cover
Contact Name
Firdaus Annas
Contact Email
firdaus@uinbukittinggi.ac.id
Phone
+6285274444040
Journal Mail Official
humanisma.uinbukittinggi@gmail.com
Editorial Address
Data Center Building - Kampus II Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Jln Gurun Aua Kubang Putih Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam Sumatera Barat Telp. 0752 33136 Fax 0752 22871
Location
Kab. agam,
Sumatera barat
INDONESIA
HUMANISMA : Journal of Gender Studies
ISSN : 25806688     EISSN : 25807765     DOI : http://dx.doi.org/10.30983/humanisma
Core Subject : Humanities, Social,
HUMANISMA: Journal of Gender Studies (e-ISSN: 2580-7765 & p-ISSN: 2580-6688) is a Academic Journal Publication by Center for the Gender and Children Studies of State University for Islamic Studies (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, West Sumatra, Indonesia. It specializes in research on Gender and Child problems from a range of disciplines and interdisciplinary fields. The interdisciplinary approach in Gender studies is used as a method to discuss and find solutions to contemporary problems and gender and child issues. The topic covered by this journal includes fieldwork studies with different viewpoints and interdisciplinary studies in sociology, anthropology, education, politics, economics, law, history, literature, and others. The editorial team invites researchers, scholars, and Islamic and social observers to submit research articles that have never been published in the media or other journals
Articles 136 Documents
SEKSUALITAS DALAM ALQURAN (tinjauan Deskriptif Analitis Ayat-ayat Alquran) Muhamad Rezi; Muhammad Zubir
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 1, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.341 KB) | DOI: 10.30983/jh.v1i1.256

Abstract

Alquran is the last Holy Book which is sent down by Allah as the Guide Book for whole human-being. It concludes any aspects. Not only for Moslems, Alquran actually also aimed for any creatures in the universe. This is the actual meaning of rahmatan lil ‘âlamiyn (Islam comes as the mercy for all). To prove it, deep researches and develop observations are needed. Especially, it has to be done in Alquran as a main source of Islam. On of the aspect that has explained in Alquran is sexuality. Sexuality in this paper means anything related to sex such as human lust, genitals, and sexual contacts. In Alquran, terms of sexuality are mentioned in many verses in different surahs. This paper purposed to explain the Alquran verses of sexuality. The methodology that applied in this paper is library research with descriptive-analityc approach. Furthermore, this paper was explained by combining alquran exegesis explanation methods; Mawdhû’iy (Thematic) and Comparative (Muqâran). Alquran adalah Kitab suci terakhir yang diturunkan Allah untuk menjadi buku petunjuk bagi seluruh umat manusia dalam segala hal. Tidak hanya bagi umat Islam, Alquran sejatinya ditujukan bagi seluruh alam. Itulah yang dimaksud dengan Islam rahmatan lil ‘âlamiyn (Islam adalah berkah bagi seluruh alam). Untuk membuktikannya, diperlukan penelitian mendalam dan berkembang terhadap seluruh sumber-sumber keIslaman khususnya Alquran sebagai sumber utama. Salah satu aspek yang terpaparkan dalam Alquran adalah seksualitas. Seksualitas yang dimaksud adalah segala hal yang berhubungan tentang kelamin seperti nafsu seks, kelamin,hingga kontak kelamin. Di dalam Alquran, term-term terkait seksusalitas tersebut dijelaskan pada banyak ayat di surat-surat berbeda. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang ayat-ayat tersebut dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Tulisan ini juga bersifat penelitian pustaka dengan menggunakan metode penyajian tafsir Alquran kombinasi antara Tematik dan Komparatif.
ECONOMIC EMPOWERMENT OF POOR FAMILY HEADS THROUGH MARKET-BASED MICRO BUSINESS GROUPS IN MKS DISTRICT, BUKITTINGGI CITY Reflinda Reflinda
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 3, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.892 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v3i1.1426

Abstract

Mandiangin Koto Selayang merupakan salah satu dari tiga kecamatan yang berada di Kota Bukittinggi, di kecamatan ini ditemukan PEKKA miskin sebanyak 116 KK dan merupakan kecamatan yang laing banyak PEKKA miskin dibandingkan dengan dua kecamatan lainnya di Kota Bukittiggi. Sasaran dari pengabdian ini merupakan kelompok dari PEKKA miskin tersebut dengan melakukan program pemberdayaan untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapinya. Pemberdayaan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonominya adalah dengan membentuk kelompok usaha mikro berbasis pasar. Dimana PEKKA di kelompokan berbdasarkan jenis-jenis usaha yang dilakukannya dan mendampinginya supaya bisa menguasai pasar untuk kepentingan kemajuan usaha-usaha ekonomi kelompok yang lakukan itu. Diantara jenis usaha kelompok mikro yang dilakukan adalah, membuat asesoris, makanan ringan dan usaha jualan harian. Diantara program pendampingan untuk kepentingan kemajuan usaha itu adalah telah dilakukan terhadap PEKKA ini dampingan komunkasi usaha, motivasi untuk berusaha, membantu informasi pemasaran. Hasil dari pendampingan menunjukkan bahwa, PEKKA mempunyai semenagat untuk berusaha, dan sangat membutuhkan modal dalam pengembangan usaha kelompok yang dilakukannya.
Women's Stereotypes in the Implementation of Reproductive and Productive Roles in Women Farmers' Households Wiji Tuhu Utami; Retno Setyowati; Sugihardjo Sugihardjo
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 5, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.378 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v5i1.4252

Abstract

The role of the wife has an essential contribution in the household as the smallest unit in household life. Stereotypes are specific labels attached to women in their roles as wives, mothers, and in society. The research aims to analyze stereotypes among women who work as processed food producers to implement household gender roles. The method in this research uses descriptive qualitative. The study results show that the pattern of household gender relations for Ngudi Rejeki Women Farmer Group members is equal. Household problems may resolve on their own or require discussion. Ngudi Rejeki Women Farmer Group members work as a processed food producer with a processed product entity made from Moringa leaves. The stereotype of responsibility is held husband as the family head and the housewife as the wife's prominent role, in the household function the husband as the primary breadwinner and the wife as the additional breadwinner. In implementing the reproductive role, the wife has a more prominent role and the husband only a helping hand. Peranan istri memiliki berkontribusi penting dalam rumah tangga sebagai unit terkecil dalam kehidupan rumah tangga. Stereotip merupakan pelabelan tertentu yang melekat pada perempuan dalam perannya sebagai istri, ibu, dan pada masyarakat. Penelitian bertujuan untuk menganalisis stereotip pada perempuan produsen makanan olahan dalam pelaksanaan peran gender rumah tangga. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola relasi gender rumah tangga anggota KWT Ngudi Rejeki ke arah setara. Permasalahan rumah tangga dapat selesai dengan sendirinya atau memerlukan pembahasan. Anggota KWT Ngudi Rejeki bekerja sebagai produsen makanan olahan dengan entitas produk olahan berbahan dasar daun kelor. Stereotip dalam hal tanggung jawab yaitu kepala keluarga dikonstruksikan sebagai tanggung jawab suami dan ibu rumah tangga menjadi tanggung jawab istri, pada fungsi rumah tangga dikonstruksikan suami sebagai pencari nafkah utama dan istri sebagai pencari nafkah tambahan, dan pada pelaksanaan peran reproduktif mengonstruksikan istri memiliki peran yang lebih utama dan suami sekedar membantu.
SJARIKAT SIMPAN-PINJAM DAN KONGSI OESAHA: RESPON ATAS MONETERISASI KOLONIAL Dedi Arsa
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 2, No 2 (2018): December 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.54 KB) | DOI: 10.30983/jh.v2i2.812

Abstract

Artikel ini menelaah moneterisasi dan respon atasnya di Nusantara, khususnya di Minangkabau. Penyusunannya menggunakan metode penyusunan yang dikenal pada umumnya dalam metode penyusunan sejarah modern: heuristik, kritik intern-ekstern; interpretasi; dan ekplanasi dalam bentuk historiografi. Dari artikel ini dihasilkan: 1). Kehadiran kolonial mengintensifkan ekonomi uang (moneterisasi) ke dalam masyarakat tradisional yang sebelumnya belum begitu terasuki secara nyata ke dalam sistem ini. Prosesnya berlangsung lewat dua periode penting kolonialisme: Sistem Tanam Paksa & Liberalisasi Ekonomi. 2). Implikasinya: ikatan kolektif merenggang dan ketergantungan baru kepada negera kolonial dengan ekonomi uangnya yang individual meningkat, serta masyarakat mengalami keterbelahan  yang menciptakan keadaan anomie, suatu masyarakat yang terguncang secara sosiologis. 3). Kondisi ini direspon dengan terbentuknya perkumpulan simpan-pinjam maupun syarikat-syarikat usaha atau kongsi-kongsi bersama. Hal ini untuk menciptakan usaha kolektif yang telah terkikis oleh sistem kapital yang cenderung individualis. Usaha ini mengeras dalam bentuk/formulasi yang lebih baku: Koperasi. Namun. sepanjang sejarah, koperasi tidak dapat tumbuh, menjadi dominan, dalam mengimbangi perkembanga ekonomi uang yang semakin mapan.   
Sekoper Cinta: Solusi Peningkatan Kualitas Perempuan di Tatar Sunda Neng Eri Sofiana
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 4, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.934 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v4i2.3522

Abstract

West Java for the past three years has been included in the top three provinces with the highest number of divorces and the highest rate of child violence. Ridwan Kamil and the Chief of the West Java PKK launched 'Sekoper Cinta' or women's school held by the DP3AKB which make an affort to empower women to achieve equality , participation, access, roles, benefits and control between women and men in all fields. This school has held a graduation ceremony for 2,700 women on October 22, 2019. This program is held to improve the quality of women so they can reduce the rate of divorce and violence against children. So, how is this program carried out in West Java, can it reduce the existing divorce rate? Can it be applied in other areas as a solution to protect women and children? In fact, Sekoper Cinta is able to make women and mothers more empowered and qualified with a lot of materials that encourage family resilience and economic independence, so that if applied it will certainly be able to reduce the divorce rate in West Java and this program can be used as guidelines and examples for other areas because the results are able to give freedom to women from gender injustice. Jawa Barat selama tiga tahun terakhir ini termasuk ke dalam tiga besar provinsi dengan jumlah perceraian terbanyak dan angka kekerasan anak terbesar. Ridwan Kamil beserta Ketua PKK Jawa Barat meluncurkan ‘Sekoper Cinta’ atau Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita sebagai sekolah khusus perempuan yang diadakan oleh Pemprov Jawa Barat dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) yang berupaya dalam memberdayakan para perempuan demi mewujudkan kesetaraan, partisipasi, akses, peran, manfaat, dan kontrol antara perempuan dan laki-laki di semua bidang. Sekolah ini telah mengadakan wisuda bagi 2.700 perempuan pada 22 Oktober 2019 lalu. Program ini diadakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas perempuan sehingga dapat menekan angka perceraian dan kekerasan terhadap anak. Maka, bagaimana program ini dilakukan di Jawa Barat, apakah dapat menekan angka perceraian yang ada? Apakah mampu diterapkan di wilayah lain sebagai solusi melindungi kaum perempuan dan anak? Ternyata, Sekoper Cinta mampu membuat perempuan dan ibu-ibu lebih berdaya dan berkualitas dengan sekian banyak materi yang mendorong kepada ketahanan keluarga dan kemandirian ekonomi, sehingga jika diaplikasikan tentu akan mampu menekan angka perceraian yang ada di Jawa Barat dan program ini dapat dijadikan pedoman serta contoh bagi wilayah lainnya karena hasilnya yang mampu memberi kebebasan kepada perempuan dari ketidakadilan gender.
Breastfeeding Practices of Karo Mothers in North Sumatera Indonesia Milda Longgeita Pinem
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 6, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.408 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v6i1.5345

Abstract

This research aimed to understand the breastfeeding practices of mothers in Karo lands, North Sumatera, Indonesia. This research used ethnographic approach with data collection methods including participant observation, formal interviews and informal interviews. This research involved 27 participants. The research presented how Karo women's experiences of breastfeeding are influenced by three main institutional structures: the state, religion, and ethnic tradition. This study identified three essential points related to breastfeeding practices in Karo lands:  First, Karo mothers in the breastfeeding practice become an agency in negotiating the practical and discursive dimensions of breastfeeding in relation to the state and the church. Second, it is related to Karo culture in which mothers have a special treatment in Karo community, mostly because they are breastfeeding. Third, it is related to the continued influence of Karo culture in which the breastfeeding practice is influenced by the central figure of Karo community, i.e. the grandmother. This research provided a new knowledge about ethnic women’s experiences in the breastfeeding practice. Further, the research needs to be enriched with the experiences of voiceless women in breastfeeding practices.Studi ini bertujuan untuk memahami praktik menyusui para ibu di Tanah Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian mengunakan pendekatan etnografi dengan melakukan teknik pengumpulan data seperti observasi partisipan, wawancara formal dan percakapan informal atau perbincangan sehari-hari. Penelitian melibatkan 27 informan. Penelitian menunjukkan bahwa para ibu dipengaruhi oleh negara, agama, dan tradisi etnis. Studi mengidentifikasi tiga temuan esensial terkait dengan praktik menyusui para ibu di Tanah Karo. Pertama, para ibu menunjukkan sisi agensi atau kemandirian terkait praktik menyusui khususnya di hadapan kebijakan negara dan agama. Kedua, terkait dengan kultur Karo, para ibu memperoleh perlakuan yang istimewa, khususnya karena sedang menyusui. Ketiga, masih terkait dengan kultur Karo, praktik menyusui para ibu dipengaruhi oleh figur sentral yakni nenek. Studi ini memperkaya kajian terkait pengalaman perempuan dengan latar belakang etnisitas. Penelitian lebih lanjut perlu dilanjutkan dan diperkaya khususnya terkait dengan pengalaman perempuan marginal atau minoritas dalam hal praktik menyusui.
HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MERINGKAS TEKS DENGAN MIND MAP Deswalantri Deswalantri
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 2, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.539 KB) | DOI: 10.30983/jh.v2i1.245

Abstract

Hasil belajar antara siswa laki-laki dan perempuan dalam meringkas teks eksplanasi dengan mind map menunjukkan perbedaan. Rata-rata nilai perrempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Hal yang sama terdapat pada penilaian sikap religius, jujur, dan santun. Namun, penilaian sikap tanggung jawab memperlihatkan hasil yang unik, keduanya mempunyai nilai yang sama.
Tradisi Matrilineal dalam Tjoerito Parasaian Me’saleh Ka'bati Ka'bati
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 4, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.812 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v4i1.3197

Abstract

This article discusses the neglect of matrilineal tradition by Pariaman society during the colonial era (1846-1922), based on a study of autobiography written by Me’ Saleh gala Datoe’ Oerang Kajo Basa. The book entitled Tjoerito Parasaian Me’ Saleh is a family historical note of successful trader in Pariaman. The society in Pariaman is known as heterogeneous in terms of ethnicity, cultures, and religion, in contrast to darek society that is known as homogeneous in the mentioned fields. The heterogeneity of the Pariaman society then forms a social relational pattern and it is a different form compared to the darek society. The autobiography illustrates that the cultural characteristics of Pariaman society in the beginning was formed by their interaction with foreign people from Aceh, Nias, Bugis, India, China, Madura, Arab, and European countries. Since then they became an open minded people and easy to adapt with new influences. This condition resulted some matrilineal tradition applied in darek was not implemented and obeyed in rantau. 
Part of Material Opression: A Study On Romanticism and Stigma of The Role of Housewives and Working Mothers Khoniq Nur Afiah; Rofah Rofah
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 5, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.226 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v5i2.4710

Abstract

This study aims to determine the romanticism of the mother's role and the stigma housewives, and working mothers receive. Romance towards the role of the mother often has an unfavorable impact on the mother's condition. Besides romance, stigma is also born and accepted by housewives and working mothers. The stigma continues and impacts the condition and vulnerability of a mother. This research is descriptive qualitative research and analyzed by feminist theory about mothers. The study results stated that the romanticism of the mother's role affected the workload received. This study opens a view about the need for efforts to solve the problem of romanticism in the role of mothers. It is necessary because it is helpful to prevent the occurrence of adverse effects on the condition of the mother's vulnerability. This study also found four stigmas received by working mothers and housewive such as Bachelors who only become full-time mothers, housewives: working spends husband's money, working mothers: never have time to educate children, working mothers: children are entrusted to grandmother, be a grandma's child, housewive are clumsy. Housewive enjoy life because they relax, career women like hanging out, and working mothers have minimal knowledge of kitchen and parenting matters. The two points above are important points that became the findings in this study. housewife: work spends husband's money, working mother: never has time to educate children, working mother: grandmother leaves children, be grandma's child, housewive are clumsy. Housewive enjoy life because they relax, career women like hanging out, and working mothers have minimal knowledge of kitchen and parenting matters. The two points above are important points that became the findings of this study. Penelitian ini memiliki tujuan guna mengetahui romantisme peran ibu dan stigma yang diterima oleh ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Romantisme terhadap peran ibu sering memberikan dampak yang kurang baik terhadap kondisi ibu. Selain romantisme, Stigma juga lahir dan diterima oleh ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja. Stigma tersebut terus diproduksi dan memberikan dampak terhadap kondisi dan kerentanan seorang ibu. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dan dianalisis dengan teori feminis tentang ibu. Hasil penelitian menyatakan bahwa romantisme peran ibu memberikan efek terhadap beban kerja yang diterima. Penelitian ini membuka pandangan mengenai perlunya upaya-upaya yang bisa menyelesaikan persoalan mengenai romantisme terhadap peran ibu. Hal tersebut diperlukan, sebab berguna untuk menghambat terjadinya dampak buruk terhadap kondisi kerentanan ibu. Penelitian ini juga menemukan empat stigma yang diterima ibu bekerja dan ibu rumah tangga seperti:  Sarjana kok yang hanya menjadi fulltime mom, ibu rumah tangga: bekerja menghabiskan uang suami, ibu bekerja:  tidak pernah memiliki waktu untuk mendidik anak, ibu bekerja: anak dititipkan nenek, jadilah anak nenek, ibu rumah tangga itu kucel. Ibu rumah tangga enak hidupnya karena hanya santai-santai, wanita karir emang hobinya nongkrong, dan ibu bekerja memiliki pengetahuan yang minim terhadap urusan dapur dan pengasuhan. Dua poin diatas menjadi poin penting yang menjadi temuan dalam penelitian ini.
KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERDASARKAN GENDER Isna Isnaniah
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 1, No 2 (2017): December 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.272 KB) | DOI: 10.30983/jh.v1i2.254

Abstract

Abstrak Kemampuan komunikasi merupakan salah satu standar kompetensi lulusan bagi siswa sekolah dasar sampai menengah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Olehkarenanya, komunikasi harus menjadi salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang tidak mungkin lepas dari kehidupan manusia. Dengan komunikasi seseorang dapat mengekspresikan ide dan pemikirannya, saling bersosialisasi, serta menerima dan melakukan pembelajaran. Komunikasi matematis merupakan komunikasi berupa pengungkapan pikiran, gagasan dalam bentuk merefleksikan, membuat model situasi, menelaah, menginterpretasikan ide, simbol, istilah serta informasi matematika.Sebagai salah satu pelajaran yang diberikan di dunia pendidikan formal, matematika haruslah diajarkan dengan model pembelajaran yang tepat. Bukan saja tepat berdasarkan materi ajar, tetapi juga harus tepat dalam melihat perkembangan otak anak. Perkembangan stuktur otak anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, perbedaan ini merupakan perbedaan gender. Salah satu perbedaan gender dalam pembelajaran adalah komunikasi matematis.Berdasarkan perbedaan struktur otak tersebut maka penerapan model pembelajaran yang tepat akan memaksimalkan hasil belajar yang diperoleh masing-masing termasuk kemampuan komunikasi matematis. Keywords:komunikasi, matematis, pembelajaran, gender The ability of communication includes to the standards competency of graduates for every level education as stated in the Regulation of the Minister of National Education Year 2006. Therefore, communication pays more attention. This is an activity that can not be separated from human life. By communicating, we are able to express the ideas and thoughts, socialize, and the others. Moreover, mathematical communication means a form of thoughts expression, reflection of ideas, modeling situations, reviewing, interpreting ideas, symbols, term and mathematical information. Mathematics, as one of the subject given in formal education, must be taught with the right model in learning. It is not only appropriate based on teaching materials, but also in seeing the structure development of the student's brain. There are a difference about the development of brain structures between male and female student which is familiar with gender. Consequently, one aspect of gender differences in learning can be seen from mathematical communication. Based on this reason, the usage of precise learning model will maximize the learning outcomes as well as the ability of mathematical communication. Keywords: communication, mathematical, learning, gender

Page 4 of 14 | Total Record : 136