cover
Contact Name
Raihan
Contact Email
litbangrsudza@gmail.com
Phone
+62651-34562
Journal Mail Official
litbangrsudza@gmail.com
Editorial Address
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abdidin, Jl. Tgk. Daud Beureueh No. 108, Bandar Baru, Banda Aceh
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Journal of Medical Science; Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
ISSN : -     EISSN : 27217884     DOI : https://doi.org/10.55572/
Core Subject : Health, Science,
Journal of Medical Science (JMS; Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh) ISSN 2721-7884 diterbitkan oleh Divisi LITBANG Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh sejak bulan April 2020. Journal of Medical Science terbit dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan April dan Bulan Oktober. JMS adalah jurnal open akses berbasis Open Journal System yang seluruh proses atau tahapan publikasi dilakukan secara online dengan melibatkan mitra bestari (peer-reviewed) dari berbagai topik ilmu bidang medis dan kesehatan. Naskah yang ingin dipublikasikan pada JMS harus merupakan naskah asli hasil penelitian dan juga naskah hasil studi literatur yang memiliki kontribusi dan aplikasi dengan bidang yang berkaitan dengan ilmu medis dan ilmu kesehatan dengan topik sebagai berikut: Ilmu Bedah Ilmu Penyakit Dalam Obstetri dan Ginekologi Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Neurologi Ilmu Kesehatan THTKL Ilmu Kesehatan Mata Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Anestesiologi dan Terapi Intensif Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Radiologi Mikrobiologi Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Patologi Klinik Patologi Anatomi Gizi Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa
Articles 100 Documents
Karakteristik Klinis Pasien Hipospadia di RSUD Dr. Zainoel Abidin Periode 2020-2023: Clinical Characteristics of Hypospadias Patients at Dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital, 2020-2023 Muhammad Ridha; Syahnan; Muyasir
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.223

Abstract

Hipospadia merupakan kelainan kongenital pada laki-laki yang ditandai dengan posisi abnormal meatus uretra di sisi ventral penis akibat gangguan perkembangan tuberkulum genital selama embriogenesis. Kondisi ini memiliki etiologi multifaktorial yang melibatkan faktor genetik, hormonal, dan lingkungan. Di Indonesia, data epidemiologi nasional masih terbatas, sehingga diperlukan penelitian untuk memahami pola kasus hipospadia di berbagai daerah, termasuk di RSUD Dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) sebagai rumah sakit rujukan tersier di Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik klinis pasien hipospadia di RSUDZA periode 2020–2023, mencakup distribusi usia, asal daerah, tipe hipospadia, jenis tindakan pembedahan, dan komplikasi pascaoperasi. Desain penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan pengumpulan data dari rekam medis pasien yang menjalani operasi hipospadia di RSUDZA selama periode tersebut. Variabel yang dikaji meliputi usia pasien saat operasi, asal tempat tinggal, tipe hipospadia berdasarkan lokasi meatus uretra, jenis operasi yang dilakukan, serta komplikasi yang terjadi setelah operasi. Sebanyak 63 pasien tercatat menjalani operasi hipospadia selama periode penelitian, dengan jumlah kasus terbanyak pada tahun 2021 sebanyak 29 pasien (46,03%). Sebagian besar pasien berusia 11–15 tahun (53,97%), berasal dari Lhokseumawe (14,29%), dan memiliki tipe penoscrotal (46,03%) sebagai bentuk yang paling sering ditemukan. Teknik operasi yang paling banyak digunakan adalah two-stage repair (60,32%), sedangkan komplikasi pascaoperasi yang paling umum adalah fistula uretrokutan (17,46%), diikuti oleh striktur uretra (4,76%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe penoscrotal merupakan bentuk hipospadia yang paling sering dijumpai di RSUD Dr. Zainoel Abidin, dengan teknik two-stage repair sebagai metode operasi yang paling sering digunakan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk evaluasi, peningkatan kualitas pelayanan, serta perencanaan penelitian lanjutan dalam penatalaksanaan kasus hipospadia di masa mendatang.Kata Kunci: hipospadia, kelainan kongenital, karakteristik klinis.
Dermagistry: Sistem Registri Penyakit Dermato Alergo-Imunologi : Dermagistry: Dermatology Allergy-Immunology Disease Registry System Earlia, Nanda; Hidayati, Arie; Bulqiah, Mikyala; Agustyananda, Dedi
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.224

Abstract

Penyakit dermato alergo imunologi merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan keterlibatan sistem imunitas. Penyakit ini merupakan penyakit kulit dan kelamin yang cukup banyak diderita oleh pasien dan mendominasi keluhan penyakit kulit pada umumnya. Saat ini, kebutuhan akan data sangat penting. Data penting digunakan untuk keperluan klinis, penemuan obat hingga untuk data epidemiologi sehingga dibutuhkan suatu sistem registri.  Disease Registry System (DRS) adalah sistem dengan standar data tentang populasi pasien yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan penyakit atau kondisi yang sama yang dikumpulkan, dianalisis, dan dilaporkan secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk terciptanya sistem registri penyakit dermato alergo imunologi berbasis web-aplikasi. Penelitian ini observasional analitik dengan desain kohort prospektif dengan penggunaan teknologi sistem registri (WebApp). Telah berhasil dibuat portal Web-Aplikasi Sistem Registri Dermato Alergo-Imunologi telah selesai dan dapat digunakan dengan nama “Dermagistry (https://dermagistry.id/). Melalui portal ini diharapkan data pasien dapat disimpan dengan baik dan dapat dimanfaatkan untuk data baik untuk penelitian dan pelayanan.
Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Beban Caregiver Keluarga Pasien Lansia: The Effect of Providing Education On The Burden of Family Caregivers on Elderly Patients Mira; Lisa Emilda; Rosnidar, Rosnidar
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.226

Abstract

Caregiver adalah istilah umum yang mengacu pada siapa saja yang memberikan perawatan terhadap orang yang menjadi tanggungannya untuk membantu aktivitas kehidupan sehari-harinya. Seiring dengan meningkatnya ketergantungan pada lansia menyebabkan beban pengasuh juga bertambah. Peran dan besarnya tanggung jawab tersebut dapat menimbulkan tingginya beban atau tekanan yang dirasakan oleh family caregiver yang disebut caregiver burden. Banyak faktor yang mempengaruhi beban terhadap pengasuh, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan caregiver dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Tujuan penelitian untuk menilai pengaruh pemberian edukasi terhadap beban caregiver keluarga pada pasien lansia. Penelitian ini adalah penelitian quasy eksperiment pre dan post. Pengambilan data dilakukan dua kali pada Caregiver Keluarga Pasien Lansia di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan April - Juli 2024. Selanjutnya caregiver diberikan edukasi berupa perlakuan, secara lisan dan berupa booklet mengenai cara pengasuhan pasien lansia di rumah. Pada akhir minggu ke tiga dinilai ZBI kembali. Hasil penelitian menunjukkan sebaran nilai Zarit Burden Interview (ZBI) sebelum pemberian edukasi, didapatkan tingkat beban yang paling banyak adalah pada Tingkat beban ringan hingga sedang, Pada nilai ZBI setelah pemberian edukasi didapatkan adanya perubahan tingkat beban pada kelompok kategori Zarit Burden. Pengaruh pemberian edukasi terhadap beban caregiver keluarga pasien lansia bermakna secara signifikan. Variabel Pendidikan adalah satu-satunya variabel yang bermakna secara signifikan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tingkat beban pada akhir intervensi.
Analisis Implementasi National Early Warning Score Oleh Medical Emergency Teams (METs) Terhadap Luaran Dan Perawatan Pasien Pada Unit Intensif Di RSUD Dr. Zainoel Abidin: Analysis of the Implementation of National Early Warning Score by Medical Emergency Teams (METs) on Patients Outcome and Care in Intensive Care Unit at RSUD Dr. Zainoel Abidin Teuku Yasir; Arief, Hafizh; Yuliana, Rossalia
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.227

Abstract

Kegagalan dalam menyadari perburukan pasien di rumah sakit dapat menyebabkan situasi yang mengancam nyawa, pemanjangan masa rawatan, dan kecacatan maupun disabilitas yang signifikan. Deteksi dini pasien meliputi pemeriksaan dan interpretasi tanda vital, dokumentasi, komunikasi ke pihak terkait, serta manajemen medical emergency team (METs) yang tepat, merupakan landasan dalam meningkatkan luaran pasien. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi National Early Warning Score (NEWS) oleh METs terhadap luaran dan perawatan pasien pada Unit Intensif di RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA). Penelitian ini termasuk studi observasional analitik dengan total 372 sampel yang dilakukan aktivasi METS dan berusIa ≥ 18 tahun. Data penelitian diambil dari laporan METS sesuai kriteria Early Warning Score dari seluruh ruangan di RSUDZA pada Bulan Mei-Juli 2024. Penelitian menilai luaran pasien, ruang rawat pasca aktivasi METS, serta hubungan keduanya. Pasien yang dirawat di ruang intensif dievaluasi 24-48 jam setelah dilakukan penatalaksanaan oleh METs. Aktivasi METs dilakukan pada 25 ruang rawat dan 2 ruang non-rawat. Aktivasi terbanyak dilakukan oleh DPJP Ilmu Penyakit Dalam (200 kali, 53,8%), diikuti oleh DPJP Neurologi (35 kali, 9,4%) dan DPJP Bedah Ortopedi (26 kali, 7%). Rerata waktu tanggap METs adalah 4,1 menit. Dari 372 pasien, terdapat 13 pasien dengan skor NEWS >15, 121 pasien dengan skor 11–15, 159 pasien dengan skor 7–10, dan 79 pasien dengan skor <7. Sebanyak 40 pasien menunjukkan perbaikan kondisi dan tetap dirawat di ruang semula, 75 pasien mendapat rawatan lanjutan di HCU, dan 38 pasien di ICU. Selain itu, 131 pasien mendapat perawatan paliatif di ruang rawat semula. Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara implementasi NEWS oleh METs terhadap luaran dan perawatan pasien pada unit perawatan intensif. Pasien yang mendapat perawatan lanjutan di ruang rawat intensif (HCU/ICU) memiliki angka harapan hidup yang lebih baik dalam 48 jam setelah aktivasi METs (p = 0,007).
Hubungan Antara Depresi, Anemia Defisiensi Besi dan Status Nutrisi Terhadap Gangguan Tidur pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis: The Relationship between Depression, Iron Deficiency Anemia and Nutritional Status of Sleep Disorders in Chronic Kidney Disease Patients Who Undergoing Hemodialysis Vera abdullah; Salwani, Desi; Erlita, Diana; Sari, Julia
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.229

Abstract

Penyakit ginjal kronis (PGK) memengaruhi lebih dari 10% populasi dunia, dengan jumlah lebih dari 800 juta orang. Gangguan tidur sangat sering terjadi pada pasien dialisis, dengan prevalensi keluhan tidur tercatat antara 30–80% kasus. Namun, penelitian mengenai prevalensi kualitas tidur pada pasien hemodialisis masih terbatas. RSUDZA memiliki pusat hemodialisis, namun belum pernah dilakukan penelitian terkait gangguan tidur pada pasien hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran depresi, anemia defisiensi besi, dan status nutrisi pada pasien Penyakit ginjal kronis (PGK)  yang menjalani hemodialisis serta hubungannya dengan kualitas tidur. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan potong lintang. Data karakteristik pasien yang dikumpulkan meliputi nama, umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan lama dialisis. Kualitas tidur dinilai menggunakan kuesioner dan wawancara dengan menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Skrining depresi dilakukan menggunakan Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) dan penilaian derajat keparahan depresi menggunakan Beck Depression Inventory (BDI). Status nutrisi dinilai dengan pemeriksaan Indeks Massa Tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien hemodialisis berjenis kelamin laki-laki (57%), berusia di atas 45 tahun, dan sebagian besar sudah menjalani hemodialisis selama 2-5 tahun serta memiliki status gizi baik. Sebagian besar pasien memiliki status psikologis yang baik. Semua pasien hemodialisis mengalami anemia, namun hanya sebagian kecil yang mengalami anemia defisiensi besi (31%). Sebanyak 64% pasien yang menjalani hemodialisis mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur terutama terjadi pada pasien yang tidak mengalami depresi, tanpa anemia defisiensi besi dan memiliki berat badan normal. Temuan ini menunjukkan bahwa gangguan tidur pada pasien hemodialisis tidak hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis dan status nutrisi, tetapi juga kemungkinan terkait dengan berbagai faktor lain seperti perubahan metabolisme akibat uremia, gangguan elektrolit, nyeri, pruritus, dan jadwal dialisis.
Sistem Informasi Pengendalian Penggunaan Antibiotik Di RSUD dr. Zainoel Abidin: Information System For Controlling Antibiotic Use at dr. Zainoel Abidin Regional Hospital Rizal, Syamsul; Yunita Suffiana; Amir Hamzah
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.230

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan berdampak besar terhadap terjadinya resistensi. Permintaan antibiotik restriksi kategori reserve saat ini dilakukan melalui proses manual berupa pengisian lembar restriksi oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), lembar tersebut akan diteruskan Apoteker setelah mendapat persetujuan oleh Komite pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) RSUDZA. Proses manual ini dinilai kurang efisien dan berpotensi menimbulkan kesalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem informasi pengendalian penggunaan antibiotik restriksi kategori reserve pada pasien rawat inap di RSUDZA. Desain penelitian ini Research and Development (R & D). Pengambilan data dilakukan secara prospektif selama periode Mei – Juli 2024. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah total sampling pasien rawat inap yang diresepkan antibiotik kategori reserve. Hasil penelitian didapatkan bahwa rancangan aplikasi Antibiotik Restriksi telah mencapai 80% dan didapatkan total jumlah sampel adalah 16 pasien rawat inap yang diresepkan antibiotik kategori reserve, didapatkan 9 sampel yang disetujui permintaan penggunaan antibiotik restriksi dan 7 sampel yang tidak disetujui oleh KPRA. Informasi persetujuan penggunaan antibiotik restriksi  secara otomatis akan terkirim melalui pesan tulis pada aplikasi Whatsapp. Rerata waktu tanggap konfirmasi persetujuan permintaan  antibiotik kategori reserve adalah 42,6 menit. Selama uji coba penggunaan aplikasi sistem informasi ini, diperlukan evaluasi dan monitoring untuk mendukung pengembangan aplikasi sistem informasi antibiotik restriksi  di masa yang akan datang.
Hubungan Gejala Klinis dan Gambaran CT-Scan Kepala dengan Luaran Klinis yang Dinilai dengan Modified Ranking Scale Pada Pasien Meningoensefalitis Di Rumah Sakit Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh: Association Between Clinical Symptoms and Head CT Scan Findings with Clinical Outcomes Assessed by Modified Rankin Scale in Meningoencephalitis Patients at Dr. Zainoel Abidin Hospital, Banda Aceh Nur Astini; Diana, Diana; Harnold, Shefina Pyeloni
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.232

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan gejala klinis dan gambaran CT-scan kepala dengan luaran klinis pada pasien meningoensefalitis di Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin dengan harapan bahwa penting nya ketersediaan ct scan kepala bisa dilakukan segera untuk mempercepat terdiagnosa dan penanganan cepat terhadap kasus meningoensefalitis ini sehingga dapat menurunkan angka kematian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional retrospektif dengan rancangan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh, pada bulan Mei – Juli 2024. Data penelitian menggunakan data rekam medis pasien. Dalam penelitian ini, besar sampel adalah seluruh pasien terdiagnosis infeksi meningoensefalitis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa skor GCS menunjukkan hubungan signifikan dengan mortalitas – pasien dengan skor GCS lebih rendah memiliki risiko mortalitas yang lebih tinggi (OR 95% CI = 1,698 (1,310 – 2,202); p < 0,001). Selain itu, adanya penurunan kesadaran juga terkait signifikan dengan mortalitas (OR 95% CI = 6,417 (1,837- 22,415); p = 0,004) – dengan adanya penurunan kesadaran, risiko mortalitas semakin tinggi. Edema otak dan hidrosefalus menunjukkan hubungan signifikan dengan mortalitas – dengan adanya edema otak pada gambaran CT-scan pasien, risiko mortalitas semakin tinggi (OR 95% CI = 2,887 (1,072 – 7,78); p = 0,034) dan dengan adanya hidrosefalus, risiko mortalitas semakin tinggi (OR 95% CI = 5,236 (1,334 – 20,543); p = 0,018. Berdasarkan temuan penelitian, direkomendasikan untuk segera menerapkan protokol triase berbasis risiko di IGD yang secara otomatis mengkategorikan pasien meningoensefalitis dengan skor GCS rendah (misalnya ≤ 12), penurunan kesadaran, atau tanda edema serebral/hidrosefalus pada CT-scan sebagai pasien risiko mortalitas tinggi. Kategori ini harus memicu respons cepat berupa: percepatan waktu tunggu pemeriksaan penunjang (seperti CT-scan), perujukan langsung ke unit perawatan intensif (ICU/HCU) untuk pemantauan neurologis ketat, dan konsultasi segera dengan tim spesialis saraf dan bedah saraf guna menilai kebutuhan intervensi lebih lanjut seperti terapi dekompresi atau pemasangan shunt, guna meningkatkan luaran keseluruhan pasien.
Pengaruh Stimulasi I Point terhadap Keluaran Stroke Iskemik: The Effect of I Point Stimulation on Ischemic Stroke Outcome Imran; Dian Lestari, Nova; Gunawan
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.235

Abstract

Sebagian besar pasien stroke mengalami kecacatan pasca-stroke, sehingga diperlukan intervensi untuk meminimalkan kecacatan dan memperbaiki keluaran klinis. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah stimulasi saraf, seperti stimulasi I point, yang diharapkan mampu meningkatkan fungsi saraf dan mengurangi defisit neurologis. Penelitian eksperimental sederhana ini melibatkan 40 pasien stroke iskemik akut yang dirawat di ruang saraf RSUDZA Banda Aceh, terdiri atas 20 subjek kelompok perlakuan dan 20 subjek kelompok kontrol. Kelompok perlakuan menerima terapi standar (antiagregasi) dan stimulasi I point, sedangkan kelompok kontrol hanya terapi standar. Keluaran stroke dinilai menggunakan Indeks Barthel (IB) dan Modified Rankin Scale (mRS). Data dianalisis menggunakan uji t berpasangan, dengan karakteristik dasar subjek homogen (p>0,05). Rerata skor IB-2 pada kelompok perlakuan (16,8 ± 3,7) secara bermakna lebih tinggi dibanding kelompok kontrol (14,9 ± 4,7; IK95%, p=0,046). Selisih skor IB-1 dan IB-2 juga lebih besar pada kelompok perlakuan (6,6 ± 4,1) dibanding kontrol (4,4 ± 2,5; IK95%, p=0,048). Stimulasi I point secara bermakna meningkatkan skor Indeks Barthel dan memperbaiki keluaran klinis pasien dengan stroke iskemik akut.
Perbandingan Rasio Albumin Kreatinin Urin Sebelum Dan Setelah Puasa Pada Penyakit Ginjal Diabetik: Comparison of Urinary Creatinine Albumin Ratio Before and After Fasting in Diabetic Kidney Disease Hasan, Desi Salwani; Syukri, Maimun; Balqis, Ummu; Suhanda, Rachmad
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.246

Abstract

Pembatasan asupan kalori selama berpuasa dapat menurunkan berat badan, namun juga memiliki risiko perburukan fungsi ginjal pada pasien dengan penyakit ginjal diabetik. Rasio albumin kreatinin merupakan salah satu penanda perburukan fungsi ginjal.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan rasio albumin kreatinin urin sebelum dan setelah berpuasa pada pasien penyakit ginjal diabetik. Penelitian ini merupakan penelitian cohort prospektif yang dilakukan mulai 1 Maret 2024-31 Mei 2024 di Poliklinik Endokrin dan poliklinik ginjal Hipertensi Rumah sakit dr Zainoel Abidin, melibatkan subyek penyakit ginjal diabetik yang menjalani puasa Ramadhan minimal 7 hari berturut, usia > 18 tahun, proteinuria +1 atau lebih berdasarkan urinalisis dan kriteria ekslusi adalah sindroma nefrotik atau penyaki glomerulus dan lupus eritematosus sistemik. Perbandingan kadar albumin kreatinin rasio sebelum dan setelah puasa Ramadhan menggunakan uji T-test berpasangan bila distribusi data normal dan uji Wilcoxon bila distribusi data tidak normal dengan tingkat signifikansi pengambilan keputusan pada p<0.05. Penelitian melibat 37 subyek dengan penyakit ginjal diabetik, laki laki lebih banyak dari Perempuan (54,1 %) dengan rerata usia 51,41±9,39 tahun. Median Rasio Albumin kreatinin sebelum puasa Ramadhan adalah 1359(10,57-12442) mg dan 1015(7,89-9764) mg setelah 7 hari menjalani puasa. Perbandingan rasio albumin kreatinin urin pada pasien penyakit ginjal diabetik sebelum dan sesudah puasa Ramadhan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik dengan nilai P 0,140. Simpulan: terdapat penurunan rasio albumin kreatinin namun tidak berbeda secara statistik.
Faktor-faktor Risiko Malnutrisi Rumah Sakit Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin Banda Aceh: Risk factors of Hospital Malnutrition in Hospitalized Patients at dr. Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh Fiona Desi Amelia; Marisa; Iflan Nauval; Camelia Bomaztika Sari; Khairunnisak
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.252

Abstract

Malnutrisi mempengaruhi 20-50% dari pasien rawat inap. Malnutrisi memiliki konsekuensi negatif pada pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit. Efek malnutrisi antara lain peningkatan masa rawatan, peningkatan biaya rawatan, pada tubuh akan meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi, mempengaruhi status fungsional, meningkatkan morbiditas, mortalitas dan meningkatkan frekuensi pasien masuk kembali kerumah sakit untuk dirawat. Skrining risiko malnutrisi saat admisi merupakan prosedur yang rutin dilaksanakan pada setiap pasien dalam 24-48 jam pasca masuk ke rumah sakit dan dapat diulangi pada hari ketujuh rawatan. Hasil skrining dapat menentukan langkah yang harus dilakukan terkait dengan risiko malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi malnutrisi dan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi risiko malnutrisi rumah sakit pada pasien rawat inap dewasa. Penelitian ini menggunakan jenis dan rancangan penelitian nested case control. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Zainoel Abidin. Pasien diwawancara dengan menggunakan Malnutrition Screening Tool (MST) pada saat masuk rumah sakit dan hari ke 7 rawatan. Kasus dan kontrol ditentukan pada akhir penelitian setelah diketahui perubahan risiko malnutrisinya. Beberapa faktor seperti usia, ada tidaknya konsultasi kepada dokter spesialis gizi klinik, keterlambatan konsultasi ke dokter spesialis gizi klinik dan kelompok penyakit akan dianalisa dengan uji Chi Square dan Odd Ratio (OR). Hasil penelitian menunjukkan hampir 90% responden berada dalam kategori berisiko malnutrisi saat masuk rumah sakit dan meningkat menjadi 93.5% saat hari ke 7 rawatan. Sebanyak 67.8% pasien berisiko malnutrisi Rumah Sakit (RS). Ketiadaan konsultasi kepada dokter spesialis gizi klinik dan faktor kelompok penyakit merupakan faktor risiko malnutrisi rumah sakit.

Page 10 of 10 | Total Record : 100