Claim Missing Document
Check
Articles

PROFIL KEMAMPUAN SPASIAL MAHASISWA CAMPER DALAM MEREKONSTRUKSI IRISAN PRISMA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER M. Imamuddin; Isnaniah Isnaniah
MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran Vol 6 No 1 (2018): June
Publisher : Department of Mathematics Education Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.141 KB) | DOI: 10.24252/mapan.2018v6n1a4

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan menggambarkan kemampuan mahasiswa camper dalam merekonstruksi irisan prisma ditinjau dari perbedaan gender. Subjek dalam penelitian ini diambil secara acak dua orang mahasiswa camper dengan jenis kelamin berbeda yaitu satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Hasil penelitian menyimpulkan kemampuan mahasiswa laki-laki dalam mengkonstruksi irisan prisma masih lemah dalam ketelitian dan daya abstraksinya khusunya kemampuan visualisasi keruangan (spatial visualisation), sedangkan kemampuan mahasiswa perempuan adalah lemah dalam kemampuan persepsi keruangan (spatial perception), lemah dalam kemampuan relasi keruangan (spatial relations) dan lemah dalam kemampuan visualisasi keruangan (spatial visualisation).Abstract:This study aims to describe the profile of camper student ability in reconstructing prism slices in terms of gender differences. Subjects in this study are two camper students with different gender, male and female who were randomly taken. The result of the research concludes that the ability of male students in constructing prism slices is still weak in accuracy and abstraction power for spatial visualization ability, while other is weak in some aspects in spatial ability: perception, relations and visualization.
Integrasi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Islam (Menggagas Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah) M. Imamuddin; Isnaniah Isnaniah; Zulmuqim Zulmuqim; Syafruddin Nurdin; Andryadi Andryadi
AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jpd.v4i2.1928

Abstract

Epistemologically, science and religion can be integrated, even must be integrated. Imam Suprayogo encourages science as an integration of religious values (Islam) with General Science or Science. The integration of Islamic Education and Mathematics Education in the learning proposed in this paper is Islamic education or Islamic values contained /presented/inherent in mathematics learning. Learning mathematics by incorporating Islamic values or teachings will help facilitate teachers in conveying mathematical concepts as well as Islamic education/Islamic values to students. This integrated mathematics learning is very compatible with the characteristics of Islamic schools/madrasah. Islamic values, help improve the formation of student character in accordance with the ideals of Islam and the nation.
Mathematic Teachers And Online Learning In The Covid-19 Pandemic: A Survey Study Farij Imron; Imra’atus Shalihah; Zaharuddin M; Weti Susanti; M. Imamuddin; Isnaniah
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 1 No 5 (2022): IJHESS-APRIL 2022
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.901 KB) | DOI: 10.55227/ijhess.v1i5.130

Abstract

The COVID-19 pandemic has had an impact on changes in the implementation of learning. Face-to-face learning before the COVID-19 pandemic turned into online learning during the COVID-19 pandemic. The purpose of this study was to describe the teacher's responses and reasons regarding the implementation of online learning during the covid-19 pandemic. The study was carried out at SMKN Pakong involving five mathematics teachers as informants. Data was collected by interview and continued by analysis. The results of this study include: (1) Teachers more often use WhatsApp application in online learning, because the students are familiar with the use of this application, (2) Teachers prefer to carry out face-to-face learning rather than online learning. It is related to students’ character building and students can be directly monitored by the teachers. (3) The arrangements that must be prepared before online learning are the teachers arrange the necessary equipment such as preparing communication tools, internet quota, ensuring the availability of signals and electricity, preparing materials, power points, learning videos and the examples of the video, (4) Students more understand the subject matter in face-to-face learning, because teachers can immediately correct conceptual errors made by students, (5) Most of the teachers are enjoy in using the lecture method and face-to-face learning, but there are also teachers who prefer to use case study learning and learning using the Problem Based Learning (PBL) model.
Mathematics Students’ Satisfaction In Carrying Out Online Thesis Advisory During The Covid-19 Pandemic at IAIN Bukittinggi M. Imamuddin; Isnaniah; Zaharuddin M; Weti Susanti; Andryadi; Zulmuqim; Syafruddin Nurdin
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 1 No 5 (2022): IJHESS-APRIL 2022
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.917 KB) | DOI: 10.55227/ijhess.v1i5.136

Abstract

During the COVID-19 pandemic, a thesis advisory was carried out online. Further, online thesis advisory has motivated students to immediately complete their thesis even though the student lives in a different place from the supervisor. This study aimed to describe students’ satisfaction in carrying out online thesis guidance. The subjects of the study were 40 students. The instrument used was in the form of a questionnaire distributed via a google form. Besides, the data analysis used was a descriptive data analysis using formulas and student satisfaction tables. The results of this study; 1) The guidance of the supervisor in thesis advisory obtained a final score indicating an average of 80.6. 2) The thesis advisory is given by the supervisor also indicated a very good assessment with the acquisition of a score of 87.3, and 3) Very good assessment was also given by students towards facilities available indicating an average score of 75.7. In conclusion, students who carried out the online thesis advisory process were very satisfied with its process
Peningkatan Kreativitas dan Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Perkuliahan Media Pembelajaran Matematika Isnaniah Isnaniah
Suska Journal of mathematics Education Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sjme.v3i2.3549

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas dan kemandirian belajar mahasiswa melalui penerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada matakuliah media pembelajaran matematika (MPM). Jenis  penelitian yang digunakan adalahClassroom Action Research, subjek penelitian adalah mahasiswa semester 3 jurusan pendidikan matematika yang sedang menempuh matakuliah MPM yang berjumlah 79 orang. Rancangan penelitian terdiri dari 4 tahap: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian kreativitas, lembar penilaian kemandirian belajar dan instrument tambahan yaitu tes awal. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kreativitas mahasiswa pada siklus 1 sebesar 60,1% yang tergolong pada kategori sedang dan pada siklus 2 kretativitas mahasiswa sebesar 81,46% yang tergolong pada kategori tinggi. Kemandirian belajar mahasiswa pada siklus 1 sebesar 58,15% yang tergolong pada kategori sedang dan pada siklus 2 kemandirian belajar mahasiswa sebesar 79,44% yang tergolong pada kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi  peningkatan kreativitas dan kemandirian belajar mahasiswa melalui penerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada matakuliah media pembelajaran matematika. 
KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERDASARKAN GENDER Isna Isnaniah
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 1, No 2 (2017): Juli-Desember 2017
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/jh.v1i2.254

Abstract

Abstrak Kemampuan komunikasi merupakan salah satu standar kompetensi lulusan bagi siswa sekolah dasar sampai menengah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Olehkarenanya, komunikasi harus menjadi salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang tidak mungkin lepas dari kehidupan manusia. Dengan komunikasi seseorang dapat mengekspresikan ide dan pemikirannya, saling bersosialisasi, serta menerima dan melakukan pembelajaran. Komunikasi matematis merupakan komunikasi berupa pengungkapan pikiran, gagasan dalam bentuk merefleksikan, membuat model situasi, menelaah, menginterpretasikan ide, simbol, istilah serta informasi matematika.Sebagai salah satu pelajaran yang diberikan di dunia pendidikan formal, matematika haruslah diajarkan dengan model pembelajaran yang tepat. Bukan saja tepat berdasarkan materi ajar, tetapi juga harus tepat dalam melihat perkembangan otak anak. Perkembangan stuktur otak anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, perbedaan ini merupakan perbedaan gender. Salah satu perbedaan gender dalam pembelajaran adalah komunikasi matematis.Berdasarkan perbedaan struktur otak tersebut maka penerapan model pembelajaran yang tepat akan memaksimalkan hasil belajar yang diperoleh masing-masing termasuk kemampuan komunikasi matematis. Keywords:komunikasi, matematis, pembelajaran, gender The ability of communication includes to the standards competency of graduates for every level education as stated in the Regulation of the Minister of National Education Year 2006. Therefore, communication pays more attention. This is an activity that can not be separated from human life. By communicating, we are able to express the ideas and thoughts, socialize, and the others. Moreover, mathematical communication means a form of thoughts expression, reflection of ideas, modeling situations, reviewing, interpreting ideas, symbols, term and mathematical information. Mathematics, as one of the subject given in formal education, must be taught with the right model in learning. It is not only appropriate based on teaching materials, but also in seeing the structure development of the student's brain. There are a difference about the development of brain structures between male and female student which is familiar with gender. Consequently, one aspect of gender differences in learning can be seen from mathematical communication. Based on this reason, the usage of precise learning model will maximize the learning outcomes as well as the ability of mathematical communication. Keywords: communication, mathematical, learning, gender
GENDER BASED PERCEPTION ON UNDERSTANDING MATHEMATICS CONCEPT BY USING PBL Muhammad Imamuddin; Isnaniah Isnaniah; Rusdi Rusdi; Peri Pedinal
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 3, No 1 (2019): Januari - Juni 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/humanisme.v3i1.1061

Abstract

Bagi siswa, untuk memahmi suatu konsep dalam pembelajaran matematika bukanlah suatu hal yang mudah karena pemahaman terhadap suatu konsep matematika dilakukan secara individual dan tidak tebang pilih antara laki-laki dan perempuan (gender). Oleh karena tu, pembelajaran di kelas-kelas matematika harus dikelola dengan baik oleh guru. Pengelolan pembelajaran yang baik di kelas-kelas matematika, akan memantapkan siswa laki-laki ataupun siswa perempuan dalam memahami konsep-konsep matematika. Dengan demikian penerapkan pembelajaran yang tepat oleh guru, dapat memaksimalkan pemahaman konsep matematika siswa dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pemahaman konsep matematika siswa ditinjau berdasarkan gender setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: pemahaman konsep matematika empat orang siswa laki-laki berkriteria sangat baik, empat orang siswa berkriteria baik dan dua orang siswa berkriteria pemahaman konsep matematika cukup baik. Sedangkan pemahaman konsep matematika siswa perempuan adalah dua siswa mendapatkan kriteria sangat baik, lima orang siswaberkriteria baik dan lima orang berkriteria cukup baik. Dengan menggunakan uji – t  pada selang kepercayaan 95% diperoleh thitung = 1.770  dan ttabel = 1.72. Dengan demikian dapat disimpulkan konsep matematika siswa laki-laki lebih baik daripada siswa perempuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas VIII SMP.Kata kunci: Pemahaman Konsep, Problem Based Learning, Gender
The Role of Women as Educators M. Imamuddin; Andryadi Andryadi; Zaharuddin M; Isnaniah Isnaniah; Weti Susanti; Rehani Rehani; Zulmuqim Zulmuqim; Syafruddin Nurdin
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 7 No 2 (2020): (Oktober 2020)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v7i2.190

Abstract

In the Al-Qur’an and Hadith there are not prohibition for women in seeking knowledge. On the contrary, Islam requires or obliges women to seek knowledge as well as men. Science is like light that will illuminate women's footsteps into the future. A woman of knowledge must be elevated. Conversely, women who are ignorant and lack knowledge will only be considered as weak creatures who can be empowered, not empowered. Such is the importance of parent's knowledge, especially the knowledge of a woman (mother) who is able to make a child's soul character and character, good or bad, so that the obligation for children's education is directed at both parents when the child is still in the womb until he reaches adulthood. For this reason it is important for a woman (mother) have to be smart, so that the character of the mother descends on her children. As a woman (mother) who is assigned to be the first teacher for her children does not necessarily teach only what she knows, mothers who are able to give birth an intelligent generation for the homeland and nation must also have intelligence in themselves, for a woman is not wrong if have a high education in order to educate their children.
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Means-Ends Analysis Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas VIII Smp N 1 Rao Tahun Pelajaran 2018/2019 Devi Ariyanti; Isnaniah Isnaniah; Jasmienti Jasmienti
JURING (Journal for Research in Mathematics Learning) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.385 KB) | DOI: 10.24014/juring.v2i2.7344

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis matematika siswa dengan model pembelajaran Means-Ends Analysis lebih baik daripada yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan penelitian yaitu The Static Group Comparison Randomized Control Group Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII  SMP N 1 Rao. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 1 sebagai kelas kontrol. Instrument yang digunakan dalam penelitian adalah tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang berupa tes essay. Berdasarkan hasil analisis data kemampuan berpikir kritis matematika siswa diperoleh  dan karena  maka  ditolak dan terima  Sedangkan dengan menggunakan software minitab diperoleh  dan , karena . Jadi dapat disimpulkan bahwa “Kemampuan berpikir kritis matematika dengan model pembelajaran Means-Ends Analysis  lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Rao Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Giving Questions And Getting Answer (GQGA) Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tilatang Kamang Vivi Saswita; Isnaniah Isnaniah; Rindang Kembar Sari
JURING (Journal for Research in Mathematics Learning) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.792 KB) | DOI: 10.24014/juring.v2i2.7289

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika yang mengikuti pembelajaran aktif tipe GQGA ini lebih baik dari siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 1 Tilatang Kamang Tahun Pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah Pra-eksperimen dengan rancangan penelitian yaitu The Static Group Comparison Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII kecuali kelas VIII.1 karena merupakan kelas unggul. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.4 sebagai kelas kontrol. Berdasarkan analisis data hasil belajar matematika siswa diperoleh  rata-rata kelas eksperimen 77,43 lebih baik dari pada rata-rata kelas kontrol  61,43 serta dari uji inferensial yang dilakukan dengan hasil analisis data  adalah  dan , karena  maka  ditolak dan  diterima. Sedangkan dengan menggunakan Software Minitab diperoleh = 0.000 dan = 0.05, karena = < 0,05. Berdasarkan rata-rata  dan uji t yang telah dilaukuan Jadi dapat disimpulkan bahwa “Hasil belajar matematika yang mengikuti pembelajaran aktif tipe Giving Questions and Getting Answer lebih baik dari siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 1 Tilatang Kamang tahun pelajaran 2018/2019 .