cover
Contact Name
Firdaus Noor
Contact Email
jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id
Phone
+6221-3159687
Journal Mail Official
jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id
Editorial Address
Jl. Cikini Raya No. 73 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Urban : Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya
ISSN : 26142767     EISSN : 28283015     DOI : -
Urban: Jurnal Seni Urban is published twice a year (Apr and October) issued by the Postgraduate School of the Jakarta Institute of the Arts. Urban provides open access to the public to read abstract and complete papers. Urban focuses on creation and research of urban arts and cultural industries. Each edition, Urban receives a manuscript that focuses on the following issues with an interdisciplinary and multidisciplinary approach, which are: 1. Film 2. Television 3. Photograph 4. Theatre 5. Music 6. Dance 7. Ethnomusicology 8. Interior Design 9. Fine Arts 10. Art of Craft 11. Fashion Design 12. Visual Communication Design 13. Literature
Articles 88 Documents
Mempertanyakan Realitas Gen Z Dalam Episode Pilot Serial TV HBO “Euphoria” Mochtar, Dian Harigelita; Rahadian, Bambang Tri; Darmawan, Hikmat
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.2: Oktober 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i2.53

Abstract

This paper questions the reality of Generation Z portrayed in the pilot episode of HBO’s teen series, ‘Euphoria’ (2019) through narrative discourse analysis. First, the article gives an overview of the preceding teen dramas and the topics they’ve touched upon, and how Euphoria fits into the genre. Secondly, it defines and elaborates more on what is expected of a pilot episode and who are ‘Gen Z’? Next, following Edward Said’s example, this article critically analyses the narrative discourses within the series while trying to elaborate on the realities faced by Gen Z in the global and local sense. In conclusion, though ‘Euphoria’ tries to tackle the underlying problem of drug and anti-depressant abuse in Gen Z, the edgy aesthetics and overly sexual content are unnecessary distractions.Artikel ini mempertanyakan realitas Generasi Z yang digambarkan dalam episode percontohan serial remaja HBO, ‘Euphoria’ (2019) melalui pendekatan analisis wacana naratif. Pertama, artikel ini memberikan ikhtisar tentang drama remaja sebelumnya dan topik yang telah mereka sentuh dan bagaimana Euphoria termasuk ke dalam genre tersebut. Kedua, artikel ini mendefinisikan dan menguraikan lebih lanjut tentang apa yang diharapkan dari episode percontohan dan siapa ‘Gen Z’? Selanjutnya, mengikuti teladan Edward Said, artikel ini secara kritis menganalisis wacana naratif dalam serial tersebut sambil mencoba mengelaborasi realitas yang dihadapi Gen Z dalam arti global dan lokal. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa meskipun ‘Euphoria’ mencoba untuk mengatasi masalah mendasar yakni penyalahgunaan obat dan anti-depresan di Gen Z, estetika unik dan konten yang terlalu seksual adalah distraksi yang sejatinya tidak perlu dihadirkan.
Rumah Makan Padang Sebuah Narasi Pertunjukan Budaya; Studi Kasus Rumah Makan Padang Simpang Raya Ismar, Madia Patra
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 2, No.1: April 2018
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v2i1.5

Abstract

This research is to explore the cultural values of the Minangkabau people in the cultural narrative of the Padang Simpang Raya restaurant. Rumah Makan Padang Simpang Raya is a migratory representation of Minangkabau people who reproduce their culture in urban areas. This phenomenon is seen using the views of several experts to express diacritic writing of values in a narrative of cultural performances. The discussion about cultural performances as a display of social relations, edible and non edible, gesture and artistic stylization, structuring, silent resistance, Minangkabau tradition will be discussed. Anthony Giddens views about civilization will be touched upon and this writers argument of the rumah makan padang as a strength on cultural diplomacy is to be explored an to open the awareness that Western civilization is not the only one, will close this paper. Penelitian ini adalah untuk menelusuri nilai-nilai budaya masyarakat Minangkabau dalam narasi budaya rumah makan padang Simpang Raya. Rumah Makan Padang Simpang Raya adalah representasi perantauan masyarakat Minangkabau yang mereproduksi budayanya di perkotaan. Fenomena ini dilihat menggunakan pandangan beberapa ahli untuk mengungkapkan diacritic writing nilai-nilai dalam suatu narasi pertunjukan budaya. Diskusi mengenai pertunjukan budaya sebagai display relasi sosial, edible dan non edible, gesture dan stilisasi artistiknya, strukturasi, silent resistance, tradisi Minangkabau akan menjadi bahasan. Kegelisahan Anthony Giddens mengenai peradaban akan disentuh dan tawaran rumah makan padang sebagai cultural diplomasi untuk membuka kesadaran bahwa peradaban Barat bukan hanya satu-satunya, akan menutup tulisan ini.
Potret Dunia Gay Urban dalam Novel Lelaki Terindah Karya Andrei Aksana Putra, Sipin
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.2: Oktober 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i2.38

Abstract

This article discusses the trend and portrait of homosexual behaviour in urban environment in two different countries: Indonesia and Thailand. This research uses the novel Lelaki Terindah written by Andrei Aksana as its corpus. By applying literature sociology approach, the analysis results show that there are a number of behaviour trends revealed by the gay character that are closely related to the place, social and cultural setting experienced by the characters in the novel. Behaviours, stigma and the existence of gay couples are actually deeply influenced by the settings they live in.Artikel ini membahas tentang kecenderungan dan potret perilaku gay (homo seksual) di lingkungan urban (perkotaan) di dua negara berbeda, yaitu di Indonesia (Jakarta) dan Thailand. Penelitian ini dilakukan terhadap novel Lelaki Terindah karya Andrei Aksana melalui studi pustaka dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil analisis memperlihatkan bahwa ada beberapa kecenderungan perilaku yang ditunjukkan tokoh gay yang berkaitan erat dengan latar tempat, sosial, dan budaya yang dilalui para tokoh itu. Perilaku, stigma, dan eksistensi pasangan gay sejatinya juga sangat dipengaruhi oleh berbagai latar yang melingkupi kehidupannya.
Ekspresi Kehidupan Odapi Melalui Seni Perhiasan Farhia, Yusaira
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 1, No.1: April 2017
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v1i1.19

Abstract

Sebagai seni rupa terapan, tidak hanya sekadar cantik, seni perhiasan mampu menjadi media berkomunikasi. Penyampaian pesan melalui perhiasan dapat dilakukan secara implisit maupun eksplisit. Dalam pengantar karya ini, dipaparkan bagaimana karya seni perhiasan terinspirasi dari rasa empati. Ide dalam penciptaan perhiasaan dalam karya ini berangkat dari seorang sahabat wanita yang mengidap penyakit ITP atau Isotopenic Thrombocithopenia Purpura; sebuah penyakit langka yang 80% kasusnya terjadi pada perempuan dan anak- anak. Penyakit langka ini menyebabkan tubuh penderitanya rentan mengalami perdarahan. Para penderita yang mampu bertahan (survivor), bangkit dari tahapan berduka (step of grief) dan berkarya dalam kehidupannya di lingkungan urban. Tahapan dari sisi psikologis ODAPI (Orang dengan ITP) inilah yang akan diangkat menjadi tema dalam karya seni perhiasan dalam pengantar karya ini.
Konstruksi Heterotopia Pada Platform OTT Netflix Hendra, Wahyu Oktana
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 4, No.1: April 2020
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v4i1.62

Abstract

The presence of the Netflix OTT platform in the film and television world has caused a shift in the film-watching ecosystem from cinemas to new alternative spaces for viewing. This paper will discuss the heterotopia construction that occurs on the Netflix OTT platform. The construction of heterotopia in this article will be discussed using the heterotopia approach initiated by Michel Foucault using qualitative descriptive analysis methods to analyze and disclose data as information media using field survey techniques and literature review. The results of the study show that the Netflix OTT platform space fulfills most of the heterotopia concept space proposed by Foucault. In addition, the various principles of heterotopia space that exist on the Netflix platform are also in line with Foucault’s views. Analysis of aspects of crisis and deviation, function, juxtaposition, time, place, and society shows that there is a relationship and affinity between real space and unreal space that complement each other and cannot be separated from one another on the Netflix OTT platform.Hadirnya platform OTT Netflix di dunia film dan televisi menyebabkan terjadinya pergeseran ekosistem menonton film dari bioskop ke alternatif ruang baru tempat menonton. Tulisan ini akan membahas konstruksi heterotopia yang terjadi pada platform OTT Netflix. Konstruksi heterotopia dalam artikel ini akan dibahas dengan pendekatan heterotopia yang digagas oleh Michel Foucault menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis dan mengungkapkan data sebagai media informasi dengan teknik survei lapangan dan tinjauan pustaka. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ruang platform OTT Netflix memenuhi sebagian besar konsep ruang heterotopia yang digagas Foucault. Di samping itu, berbagai prinsip ruang heterotopia yang ada di platform Netflix juga selaras dengan pandangan Foucault. Analisis aspek crisis and deviation, function, juxtaposition, time, place, dan society memperlihatkan adanya hubungan dan pertalian antara ruang nyata dan ruang tidak nyata yang saling mengisi dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya yang terdapat di platform OTT Netflix.
Spoof Trailer Sebagai Representasi Remaja Tahun 2019: Studi Kasus Spoof Trailer Dilan 1991 dengan Konten Mobile Game Di Youtube Wangsa, Edelin Sari
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.1: April 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i1.32

Abstract

Spoof trailer is a video with trailer format made to imitate the original film trailer. Its materials are usually taken from the original film, digital artefact, and/or original footage. This kind of trailer is published on user generated content video platforms. This research took off with the hypothesis that a spoof trailer represents its makers’ identities. The research employs text analysis method using publicized spoof trailer Dilan 1991 on YouTube. By using cultural studies concepts, particularly Circuit of Culture theory, I read and analysed the data. The result shows that spoof trailers Dilan 1991 are made to represent teenager’s identity in 2019. It indicates there are significant changes in behaviour and lifestyle in teenagers from 1991 to 2019. Besides, spoof trailer Dilan 1991 represents cultural issues in digital society, specifically the teenagers.Spoof trailer merupakan video dengan format trailer yang dibuat untuk meniru trailer dari film asli. Materi spoof trailer biasanya diambil dari film asli, materi digital yang ada di internet, atau materi buatan sendiri. Trailer seperti ini biasanya ditayangkan di platform video dalam jaringan dengan sistem user generated content. Penelitian ini berangkat dengan hipotesis spoof trailer merepresentasikan identitas para pembuatnya. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis teks spoof trailer Dilan 1991 yang dipublikasikan di platform YouTube. Saya menggunakan pendekatan cultural studies, teori Circuit of Culture dalam membaca dan membedah hasil pengumpulan data. Hasilnya menunjukkan bahwa spoof trailer Dilan 1991 dibuat untuk menunjukkan representasi dan identitas remaja tahun 2019. Hal ini menandakan adanya perubahan perilaku dan gaya hidup remaja tahun 1991 ke tahun 2019. Selain itu, spoof trailer Dilan 1991 pun merepresentasikan isu budaya digital masyarakat, khususnya remaja kini.
Representasi Tubuh Manusia dalam Omah Jawa Fajarwati, Ade Ariyani Sari
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 1, No.2: Oktober 2017
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v1i2.12

Abstract

Omah Jawa is an architectural that has a great tradition, with a design that adheres to the concept of cosmology and adapted to the human environment. This article is about the description and architectural analysis of the Javanese tradition house that called omah, as a human body representation, by knowing the meaning of important component in the concept, function and form of the building. This analysis study is using Roland Barthes semiotics models, which develop from De Saussure theory (signified and signifier). The result of this research is explain that the design of Javanese house (form and function), has relation with human body structure. Omah Jawa merupakan sebuah bangunan yang mempunyai nilai tradisi adiluhung, dengan desain yang mengacu pada konsep kosmologi dan disesuaikan dengan lingkungan hidup manusianya. Tulisan ini merupakan kajian yang mendeskripsikan serta menganalisis arsitektural dan desain layout rumah Jawa sebagai representasi tubuh manusia, dengan men- getahui makna yang menjadi komponen penting dalam konsep, fungsi dan bentuk bangunan. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yakni menggunakan model semiotika Roland Barthes, yang mengembangkan teori tanda De Saussure (penanda dan petanda). Hasil peneli- tian ini menjelaskan bahwa pada dasarnya antara desain bentuk dan fungsi layout rumah Jawa memiliki keterkaitan dengan struktur tubuh manusia.  
Menyoal Gender dalam Drama Opera Kecoa Karya Nano Riantiarno Sandra, Wili
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.1: April 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i1.44

Abstract

Gender issues are complex in society. The difference in terms of sex, role and position often creates gender inequality. This article discusses gender issues portrayed by Nano Riantiarno in his play script titled Opera Kecoa (Cockroach Opera). This research uses descriptive analysis method to reveal data as qualitative information media with close description and loads of nuances to carefully describe the characteristics of one thing (indicator or group), situation, phenomenon, and not limited to data collecting, but also include analysis of interpretation. Through the analysis, it is disclosed that someone’s gender (in this case the characters in the play that are examined) are deeply affected by the role, position and power in the society. Those three factors determine the way someone will be treated in his/her social environment. Those three factors are also the main causes when someone experience gender injustice in his/her life both individually and socially.Permasalahan gender masih menjadi persoalan yang pelik di masyarakat. Perbedaan jenis kelamin, peran, dan posisi sering menimbulkan ketidakadilan gender. Tulisan ini akan membahas persoalan gender yang dipotret Nano Riantiarno lewat naskah dramanya yang berjudul Opera Kecoa. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengungkapkan data sebagai media informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal (indikator atau kelompok), keadaan, fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data saja, namun juga meliputi analisis interpretasi. Lewat analisis yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa gender 33 seseorang (dalam hal ini para tokoh yang diteliti) sangat dipengaruhi oleh peran, posisi, dan kekuasaannya di masyarakat. Ketiga hal itu juga menjadi faktor penentu perlakuan yang akan diterima seseorang di lingkungannya. Ketiga faktor itu pula yang sering menjadi penyebab utama seseorang mengalami ketidakadilan gender dalam kehidupannya baik secara individu maupun sosial.
Dari Lukisan Barong, Harvest, dan Friendships Karya Made Gunawan Menjadi Puisi “Wajah Barong”, “Seikat Padi”, dan “Gajah Biru” Karya Dewa Putu Sahadewa: Sebuah Kajian Alih Wahana Djaja, Abraham William Hasiholan; Wasono, Sunu
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 6, No.1: April 2022
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v6i1.65

Abstract

This research contains analysis from paintings to poetry. The corpus of this research is from the Paintings of Barong (2020), Harvest (2018), and Friendships (2021) by Made Gunawan that transforms into Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa. The formulation of problem from this research is the creativity process and the transformation of Paintings of Barong (2020), Harvest (2018), and Friendships (2021) by Made Gunawan to Become Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa. One of the methods of this research is ekfrasis. Ekphrasis itself is divided by three methods, such as descriptive ekphrasis, narrative ekphrasis, also descriptive and narrative ekphrasis. The purpose of this research is to analyze the transformation of Paintings of Barong (2020), Harvest (2021), and Friendships (2021) by Made Gunawan to Become Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa.Penelitian ini membahas alih wahana dari lukisan menjadi puisi. Korpus yang 25 digunakan sebagai bahan penelitian adalah lukisan berjudul Barong (2020), Harvest (2018),dan Friendships (2021) karya Made Gunawan untuk menjadi sebuah karya puisi dengan judul “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), dan “Gajah Biru” (2021) karya Dewa Putu Sahadewa. Penelitian ini akan memaparkan proses kreatif dan perubahan dari karya lukisan (visual) menjadi sebuah karya puisi (verbal). Secara garis besar, pengalihwahanaan dari lukisan menjadi sebuah puisi menggunakan metode ekfrasis. Metode ekfrasis dibedakan menjadi tiga yaitu, ekfrasis naratif, ekfrasis deskriptif, serta ekfrasis naratif dan deskriptif sesuai dengan tafsiran penyair. Hasil penelitian dari penelitian ini akan memaparkan perubahan bentuk lukisan Barong (2020), Harvest (2018), dan Friendships (2021) karya Made Gunawan untuk menjadi sebuah karya puisi dengan judul “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), dan “Gajah Biru” (2021) karya Dewa Putu Sahadewa sesuai dengan metode masing-masing. 
Tetra Pak Printing: Sebuah Model Pengolahan Sampah Berbasis Seni Zahrawaan, Amy
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 6, No.1: April 2022
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v6i1.55

Abstract

Garbage is often seen as something that cannot be reused and becomes a problem. On that basis, art can be an alternative to respond to these problems. This article will describe a review of the results of the analysis of the use of waste waste that can be an alternative resource in making works of art through the Tetra Pak Printing model using the intaglio technique. This research is reviewed using art-based research methods, namely research on a problem through an artistic approach. This research will specifically examine and show how the waste management model uses graphic art practices carried out by the Huru Hara Graphic artist group (GHH) in the 2020-2022 period through the Tetra Pak Printing model. Tetra Pak Printing uses Tetra Pak branded beverage packaging waste as the main material. The use of alternative media aims to replace or find media that can be easily accessed by the public and are more environmentally friendly. As a comparison, this paper also includes several examples of ecological-based art practices, in addition to the utilization of Tetra Pak packaging waste. The findings of the analysis show that the Tetra Pak Printing model can be an alternative model for the intaglio technique because it is easier, practical, and economical and can be reached by all levels of society. In addition, Tetra Pak Printing can be said to have been able to answer and be a solution to one of the ecological challenges through art, especially in terms of waste management in the community.Sampah sering dianggap sebagai sesuatu yang sudah tidak bisa didayagunakan kembali dan menjadi sebuah masalah. Atas dasar itu, kesenian dapat menjadi salah satu alternatif untuk menanggapi problematika tersebut. Artikel ini akan menguraikan tinjauan hasil analisis terhadap pemanfaatan limbah sampah yang dapat menjadi sumber daya alternatif dalam pembuatan karya seni melalui model Tetra Pak Printing menggunakan teknik intaglio. Penelitian ini ditinjau menggunakan metode riset berbasis seni, yakni penelitian terhadap suatu masalah melalui pendekatan artistik. Penelitian ini secara khusus akan mengkaji dan memperlihatkan bagaimana model pengelolaan limbah sampah menggunakan praktik seni grafis yang dilakukan oleh kelompok seniman Grafis Huru Hara (GHH) dalam kurun waktu 2020-2022 melalui model Tetra Pak Printing. Tetra Pak Printing menggunakan bahan limbah kemasan bekas minuman bermerek Tetra Pak sebagai material utama. Penggunaan media alternatif ini bertujuan untuk mengganti atau mencari media yang dapat dengan mudah diakses masyarakat dan lebih ramah lingkungan. Sebagai pembanding, dalam tulisan ini juga disertakan beberapa contoh praktik seni berbasis ekologi selain pemanfaatan limbah kemasan Tetra Pak. Temuan analisis memperlihatkan bahwa model Tetra Pak Printing dapat menjadi model alternatif teknik intaglio karena lebih mudah, praktis, dan ekonomis serta dapat dijangkau semua kalangan masyarakat. Di samping itu, Tetra Pak Printing dapat dikatakan telah mampu menjawab dan menjadi solusi salah satu tantangan ekologis melalui kesenian, khususnya dalam hal pengelolaan sampah di masyarakat.