dan 30 setelah operasi. Cara pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan total 34 sampel penelitian yang diambil selama periode (April 2019 - Agustus 2019). Hasil evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik profilaksis dengan metode Gyseen diperoleh kategori 0 (rasional) sebanyak 76,5 %, kategori I (tidak tepat waktu pemberian antibiotik profilaksis) 14,7%, kategori IIA (tidak tepat dosis pemberian antibiotik) 5,9% dan kategori IVA (ada alternatif lain yang lebih efektif) 2,9%. Hasil evaluasi kejadian ILO dari 34 sampel selama 30 hari diperoleh nilai rata-rata persentase kejadian ILO pada Hari ke 3 (20,59%), hari ke 7 (11,76%), hari ke 30 (0%). Kesimpulan penelitian adalah dari 34 sampel tidak ditemukan ILO (Infeksi Luka Operasi).
Analisis Faktor Risiko Terjadinya Syok pada Anak dengan Demam Berdarah Dengue di RSUD dr. Zainoel Abidin Raihan, Raihan; Fitriani, Evisan; Herawati, Herawati
Journal of Medical Science Vol 1 No 2 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.09 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i2.29

Abstract

Indonesia hingga saat ini masih mengalami masalah dengan infeksi virus dengue. Manifestasi klinis yang sangat beragam membuat seringkali sulit menegakkan diagnosis klinis awal demam berdarah dengue (DBD), termasuk memprediksi perjalanan penyakit akan menjadi syok atau syok berulang. Penilaian yang tepat terhadap faktor risiko terjadinya syok merupakan salah satu parameter penting sehingga dapat dilakukan tatalaksana adekuat, pencegahan syok, dan perdarahan. Tujuan penelitian ini adalah menemukan faktor risiko terjadinya syok pada DBD berdasarkan parameter klinis dan laboratoris. Dilakukan penelitian retrospektif berdasarkan data rekam medik pasien DBD di RSUD dr. Zainoel Abidin yang memenuhi kriteria WHO 1997 dan pemeriksaan serologi yang terkonfirmasi mulai Januari 2015 hingga April 2017. Lama demam, hepatomegali, perdarahan, hemokonsentrasi, leukosit, dan trombosit merupakan variabel bebas, sedangkan variabel tergantung adalah syok. Analisis statistik menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan 56.1% laki-laki dan 43.9% perempuan dengan kelompok terbanyak (39.6%) berusia 5─10 tahun. Mayoritas pasien (53.2%) dengan status gizi baik. Sebanyak 43.2% pasien mengalami syok setelah hari keempat sakit 31.6%. Ditemukan hepatomegali (49.6%), perdarahan saluran cerna (15.1%), hematokrit ≥42% (62.6%), hemokonsentrasi (56.8%), leukospenia (51.1%) dan 64.1% dengan trombosit ≥50.000─100.000/mm3. Analisis regresi logistik mendapatkan faktor prognosis yang paling berperan terhadap terjadinya syok adalah perdarahan saluran cerna dan hepatomegali dengan AOR 13.8 dan 8.4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perdarahan saluran cerna dan hepatomegali yang paling berperan sebagai faktor prognosis terjadinya syok pada DBD.
Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Human Serum Albumin pada Pasien Bedah Digestif RSUD dr. Zainoel Abidin Tahun 2019 Maraiyuna, Syarifah; Suffiana, Yunita; Rosyanti, Farida
Journal of Medical Science Vol 1 No 2 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.471 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i2.30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas pemberian Human Serum Albumin (HSA), hubungan pemberian HSA dengan capaian kadar serum albumin pasca transfusi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kadar serum albumin pada pasien rawat inap bedah Digestif RSUD dr Zainoel Abidin. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pengambilan data dilakukan secara prospektif dan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi terhadap penggunaan HSA. Data dianalisis dari rekam medis pasien bedah digestif periode Mei–Agustus 2019. Evaluasi rasionalitas penggunaan HSA berdasarkan perhitungan koreksi albumin menggunakan pedoman Recommendations for the use of albumin and immunoglobulins (2009). Analisis Data karakteristik demografi menggunakan statistik Fisher dan Kolmogorov-smirnov, dan analisis hubungan menggunakan Spearman’s rho. Hasil penelitian pada 30 rekam medik pasien didapatkan tidak ada pengaruh signifikan ( p>0,05) pada faktor jenis kelamin, usia, Indeks Massa Tubuh (IMT), jumlah komorbid, dan asupan protein, persentase rasionalitas pemberian infus albumin pada bedah digestif adalah 10% rasional dan 90% tidak rasional, tidak terdapat korelasi antara pemberian HSA terhadap capaian kadar serum albumin (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa karakteristik demografi tidak berpengaruh terhadap perubahan serum albumin, rasionalitas pemberian HSA berdasarkan pedoman perhitungan koreksi albumin terdapat 10% rasional dan 90% tidak rasional, serta tidak terdapat korelasi pemberian HSA dengan capaian kadar serum albumin.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis terhadap Kejadian Infeksi Luka Operasi pada Operasi Bersih dan Bersih Terkontaminasi di RSUD dr. Zainoel Abidin Erdani, Ferry; Novika, Rita; Ika Fitri Ramadhana
Journal of Medical Science Vol 2 No 1 (2021): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.376 KB) | DOI: 10.55572/jms.v2i1.37

Abstract

Infeksi Luka Operasi (ILO) merupakan salah satu komplikasi pembedahan yang paling umum terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran evaluasi pemberian antibiotik profilaksis terhadap kejadian ILO. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional menggunakan pendekatan prospektif, rancangan penelitian yang dilakukan melalui pengukuran atau pengamatan dengan cara mengikuti perjalanan penyakit. Penggunaan antibiotik profilaksis secara rasional dinilai dengan menggunakan kategori Gyssen dan penilaian ILO dengan menggunakan skala Morrison, pada hari ke 3, 7, dan 30 setelah operasi. Cara pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan keseluruhan 34 sampel penelitian yang diambil selama periode April 2019─Agustus 2019. Hasil evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik profilaksis dengan metode Gyssen diperoleh kategori 0 (rasional) sebanyak 76,5%, kategori I (tidak tepat waktu pemberian antibiotik profilaksis) 14,7%, kategori IIA (tidak tepat dosis pemberian antibiotik) 5,9% dan kategori IVA (ada alternatif lain yang lebih efektif) 2,9%. Hasil evaluasi kejadian ILO dari 34 sampel selama 30 hari diperoleh nilai rata-rata persentase kejadian ILO pada hari ke-3 (20,59%), hari ke=7 (11,76%), hari ke-30 (0%). Kesimpulan penelitian ini adalah dari 34 sampel tidak ditemukan ILO.

Page 2 of 10 | Total Record : 100