cover
Contact Name
Ofi Hidayat
Contact Email
ofi.hidayat@uts.ac.id
Phone
+6282244500788
Journal Mail Official
ilkom@uts.ac.id
Editorial Address
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA Jalan Olat Maras, Batu Alang, Kec. Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 84371
Location
Kab. sumbawa,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science
Core Subject : Social,
Strategi Komunikasi, Public Relation, Komunikasi Sosial Budaya, Manajemen Komunikasi, Media dan Komunikasi, Komunikasi Bisnis, Komunikasi Politik, Komunikasi Pembangunan.
Articles 78 Documents
Perkembangan Sentimen anti-Tionghoa di Indonesia Mirah Pertiwi
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 3 No. 1 (2021): Edisi 4
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.516 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v3i1.1062

Abstract

Runtuhnya Orde Baru di Indonesia ditandai dengan kerusuhan yang meresahkan kemanusiaan. Kerusuhan Mei 1998 mencerminkan stereotip dan sentimen anti-Cina di antara masyarakat Indonesia. Setelah 23 tahun sejak tragedi tersebut, isu rasisme masih mewarnai Indonesia sampai sekarang. Artikel ini membahas mengenai penyebab sentimen anti-Tionghoa, dilihat dari sisi sejarah. Metode yang digunakan adalah literature review dengan pendekatan kualitatif. Temuan dari artikel ini menunjukkan sentimen terhadap keturunan Tionghoa mengakar sejak penjajahan belanda yang terjadi berabad-abad lalu. Sentimen tersebut diperkuat dengan regulasi-regulasi diskriminatif di era Orde Baru. Pasca tragedi Mei 1998, ditambah dengan runtuhnya rezim Orde Baru, sentimen negatif terhadap etnis Tionghoa berubah, diiringi dengan regulasi-regulasi yang memastikan kesempatan setara bagi seluruh warga Indonesia tanpa memandang etnis, agama, atau ras. Meski begitu, isu bernuansa rasisme masih terjadi sampai sekarang. Keywords: Sentimen anti-Tionghoa, Kerusuhan Mei 1998, Sejarah Diskriminasi Tionghoa.
SEME’ SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA WANITA SUMBAWA Silvi Nuriaten; Aka Kurnia
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 3 No. 2 (2021): Edisi 5
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.776 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v3i2.1517

Abstract

Seme’ sebagai sebuah identitas budaya telah dikenal, dipraktekkan, dan dilestarikan hingga saat ini oleh masyarakat Sumbawa. Tradisi tersebut dibawa oleh para leluhur untuk menjaga kulit dari sengatan matahari, dapat dikatakan Seme’ adalah bentuk sunblock tradisional yang bahan dasarnya berasal dari alam dan mudah didapatkan. Adapun Seme’ dalam sebuah perspektif identitas menjadi ciri khas yang menghasilkan bentuk visual pada wajah wanita Sumbawa. Misalnya seorang wanita menggunakan Seme’ pada siang hari di sawah artinya wanita tersebut berprofesi sebagai petani, juga menandakan cuaca sedang terik sehingga memakai Seme’ akan membantu menyejukkan wajah. Identitas ini yang kemudian menjadi topik penelitian ini, menggunakan teori komunikasi identitas milik Michael Hecht yang membagi komunikasi identitas diantaranya tahap personal layer, enactment layer, dan communal layer. Ketiga tahapan tersebut menganalisis bagaimana sebuah identitas dapat terbentuk dalam suatu masyarakat baik indvidu maupun kelompok. Pada penelitian ini ditemukan bahwa Seme’ dalam sebuah identitas tidak hanya sebatas media perawatan wajah, namun bagi orang Sumbawa Seme’ memiliki manfaat kegunaan yang kompleks dalam hal ini Seme’ sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Sumbawa. Contohnya Seme’ dalam tradisi ritual adat Barodak, Seme’ dalam tradisi sunatan (Basunat dalam bahasa Sumbawa), Seme’ sebagai media pengobatan tradisional. Dari hasil wawancara kepada 11 narasumber, rata-rata informan memberikan jawaban yang hampir serupa terkait manfaat dan tujuan penggunaan Seme’. Hal tersebut menghasilkan bahwa Seme’ sebagai sebuah identitas budaya telah dikenal sejak dulu memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh para pelestarinya. Kata kunci: Seme’, Identitas, Budaya, Sumbawa
FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI KULINER DI KABUPATEN SUMBAWA Dian Permatasari; Fahrunnisa
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 3 No. 2 (2021): Edisi 5
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.876 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v3i2.1518

Abstract

Perkembangan dari teknologi dan informasi yang sangat pesat saat ini telah melahirkan media sosial diantaranya ada beberapa yang paling populer yaitu instagram, youtube, facebook, whatsapp, dan twitter. Media sosial memiliki banyak fungsi antara lain sebagai sarana menyampaikan/menerima informasi, sebagai sarana untuk membangun/menjaga hubungan. Selain itu, media sosial juga di manfaatkan oleh para pedagang sebagai media promosi. Seperti pada penelitian ini yang membahas tentang media sosial facebook sebagai media promosi kuliner di kabupaten sumbawa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan facebook sebagai media promosi oleh para pedangang dengan menggunakan teori media marketing. Metode penelitan yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dalam jangka waktu penelitian dari Juni-Oktober 2021. Sumber penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder melalui teknik wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan facebook sebagai media promosi sesuai dengan teori media marketing yaitu, Content Creation yaitu informasi yang dibagikan harus menarik dan jelas agar pembeli tidak perlu bertanya terkait dagangan yang di jajarkan, Content Sharing yaitu kegiatan membagikan informasi ke komunitas dagang yang ada di facebook maupun di beranda pribadi, Connecting yaitu bagaimana cara penjual agar bisa terhubung dengan pembeli dan dapat mempertahankan hubungan itu dalam jangka waktu yang lama, terakhir ada Community Building yaitu bagaimana cara penjual bergabung dengan komunitas sosial yang ada di facebook sehingga pedagang dapat mempromosikan dagangannya. Teori media markeing ini cukup efektif dalam meningkatkan penjualan para pedagang kuliner yang menggunakan facebook sebagai media promosinya. Kata Kunci : Facebook, Media Promosi, Teori Media Marketing
PENGARUH KOMUNIKASI PELAYANAN INDIHOME PT. TELKOM TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI KOTA BANJARMASIN Raisha Amelia
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 3 No. 2 (2021): Edisi 5
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.044 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v3i2.1519

Abstract

Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Komunikasi Pelayanan sebagai variabel (X) terhadap Loyalitas Pelanggan IndiHome Banjarmasin sebagai variabel (Y). IndiHome adalah salah satu produk dari PT. Telkom Indonesia yang merupakan perusahaan telekomunikasi satu-satunya yang bestatus BUMN di Banjarmasin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan tipe eksplanatif. Populasi berjumlah 58.100 dengan sampel sebanyak 350 orang. Teknik pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling yang di mix dengan teknik stratified sampling. Penelitian menggunakan analisis Regresi Linear sederhana. Hasil penelitian menyatakan nilai signifikan diperoleh sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai Fhitung > Ftabel (241.288 > 3,868) menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara Komunikasi Pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. Komunikasi Pelayanan berpengaaruh signifikan sebesar 40,8% terhadap Loyalitas Pelanggan IndiHome Banjarmasin. Kata kunci: Komunikasi, Komunikasi Pelayanan, Loyalitas Pelanggan, IndiHome
PERSAMAAN HAK ASASI MANUSIA DAN RASISME PADA KELOMPOK MINORITAS (ANALISIS FRAMING DALAM FILM THE GREATEST SHOWMAN) Dwi Zulhifitri; Ofi Hidayat
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 3 No. 2 (2021): Edisi 5
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.59 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v3i2.1520

Abstract

Film the Greatest Showman merupakan film bergenre drama musikal. Film tersebut terinspirasi dari kisah nyata atau disebut sebagai film biografi. Dimana pada abad ke-17 hingga abad ke-19, yang juga menjadi latar waktu kejadian dalam film. Pada masa itu dipercaya menjadi awal mula atau cikal bakal terciptanya sikap bahkan aksi diskriminasi serta rasisme yang hingga kini masih kita rasakan. Walaupun tidak seburuk pada saat perang dunia ke-II, dengan tokoh utama dalam film tersebut bernama Phineas Taylor Barnum sebagai salah satu pengusaha yang menciptakan sirkus pertama dengan manusia sebagai pemeran sirkusnya. Film yang rilis pada tanggal 20 Desember 2017 di Amerika Serikat tersebut berhasil meraih banyak penghargaan, dalam ajang Globe Awards ke-75, untuk kategori Best Motion Picture - Musical or Comedy dan Aktor Terbaik – Musikal atau Komedi untuk Jackman. Kemudian untuk lagu “This is Me”, berhasil memenangkan kategori Golden Globe Award for Best Original Song dan dinominasikan untuk Lagu Orsinal Terbaik di Academy Awards ke-90, serta menjadi salah satu film terlaris kelima sepanjang massa. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji mengenai bagaiamana framing yang dilakukan sutradara terhadap aksi diskriminasi dan rasisme dalam anggota sirkus yang memiliki postur, berat, dan warna kulit yang berbeda dari orang-orang normal lainnya. Kata Kunci: Film Biografi, Analisis Framing, Diskriminasi dan Rasisme, Hak Asasi Manusia.
MOTIVASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL PECANDU GAME ONLINE MOBILE LEGENDS: BANG BANG DI KOTA BANJARMASIN Muhammad Rezeki; Siswanto Rawali; Muhammad Muthahari Ramadhani
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 3 No. 2 (2021): Edisi 5
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.574 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v3i2.1521

Abstract

Kecanduan game online bisa dialami siapa saja, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Padahal, bermain game bisa menjadi hal yang menyenangkan untuk mengatasi stres. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi penderitanya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi dan perilaku pecandu game online Mobile Legends: Bang-Bang (MLBB) di Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan motivasi bermain pecandu game online MLBB di dasari dengan 3 hal, yang pertama untuk memperoleh hubungan relasi pertemanan yang dianggap sepemikiran, kedua untuk meningkatkan keterampilan bermain agar bisa menjadi pemain Professional, dan terakhir untuk mengejar Rank Point dan MMR yang tinggi agar bisa disegani pemain lainnya serta memperoleh ketenaran dalam bermain game dengan menghasilkan konten-konten yang menarik. Perilaku komunikasi interpersonal pecandu game online MLBB pada umumnya terbilang kurang efektif dan masuk ke dalam sikap introvert karena kurangnya rasa ingin bersosialisasi dan tidak peduli dengan orang lain lingkungan disekitar. Untuk pecandu lainnya masuk ke dalam kategori sikap Ekstrovert, mereka cukup terbuka melakukan komunikasi interpersonal dengan orang dilingkungannya. Kata Kunci: Motivasi, Perilaku Komunikasi, Interpersonal Communication, Game Online
MAKNA MOTIVASI DALAM LAGU DIRI DARI TULUS (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAN DE SAUSSURE) Rina Juwita; Khansa Yumna Abiyyu; Azra Zahra Cintami; Cindy Elysa; Fajar Ade Putra; Muhammad Rizky Aidil Fitri
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 4 No. 1 (2022): Edisi 6
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.803 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v4i1.1918

Abstract

Tulus in his single entitled “Self” has a motivational meaning which contains a message about mental healthrelated to self love. This study aims to determine the meanings of motivation contained in the lyrics of the song"Self". This research uses semiotic analysis method according to Ferdinand De Saussure. The results of thisstudy indicate that in the lyrics of the song "Self" the meaning of self-acceptance motivational messages isfound, namely by loving yourself. The first stanza has the meaning of being at peace with oneself. The secondand fourth stanzas have the meaning that human beings are too precious to continue to receive wounds. Thethird stanza has a meaning, namely learning to love yourself, one of which is by thanking yourself.
REPRESENTASI FEMINISME DALAM FILM LIVE-ACTION MULAN Silma Nadia; Ofi Hidayat
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 4 No. 1 (2022): Edisi 6
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.102 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v4i1.1925

Abstract

The live-action film Mulan is one of the war action films in which it describes gender equality. In addition, in this film there is also a depiction of the struggle of a girl who is determined to prosper her family until she has to go to war to replace her father. Women are not weak, women can stand on their own feet and women can play the role of men, is a representation of feminism that can be observed in several scenes in this film. This study was analyzed using Charles Sanders Peirce’s semiotics which focused on finding out what scenes represent feminism in the live-action film Mulan. The method used to research this Mulan Film is descriptive qualitative; the data collected is in the form of words and pictures, not in the form of numbers. Depictions of gender equality are presented in several scenes in this film, including Hua Mulan is endowed with strong chi, Mulan is a free spirited woman, Xianniang is another female figure with strong chi, feminism in the stereotype of ideal women, women can fight like a men and women can be a leaders, where each scene describes the flow of feminism.
PARTISIPASI CITIZEN JOURNALIST DALAM MENULIS BERITA DI KOMPASIANA.COM Mentari Purwaningrum; Wininda Qusnul Khotimah
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 4 No. 1 (2022): Edisi 6
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.543 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v4i1.1929

Abstract

Technology increasingly developing in addition to making it easier for humans to live their lives also encourages changes in society. So far, people who have only been media consumers can now produce messages or act as journalists. Usually they are referred to as citizen journalists or citizen journalists. This study discusses Citizen Journalist Participation in News Writing at Kompasiana.com. The purpose of this study is to understand the participation of citizen journalists in writing news on Kompasiana.com. This study uses a qualitative approach and the type of descriptive research. The method used is a case study. The results of this study indicate that the participation of citizen journalists in writing news at Kompasiana.com is driven by their desire to voice their thoughts and continue to train their writing skills as an effort to self-actualize. The factors behind their participation in writing news on Kompasiana.com are their passion or interest in writing, experience factors and other supporting factors that cause people to participate, namely the existence of k-werds or gifts for writers in Kompasiana.com. The implications that are felt when involved in citizen journalism are wider knowledge and sharper and more critical analytical blades in looking at an issue, as well as being able to improve people's literacy and writing skills.
Marketing Communication Strategy By Mr.kickshoescare Store in An Effort To Increase Sales Faruq Izzudin Al Qosam; Lalu Ahmad Taubih
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol 4 No 2 (2022): Edisi 7
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v4i2.1986

Abstract

This study describes the marketing communication strategy used by the Mr. Kickshoescare store in finding and increasing the sales of the products they have. In this study, the author uses Kotler and Keller's STP theory (Segmenting, Targeting & Positioning) which is a theory used to map the community, determine the target market and determine the company's ultimate goal based on the results of segmentation and target market. This study also uses descriptive qualitative research methods, with data collection techniques by observation, interviews and documentation. While the determination of informants in this study was determined by purposive sampling technique and the data analysis technique used data analysis techniques from Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation and conclusion drawing. Based on the research results, Mr. Kickshoescare store uses the STP (segmentation, targeting, & positioning) strategy as the first step before doing marketing. The marketing strategy used is to use Instagram as a means of marketing products from the Mr. Kickshoescare store based on the results of the previous STP (segmentation, targeting, & positioning) strategy. For segmentation, there are four aspects to be considered, namely geographic segmentation, demographic segmentation, psychographic segmentation, and basic behavior segmentation. In addition, Mr. Kickshoescare has a target market in the form of full market coverage where the store serves all the needs of all circles and positioning those who want to be the first store providing shoe washing services that have the best service in Subang Regency.