cover
Contact Name
Annissa Valentina
Contact Email
nisavalen26@umrah.ac.id
Phone
+6281957010398
Journal Mail Official
puslit_ppga@umrah.ac.id
Editorial Address
Universitas Maritim Raja Al Haji, Jalan Raya Dompak, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 29124
Location
Kota tanjung pinang,
Kepulauan riau
INDONESIA
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak
ISSN : 29623979     EISSN : -     DOI : https://doi.org/10.31629/jga.v1i1
Core Subject : Humanities, Social,
Riset Gender dan Anak Journal with e-ISSN:2962-3979, published by Study Center of Gender dan Children (PSGA) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Kepualaun Riau. The word Regalia comes from English which means symbol of greatness.The editor invites scientists, scholars, professionals, practitioners and researchers in various disciplines to contribute, both of research articles and literature reviews that is concerned with gender, children, elderly, and difabel studies in various perspectives including Islamic studies, religion, culture, politic, education, psychology, sexual harassment, parenting, race and minority class, language and literature, and feminism. The manuscripts accepted will be published after selection, review of sustainable reviewers, and editing process
Articles 41 Documents
PERAN UN WOMEN DALAM MENDUKUNG KEBIJAKAN EQUAL PAY FIFA SEPAK BOLA WANITA DI INGGRIS Pradana, Iqbal; Lokmana, Raja Saputra; Hutasoit, Inka Kristin Pranata; Triyanti, Febi
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 1 No 2 (2022): November, 2022
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.534 KB) | DOI: 10.31629/jga.v1i2.5116

Abstract

Football is a popular sport with an incredible number of fans spread all over the world. Everyone can be sure to have basic knowledge about the sport of soccer. This can not be separated from the ability of good publicity and the special appeal of the sport, such as players, football clubs, to its history. Through a survey conducted by FIFA, there were 250 million active football players spread across 200 countries with 3.5 billion fans (Avaz, 2021). In explaining this problem, the type of research methodology used is a qualitative approach. The purpose of this study is to find out the various strategies implemented by UN Women to support FIFA Equal Pay and to know the process of implementing FIFA's Equal Pay policy for female soccer players in England. The results of this study indicate that by cooperating with FIFA, UN Women is trying to raise awareness of gender equality in soccer
FENOMENA CHILDFREE DI JEPANG DALAM PERSPEKTIF TEORI FEMINISME EKSISTENSIALIS Sandra Dewi, Nabila Utami; Ela, Mika; Savira, Aisyah; Triyanti, Febi
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 1 No 2 (2022): November, 2022
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.49 KB) | DOI: 10.31629/jga.v1i2.5118

Abstract

Childfree is a decision not to have children voluntarily, this decision can be taken by single men and women but also by married couples. The decision in some countries is still inviting debate among the public but different things have happened in Japan. The Japanese people tend to justify this choice, in fact the Japanese government rejects the child-free decision of its people and even calls the decision something selfish. The Japanese government seeks various programs to increase the birth rate in the country. The issue of childfree in Japan will be studied using existentialist feminism theory which describes women as an object that must be managed by men. The existentialist feminism theory was chosen because it can explain the phenomenon of child-free entering the domestic realm.
UPAYA GERAKAN ME TOO DALAM MENGHADAPI KEKERASAN DAN PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DI KOREA SELATAN triyanti, febi; Yohana S.M Hutabarat , Indri; Sarita, Rahma; Rachmawati , Sekar
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 2 No 1 (2023): Juli, 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The issue of sexual violence against women is an issue that can be found in various countries, both in developed and developing countries. As one of the developed countries, South Korea also has many issues regarding sexual violence against women in its country. This happens as a result of the patriarchal culture and Confucianism inherent in South Korean society itself. This causes the existence of a superior that is owned by men to control and dominate women. This is certainly an impetus for men to commit violence and sexual harassment against women because women are placed as objects of male sexuality. In fact, as fellow human beings, men and women should be able to have the same rights and be at the same level without dominating or making one of them a mere sexual object. Therefore, in response to this, a lot of feminist movements have sprung up in South Korea, one of which is the Me Too movement which seeks to empower women and fight against patriarchal culture to get equal rights with men through campaigns both at home and abroad. social media or directly
DAMPAK HELIKOPTER PARENTING TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK Risa, Risa Amalia Putri; Sri Putri Rahayu Z
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 2 No 1 (2023): Juli, 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan pola asuh helikopter atau Helicopter parenting muncul karena banyaknya tuntutan orang tua terhadap keadaan yang dialami anak, sehingga akan menjadi bumerang bagi anak. Gaya pengasuhan helikopter dapat berdampak buruk pada kemandirian anak. Anak-anak terbiasa bergantung pada orang tuanya. Anak mandiri membutuhkan dukungan dan kepercayaan dari orang tuanya untuk memberikan kesempatan dalam mengambil keputusan. Metode yang digunakan adalah pendekatan studi literatur yang dilakukan dengan mengumpulkan hasil-hasil. hasil kajian dari beberapa jurnal, buku, dan dokumen lainnya. Penerapan pola asuh ini menjadikan orang tua kurang percaya diri dalam membesarkan anak, orang tua yang terlalu overprotektif dalam mengawasi anak, sehingga anak tidak mengalami perkembangan kemandirian saat anak memasuki usia dewasa.
The Fenomena Childfree Terhadap Bonus Demografi Islam di Indonesia: Fenomena Childfree Terhadap Bonus Demografi Islam di Indonesia Ritonga, Mhd Aksaril Huda; Wulandari, Ayu; Finfi Fazahro; Hilman Fadhilah; Siti Hamidah
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 2 No 1 (2023): Juli, 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam beberapa dekade terakhir, angka kelahiran di Indonesia kian menurun dan menyebabkan kekhawatiran tentang bonus demografi yang tidak dapat dicapai. Penurunan angka kelahiran ini salah satunya disebabkan oleh keputusan beberapa pasangan muslim yang memilih untuk tidak memiliki anak atau yang dikenal dengan istilah childfree. Tujuan penelitian ini membahas fenomena childfree dikalangan masyarakat muslim di Indonesia dan implikasinya bagi keberlanjutan umat Islam di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif yang menekankan pada studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menyajikan gambaran pandangan masyarakat terhadap fenomena childfree berdasarkan stigma dan tekanan sosial yang pada umumnya menganggap bahwa pilihan untuk tidak memiliki anak masih belum bisa dinormalisasi. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah fenomena childfree masih menjadi perdebatan di Indonesia, perbedaan pandangan tersebut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor agama dan demografi yang memiliki kekhawatiran akan berkurangnya jumlah generasi muslim di Indonesia. Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan adalah melakukan penelitian lebih lanjut, karena fenomena childfree masih tergolong baru di Indonesia, dan masih diperlukan penelitian lainnya untuk memahami sudut pandang masyarakat secara keseluruhan.
f FENOMENA CHILDFREE DI ERA KONTEMPORER BERDASARKAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI milan, milan; Dian Tania R; Isnaeni Qurotun N; Angelin Audia P; Cornelia Yulin Ester D
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 2 No 1 (2023): Juli, 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena ChildFree menjadi perbincangan hangat di Indonesia baru-baru ini. Diawali oleh salah satu influencer yang mengumumkan kepada publik bahwa dirinya memilih untuk ChildFree atau bebas anak. Hal ini memunculkan pro dan kontra dikehidupan masyarakat khususnya negara Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa di Indonesia umumnya mengenal prinsip ‘banyak anak banyak rezeki’. Prinsip tersebut berbanding terbalik dengan konsep ChildFree itu sendiri. ChildFree dikenal dengan kondisi dari pasangan suami dan istri yang tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak setelah proses pernikahannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana para generasi muda yang berada dalam era terkini memandang konsep dari ChildFree itu sendiri, eksistensi dari ChildFree di era kontemporer terlebih dalam media sosial, dan bagaimana ilmu sosiologi menganalisis fenomena ChildFree ini dengan menggunakan teori konstruksi realitas sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan data pendukung yang didapatkan dari berita di media sosial dan artikel jurnal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang yang melakukan ChildFree adalah berasal dari generasi milenial, karena mereka memiliki kesadaran dan pemikiran jangka panjang terkait hal tersebut. ChildFree akhirnya menjadi perbincangan hangat media pemberitaan dan menjadi perhatian, khususnya dalam bidang ilmu sosiologi yang menganalisis fenomena ini menggunakan teori konstruksi realitas sosial.
ANALISIS PROBLEMATIKA ANAK PADA TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM FILM CRY ME A SAD RIVER Hervita, Thalia
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 2 No 1 (2023): Juli, 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena problematika anak yang terjadi di kehidupan masyarakat tanpa masyarakat sadari, terdapat bentuk-bentuk problematika anak pada film Cry Me A Sad River. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk problematika anak perempuan pada film Cry Me A Sad River. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori Emile Durkheim tentang fakta sosial dan nilai baik dan buruk di masyarakat. Penelitian ini mendapatkan hasil yaitu terdapat bentuk- bentuk problematika anak yang di hadapi oleh Yi Yao anak perempuan dalam film Cry Me A Sad River seperti, 1) kurangnya komunikasi anak dan orang tua, 2) bullying atau perundungan, 3) masalah percintaan anak remaja. Penulis berharap penelitian ini menjadi acuan informasi bagi masyarakat dan penulis selanjutnya tentang problematika yang dihadapi anak perempuan terutama di sekolah.
Peran Pekerja Sosial Dalam Proses Adaptasi Sosial Warga Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW ) Bengkulu Wiswinartin, Wiswinartin
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 2 No 2 (2023): November, 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v2i2.5494

Abstract

Peran Pekerja Sosial dalam Proses Adaptasi Sosial Warga Panti Sosial Tresna Werdha Bengkulu. Pekerja sosial sebagai edukator diantaranya memberikan pemahaman berupa pengetahuan terhadap kemampuan untuk berperan aktif menjalani kehidupan dalam panti. Lansia harus mampu memahami bahwa mereka harus mandiri serta harus mampu bersosialisasi, sehingga lansia tidak merasa rendah diri tinggal dalam panti. Peran edukator yang dilakukan pekerja sosial dalam  memberikan dukungan kepada lanjut usia untuk tetap dapat dilakukan aktifitas secara mandiri serta tidak memiliki prasangka bahwa lanjut usia merupakan golongan lemah. Pekerja sosial yang bertindak sebagai pembela (advokad)  bahwa pekerja sosial dapat menolong lanjut usia agar dapat berkomunikasi ataupun berpendapat dalam menyelesaikan setiap konflik. Peran mediator yang dilakukan pekerja sosial untuk meningkatkan semangat dan memberi motivasi kepada lanjut usia untuk memaksimalkan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan level produktifitas serta pengelolaan usaha penyelesaian konflik secara efektif dan efisien. Peran pekerja sosial sebagai pemungkin (Enabler) yaitu memberikan bimbingan kepada lanjut usia yang didampingi dengan cara memberi motivasi atau dorongan semangat agar lanjut usia lebih bisa menerima kondisi yang sedang dialaminya, serta menjaga kondisi psikologis dari lanjut usia agar tetap stabil.
Peran Guru dalam Penanggulangan Juvenile Delinquency di Sekolah Menengah Pertama Hidayat, Ferdi; Saputri, Pratiwi Reka; Anendri, Nesa Tria; Effritadewi, Ayu
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 2 No 2 (2023): November, 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v2i2.5889

Abstract

Guru merupakan pendidik dan pengajar pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, serta pendidikan menengah dalam jalur pendidikan formal. Oleh karena itu, guru harus memiliki kualifikasi formal sesuai ketentuan yang berlaku. Saat ini, kenakalan remaja menjadi salah satu masalah sosial yang semakin marak terjadi. Kenakalan remaja merupakan gejala patologis sosial akibat pengabaian sosial yang berujung pada perilaku menyimpang. Remaja sejatinya adalah aset masa depan bangsa, sehingga perlu mendapat perhatian serius, khususnya dalam lingkungan sekolah. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter positif peserta didik, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran guru dalam mencegah kenakalan remaja, khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dilakukan untuk mengkaji kenakalan remaja dari aspek hukum sebagai suatu bentuk tindak kejahatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki peranan penting dalam mengatasi kenakalan siswa selama proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru dapat menerapkan strategi manajemen kelas yang mencakup intervensi minor dan moderat, serta strategi penanganan disiplin terhadap gangguan ringan, gangguan berat, dan perilaku agresif. Selain itu, guru juga berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat berjalan dengan tenang dan efektif, sehingga kenakalan remaja dapat diminimalisir.  
Konsep Pemberdayaan: Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Perempuan dalam Konteks Pertanian berbasis Gender Sumartan, Sumartan
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 2 No 2 (2023): November, 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v2i2.6386

Abstract

Pemberdayaan petani perempuan adalah kunci untuk meningkatkan keberlanjutan dan ketahanan pangan dalam masyarakat agraris modern. Artikel ini mengkaji secara teoritis termasuk landasan teori yang mendasari pemberdayaan perempuan petani, dengan fokus pada kesetaraan gender; pembangunan berbasis masyarakat; dan pertanian berkelanjutan. Melalui kajian mendalam, artikel ini membahas penyuluhan pertanian yang berperan penting dalam pemberdayaan perempuan petani. Penelitian ini mengeksplorasi pemberdayaan perempuan petani yang melibatkan serangkaian langkah dan strategi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, akses dan kepercayaan diri mereka dalam mengelola usaha pertanian dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan komunitas mereka. Beberapa intervensi utama untuk memberdayakan perempuan petani adalah melalui pendidikan dan pelatihan; akses terhadap sumber daya; peningkatan pasar dan nilai tambah; aspek kesejahteraan sosial dan kesehatan; aspek kesadaran lingkungan; pemberdayaan teknologi; dan advokasi dan kesetaraan. Artikel ini memaparkan metode teoritis yang memberikan pandangan mendalam mengenai pentingnya inklusi dan kesetaraan gender dalam transformasi sektor pertanian. Implikasi kebijakan dan arah penelitian di masa depan memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan, praktisi, dan peneliti yang tertarik untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan inklusif melalui pemberdayaan perempuan petani. Dengan memperkuat peran perempuan petani, kita dapat mencapai tujuan nasional yaitu ketahanan pangan yang berkelanjutan dan adil untuk semua.