cover
Contact Name
Firdaus Noor
Contact Email
jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id
Phone
+6221-3159687
Journal Mail Official
jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id
Editorial Address
Jl. Cikini Raya No. 73 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Urban : Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya
ISSN : 26142767     EISSN : 28283015     DOI : -
Urban: Jurnal Seni Urban is published twice a year (Apr and October) issued by the Postgraduate School of the Jakarta Institute of the Arts. Urban provides open access to the public to read abstract and complete papers. Urban focuses on creation and research of urban arts and cultural industries. Each edition, Urban receives a manuscript that focuses on the following issues with an interdisciplinary and multidisciplinary approach, which are: 1. Film 2. Television 3. Photograph 4. Theatre 5. Music 6. Dance 7. Ethnomusicology 8. Interior Design 9. Fine Arts 10. Art of Craft 11. Fashion Design 12. Visual Communication Design 13. Literature
Articles 88 Documents
Kriya Tekstil Rumahan: Strategi Bertahan di Masa Pandemi Covid-19 Limono, Lusiana
Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya Vol 7, No.2: Oktober 2023
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v7i2.176

Abstract

The pandemic has disrupted the rhythm of life, especially the rhythm of urban people's lives. Women, often experience a double burden. This is because the center of activity shifted to home. Working from home, school from home, making mothers busy, women at home become overwhelmed. Urban women need to maintain both physical and psychological health to manage their minds to stay positive. Positive thinking is needed to deal with pressure and uncertain conditions, and it is not yet known when it will end. One of the activities that dominates the most activities at home during the pandemic is activities characterized by crafts / hand skills, such as embroidery, knitting, patchwork. This paper traces women's activities during the pandemic which focused on home textile crafts. The aim is to find out what benefits are obtained from these activities and what values make them so attractive to urban women. The search uses practice-based research methods through literature, observations on social media, interviews, and practice in the studio. Improving the quality of life, releasing tension, maintaining 'sanity', pleasant time for yourself is some of the qualities gained from home textile craft activities.
Membongkar Ruang Urban melalui Penciptaan dan Pengkajian Karya Seni Sandra, Wili
Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya Vol 7, No.2: Oktober 2023
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v7i2.179

Abstract

Sampul Album Musik Era Analog dan Digital: Antara Romantisme, Adaptasi, dan Industri Nugraha, Dandy
Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya Vol 8, No.1: April 2024
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v8i1.159

Abstract

The visual on the cover of a music album is one of the attractions for someone to buy a music album. Visuals contained on a music album cover can be a representation of a musician and the entire contents of a music album. In this study, the authors specifically discuss the differences in album covers found in music in the analog era and music in the digital era. Visuals on music album covers are also a meeting point between musicians and the audience. A music album cover can also be a marker of a particular era or era of music. Along with the presence of music in digital format, now the visuals on music album covers are not the main thing. Appreciation for the design contained in album covers has also decreased, because music in digital format does not need album covers as one of the attractions for someone to buy or listen to a music album on their smartphone or gadget. In this study the authors used qualitative methods.___________________________________________________________Visual yang terdapat pada sampul album musik merupakan salah satu daya tarik seseorang untuk membeli sebuah album musik. Visual yang terdapat pada sebuah sampul album musik bisa menjadi representasi dari seorang musisi serta keseluruhan isi dari sebuah album musik. Pada penelitian kali ini, penulis secara khusus membahas perbedaan sampul album yang terdapat pada musik di era analog serta musik di era digital. Visual pada sampul album musik juga merupakan titik pertemuan antara musisi dengan audiens. Sebuah sampul album musik juga bisa menjadi penanda sebuah zaman maupun era musik tertentu. Seiring dengan hadirnya musik dalam format digital, kini visual pada sampul album musik bukanlah menjadi hal yang utama. Apresiasi terhadap desain yang terdapat pada sampul album juga ikut menurun karena musik 55 dalam format digital tidak membutuhkan sampul album sebagai salah satu daya tarik seseorang untuk membeli ataupun mendengarkan sebuah album musik pada smartphone ataupun gadget mereka. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif.
Dari Naskah Kuno Menjadi Komik: Alih Wahana Teks Mahabharata ke dalam Komik Wayang Ala Manga Widyaningrum, Rahmatia Ayu
Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya Vol 7, No.2: Oktober 2023
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v7i2.166

Abstract

This article describes the media transfer process of the long epic Mahabharata into a comic series entitled Baratayuda. The transfer media for the Mahabharata text analyzed in this study is the end of chapter (parwa) four, “Virata Kingdom”, and the beginning of chapter (parwa) five of the Mahabharata epic, namely “Preparations for War”. This part was transferred in the form of the Baratayuda comic series volume 4 entitled “Midnight Negotiations”. The characters in the Baratayuda comic are compared with the manga comic, Saint Seiya. The Baratayuda comic does not directly imitate the character of the knight in Saint Seiya. However, when reading the Barayuda comic, the reader’s association will immediately focus on the manga comic because the characters highlighted are very similar to the manga knight comic characters because of the similarity in the visualization of the five hero characters in both comics. as well as panels - the Baratayuda comic which adapts the manga comic model, Saint Seiya. The transfer of the Mahabharata text is a form of creativity in processing the manuscript text into a more popular form. Therefore, this research provides an illustration that ancient manuscripts that are difficult to reach by the general public can be transformed into a more contemporary form so that they can be accessed by the wider community. Tulisan ini menguraikan proses alih wahana epos panjang Mahabharata menjadi serial komik yang berjudul Baratayuda. Alih wahana teks Mahabharata yang dianalisis dalam kajian ini adalah akhir parwa empat, ”Kerajaan Wirata”, dan awal parwa lima epos Mahabharata, yaitu ”Persiapan Perang”. Bagian tersebut dialihwahanakan dalam bentuk komik seri Baratayuda jilid 4 yang berjudul ”Perundingan Tengah Malam”. Karakter tokoh dalam komik Baratayuda dibandingankan dengan komik manga, Saint Seiya. Komik Baratayuda pada dasarnya tidak serta merta meniru secara langsung karakter tokoh ksatria dalam Saint Seiya. Namun, ketika membaca komik Baratayuda, asosiasi pembaca akan langsung tertuju pada komik manga karena karakter yang ditonjolkan sangat mirip dengan karakter komik ksatria manga sebab kesamaan visualisasi lima tokoh hero pada keduanya. Pembahasan dalam tulisan ini juga menguraikan kecenderungan bentuk karakater—baik tokoh, background, maupun panel—komik Baratayuda yang mengadaptasi model komik manga, Saint Seiya. Alih wahana teks Mahabharata merupakan bentuk kreativitas dalam mengolah teks manuskrip menjadi bentuk yang lebih populer. Oleh sebab itu, penelitian ini memberikan gambaran bahwa naskah kuno yang sulit dijangkau oleh masyarakat umum dapat diubah menjadi bentuk yang lebih kontemporer agar dapat diakses oleh masyarakat luas.   TRANSLATE with x EnglishArabicHebrewPolishBulgarianHindiPortugueseCatalanHmong DawRomanianChinese SimplifiedHungarianRussianChinese TraditionalIndonesianSlovakCzechItalianSlovenianDanishJapaneseSpanishDutchKlingonSwedishEnglishKoreanThaiEstonianLatvianTurkishFinnishLithuanianUkrainianFrenchMalayUrduGermanMalteseVietnameseGreekNorwegianWelshHaitian CreolePersian //  TRANSLATE with COPY THE URL BELOW Back EMBED THE SNIPPET BELOW IN YOUR SITE Enable collaborative features and customize widget: Bing Webmaster PortalBack//   This page is in Indonesian Translate to English    AfrikaansAlbanianAmharicArabicArmenianAzerbaijaniBengaliBulgarianCatalanCroatianCzechDanishDutchEnglishEstonianFinnishFrenchGermanGreekGujaratiHaitian CreoleHebrewHindiHungarianIcelandicIndonesianItalianJapaneseKannadaKazakhKhmerKoreanKurdish (Kurmanji)LaoLatvianLithuanianMalagasyMalayMalayalamMalteseMaoriMarathiMyanmar (Burmese)NepaliNorwegianPashtoPersianPolishPortuguesePunjabiRomanianRussianSamoanSimplified ChineseSlovakSlovenianSpanishSwedishTamilTeluguThaiTraditional ChineseTurkishUkrainianUrduVietnameseWelsh Always translate Indonesian to EnglishPRO Never translate Indonesian Never translate jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id
Posisi Riset Dalam Penciptaan Karya Seni Sondakh, Sonya Indriati; Sandra, Wili
Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya Vol 8, No.1: April 2024
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v8i1.197

Abstract

Pemahaman Siswa Kelas VIII Terhadap Materi Lingkaran dalam Bentuk Komik Digital Utari, Hani
Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya Vol 8, No.1: April 2024
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v8i1.103

Abstract

This study aims to determine students’ comprehension of the development of learning companion media using HOTS Circle questions in the form of digital comics for junior high school students and to improve the quality of teaching materials in schools. This research is the development of learning media using Research and Development (RnD) and Focus Group Discussion (FGD) methods. The product of this research is in the form of digital comic learning media which has been uploaded to the webtoon application and has now been re-uploaded to owltoon.site. This comic has 8 episodes of stories and has a science fiction genre about circle material on mathematics in everyday life. The comic entitled Building Math tells the story of three students who receive a mysterious letter containing an invitation to visit an address. The address leads to an uninhabited building. Every visitor who has entered the building will not be able to get out again, unless they can complete the challenges that are on each floor of the building. Research shows that the developed media is rated by experts in the “good” or “valid” category on the Likert scale. Through the Focus Group Discussion (FGD) that has been conducted it was found that Building Math comics were effective as an attraction for students in the circle learning process in class._____________________________________________________Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pengembangan media pendamping pembelajaran menggunakan soal HOTS Lingkaran dalam bentuk komik digital untuk siswa tingkat SMP dan meningkatkan kualitas bahan ajar di sekolah. Penelitian ini merupakan pengembangan media pembelajaran dengan metode Research and Development (RnD) dan Focus Group Discussion (FGD). Produk penelitian ini berupa media pembelajaran komik digital yang sudah pernah di upload pada aplikasi webtoon dan saat ini sudah di upload 69 kembali di owl toon.site. Komik ini memiliki 8 episode cerita dan memiliki genre fiksi ilmiah tentang materi lingkaran pada matematika dalam kehidupan sehari-hari. Komik berjudul Building Math ini menceritakan tiga orang siswa yang mendapatkan surat misterius yang berisikan undangan untuk mendatangi sebuah alamat. Alamat itu mengarah pada sebuah gedung yang tak berpenghuni. Setiap pengunjung yang sudah masuk pada gedung itu tidak akan bisa keluar lagi, kecuali dapat menyelesaikan tantangan yang berada pada setiap tahap lantai gedung itu. Penelitian menunjukkan bahwa media yang dikembangkan ini mendapatkan penilaian dari para ahli dengan kategori “baik” atau “valid” dalam skala likert. Melalui Focus Group Discussion (FGD) yang telah dilakukan ditemukan bahwa komik Building Math efektif sebagai daya tarik siswa dalam proses pembelajaran Lingkaran di kelas.
Menakar Kembali Nilai Keperempuanan: Analisis Pascastrukturalisme atas Tiga Karya Prasetyo, Teguh
Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya Vol 7, No.2: Oktober 2023
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v7i2.165

Abstract

In the construction of patriarchal culture, women and the values that accompany them are often placed in a position that is destined to be supporting and below the position of men. Literary works were born as a response to the cultural conditions that accompanied them. On the one hand, it can be a mirror, but on the other hand, it can also be a stimulus for critical thinking about the culture itself. Literary works such as Pengakuan Pariyem by Linus Suryadi A.G., "Baju" by Ratna Indraswari Ibrahim, and "Air Suci Sita" by Leila S. Chudori emerged to stimulate critical thinking about the value of womanhood which has been constructed by patriarchal culture. Therefore, this article will try to dissect the forms of critical thinking regarding patriarchal culture and feminine values that exist in these three literary works. The method used in this article is a qualitative method with the theory of post-structuralism theory, especially Derrida's deconstruction. The results of this research show that the values of the three literary works express a critics against the construction of womanhood as subject to patriarchal culture.Dalam konstruksi budaya patriarki, perempuan dan nilai-nilai yang menyertainya seringkali ditempatkan pada posisi yang ditakdirkan menjadi pendukung dan di bawah posisi laki-laki. Karya sastra kemudian lahir sebagai respons terhadap keadaan budaya yang menyertainya. Di satu sisi bisa saja menjadi cermin, tetapi di sisi lain juga sebagai rangsangan berpikir kritis terhadap budaya itu sendiri. Karya-karya seperti Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi A.G., cerpen “Baju” karya Ratna Indraswari Ibrahim, dan cerpen “Air Suci Sita” karya Leila S. Chudori hadir untuk merangsang pemikiran kritis terhadap nilai keperempuanan yang selama ini dikonstruksi budaya patriarki. Oleh karena itu, artikel ini akan mencoba membedah bentuk pemikiran kritis terhadap budaya patriarki dan nilai keperempuanan yang ada dalam ketiga karya tersebut. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif dengan pisau bedah teori pasca-strukturalisme, terutama dekonstruksi Derrida. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ketiga karya di atas menyatakan gugatan terhadap konstruksi keperempuanan yang tunduk pada budaya patriarki.  TRANSLATE with x EnglishArabicHebrewPolishBulgarianHindiPortugueseCatalanHmong DawRomanianChinese SimplifiedHungarianRussianChinese TraditionalIndonesianSlovakCzechItalianSlovenianDanishJapaneseSpanishDutchKlingonSwedishEnglishKoreanThaiEstonianLatvianTurkishFinnishLithuanianUkrainianFrenchMalayUrduGermanMalteseVietnameseGreekNorwegianWelshHaitian CreolePersian //  TRANSLATE with COPY THE URL BELOW Back EMBED THE SNIPPET BELOW IN YOUR SITE Enable collaborative features and customize widget: Bing Webmaster PortalBack//   This page is in Indonesian Translate to English    AfrikaansAlbanianAmharicArabicArmenianAzerbaijaniBengaliBulgarianCatalanCroatianCzechDanishDutchEnglishEstonianFinnishFrenchGermanGreekGujaratiHaitian CreoleHebrewHindiHungarianIcelandicIndonesianItalianJapaneseKannadaKazakhKhmerKoreanKurdish (Kurmanji)LaoLatvianLithuanianMalagasyMalayMalayalamMalteseMaoriMarathiMyanmar (Burmese)NepaliNorwegianPashtoPersianPolishPortuguesePunjabiRomanianRussianSamoanSimplified ChineseSlovakSlovenianSpanishSwedishTamilTeluguThaiTraditional ChineseTurkishUkrainianUrduVietnameseWelsh Always translate Indonesian to EnglishPRO Never translate Indonesian Never translate jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id
Negosiasi Terhadap Ketiadaan Bioskop di Banda Aceh Selama Dua Dekade Rambey, Masridho
Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya Vol 8, No.1: April 2024
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v8i1.177

Abstract

The decline of movie theaters in Banda Aceh began in 1990 until 2000. Aceh was declared a Military Operation Area (DOM) so people were reluctant to leave their homes. High taxes on movie theaters, the distribution of movies through VCDs, and the implementation of Islamic Sharia law also destroyed the movie theater business in Banda Aceh. The impact of absence of cinemas in Banda Aceh city for the past two decades has made it difficult for film lovers to watch films, increased film piracy, and the need for excessive costs, effort, and energy just to enjoy cinema by traveling to other provinces. Similarly, for local filmmakers, there is no public space for them to screen their works. The purpose of this study is to obtain an in-depth description of this phenomenon and the factors of the absence of cinemas for two decades in Banda Aceh City. The approach used is qualitative with the ethnographic method.  __________________________________________________________Meredupnya bioskop di kota Banda Aceh berawal tahun 1990 hingga tahun 2000 karena Aceh ditetapkan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) sehingga warga enggan untuk keluar rumah. Pajak bioskop yang tinggi, pembajakan film melalui VCD dan penerapan syariat Islam turut meruntuhkan usaha bioskop di Banda Aceh. Dampak ketiadaan bioskop di kota Banda Aceh selama dua dekade terakhir membuat penikmat film mengalami kesulitan menonton film, meningkatnya pembajakan film serta diperlukan biaya, usaha, dan energi yang berlebihan hanya demi menikmati bioskop dengan bepergian ke Provinsi lain. Begitu pula bagi filmmaker lokal, tidak ada ruang publik bagi mereka untuk dapat menayangkan karya-karyanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi yang mendalam mengenai fenomena ini dan faktor-faktor ketiadaan bioskop selama dua dekade di kota Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode etnografi.