cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsms@unisba.ac.id
Phone
+6282321980947
Journal Mail Official
bcsms@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series : Medical Science
ISSN : -     EISSN : 28282205     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i2
Core Subject : Humanities, Health,
Bandung Conference Series: Medical Science (BCSMS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Kedokteran dengan ruang lingkup Age, ASI, BPJS Kesehatan, CGT, Dokter layanan primer, Fungsi diastolic, Gender, Hepatitis A dan B, Interval Anak Balita, ISPA, JKN, Nyeri leher, Origin, Paritas, Pasien, Denyut Nadi, Imunisasi, Perawat, Phlebitis, PHBS, pneumonia Abortus Spontan, Pola Menstruasi, rumah sakit Pendidikan, Sektor Informal Pengetahuan, Shift kerja malam, sindrom koroner akut, Status Gizi Mahasiswa kedokteran, status sosio ekonomi, Tekanan Darah, Tingkat Stres, Troponin T , Type of occupation, ventrikel kiri, dan Wanita Premenopause. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 494 Documents
Gambaran Gejala Pasien Covid-19 dengan Komorbiditas Tuberkulosis di Rumah Sakit Al-Ihsan Kabupaten Bandung 2020-2022 Reynindita Alya Harsyanti; Mia Kusmiati; Dony Septriana Rosady
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11821

Abstract

Abstract. Coronavirus Disease is an acute respiratory infectious disease. COVID-19 cases are rapidly increasing and spreading throughout Indonesia and have an impact on the number of deaths of the population.. The purpose of this study was to understand the differences in COVID-19 symptoms with Tuberculosis and non-Tuberculosis comorbidities at RSUD Al Ihsan Bandung. The purpose of this study was to understand the differences in COVID-19 symptoms with Tuberculosis and non-Tuberculosis comorbidities at RSUD Al Ihsan Bandung. The research method used in this study was descriptive using the Chi –Square statistical test to see the difference between COVID-19 and Tuberculosis and non-Tuberculosis comorbidities. The subjects of this study were patients confirmed with COVID-19 with Tuberculosis and Non-Tuberculosis comorbidities at RSUD Al Ihsan Bandung 2020-2022. Most tuberculosis patients were male 208 people (57.6%) and non-tuberculosis patients dominated by women 183 people (50.7%), The results showed that patients confirmed positive for COVID-19 with the most comorbid tuberculosis with mild symptoms especially shortness of breath were 202 people (55.9%) while 193 people (53.5%) non-tuberculosis comorbid patienst.It was concluded that there were significant differences between COVID-19 with pulmonary tuberculosis comorbidities and COVID-19 patients with non-tuberculosis comorbidities. Abstrak. Coronavirus Disease adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akut. Kasus COVID-19 dengan cepat meningkat dan menyebar ke seluruh Indonesia serta berdampak pada jumlah kematian populasi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memahami perbedaan gejala COVID-19 dengan komorbiditas Tuberkulosis dan non Tuberkulosis di RSUD Al Ihsan Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan uji statistik Chi –Square untuk melihat perbedaan antara COVID-19 dengan komorbiditas Tuberkulosis dan non Tuberkulosis. Subjek penelitian ini adalah pasien yang terkonfirmasi COVID-19 dengan komorbiditas Tuberkulosis dan Non Tuberkulosis di RSUD Al Ihsan Bandung sebanyak 722 orang. Sebagian besar pasien Tuberkulosis berjenis kelamin laki-laki 208 orang (57,6%) dan pasien non Tuberkulosis didominasi perempuan 183 orang (50,7%), Hasil penelitian menunjukkan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan komorbid Tuberkulosis paling banyak yaitu pada gejala ringan terutama pada sesak nafas sebanyak 202 orang (55.9%) sedangkan pada pasien komorbid Non Tuberkulosis 193 orang (53.5%) Disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara COVID-19 dengan komorbiditas Tuberkulosis paru dan pasien COVID-19 dengan komorbiditas non Tuberkulosis.
Gambaran Santri Penderita Skabies di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya Tahun 2023 Aditya Trianda Rahman; Lisa Adhia Garina; Mia Yasmina Andarini
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11836

Abstract

Abstract. Scabies is a disease that is still common in Indonesia and ranks third among all existing skin diseases. Scabies often occurs in children, and has negative impacts, such as anxiety, depression, anger and shame, so that sufferers often experience inferiority, and affects the sufferer's quality of life. The aim of this research is to understand the description of students suffering from scabies at the Bahrul Ulum Islamic Boarding School, Cibeureum District, Tasikmalaya City. This type of research uses descriptive methods with a cross sectional design. Sampling was carried out in September 2023 using a total sampling technique with a sample size of 39 people. The diagnosis of scabies is carried out through a physical examination by a doctor, and the quality of life of children with scabies is assessed by completing the Childern's Dermatology Life Quality Index (CDLQI) questionnaire. The results of this research showed that the majority of scabies were at the age of 14 years and the component that was most disturbed was sleep disorders due to scabies. In conclusion, the majority of students suffering from scabies at the Bahrul Ulum Islamic Boarding School, Cibeureum District, Tasikmalaya City, have very disturbed sleep due to scabies. Abstrak. Penyakit kulit skabies merupakan penyakit yang masih banyak terjadi di Indonesia dan menempati urutan ke tiga dari semua penyakit kulit yang ada. Skabies banyak terjadi pada anak-anak, dan memiliki dampak negatif, seperti cemas, depresi, kemarahan, dan rasa malu sehingga penderitanya seringkali mengalami minder, serta memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui gambaran santri yang menderita skabies di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif dengan desain cross sectional. Pengambian sampel dilakukan bulan September 2023 menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 39 orang. Diagnosis skabies dilakukan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter, dan kualitas hidup anak skabies di nilai melalui pengisian kuesioner Childern’s Dermatology Life Quality Index (CDLQI). Hasil Penelitan ini, didapatkan sebagian besar penyakit skabies yaitu pada usia 14 tahun dan komponen yang sangat terganggu yaitu gangguan tidur akibat skabies. Simpulan, mayoritas santri penderita skabies di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya sangat terganggu tidurnya akibat skabies.
Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Wardah Nurul 'Izza; Yuli Susanti; Purnomo
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11881

Abstract

Abstract. Academic workload in medical school has an influence on sleep quality, resulting high incidence of poor sleep quality in medical students. This study aims to determine the correlation between sleep quality and cognitive function among medical students in Faculty of Medicine, Bandung Islamic University 2022/2023 academic year. One hundred and five respondents were selected by consecutive sampling technique. Sleep quality was assessed by Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire and cognitive function was assessed by MoCA-INA. This research used an observational analytical method with cross sectional approach and statistical analysis using the Chi-square test. The results showed that medical students in Faculty of Medicine mostly had poor sleep quality (54,3%) and had normal cognitive function (68,6%). Out of 48 students with good sleep quality, 40% students had normal cognitive function and 5,71% students had abnormal cognitive function. Then, out of 57 students with poor sleep quality, 28,57% students had normal cognitive function and 25,71% students had abnormal cognitive function. A correlation (p-value= 0,000) was found between sleep quality and cognitive performance. Hence, there is correlation between sleep quality with cognitive function among medical students in Faculty of Medicine, Bandung Islamic University 2022/2023 academic year. There is an interaction between biological, psychological, and social mechanisms on cognitive dysfunction (especially in the prefrontal cortex) due to poor sleep quality. Abstrak. Beban belajar yang tinggi di fakultas kedokteran memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur, sehingga menimbulkan kejadian kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa fakultas kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tahap akademik tahun ajaran 2022/2023. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling dengan 105 mahasiswa sebagai subjek penelitian. Penilaian kualitas tidur dilakukan melalui kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index(PSQI) dan penilaian fungsi kognitif menggunakan instrumen MoCA-INA. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan analisis statistik berupa uji Chi-square. Hasil penelian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung sebagian besar memiliki kualitas tidur yang buruk (54,3%) dan memiliki fungsi kognitif normal (68,6%). Dari total 48 mahasiswa dengan kualitas tidur baik, sebanyak 40% mahasiswa memiliki fungsi kognitif normal dan 5,71% mahasiswa memiliki fungsi kognitif abnormal. Kemudian, dari total 57 mahasiswa dengan kualitas tidur buruk, sebanyak 28,57% mahasiswa memiliki fungsi kognitif normal dan 25,71% mahasiswa memiliki fungsi kognitif abnormal. Hasil analisis hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif didapatkan p-value= 0,000. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas tidur memiliki hubungan terhadap fungsi kognitif mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tahap akademik tahun ajaran 2022/2023. Terdapat interaksi antara mekanisme biologis, psikologis, dan sosial yang terlibat dalam disfungsi kognitif (terutama pada area prefrontal cortex) akibat kualitas tidur yang buruk.
Hubungan Tempat Kejadian dan Jenis Trauma Mekanik pada Mata dengan Tipe Ocular Trauma Berdasarkan Klasifikasi Birmingham Eye Trauma Terminology Mutia Nana; Lelly Yuniarti; Nugraha Sutadipura
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11920

Abstract

Abstract. Eye trauma is a worldwide health problem that reduces productivity and quality of life. The World Health Organization reports that every year 23 million patients experience unilateral visual impairment. Eye trauma is one of the most common types of trauma in Indonesia. The aim of this study was to determine the relationship between the location of the incident and the type of mechanical trauma to the eye with the Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT) classification in 2020-2022 at RSM Cicendo Bandung. This research is a quantitative observational analytical study with a cross sectional approach and total sampling technique from medical records at RSM Cicendo Bandung. Statistical analysis was carried out using the Fisher Exact test. Findings showed that 85.8% of ocular trauma patients were men, the most common age range for these patients was 36–55 years. Home (43.1%) is the most frequent place of occurrence. More people experienced open globe injuries (54.8%) than close globe injuries (45.8%). The relationship between the location of the incident and the type of ocular trauma has a P-value of 0.000 (P<0.05), the relationship between mechanical trauma to the eye and the type of ocular trauma has a P-value of 0.000 (P<0.05). The conclusion of this study is that there is a relationship between the location of the incident and the type of mechanical trauma with the type of ocular trauma. This study offers information for creating prevention tactics in a variety of activities that pose a risk of everyday eye injury. Abstrak. Trauma mata adalah masalah kesehatan di seluruh dunia yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan setiap tahunnya 23 juta pasien mengalami gangguan penglihatan unilateral. Trauma mata merupakan salah satu jenis trauma yang paling banyak terjadi di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tempat kejadian dan jenis trauma mekanik pada mata dengan klasifikasi Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT) pada tahun 2020-2022 di RSM Cicendo Bandung. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan teknik total sampling dari rekam medis di RSM Cicendo Bandung. Analisis statistik dilakukan dengan uji Fisher Exact. Temuan menunjukkan 85,8% pasien ocular trauma adalah laki-laki, rentang usia paling banyak bagi pasien ini adalah 36–55 tahun. Rumah (43,1%) merupakan tempat paling sering terjadinya. Lebih banyak orang yang mengalami kejadian open globe injury (54,8%) dibandingkan close globe injury (45,8%). Hubungan tempat kejadian dengan tipe ocular trauma memperoleh nilai P-value sebesar 0,000 (P<0,05), hubungan antara trauma mekanik pada mata dengan tipe ocular trauma nilai P-value sebesar 0,000 (P<0,05). Kesimpulan penelitian ini, terdapatnya hubungan tempat kejadian dan tipe trauma mekanik dengan tipe ocular trauma. Studi ini menawarkan informasi untuk menciptakan taktik pencegahan di berbagai kegiatan yang memiliki risiko cedera mata sehari-hari.
Hubungan Karakteristik Pasien dengan Hasil Uji Tubex Positif pada Pasien Demam Tifoid di RS Al-Islam Tahun 2021–2022 Gina Giptia Humanisa Bahri; Puspita, Sara; Garina, Lisa Adhia
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11922

Abstract

Abstract. Typhoid fever is a disease caused by bacterial infection Salmonella typhi which enters through fecal-oral. A common symptom is prolonged fever, and this disease is quite serious, especially in underdeveloped countries. The aim of this study was to determine the relationship between patient characteristics and positive tubex test results in typhoid fever patients at Al-Islam Hospital Bandung in 2021–2022. In this study, secondary data was obtained from medical records using descriptive observation methodology cross section. The sample used a total sampling approach with a total of 60 people. The relationship between a positive tubex test and patient characteristics was tested using ChiSquare. Research findings show that males under the age of eighteen make up the majority of positive tubex test results. Age and gender were not significantly correlated with tubex scores. P-value mark of 0.095 indicates there is no significant relationship between tubex and age. Likewise, there is a p-value of 0.305 which shows there is no relationship between tubex and gender. These results can increase our knowledge about the variables that influence tubex test results in typhoid fever patients. Abstrak. Demam tifoid adalah penyakit yang diakibatkan infeksi bakteri Salmonella typhi yang masuk melalui fecal-oral. Gejala yang umum terjadi adalah demam berkepanjangan, dan penyakit ini cukup serius, terutama di negara-negara terbelakang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien dengan hasil uji tubex positif pada pasien demam tifoid di RS Al-Islam Bandung tahun 2021–2022. Dalam penelitian ini, data sekunder dari rekam medis dengan menggunakan metodologi observasi deskriptif cross-sectional. Sampel menggunakan pendekatan total sampling dengan jumlah 60 orang. Hubungan uji tubex positif dengan karakteristik pasien di uji menggunakan ChiSquare. Temuan penelitian menunjukkan bahwa laki-laki di bawah usia delapan belas tahun merupakan mayoritas hasil tes tubex positif. Usia dan jenis kelamin tidak berkorelasi signifikan dengan skor tubex. Nilai p-value sebesar 0,095 menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara tubex dengan usia. Demikian pula, terdapat nilai p 0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara tubex dan jenis kelamin. Hasil ini dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang variabel yang mempengaruhi hasil tes tubex pada pasien demam tifoid.
Hubungan Antara Status Gravida, Interval Paritas, dan Usia Ibu dengan Kejadian Preeklamsia di RSUD Al-Ihsan Nouval Firdaus; Hidayat Widjajanegara; Mira Dyani Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11945

Abstract

Abstract. Hypertension in pregnancy (HIP) according to The National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) is a complication of pregnancy that contributes significantly to maternal and fetal morbidity and mortality. In Indonesia, the mortality and morbidity of hypertension in pregnancy is still quite high. Preeclampsia is one of the four categories of hypertension in pregnancy with a global incidence of 10% of pregnant women worldwide. Prevalence in Indonesia is 128,273 / year or around 5.3%. The purpose of this study was to determine the relationship between gravida status, parity interval, and maternal age with the incidence of preeclampsia at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency. This sample selection technique uses probability sampling with simple random sampling technique with a total of 208 samples. The research method is cross-sectional method based on inclusion criteria and is considered representative of the population. The results of this study obtained, pregnant women with risky gravida status (primigravida or grande multi gravida) who experienced preeclampsia as many as 55 people or 66.3% obtained a p-value (0.000). 000), risky parity interval (<2 years or >5 years) who experienced preeclampsia as many as 52 people or 47.3% obtained p-value (0.487), and the age of pregnant women at risk (<20 or >30 years) who experienced preeclampsia as many as 47 people or 66.2% obtained p-value (0.001). The results of this study indicate a significant relationship between gravida status and maternal age with the incidence of preeclampsia, while the parity interval does not have a significant relationship with the incidence of preeclampsia at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency. Abstrak. Hipertensi dalam kehamilan (HDK) menurut The National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) merupakan komplikasi kehamilan yang berkontribusi signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Preeklamsia salah satu dari empat kategori dari hipertensi dalam kehamilan dengan insidensi secara global sebanyak 10% ibu hamil diseluruh dunia. Prevalensi di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gravida, interval paritas, dan usia ibu dengan kejadian preeklamsia di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung. Teknik pemilihan sampel ini menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling dengan jumlah 208 sampel. Metode pada penelitian ini menggunakan metode cross-sectional berdasarkan kriteria inklusi dan dianggap mewakili populasi. Hasil penelitian ini didapatkan, ibu hamil yang berstatus gravida berisiko (primigravida atau grande multi gravida) mengalami preeklamsia sebanyak 55 orang atau 66,3% diperoleh nilai p-value (0,000), interval paritas berisiko (<2 tahun atau >5 tahun) yang mengalami preeklamsia sebanyak 52 orang atau 47,3% diperoleh nilai p-value (0,487), dan usia ibu hamil berisiko (<20 atau >30 tahun) yang mengalami preeklamsia sebanyak 47 orang atau 66,2% diperoleh nilai p-value (0,001). Didapatkan hasil pada penelitian ini hubungan yang bermakna antara status gravida dan usia ibu dengan kejadian preeklamsia, sedangkan pada antara interval paritas tidak terdapat hubungan bermakna dengan kejadian preeklamsia di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung.
Gangguan Kognitif sebagai Efek Samping Penggunaan Steroid Anabolik Androgenik Athar Fathur Rafi; Sadiah Achmad; Lelly Yuniarti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11993

Abstract

Abstract. Adolescent and adult men are relatively satisfied with a muscular body shape. Efforts to increase muscle mass are the main strategy for achieving your dream body shape. One method used to increase muscle mass is using anabolic-androgenic steroids. However, androgenic anabolic steroids have side effects that can harm several body organs. This study aimed to explore and analyze the side effects of using anabolic-androgenic steroids as a supplement to increase muscle mass in adult men. This research is a systematic review to identify and analyze articles using ScienceDirect, PubMed, and Taylor and Francis, Proquest, and SpringerLink database sources. The eligibility criteria used are Population (adult men who use anabolic-androgenic steroids or their derivatives), Exposure (anabolic-androgenic steroids or their derivatives), Comparison (individuals who do not use anabolic-androgenic steroids or their derivatives), Outcome (side effects related to use anabolic-androgenic steroids or their derivatives), Study (cohort, case-control, cross-sectional study). Critical review was carried out using JBI critical appraisal, the PRISMA diagram method was used in this research and resulted in sixteen articles that met the inclusion and eligibility criteria. From 5 databases, 1,153 articles were obtained that met the inclusion criteria, and 16 articles were produced that met the eligibility criteria. Based on the results of the analysis of sixteen articles, thirteen articles were found which stated that supplementation with androgenic anabolic steroids had significant side effects on several body organs in adult men, while three other studies concluded that there were no significant differences or side effects. Based on the results of the analysis and discussion of the descriptions of the research articles reviewed, it can be concluded that the use of androgenic anabolic steroids has side effects on various organs in adult men such as organs in the nervous system, heart, kidneys, reproductive organs and periodontal. Abstrak. Pria remaja dan dewasa relatif memiliki kepuasaan terhadap bentuk tubuh yang berotot. Upaya meningkatkan masa otot merupakan strategi utama untuk memperoleh bentuk tubuh idaman. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan masa otot adalah menggunakan steroid anabolik-androgenik. Namun, steroid anabolik androgenik memiliki efek samping yang dapat membahayakan beberapa organ tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan menganalisis efek samping penggunaan steroid anabolik-androgenik sebagai suplementasi penambah masa otot pada laki-laki dewasa. Penelitian ini merupakan systematic review untuk mengidentifikasi dan menganalisis artikel melalui sumber database ScienceDirect, PubMed, dan Taylor and Francis,Proquest, dan Springerlink. Kriteria kelayakan yang digunakan yaitu Populasi (pria dewasa pengguna steroid anabolik-androgenik atau turunannya), Exposure (steroid anabolik-androgenik atau turunannya), Comparison (individu yang tidak menggunakan steroid anabolik-androgenik atau turunannya), Outcome (efek samping yang berhubungan dengan penggunaan steroid anabolik-androgenik atau turunannya), Study (cohort, case-control, cross-sectional study). Telaah kritis dilakukan dengan menggunakan JBI critical appraisal, Metode diagram PRISMA digunakan dalam penelitian ini dan menghasilkan enam belas artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan kelayakan. Dari 5 database didapatkan 1.153 artikel sesuai dengan kriteria inklusi, dan dihasilkan 16 artikel yang memenuhi kriteria kelayakan. Berdasarkan hasil analisis dari enam belas artikel, didapatkan tiga belas artikel yang menyebutkan pemberian suplementasi steroid anabolik androgenik memiliki efek samping signifikan terhadap beberapa organ tubuh pada laki-laki dewasa, sedangkan tiga penelitian lainnya menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan atau efek samping yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari uraian artikel penelitian yang di-review, dapat disimpulkan bahwa penggunaan steroid anabolik androgenik memiliki efek samping terhadap berbagai macam organ pada pria dewasa seperti organ pada sistem saraf, jantung, ginjal, organ reproduksi, dan periodontal.
Hubungan Obesitas dengan Body Dissatisfaction pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Deandra Chitraenrieta Ramdhanoviella; Prawiradilaga, Rizky Suganda; Surialaga, Samsudin
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12018

Abstract

Abstract. The problem of obesity is a health problem that is growing globally in both developed and developing countries. Obesity can cause many health problems, including psychological problems, one of which is body dissatisfaction. This study aims to assess body dissatisfaction and analyze the relationship between obesity and body dissatisfaction in students who are obese at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University. This research uses quantitative analytical methods with a cross-sectional approach. The research subjects were 60 people taken using purposive sampling technique. Subjects were allocated into 2 groups, namely 30 people with obese Body Mass Index (BMI) and 30 people with normal BMI). Statistical analysis used SPSS version 26 software. The Spearman correlation test was used in this study to analyze the correlation between obesity and body dissatisfaction scores. The research results show that there is a significant relationship (p-value=0.012) between obesity and body dissatisfaction with a positive correlation with low correlation strength (r=0.321). It is hoped that someone will pay more attention to physical activity and diet so as not to become obese which can increase body dissatisfaction. Abstrak. Obesitas menjadi masalah kesehatan yang berkembang secara global baik di negara yang maju maupun negara berkembang. Obesitas dapat mengakibatkan banyak masalah pada kesehatan termasuk masalah psikologis salah satunya body dissatisfaction. Penelitian ini bertujuan untuk menilai body dissatisfaction dan menganalisis hubungan antara obesitas dengan body dissatisfaction pada dewasa muda yang mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 60 orang diambil dengan teknik purposive sampling. Subjek dialokasikan kedalam 2 kelompok yaitu 30 orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) obesitas dan 30 orang dengan IMT normal. Analisis statistik menggunakan software SPSS versi 26. Uji korelasi Spearman digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis korelasi antara obesitas dengan skor body dissatisfaction. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p-value=0.012) antara obesitas dengan body dissatisfaction dengan korelasi positif dengan kekuatan korelasi rendah (r=0,321). Dari hasil tersebut, diharapkan seseorang lebih memperhatikan aktivitas fisik dan pola makan agar tidak mengalami obesitas yang dapat meningkatkan body dissatisfaction.
Analisis Penyalahgunaan Zat sebagai Faktor Risiko Kejadian Gangguan Bipolar pada Orang Dewasa Nadiya Amalia; Lelly Yuniarti; Sadiah Achmad
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12024

Abstract

Abstract. Bipolar disorder is an emotional disorder with recurrent episodes of mood swings and depression, followed by changes in activity or energy and associated with characteristic cognitive, physical, and behavioral symptoms. Age, genetics, psychology, environment, and substance and alcohol abuse are risk factors for bipolar disorder. This study aimed to explore and analyze articles regarding substance abuse as a risk factor for bipolar disorder in adults. This research uses the Systematic Review method to identify and analyze articles regarding substance abuse as a risk factor for bipolar disorder in adults. The databases used were Pubmed, SpringerLink, ScienceDirect and Taylor and Francis, the PRISMA diagram method was used in this research. The PICOS suitability used in this study is Population (adults), Exposure (substance abuse (alcohol, cannabis, nicotine)), Comparison (control group or group that does not abuse substances), Outcome (incidence of bipolar disorder, manic episodes, depressive episodes, or mixed episode), Study (observational (cohort, case-control, or cross-sectional)), and critical review were carried out using the JBI checklist. From 5 databases, 5,493 articles were obtained that met the inclusion criteria and after conducting a feasibility test, 5 articles were suitable. Based on the results of the analysis, 4 articles state that substance abuse is a risk factor for bipolar disorder in adults. Marijuana and alcohol abuse are the substances that are most often risk factors for bipolar disorder in adults, and marijuana abuse carries a higher risk of developing bipolar disorder than abuse of other substances. Substance abuse influences the age at which manic, depressive and psychotic symptoms first appear. Abstrak. Gangguan bipolar adalah gangguan emosi dengan episode berulang pada perubahan suasana hati dan depresi, yang diikuti dengan adanya perubahan aktivitas atau energi dan berhubungan dengan karakteristik gejala kognitif, fisik, dan perilaku. Usia, genetik, psikologis, lingkungan, penyalahgunaan zat dan alkohol merupakan faktor risiko terjadinya gangguan bipolar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan menganalisis artikel mengenai penyalahgunaan zat sebagai faktor risiko gangguan bipolar pada orang dewasa. Penelitian ini menggunakan metode Systematic Review untuk mengidentifikasi dan menganalisis artikel mengenai penyalahgunaan zat sebagai faktor risiko kejadian gangguan bipolar pada orang dewasa. Database yang digunakan Pubmed, SpringerLink, ScienceDirect dan Taylor and Francis, metode diagram PRISMA digunakan dalam penelitian ini. Kesesuaian PICOS yang digunakan pada penelitian ini adalah Population (orang dewasa), Exposure (penyalahgunaan zat (alcohol, cannabis, nicotine)), Comparison (kelompok kontrol atau kelompok yang tidak menyalahgunakan zat), Outcome (kejadian bipolar disorder, manic episode, depressive episode, atau mixed episode), Study (observational (cohort, case-control, atau cross-sectional)), dan telaah kritis dilakukan menggunakan checklist JBI. Dari 5 database didapatkan 5.493 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan setelah dilakukan uji kelayakan terdapat 5 artikel yang sesuai. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 4 artikel yang menyatakan bahwa penyalahgunaan zat merupakan faktor risiko kejadian gangguan bipolar pada orang dewasa. Penyalahgunaan ganja dan alkohol merupakan zat yang paling sering menjadi faktor risiko terjadinya gangguan bipolar pada orang dewasa, dan penyalahgunaan ganja beresiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi gangguan bipolar dibanding dengan penyalahgunaan zat lain. Penyalahgunaan zat memengaruhi usia pertama kali timbulnya gejala manik, depresif dan psikosis yang timbul.
Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa Antara Mahasiswa dengan Berat Badan Berlebih dan Mahasiswa dengan Berat Badan Normal Angkatan 2020 di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Toni Praditya Irwansyah; Herri S. Sastramihardja; Yuke Andriane
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12063

Abstract

Abstract.Overweight is an accumulation of excess fat in the body which can disrupt overall health. This condition occurs because there is an imbalance between incoming energy and outgoing energy. Since 2014, more than 1.9 billion adults over the age of 18 have been overweight. According to WHO, overweight has become a world problem, especially in Indonesia as a developing country where there are changes in consumption patterns and lifestyles. Diabetes is a condition where blood sugar levels exceed 200mg/dL. One of the risk factors for diabetes is being overweight, but it does not rule out the possibility that even normal weight people suffer from diabetes because there are other factors that can influence blood glucose levels. This study aims to analyze the comparison of fasting blood sugar levels in 2020 FK UNISBA students who are overweight and those who are normal. This research is a cross-sectional study with a sample size of 65 people consisting of active students from the class of 2020 and meeting the inclusion and exclusion criteria. Data was collected by direct measurement using a glucometer and weight scale. Data were analyzed using the chi square test. The results of this study showed that almost half of the respondents were overweight, 49.2%. The highest percentage of fasting blood sugar levels was also found, namely respondents who had normal fasting blood sugar levels (70-100mg/dL) as many as 64.6%, and there were students with low fasting blood sugar levels as many as 35.4%. The chi square test shows a p value of 0.228 (>0.05). There was no significant difference between fasting blood sugar levels in overweight and normal students. Abstrak. Overweight merupakan suatu akumulasi lemak berlebih di dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan secara keseluruhan. Kondisi ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Sejak 2014 sudah lebih dari 1,9 miliar orang dewasa di atas usia 18 tahun mengalami overweight. Menurut WHO overweight telah menjadi masalah dunia, khususnya di Indonesia sebagai negara berkembang dimana adanya perubahan pola konsumsi dan gaya hidup. Dibates merupakan kondisi kadar gula darah melebihi 200mg/dl. Salah satu faktor risiko dari diabetes adalah overweight. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kadar gula darah puasa pada mahasiswa yang memiliki berat badan berlebih dan yang normal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional desain cross sectional dengan jumlah sampel 65 orang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa angkatan 2020 dan bersedia menjadi reponden, dan kriteria eksklusi yaitu sudah terdiganosis diabetes mellitus dan mahasiswa dengan underweight. Data dikumpulkan dengan cara pengukuran langsung di laboraturium dan pengukuran tinggi dan berat badan. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian ini didapatkan indeks masa tubuh dengan presentase terbanyak yaitu responden yang memiliki berat badan normal sebanyak 33 responden. Didapatkan juga kadar gula darah puasa dengan presentase terbanyak yaitu responden yang memiliki kadar gula darah puasa 70-100mg/dL sebanyak 42 responden. Uji chi square menunjukkan nilai p sebesar 0,228 (>0,05). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar gula darah puasa pada mahasiswa dengan berat badan berlebih dan yang normal.