Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia
Jurnal ini menerima tulisan ilmiah dalam bentuk artikel hasil penelitian, artikel diskursus, dan artikel metode penelitian. Ruang lingkup keilmuan yang diwadahi oleh jurnal ini meliputi bidang arsitektur lanskap, arsitektur perilaku dan lingkungan, pengelolaan pembangunan dan pengembangan kebijakan, perancangan arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, perencanaan wilayah dan perdesaan, perumahan dan permukiman, sains dan teknologi bangunan, sejarah dan teori arsitektur dan kota, sistem infrastruktur wilayah dan kota, serta bidang keilmuan lingkungan binaan lainnya.
Articles
9 Documents
Search results for
, issue
"Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI"
:
9 Documents
clear
Model Tata Masa Bangunan Rumah Tradisional Ponorogo
Gatot Adi Susilo
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.1.60
Penelitian ini dilakukan karena adanya kekhawatiran diakuinya arsitektur rumah tradisional Ponorogo sebagai produk budaya negara lain, sama halnya dengan reog Ponorogo. Tujuan penelitian adalah menetapkan model tata masa bangunan rumah tradisional Ponorogo. Model tata masa bangunan rumah tradisional Jawa yang bersumber dari literatur ditetapkan sebagai subyek penelitian dan data yang berupa foto dan grafis diposisikan sebagai obyek penelitian. Sampel penelitian dilakukan dialog kritis dengan subyek penelitian, apabila hasil dialog menunjukkan kesamaan dengan subyek penelitian berarti ada keterkaitan dengan subyek penelitian, sebaliknya bila ada perbedaan maka ini menunjukkan adanya arsitektur yang lain. Arah hadap rumah tradisional Ponorogo selalu menghadap ke utara dan ke selatan, macam gugus masa minimal terdiri dari griyo ngajeng, griyo wingking, pawon, sumur dan blandongan. Posisi griyo ngajeng terletak terdepan, dilanjutkan griyo wingking dan pawon yang posisinya selalu di sebelah timur. Dari beberapa sampel dijumpai beberapa masa bangunan lain yaitu regol, langgar, kandang, gandri, sesucen, kakus. Kemudian berdasarkan kecenderungan tersebut disusunlah sebuah model tatanan masa bangunan rumah tradisional Ponorogo.
Panel Plastik Bertulang Hemat Energi
Juhana;
Sungkono
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.1.54
Panel plastik bertulang dirancang sebagai bahan bangunan alternatif yang berbahan dasar sampah plastik dengan tulangan dari batang enceng gondok. Kegiatan ini bertujuan untuk mengolah sampah plastik dan tanaman enceng gondok menjadi produk teknologi yang memiliki nilai jual. Material plastik termasuk kategori bahan bangunan ringan, yang memiliki sifat, tidak mudah pecah, tidak korosi, dan tahan terhadap cuaca. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan lebih mendalam terkait variasi tekanan pengepresan untuk memperoleh material yang dapat memaksimalkan penghematan energi. Dilakukan pengujian daya serap air untuk memberikan jaminan ketahanan bahan terhadap cuaca untuk mendukung fungsinya sebagai bahan bangunan yang berkualitas.
Jendela dan Dampaknya terhadap Konsentrasi CO2 di dalam Ruang Kelas, Kajian Literatur
Basaria Talarosha
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.1.46
Kualitas udara di dalam ruang kelas sekolah ditentukan oleh keberadaan pencemar udara, salah satunya yaitu karbon dioksida (CO2) yang bersumber dari proses metabolisme tubuh manusia. Hasil studi menggunakan metoda numerik atau eksperimental membuktikan CO2 yang dikandung udara di dalam ruang kelas dapat mencapai lebih dari 1000 ppm yang berdampak pada terganggunya kesehatan serta peforma belajar siswa. Mempertahankan konsentrasi CO2 udara di dalam ruangan tidak melebihi ambang batas yang diijinkan untuk kesehatan secara prinsip hanya dapat dilakukan dengan cara pengenceran yaitu memasok udara segar ke dalam ruang melalui ventilasi (alami, mekanis, atau kombinasi keduanya). Menggunakan ventilasi alami untuk memasok udara lebih menguntungkan sebab hemat energi. Jendela adalah salah satu elemen bangunan yang dapat berfungsi sebagai ventilasi untuk memasok udara segar ke dalam ruang yang tidak dilengkapi dengan ventilasi mekanis. Efektivitas jendela memasok udara segar untuk mempertahankan konsentrasi CO2 di bawah ambang batas yang diijinkan akan berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor seperti luas, tipe, dan posisi/letak jendela pada selubung bangunan. Tulisan ini memuat kajian literatur tentang tingkat konsentrasi CO2 yang dikandung udara di dalam ruang kelas yang memanfaatkan jendela sebagai ventilasi. Literatur primer diperoleh dari berbagai publikasi jurnal acuan, ditambah sumber bacaan lain berupa buku dan standar yang terkait dengan topik.
Tipologi Elemen Arsitektur pada Fasad Bangunan Shophouse Kampung Cina Bengkulu
Izazaya Binta;
Muhammad Sani Roychansyah
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.1.16
Bangunan shophouse yaitu rumah toko pada kawasan pecinan atau Kampung Cina di Bengkulu memiliki berbagai bentukan fasad. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang dikonservasi karena merupakan bangunan kuno yang memiliki identitas. Terjadinya bencana gemba bumidan kebakaran berulang kali menyebabkan kawasan ini mulai kehilangan bentukan asli pada fasad bangunan. Tipologi bangunan shophouse ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengklasifikasikan bentukan elemen pembentuk fasad, (2) Mendapatkan bentukan dominan pada tiap elemen pembentuk fasad sehingga dapat ditemukan bangunan shophouse yang masih mempertahankan keasliannya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan yaitu dengan cara klasifikasi fasad pada elemen bangunan terkait dengan elemen warna, bentukan pintu, jendela dan profil fasad. Temuan penelitian ini adalah fasad bangunan shophouse di Kawasan Kampung Cina Bengkulu memiliki dominasi: (1) Warna hijau sebagai warna bangunan, (2) Bentukan pintu lipat menerus, (3) Bentukan jendela memanjang ke bawah dan tersusun secara horizontal, (4) Profil fasad yang berbentuk bangunan 2 lantai yang bagian lantai 1 menjorok ke dalam dan menggunakan atap pelana curam.
Persepsi Warga Mengenai Fenomena Perkembangan Rumah Toko (Ruko) di Kota Banda Aceh
Marlisa Rahmi;
Irma Handayani Lubis
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.1.9
Penelitian ini didasarkan pada fenomena tumbuh dan menjamurnya bangunan rumah toko (ruko) di Kota Banda Aceh. Ruko adalah salah satu tipologi bangunan yang mudah ditemukan di kota-kota seluruh dunia. Namun, terkadang keberadaannya memunculkan persepsi tersendiri bagi warga selaku pemilik kota. Menggali persepsi dari warga tersebut adalah tujuan dari penelitian ini, guna memberikan saran dan masukan bagi pihak terkait dalam meregulasi kota dan fasilitas yang nyaman bagi warganya. Studi ini dimulai dengan menyebarkan kuesioner online secara terbuka, kemudian diolah dengan metode analisis data teks secara kualitatif. Dari hasil analisis data, ditemukan pandangan warga mengenai keberadaan ruko tersebut serta dampak yang ditimbulkan dalam aktivitas kesehariannya. Mayoritas responden berpendapat bahwa keberadaan ruko di hampir tiap ruas jalan Kota Banda Aceh berpeluang besar menimbulkan kemacetan akibat parkir liar di depan bangunan. Ruko yang tidak tertata juga berpeluang merusak wajah kota. Oleh karena itu, diharapkan adanya kebijakan yang lebih terarah baik dari pemerintah maupun pengembang kota dalam meregulasi dan menata pembangunan ruko di Kota Banda Aceh.
Konfigurasi Ruang Permukiman Tepi Air Mariso dan Tallo Ditinjau dari Aspek Keberlanjutan
Edward Syarif
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.1.1
Permukiman Mariso dan Tallo berlokasi di tepian air Makassar. Kedua permukiman ini terbentuk tidak terencana oleh proses reklamasi akibat sosial budaya masyarakat setempat. Proses reklamasi menyebabkan terbentuknya permukiman baru dan mengubah lingkungan tepian air Makassar. Hal ini berdampak pada konfigurasi ruang permukiman, sehingga mempengaruhi aspek keberlanjutan kawasan tepian air. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan konfigurasi ruang permukiman tepi air Mariso dan Tallo, serta pengaruhnya terhadap aspek keberlanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis sinkronik yang didukung oleh metode space syntax dan prinsip-prinsip keberlanjutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permukiman Mariso berkembang memanjang dari daratan ke arah laut, sedangkan permukiman Tallo berkembang sejajar mengikuti bentuk sungai. Konfigurasi ruang permukiman Mariso membentuk pola menyebar sehingga terbentuk ruang-ruang yang terintegrasi, sedangkan konfigurasi ruang permukiman Tallo membentuk pola tidak menyebar sehingga terbentuk ruang-ruang yang tersegregasi. Konfigurasi ruang permukiman Mariso dan Tallo tidak memperhatikan konsep keberlanjutan dan berdampak pada kerusakan lingkungan tepian air. Konsep keberlanjutan hanya mengalami peningkatan pada aspek ekonomi, sedangkan aspek sosial budaya dan ekologi akan mengalami kemunduran. Tulisan ini dapat menjadi konsep pengembangan permukiman tepian air yang beradaptasi dengan lingkungan, sosial dan budaya setempat.
Pendekatan Lansekap Budaya dalam Pengelolaan Ekomuseum: Studi di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara
Cynthia E. V. Wuisang;
Joseph Rengkung;
Dwight M. Rondonuwu
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.4.191
Lansekap budaya adalah fenomena integrasi dari lahan (land), manusia, budaya, dalam kurun waktu dan sejarah yang panjang. Dalam upaya pelestarian Lansekap Budaya berkelanjutan, Ekomuseum adalah salah satu model pengelolaan dengan berbasis sosio-budaya dan etnoekologi. Konsep Ekomuseum berkembang dengan pesat di berbagai negara di belahan dunia dengan berbagai strategi yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan. Tulisan ini memetakan interaksi masyarakat Minahasa dengan lingkungannya dan bagaimana ekomuseum digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam pengembangan dan pelestarian lansekap budaya. Metoda yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan melakukan survey terhadap sejumlah permukiman wilayah regional dan melihat potensi ekomuseum masing-masing teritory. Data kemudian dianalisis berdasarkan pendekatan geografi. Kesimpulan tulisan ini adalah merekomendasikan model pengelolaan ekomuseum yang ideal untuk Kabupaten Minahasa.
Kajian Tipologi terhadap Perubahan Elemen Fasad Ruko ditinjau dari Jenis Fungsi Layanan Kasus Studi: Ruko Paskal Hyper Square Bandung
Marlisa Rahmi;
Zulhadi Sahputra;
Allis Nurdini
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.4.195
Rumah toko (ruko) merupakan solusi ideal untuk fleksibilitas ruang usaha yang tinggi. Pemilik ruko atau pertokoan pada kawasan komersil umumnya melakukan pembaruan fasad sebagai upaya untuk menampilkan usaha mereka. Pemilik cenderung mengubah, menambah atau membongkar desain fasad ruko yang sudah ada, guna menunjukkan identitasnya melalui desain fasad ruko tersebut. Mengingat bahwa setiap investasi untuk merubah ruko bermakna in-efisiensi dalam rancangan, terlebih lagi terjadi dalam skala besar, maka diperlukan kajian lebih detil tentang perubahan ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakter perubahan fasad ruko berdasarkan jenis fungsi yang diakomodasinya. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kasus studi ruko yang ada di komplek Paskal Hyper Square. Data yang didapat, dianalisis dengan metode analisis tipologi, dimana perubahan-perubahan yang terjadi diidentifikasikan kedalam tiga tipologi, yakni; (1)Tipologi perubahan kecil; (2) Tipologi perubahan sedang; dan (3) Tipologi perubahan besar. Dari hasil analisis diketahui bahwa keseluruhan fungsi ruko mengalami perubahan. Elemen fasad yang dominan diubah adalah warna cat bangunan, serta perubahan yang dominan terhadap fasadnya terjadi pada jenis fungsi layanan penginapan. Kondisi ini menggambarkan bahwa adanya tendensi dari pengguna dalam melakukan perubahan pada elemen fasad untuk jenis fungsi tertentu. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembuat kebijakan, pengembang dan praktisi dalam perencanaan desain fasad ruko di masa yang akan datang.
Korespondensi antara Motivasi dan Jenis Wisata
Bakri Prakarso Andi Wiyono;
Hanson E. Kusuma;
Angela Christysonia Tampubolon;
Athina Ardhyanto
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 6 No. 4 (2017): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32315/jlbi.7.2.74
Indonesia memiliki potensi wisata yang berlimpah sehingga banyak sekali masyarakat yang melakukan kegiatan wisata. Setiap masyarakat memiliki jenis wisata yang disenangi serta motivasi di dalam berwisata. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis wisata yang disenangi dengan motivasi berwisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner daring yang dibagikan secara bebas sehingga dimungkinkan untuk mendapat responden dari berbagai daerah di Indonesia (snowball-non-random-sampling). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan analisis isi, analisis distribusi, analsis korespondensi, dan analisis cluster. Hasil analisis mengungkapkan bahwa jenis wisata yang dominan disenangi adalah wisata alam, sedangkan motivasi berwisata yang dominan adalah menghilangkan penat. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa hubungan jenis wisata dengan motivasi berwisata membentuk kelompok sikap di dalam berwisata yang terdiri dari kognitif, afektif, dan konatif.