cover
Contact Name
Raihan
Contact Email
litbangrsudza@gmail.com
Phone
+62651-34562
Journal Mail Official
litbangrsudza@gmail.com
Editorial Address
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abdidin, Jl. Tgk. Daud Beureueh No. 108, Bandar Baru, Banda Aceh
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Journal of Medical Science; Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
ISSN : -     EISSN : 27217884     DOI : https://doi.org/10.55572/
Core Subject : Health, Science,
Journal of Medical Science (JMS; Jurnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh) ISSN 2721-7884 diterbitkan oleh Divisi LITBANG Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh sejak bulan April 2020. Journal of Medical Science terbit dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan April dan Bulan Oktober. JMS adalah jurnal open akses berbasis Open Journal System yang seluruh proses atau tahapan publikasi dilakukan secara online dengan melibatkan mitra bestari (peer-reviewed) dari berbagai topik ilmu bidang medis dan kesehatan. Naskah yang ingin dipublikasikan pada JMS harus merupakan naskah asli hasil penelitian dan juga naskah hasil studi literatur yang memiliki kontribusi dan aplikasi dengan bidang yang berkaitan dengan ilmu medis dan ilmu kesehatan dengan topik sebagai berikut: Ilmu Bedah Ilmu Penyakit Dalam Obstetri dan Ginekologi Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Neurologi Ilmu Kesehatan THTKL Ilmu Kesehatan Mata Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Anestesiologi dan Terapi Intensif Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Radiologi Mikrobiologi Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Patologi Klinik Patologi Anatomi Gizi Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa
Articles 100 Documents
Pengaruh Intervensi Prosedur Layanan Terhadap Waktu Tunggu (Model Intervensi) dan Tingkat Kepuasan Masyarakat Pada Layanan Kesehatan Poliklinik THT-KL RSUDZA Banda Aceh Teuku Husni TR; Benny Kurnia; Safarianti
Journal of Medical Science Vol 3 No 1 (2022): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.477 KB) | DOI: 10.55572/jms.v3i1.53

Abstract

Upaya peningkatan layanan melalui percepatan waktu tunggu pasien dipoliklinik THT-KL dilakukan dengan mempercepat durasi layanan pasien menjadi ≤60 menit yang dihitung dari mulai saat pasien mendaftar ulang di nurse station poliklinik THT-KL hingga pasien selesai diperiksa oleh dokter dan meninggalkan poliklinik. Upaya lainnya adalah melalui pengembangan model layanan baru melalui perubahan alur/prosedur layanan. Studi ini bertujuan menganalisis pengaruh intervensi prosedur layanan terhadap waktu tunggu (model intervensi) dan tingkat kepuasan pasien pasien yang berobat dipoliklinik THT-KL Penelitian ini adalah penelitian eksperimental analitik dengan jenis eksperimen quasi dan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design. Sampel diambil menggunakan metode Accidental Sampling dengan jumlah responden 82 pasien. Hasil Penelitian didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien di poliklinik THT-KL RSUDZA pre intervensi adalah 49 menit dan waktu tunggu post intervensi adalah 54 menit. Hasil analisis uji Mann Whitney didapatkan P value= 0,176. Hasil analisis uji chi-square yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi prosedur layanan pada tingkat kepuasan pasien didapatkan P value= 0,061. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi prosedur layanan dipoliklinik THT-KL tidak mempunyai pengaruh yang bermakna pada waktu tunggu layanan model intervensi dan tingkat kepuasan pasien/masyarakat. Hal ini diduga karena adanya keterbatasan dalam penelitian berupa variasi jenis tindakan yang didapat pasien dan pengukuran dilakukan pada subjek yang berbeda.
Pengaruh Pemberian Ketoprofen Supposituria terhadap Penurunan Intensitas Nyeri saat Pelepasan Kateter Uretra Menetap Jufriady Ismy; Andreas; Yudhi Aulia
Journal of Medical Science Vol 3 No 1 (2022): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.37 KB) | DOI: 10.55572/jms.v3i1.54

Abstract

Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mengalirkan urine. Kateter ini biasanya dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih. Pemberian ketoprofen digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri pada saat pelepasan kateter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian Ketoprofen pada pasien saat pelepasan kateter urin. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah mendapatkan suatu metode intervensi pendukung manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh perawat di ruang rawat bedah sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis (clinical trials) desain paralel. Uji klinis adalah penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia. Peneliti pada penelitian uji klinis akan memberikan perlakuan atau intervensi pada 60 peserta atau subjek penelitian. Terdapat 2 kelompok penelitian yang akan dinilai. Terdapat 30 sampel akan diberikan perlakuan ketoprofen supposituria, dan 30 sampel sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan kriteria inklusi: 1) Pasien diruang rawat bedah dan memakai kateter; 2) masa pemasangan kateter tidak lebih dari 3 hari; 3) pasien diatas 18 tahun; 4) pasien tidak menjalani operasi pada uretra vesica urinaria. Hasil penelitian menggunakan normalitas data menggunakan uji kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa nilai p-value < 0.05 pada masing-masing kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Dari analisis uji Mann Whitney ditemukan pengaruh yang signifikan pada pemberian ketoprofen terhadap penurunan skala nyeri (p <0.05). Kami akan mensosialisasikan kepada devisi Bagian Urologi/ KSM Ilmu Bedah RSUDZA/FKUSK untuk menjadikan hasil penelitian ini menjadi standar operasional prosedur (SOP) yang harus di jalankan pada pasien-pasien yang dilakukan pelepasan kateter.
Evaluasi Waktu Tunggu Setelah Redesign dan Penerapan Lean Pharmacy Pada Pelayanan Farmasi Rawat Jalan Yani, Fitri; Syarifah Maraiyuna; Azizah Vonna
Journal of Medical Science Vol 3 No 1 (2022): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.035 KB) | DOI: 10.55572/jms.v3i1.55

Abstract

Waktu tunggu pelayanan menurut World Health Organization (WHO) merupakan acuan penilaian sistem kerja yang baik dari suatu fasilitas kesehatan. Waktu tunggu obat adalah jumlah waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi. Farmasi merupakan unit pelayanan terakhir yang akan dikunjungi pasien yang berobat rawat jalan di Rumah Sakit. Standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan untuk pelayanan resep non racik adalah 30 menit untuk satu resep, sementara dari hasil evaluasi di depo farmasi rawat jalan tahun 2021 diketahui waktu tunggu pelayanan resep masih di atas standar. Beberapa intervensi untuk menurunkan lamanya waktu tunggu telah dilakukan selama beberapa tahun ke belakang. Namun, intervensi tersebut tidak terdokumentasi dengan baik dan hasil dari intervensi tidak terukur secara jelas, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai referensi dalam perbaikan berkelanjutan berikutnya. Penelitian ini merupakan upaya perbaikan yang dilakukan dengan menerapkan konsep lean pharmacy di depo farmasi rawat jalan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian quasi experimental dengan one group pretest posttest design yang bertujuan untuk menguji perbaikan waktu tunggu dan kepuasan pasien setelah diterapkan konsep Lean pharmacy. Beberapa intervensi diterapkan yaitu merubah tahapan prosedur pelayanan resep pada tahapan awal, memisahkan tanggung jawab petugas berdasarkan kategori jenis resep, menambah unit set komputer untuk resep cito dan eksekutif, merevisi SOP pelayanan resep kronis dan non kronis, memfasilitasi pasien dengan informasi alur pelayanan resep dalam bentuk standing banner dan melakukan sosialisasi perubahan sistem dan motivasi penguatan kinerja kepada staf di depo farmasi rawat jalan. Hasil yang diperoleh pada penelitian waktu tunggu pelayanan resep kronik di Depo Farmasi Rawat Jalan RSUDZA sebelum dilakukan intervensi adalah selama 1 jam 26 menit (86 menit) dan meningkat lebih cepat setelah dilakukannya intervensi menjadi 56 menit (p-value 0,000). Hasil penelitian kepuasan pasien sebelum dilakukan intervensi yaitu waktu tunggu pelayanan resep di depo farmasi rawat jalan terjadi penurunan waktu yang signifikan (p-value 0,000) sebesar 30 menit setelah dilakukan intervensi dengan melakukan rediesign pelayanan farmasi.
Evaluasi Respon time Seksio Emergensi Kategori I Terhadap Luaran Maternal dan Neonatal Dengan Tersedianya Alur Pelayanan Seksio Sesarea Emergensi Di RSUDZA Juli-Oktober 2021 Cut Meurah Yeni; Hasanuddin, Hasanuddin; Cut Rika Maharani; Nurul Fadhliati Maulida
Journal of Medical Science Vol 3 No 1 (2022): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.322 KB) | DOI: 10.55572/jms.v3i1.57

Abstract

Angka seksio sesarea (SC) mengalami kenaikan dua kali lipat di seluruh dunia yaitu 12,1% pada tahun 2010 dan 21,1 % pada tahun 2015 di 169 negara. The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan the National Institute of Clinical Excellence (NICE) membuat ketentuan standar baku emas bahwa response time  SC emergensi atau disebut juga decision-to-delivery interval (DDI) pada kelahiran yaitu <30 menit. Tujuan pelitian ini untuk mengetahui gambaran response time  SC emergensi kategori 1 di RSUDZA setelah pembuatan alur pelayanan SC emergensi.  Rancangan penelitian ini adalah kohort prospektif, dengan melihat data pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di RSUDZA dari periode Juli sampai Oktober 2021. Luaran cut of point rerata response time, luaran maternal dan neonatal. Data dianalisis dengan menggunakan software SPSS 23.  Didapatkan 19 kasus yang memenuhi kriteria dari total 23 kasus SC emergensi kategori 1. Rerata response time  SC emergensi kategori 1 adalah 36,29±8,59 (28-50 menit). Ada tidaknya demam, perlu tidaknya rawatan pasca operasi di ICU, serta kematian ibu memiliki hubungan yang erat dengan response time SC emergensi kategori I (p<0,05). Skor APGAR, perlu tidaknya bantuan pernapasan seperti CPAP dan intubasi, perlu tidaknya rawatan di NICU, serta kematian bayi memiliki hubungan yang erat dengan response time  SC  emergensi Kategori I (p<0,05). Response time  SC <30 menit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luaran maternal dan neonatal dengan tersedianya alur SC emergensi di RSUDZA.
Efektivitas Edukasi Manajemen Nyeri pada Pasien yang Menjalani Sectio Caesarea terhadap Kepuasan Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin: The Effectiveness of Pain Management Education among Patients Undergoing Cesarean Delivery on Service Satisfaction at dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital Darmawati; Diana Febrita; Aida Fitri; Fithria; Masyithah Audina
Journal of Medical Science Vol 2 No 2 (2021): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.562 KB) | DOI: 10.55572/jms.v2i2.58

Abstract

Sectio Caesarea merupakan salah satu metode persalinan yang saat ini kerap dilakukan dan menjadi prosedur pembedahan yang menyelamatkan jiwa ibu dan bayi ketika terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan. Tidak dapat dipungkiri, tindakan ini memberikan efek nyeri berat pada ibu sehingga tindakan pereda nyeri pasca operasi sangat penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas dari edukasi manajemen nyeri pada pasien yang menjalani operasi sectio caesarea terhadap tingkat kepuasan pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah mendapatkan suatu metode intervensi pendukung manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh perawat dan bidan di ruang rawat kebidanan sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pre-experimental design dan menggunakan rancangan intact group comparison yang dilakukan di ruang bersalin dan ruang rawat Arafah 2. Jumlah partisipan yang direkrut dalam penelitian ini adalah 50 partisipan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi: 1) Ibu yang sebelum dan setelah melakukan operasi sectio caesarea; 2) bersedia mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir; 3) mampu berbicara Bahasa Indonesia dan mampu baca tulis; dan 4) bukan berasal dari perawatan di Intensive Care Unit. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian informasi mengenai manajemen nyeri yang dilaksanakan satu kali setelah operasi dengan durasi 7-10 menit. Alat pengumpulan data tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan adalah kuesioner dengan skala likert berisi 25 item pertanyaan. Hasil penelitian menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan terdapat peningkatan mean rank tingkat kepuasan ibu (aspek reliability dan responsiveness) yang signifikan pada pengukuran pre test dan post test pada kelompok intervensi (p < 0.05) serta tidak terdapat peningkatan mean rank tingkat kepuasan ibu yang signifikan pada pengukuran pre test dan post test pada kelompok kontrol (p > 0.05). Hasil analisis lanjutan menggunakan Mann Whitney U Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean rank kepuasan ibu (variabel tangibles, empathy, reliabity, responsiveness dan assurance) pada pengukuran pre test dan post test pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p < 0.05). Perlu adanya kebijakan berupa standar operasional prosedut terkait edukasi manajemen nyeri agar petugas kesehatan khususnya perawat/bidan agar dapat melakukan edukasi yang adekuat kepada ibu postpartum sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi nyeri yang dirasakan setelah operasi berlangsung.
Analisa Minimalisasi Biaya Terapi PPI (Proton Pump Inhibitor) pada Pasien Rawat Inap Bedah di RSUD Dr. Zainoel Abidin Menggunakan Form Restriksi Suherman; Ika Wahyuningrum; Yunita Suffiana
Journal of Medical Science Vol 2 No 2 (2021): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.881 KB) | DOI: 10.55572/jms.v2i2.59

Abstract

Based on data on the use of PPI class drugs for the last 6 months, at December 2020-May 2021 at RSUDZA, the PPI drug class is among the drugs that are widely used every year, it is also prescribed for use other than cases of gastric acid secretion disorders and hematemesis melena, it can have an impact on optimization of drug spending costs so that if the hospital cannot control the drug spending budget and it can have an impact on the hospital's cash flow. This study aims to analyze the cost minimization of PPI (proton pump inhibitor) therapy in surgical inpatients at RSUD dr. Zainoel Abidin uses a restriction form. This study is an analytical intervention study with a prospective method and based on inclusion criteria by looking at the medical records of inpatients Neurosurgery and Orthopedics in Raudhah 3,4, and 5 by filling out the research tool used is the request sheet for restriction drugs of the PPI (Proton Pump Inhibitor) class., data collection was carried out from July-October 2021 using purposive sampling. The cost analysis used in this study is CMA (Cost Minimization Analysis), Chi-Square test to see the effect between two groups of variables, Kolmogorov Smirnove normality test to analyze data normality, and Mann Whitney to see the mean difference between groups pretest-posttest. The results showed that the use of PPI therapy in this study mostly used Omeprazole 40 mg iv therapy is 98%. There was an effect of giving a PPI restriction form to decrease the frequency of using Omeprazole 40 mg iv to every 24 hours for prophylactic statistically (p<0.000). Analysis of the cost of CMA in neurosurgery patients found that there was no decrease in the cost of Omeprazole 40 mg iv therapy in the restriction form treatment group, analysis of the cost of CMA in orthopedic surgery patients found a decrease in the cost of Omeprazole 40 mg iv therapy in the treatment group using the restriction form. Factors that influence the cost analysis in this study are length of stay, types of other drug items obtained during treatment, type of surgery, and duration of use of PPI class therapy.
Analisis Dampak Penggunaan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) Dalam Mencegah Potensi Kegagalan Sistem Pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD) Penyakit Infeksi New Emerging dan Re Emerging (PiNERE) RSUDZA Banda Aceh Mikyal Bulqiah; Fiona Desi Amelia; Nanda Earlia; Darul Mufti; Maretha Meutia
Journal of Medical Science Vol 3 No 1 (2022): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.521 KB) | DOI: 10.55572/jms.v3i1.60

Abstract

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Sejak ditemukan pertama sekali di Wuhan, China, penyakit ini dalam waktu singkat menjadi pandemi di seluruh dunia termasuk di Aceh. Untuk menanggulangi penyakit tersebut, Pemerintah Aceh membuka layana baru yaitu layanan Penyakit Infeksi New Emerging dan Re Emerging (PINERE), dan UGD PINERE merupakan salah satu dari layanan tersebut. Pada pelaksanaannya, terdapat permasalahan yang kerap muncul pada sistem layanan UGD PINERE seperti pasien COVID-19 yang masih berapa di area IGD Existing terutama pasien asimtomatis, bercampurya pasien COVId-19 dan non COVID-19, waktu tunggu pemeriksaan penunjang yang lama dan lainnya. Sampai saat ini belum ada langkah yang dilakukan untuk menghindari potensi masalah/kegagalan yang mungkin terjadi sehingga Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan FMEA dalam mencegah potensi kegagalan dalam sistem pelayanan di UGD PINERE di RSUDZA Banda Aceh dengan harapan setelah mengetahui apa saja yang menjadi potensi kegagalan, kita dapat mencegah kegagalan tersebut terjadi serta mengurangi dampak dari kegagalan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu quasi experimental) dengan desain penelitian one group pre test-post test design. Tim peneliti akan membentuk tim khusus yang terdiri dari multidisiplin ilmu dan akan melakukan brianstorming terkait modus kegagalan, menghitung Risk Priority Number (RPN), melakukan redesain proses, uji coba proses baru kemudian menghitung kembali nilai RPN. Total 10 failure mode, 34 cause failure dan 10 effect failure berhasil diidentifikasikan. Failure mode dengan RPN terbesar adalah pasien COVID-19 yang berada di UGD non PINERE (IGD Existing) dengan total nilai 441. Dari hasil analisis data menggunakan uji T tidak berpasangan didapatkan FMEA efektif dalam mencegah potensi kegagalan sistem pelayanan di UGD PINERE dalam hal ini menurunkan risiko penularan COVID-19 di lingkungan UGD PINERE dilihat dari penurunan Risk Priority Number (RPN) sebelum dan sesudah intervensi (p<0.05).
Tingkat Stres dan Kejenuhan Tenaga Kerja Masa Pandemik COVID-19 RSUD Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh Ferry Dwi, Kurniawan; Zulfikar, Teuku
Journal of Medical Science Vol 3 No 1 (2022): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.035 KB) | DOI: 10.55572/jms.v3i1.61

Abstract

Waktu tunggu pelayanan menurut World Health Organization (WHO) merupakan acuan penilaian sistem kerja yang baik dari suatu fasilitas kesehatan. Waktu tunggu obat adalah jumlah waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi. Farmasi merupakan unit pelayanan terakhir yang akan dikunjungi pasien yang berobat rawat jalan di Rumah Sakit. Standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan untuk pelayanan resep non racik adalah 30 menit untuk satu resep, sementara dari hasil evaluasi di depo farmasi rawat jalan tahun 2021 diketahui waktu tunggu pelayanan resep masih di atas standar. Beberapa intervensi untuk menurunkan lamanya waktu tunggu telah dilakukan selama beberapa tahun ke belakang. Namun, intervensi tersebut tidak terdokumentasi dengan baik dan hasil dari intervensi tidak terukur secara jelas, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai referensi dalam perbaikan berkelanjutan berikutnya. Penelitian ini merupakan upaya perbaikan yang dilakukan dengan menerapkan konsep lean pharmacy di depo farmasi rawat jalan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian quasi experimental dengan one group pretest posttest design yang bertujuan untuk menguji perbaikan waktu tunggu dan kepuasan pasien setelah diterapkan konsep Lean pharmacy. Beberapa intervensi diterapkan yaitu merubah tahapan prosedur pelayanan resep pada tahapan awal, memisahkan tanggung jawab petugas berdasarkan kategori jenis resep, menambah unit set komputer untuk resep cito dan eksekutif, merevisi SOP pelayanan resep kronis dan non kronis, memfasilitasi pasien dengan informasi alur pelayanan resep dalam bentuk standing banner dan melakukan sosialisasi perubahan sistem dan motivasi penguatan kinerja kepada staf di depo farmasi rawat jalan. Hasil yang diperoleh pada penelitian waktu tunggu pelayanan resep kronik di Depo Farmasi Rawat Jalan RSUDZA sebelum dilakukan intervensi adalah selama 1 jam 26 menit (86 menit) dan meningkat lebih cepat setelah dilakukannya intervensi menjadi 56 menit (p-value 0,000). Hasil penelitian kepuasan pasien sebelum dilakukan intervensi yaitu waktu tunggu pelayanan resep di depo farmasi rawat jalan terjadi penurunan waktu yang signifikan (p-value 0,000) sebesar 30 menit setelah dilakukan intervensi dengan melakukan rediesign pelayanan farmasi.
Efektivitas dan Keamanan Elektroakupunktur pada Manajemen Nyeri Persalinan indirayani, Ima Indirayani; Meuratana, Putri Ade Meuratana; Aditya, Rizka Aditya; Rajuddin, Rajuddin
Journal of Medical Science Vol 3 No 1 (2022): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.181 KB) | DOI: 10.55572/jms.v3i1.64

Abstract

Nyeri persalinan menjadi suatu kendala yang menghambat suksesnya persalinan pervaginam dan tidak tahan terhadap nyeri saat persalinan menjadi penyebab meningkatnya permintaan Seksio Caesaria (SC) dimana tindakan SC sendiri meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas terhadap ibu. Manajemen nyeri di Kamar Bersalin terutama di kota Banda Aceh saat ini belum berjalan sebagaimana mestinya, pasien bersalin belum mendapatkan pelayanan manajemen nyeri saat persalinan. Elektroakupunktur merupakan salah satu metode manajemen nyeri non-farmakologi yang terbukti efektif menurunkan nyeri dengan efek samping yang hampir tidak ada serta terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas Elektroakupunktur dalam menurunkan derajat nyeri persalinan serta menilai keamanan elektroakupunktur. Penelitian ini merupakan studi prospektif, experimental randomized contolled trial dengan double blind. Ibu dengan kehamilan tanpa komplikasi yang menjalankan proses persalinan dan sudah memasuki kala 1 aktif diacak untuk mendapatkan baik intervensi Elektroakupunktur atau intervensi Sham Akupunktur (Plasebo) sebagai manajemen nyeri persalinan. Luaran primer efektitivitas yang dinilai adalah penurunan nyeri rata-rata yang diukur dengan Numerical Rating Scale (NRS) dari sebelum intervensi, dan setelah 30 menit, 60 menit, 90 menit hingga 120 menit pasca intervensi. Luaran primer keamanan yaitu efek samping yang terjadi dalam 15 menit pasca Tindakan. Luaran sekunder lainnya yang dinilai yaitu durasi persalinan, penggunaan oksitosin, derajat ruptur perineum, jumlah perdarahan serta skor APGAR. Terdapat 12 pasien yang berhasil direkrut. Terdapat penurunan skala nyeri pada kelompok elektroakupunktur yang lebih besar dibandingakan dengan kelompok sham baik pada 30, 60, 90, 120 menit pasca intervensi meskipun tidak mencapai nilai signifikan masing-masing 1.14, 1.33, 1.8, dan 1.3 versus -0.2, 0.25, 0.67, dan 0. Tidak dijumpai efek samping dari intervensi yang diberikan dari kedua kelompok. Tidak ada perbedaan luaran yang signifikan dari durasi persalinan, jumlah perdarahan, penggunaan oksitosin, derajat ruptur dan skor APGAR bayi dari kedua kelompok. Penerapan Elektroakupunktur pada titik EX-B2, BL 32, BL 33 dan BL 34 dapat digunakan sebagai terapi non farmakologi untuk mengurangi nyeri dan durasi persalinan serta aman dan mudah digunakan dengan tidak ada efek samping. Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pertimbangan untuk manajemen nyeri saat persalinan pada layanan di kamar bersalin RSUD dr. Zainoel Abidin ke depan, sehingga meningkatkan kualitas layanan bersalin dan memberi kepuasan pasien dalam menjalani proses persalinan.  
Evaluasi Kejadian Infeksi pada Pasien Luka Bakar yang Dirawat Inap di RSUD dr. Zainoel Abidin Mahdani, Wilda; Syamsul Rizal; Mirnasari Amirsyah
Journal of Medical Science Vol 3 No 2 (2022): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v3i2.69

Abstract

This study examines the prevalence of infection in burn patients as represented by the clinical spesimen culture results. The purpose of this study was to obtain data on the prevalence, distribution and susceptibility pattern of microbes isolated from clinical spesimens of burn patients hospitalized at RSUD dr. dr. Zainoel Abidin. This study is descriptive observational. The retrospective data obtained from the Plastic Surgery Department and the Clinical Microbiology Laboratory. The results showed the prevalence of infection in burn patients who were hospitalized at RSUD dr. Zainoel Abidin based on clinical spesimen culture of 4.7%. Microbial patterns isolated from burn patients were Gram positive bacteria (37.5%) consisting of Staphylococcus aureus and Staphylococcus hominis. Gram negatif bacteria (62.5%) isolated consisted of Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa and Klebsiella pneumoniae. The clinical spesimens that showed the most bacterial growth were pus followed by blood and joint fluid. Patients with less than 40% wound area, showed the growth of Staphylococcus aureus, Acinetobacter baumannii and Klebsiella pneumoniae. Patients with wound area above 40%, showed the growth of Staphylococcus aureus, Staphylococcus hominis, Acinetobacter baumannii and Pseudomonas aeruginosa was found. The group of Gram positive bacteria had good sensitivity to the antibiotics vancomycin (100%), linezolid (100%), tigecycline (100%), clindamycin (66.7%), tetracycline (66.7%) and trimethoprim-sulfamethoxazole (66, 7%). The group of Gram negatif bacteria showed high sensitivity to Amikacin (100%).

Page 4 of 10 | Total Record : 100