cover
Contact Name
Rasyadan Taufiq Probojati
Contact Email
rasyadantaufiq@unik-kediri.ac.id
Phone
+6285736952128
Journal Mail Official
jintan@unik-kediri.ac.id
Editorial Address
Universitas Kadiri, Fakultas Pertanian, Gedung G103 Jl. Selomangleng No. 1, Pojok, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur 64115
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional
Published by Universitas Kadiri
ISSN : 27765431     EISSN : 27765423     DOI : https://doi.org/10.30737/jintan
Core Subject : Agriculture,
The scope of JINTAN includes, but is not limited to, the following areas: Agronomy and Crop Science, Plant Breeding and Genetics, Soil Science and Plant Nutrition, Plant Protection, Agricultural Economics and Rural Development, Agricultural Engineering and Technology, Food Technology, Plantation, Fishery, Forestry, and Marine Biology.
Articles 99 Documents
Perlakuan Umur Bibit dan Dosis Pupuk Organik Cair Kulit Pisang terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Kana Yuliviana; Junaidi Junaidi; Edy Kustiani
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.3955

Abstract

Choy sum is an annual plant with a short root system. Seedling age will determine the cultivation success by using heat-tolerant choy sum cultivars. Inappropriate seedling age will inhibit the plant’s growth and development. This study aimed to assess choysum’s growth and productivity due to the influence of seedling age and banana peels as liquid organic fertilizer. The study was conducted in two factors completely randomized design (CRD) experimental design. The first factor was seedling age with three levels (2, 3, and 4 weeks after planting) and the second factor was liquid organic fertilizer with three levels (0, 40, and 60 ml/polybag). Heat-tolerant cultivars were used in this experiment. Parameters observed included plant height, number of leaves, leaf area, shoot wet weight, shoot dry weight, root wet weight, and root dry weight. Observational data were analyzed using variance analysis. Once the treatment significantly affected choy sum’s growth and development, a further test was carried out using the Least Significant Difference (LSD). Results showed an interaction between seedling age and liquid organic fertilizer dose on choy sum’s height at 21 and 28 days after planting. Seedling age treatment (B3) produced tall choy sum, broad leaves, and high dry weight of shoots and roots.Sawi hijau merupakan jenis tanaman semusim dengan sistem perakaran pendek. Pemilihan umur bibit yang tepat menjadi faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman ini. Pemilihan umur bibit yang tidak tepat akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman. Penelitian bertujuan mengetahui peningkatan pertumbuhan dan produktivitas sawi hijau akibat pengaruh umur bibit dan pupuk organik cair menggunakan kulit pisang kepok. Penelitian ini menggunakan bibit sawi hijau dengan kultivar toleran suhu tinggi. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor, faktor pertama adalah umur bibit dengan 3 taraf perlakuan (2, 3, dan 4 MSS) dan faktor kedua berupa dosis POC kulit pisang dengan 3 taraf (0, 40, dan 60 ml/polybag). Parameter pengamatan antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk, bobot basah akar dan bobot kering akar. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam. Jika perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap hasil pengamatan, akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. Hasil pengamatan menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan umur bibit dan dosis POC limbah kulit pisang terhadap tinggi tanaman 21 dan 28 HST. Perlakuan umur bibit 4 MSS (B3) menghasilkan tanaman sawi hijau yang tinggi, berdaun luas, dan memiliki bobot kering tajuk serta akar yang tinggi.
Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) pada Komposisi Media Tanam dan Dosis POC Sampah Dapur Berbeda Nur Ulfa Turohmah; Junaidi Junaidi; Supandji Supandji; Nugraheni Hadiyanti
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.3956

Abstract

Eggplant (Solanum melongena L.) is a favorable vegetable with high economic value. Its production is increased by using various growing media and liquid organic fertilizers (LOF) from household waste to produce organic products. This research aimed to study the interaction effect of the composition of the growing media and the dose of kitchen waste LOF on the growth and yield of eggplant. The experiment used a 3 x 3 factorial Completely Randomized Design (CRD) with three repetitions. The first factor was the composition of planting medium (M) consisting of 3 levels, namely: M1 (soil : cow manure), M2 (soil : cow manure : sand), and M3 (soil : cow manure : burned husk). The second factor was the dose of kitchen waste LOF (D) consisting of 3 levels, namely: D1 (0 cc/plant), D2 (10 cc/ plant), and D3 (20 cc/plant). The variables observed were plant height (cm), number of leaves (strands), stem diameter (mm), leaf area (cm2), number of branches, number of flowers (buds), and fruit production. The results of the observations were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). Once the results were significantly different, it would be continued with the Least Significant Difference (LSD) test at the 5% level. The results showed a significant interaction between the composition of the growing media and the dose of kitchen waste LOF on plant height at nine weeks after planting (WAP). Eggplant plant height at 3 WAP on the treatment of different planting media compositions had a significant effect, with leaf area at seven WAP, stem diameter at nine WAP, and number of branches at fourteen WAP. Treatment of kitchen waste LOF doses significantly affected the number of leaves and stem diameter of eggplant plants aged nine WAP. Terung (Solanum melongena L.) salah satu sayuran yang digemari masyarakat dan bernilai ekonomis cukup tinggi. Produksi terung ditingkatkan menggunakan media tanam beragam dan pupuk organik cair untuk menghasilkan produk organik. Tujuan dari penelitian adalah mempelajari pengaruh interaksi komposisi media tanam dan dosis POC sampah dapur terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor dengan pengulangan 3 kali. Faktor pertama adalah komposisi media tanam (M) terdiri atas 3 taraf, yaitu: tanah : pupuk kandang (M1); tanah : pupuk kandang : pasir (M2); dan tanah : pupuk kandang: arang sekam (M3). Faktor kedua adalah dosis POC sampah dapur (D) terdiri atas 3 taraf, yaitu: 0 cc/tan (D1), 10 cc/tan (D2) dan 20 cc/tan (D3). Variabel pengamatan adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (mm), luas daun (cm2 ), jumlah cabang, jumlah bunga (kuncup), dan produksi buah. Data pengamatan dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), dan apabila hasil berbeda nyata dilanjutkan uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian adalah terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan komposisi media tanam dan dosis POC sampah dapur terhadap tinggi tanaman umur 9 MST. Tinggi tanaman terung umur 3 MST pada perlakuan komposisi media tanam yang berbeda memberikan pengaruh nyata, luas daun umur 7 MST, diameter batang umur 9 MST, dan jumlah cabang umur 14 MST. Perlakuan dosis POC sampah dapur menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, dan diameter batang tanaman terung umur 9 MST.
Perlakuan Dosis Pupuk Hayati Mikoriza dan Macam Varietas Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Dian Abdul Kholik; Edy Kustiani; Saptorini Saptorini; Nugraheni Hadiyanti
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.3957

Abstract

Mung bean (Phaseolus radiatus L.) is a functional food commodity used for feed ingredients and industry. The use of mycorrhizal fungi in different varieties will have other effects. This study aimed to determine the interaction of the dose of mycorrhizal biofertilizer and plant varieties on the growth and yield of mung bean. The research emphasized the interaction effect between doses of mycorrhizal biofertilizers on the development and yield of several varieties of mung beans. The experiment took place in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Kadiri University, Kediri, East Java, from December 2021 to March 2022. The experimental design used a 2-factor Randomized Block Design (RBD) with three replications. The first factor was the dosage of mycorrhizal biofertilizers: 0 gr/plot (U0), 150 gr/plot (U1), and 300 gr/plot (U2). The second factor was the plant varieties, consisting of Vima-1 (V1), Vima-2 (V2), and Vima-3 (V3). Data analysis used analysis of variance (ANOVA) and further tested by Tukey’s Honestly Significant Difference (HSD) at a 5% level. Based on the experiments, there was no interaction between the mycorrhizal doses and the different varieties on the variable of plant height, number of leaves, stem diameter, pod length, and plant fresh weight. The combination of mycorrhizal doses and variety showed a significant effect on the number of pods, pod weight, number of seeds planted, weight of seeds planted, weight of 100 seeds per plant, root length, and number of secondary roots, dry weight of plants, the fresh and dry weight of root. The combination of the mycorrhizal dose of 300 gr/plot and the Vima-2 (U2V2) variety gave better mung bean yields than the other treatments. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) sebagai komoditas pangan fungsional, dimanfaatkan juga untuk bahan pakan dan industri. Pemanfaatan jamur mikoriza pada varietas tanaman kacang hijau yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda pula. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh interaksi antara dosis pupuk hayati mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kacang hijau. Percobaan bertempat di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Kadiri Kediri, Jawa Timur pada bulan Desember 2021 sampai Maret 2022. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk hayati mikoriza: 0 gr/plot (U0), 150 gr/plot (U1), dan 300 gr/plot (U2). Faktor kedua adalah macam varietas, terdiri atas: Vima-1 (V1), Vima-2 (V2), dan Vima-3 (V3). Analisis data menggunakan analisis ragam (ANOVA), dan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5% apabila hasil berbeda nyata. Berdasarkan percobaan, tidak terjadi interaksi antara perlakuan dosis mikoriza dan macam varietas terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang polong, dan berat basah tanaman. Kombinasi perlakuan dosis mikoriza dan macam varietas menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah polong, berat polong, jumlah biji pertanaman, berat biji pertanaman, berat 100 biji per tanaman, panjang akar dan jumlah akar sekunder, berat kering tanaman, berat basah akar, dan berat kering akar. Kombinasi perlakuan dosis mikoriza 300 gr/plot dan varietas Vima2 (U2V2) memberikan hasil kacang hijau lebih baik daripada perlakuan lainnya.
EFEKTIVITAS FASILITASI PENYEDIAAN PUPUK BERSUBSIDI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR UNTUK USAHATANI PADI SAWAH Dionisius Jusember Hardi; Tutut Dwi Sutiknjo; Eko Yuliarsha Sidhi
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.3973

Abstract

Provision of food as a basic need for Indonesian citizens is a strategic role of the agricultural sector. The government continues to encourage increased farming activities by facilitating the provision of subsidized fertilizers for farmers. This activityis intended as an incentive for farmers to increase productivity. In practice, facilitating the provision of subsidized fertilizers is not always effective. The research was focused on rice production centers in East Manggarai Regency, precisely in LambahLeda Utara District, namely Satar Padut Village. Primary data was obtained from interviews with 24 farmers, 2 agricultural shop owners who were distributors, and employees of the local Food Crops Agriculture Office. This research employeddescriptive qualitative in presenting the results. The effectiveness of facilitating the provision of subsidized fertilizers in Satar Padut Villagewas measured by four indicators, which consistedof price accuracy, quantity, time of availability, and type of fertilizer. The research results showedthat the four indicatorswere not yet effective.The price of fertilizer sold to farmers above the highest retail price, besides,therewas still a shortage of fertilizer, and the type of fertilizer distributedwas not in accordance with government recommendations and the allocation of subsidized fertilizerwas not timely.Penyediaan pangan sebagai kebutuhan pokok warga Indonesia merupakan peran strategis sektor pertanian. Pemerintah terus mendorong peningkatan kegiatan usaha tani melalui fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi bagi para petani. Kegiatan ini ditujukan sebagai insentif bagi petani dalam peningkatan produktivitas. Dalam prakteknya, fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi tidaklah selalu efektif. Penelitian difokuskan di sentra produksi padi Kabupaten Manggarai Timur, tepatnya di Kecamatan Lambah Leda Utara, yaitu Desa Satar Padut. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada 24 petani, 2 pemilik toko pertanian yang merupakan distributor, dan pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan setempat. Penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dalam memaparkan hasil. Efektivitas fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi di Desa Satar Padut yang diukur dari empat indikator, yang terdiri atas ketepatan harga, kuantitas, waktu ketersediaan, dan jenis pupuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa keempat indikator tersebut belum efektif. Hal ini dapat dilihat dari harga pupuk yang dijual kepada para petani di atas harga eceran tertinggi, selain itu masih terjadi kelangkaan pupuk, dan jenis pupuk yang didistribusikan tidak sesuai dengan anjuran pemerintah serta pengalokasian pupuk bersubsidi tidak tepat waktu.
Kontribusi Pendapatan Buruh Tani Wanita terhadap Kebutuhan Pangan Pokok Keluarga dalam Satu Musim Tanam Padi di Desa Nglaban Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk. Gina Septi Ghofiliani; Widi Artini; Tutut Dwi Sutiknjo
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.3974

Abstract

The phenomenon of women's participation as farm laborers has been going on for a long time. One of the locations where this phenomenon occurs is in Nglaban Village, Loceret District, Nganjuk Regency. There are many factors for women's participation as farm laborers, one of which is related to economic factors. This economic factor is related to increasing income and meeting the basic food needs of the families of female farm workers. The research aimed to identify the contribution of female farm workers. The research method was quantitative descriptive. Descriptive analysis was used to describe the state of the research environment. Quantitative analysis was used to calculate the income and contribution of women farm workers. Researchers took a sample of 32 respondents. The study results were that the income contribution of female farm workers who work >5 hours was 120%, and the income contribution of female farm workers who work <5 hours was 85%. Thus the contribution of female farm workers to the family's basic food needs in one rice planting season was high because they can help to meet the family's food needs. Fenomena keikutsertaan para wanita sebagai buruh tani menjadi suatu yang sudah berlangsung sejak dahulu. Salah satu lokasi terjadinya fenomena ini berada di Desa Nglaban Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk. Banyak faktor keikutsertaan para wanita menjadi buruh tani, salah satunya adalah berkaitan dengan faktor ekonomi. Faktor ekonomi ini berkaitan dengan penambahan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pangan pokok keluarga buruh tani wanita Peneliti ingin mengetahui besarnya kontribusi buruh tani wanita terhadap hal tersebut. Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan keadaan lingkungan penelitian. Analisis kuantitatif yang digunakan untuk menghitung besar pendapatan serta kontribusi buruh tani wanita. Peneliti mengambil sampel sebanyak 32 responden dari. Hasil dari penelitian adalah kontribusi pendapatan buruh tani wanita yang bekerja >5 jam sebesar 120% dan kontribusi pendapatan buruh tani wanita yang bekerja <5jam sebesar 85%. Dengan demikian kontribusi buruh tani wanita terhadap kebutuhan pangan pokok keluarga dalam satu musim tanam padi tergolong tinggi karena mampu membantu dan mencukupi kebutuhan pangan keluarga.
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Penggunaan Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Eka Febriyanti; Supandji Supandji; Edy Kustiani
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.3975

Abstract

Peanuts (Arachis hypogaea) are a source of protein for the fulfillment of food nutrition for the population in Indonesia. As the population increases, the need for peanuts also increases. The purpose of this research is to see how far the response of soil treatment and the use of this type of mulch are on the growth and development and also the production of peanut plants. The research was carried out on the land of the Faculty of Agriculture, Kadiri University, on January 3, 2022 to April 5, 2022. This experiment was designed with a Randomized Block Design (RAK). There are 2 factors studied, namely: The first factor is land cultivation which consists of two levels: Soil tillage (P1) and No Soil tillage (P2) with No Mulch (M1) Mulch with silver black color from plastic (M2), Straw Mulch (M3). There were 6 treatment combinations with 4 repetitions and a total of 24 plant plots. In the study, the following parameters were observed: Number of Leaves (Strand), Plant Height (cm), Number of Flowers, Number of Sample Planting Pods, Weight of Sample Planting Pods, Wet Weight of Pods (gr), Dry Weight (gr). The results of this study will then be analyzed using an Analysis of Variance (ANOVA), if the results shown are significant differences, they will be analyzed again with a follow-up test, namely the 5% BNT test. The results showed that there was a response to plant height when treatment was applied to the soil and also the use of mulch with straw as a base material at the age of 56 days after planting, then there was an interaction on the number of flowers when applied soil treatment without mulch at the age of 21 days after planting. the interaction of tillage treatment and the use of plastic mulch on the dry weight of plants 21 days after planting. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan tanam semusim yang memiliki kandungan protein yang baik dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Seiring bertambahnya penduduk, kebutuhan akan kacang tanah juga mengalami peningkatan. Permasalah dalam budidaya tanaman kacang tanah antara lain teknik bercocok tanam yang kurang tepat serta pertumbuhan gulma yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang tanah. Sehingga tujuan dilakukan penelitian yaitu untuk melihat sejauh mana respon perlakuan pengolahan tanah dan penggunaan jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Penelitian dilaksanakan dilahan Fakultas Pertanian Universitas Kadiri, pada bulan Januari-April 2022. Percobaan ini dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor yang diteliti ada 2 yaitu: Faktor pertama yaitu pengolahan tanah yang terdiri dari dua taraf: Pengolahan tanah (P1) dan Tanpa Pengolahan Tanah (P2) dengan Tanpa Mulsa (M1) Mulsa plastik hitam perak (M2), Mulsa Jerami (M3). Terdapat 6 kombinasi perlakuan dengan pengulangan sebanyak 4 kali dan totalnya 24 plot tanaman. Parameter yang diamati antara lain, Jumlah Daun (Helai), Tinggi tanaman (cm), Jumlah Bunga, Jumlah Polong Pertanaman Sampel, Bobot Polong Pertanaman sampel, Berat Basah Polong(gr), Berat Kering (gr). Hasil penelitian akan di Analisa menggunakan Analisis of Varians (ANOVA), apabila hasil yang ditunjukkan adalah terdapat perbedaan secara nyata maka akan di analisis kembali dengan uji lanjutan yakni uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan adanya kombinasi yang berpengaruh nyata terhadap beberapa parameter pengamatan yaitu, kombinasi antara perlakuan pengolahan tanah dengan penggunaan mulsa jerami (P1M3) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 56 HST serta kombinasi perlakuan sistem olah tanah dengan pemerian mulsa hitam plastic (P1M2) pada parameter berat kering tanaman.
Peranan Perawatan terhadap Pendapatan Usahatani Karet Kecamatan Gunung Purei Kabupaten Barito Utara Jeri Ester Dona; Tutut Dwi Sutiknjo; Widi Artini
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.3976

Abstract

The rubber plant (Hevea brasiliensis) is grown in large plantations. Rubber is a strategic plantation commodity because it has high economic value and is a non-oil and gas export material. In general, rubber farmers use local seeds so that the quality of rubber is low, and there is a lack of care for rubber plants, especially fertilizing, cleaning, pruning, and irregular tapping. Improper post-harvest handling also results in decreased rubber production and quality. This study aimed to determine the effect of plant maintenance on rubber farming income in Gunung Purei District. The research method was descriptive quantitative. The sampling method used simple random sampling through questionnaires to seventy respondents. The results showed that the types of rubber maintenance carried out were pruning, fertilizing, cleaning, and tapping. The income of rubber farmers with treatment (IDR 12,860,000) was higher than that without treatment (IDR 10,148,000). The results of the statistical test showed that the variance was homogeneous. Meanwhile, there was a significant difference between income in the maintenance treatment and without treatment. Therefore, it is necessary to treat rubber plantations to increase productivity. Karet menjadi komoditas perkebunan strategis karena memiliki nilai ekonomi tinggi serta menjadi salah satu bahan ekspor non migas yang penting. Para petani karet dominan menggunakan bibit lokal serta kurangnya perawatan tanaman karet sehingga mempengaruhi produktivitasnya yang nantinya akan berdampak terhadap pendapatan. tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis perawatan yang dilakukan petani karet di kecamatan Gunung Purei serta untuk mengetahui pengaruh jenis perawatan terhadap pendapatan petani karet. Metode pengambilan sampel ini menggunakan simple random sampling melalui kuesioner ke petani karet dengan jumlah petani sebanyak 70 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis perawatan karet yang dilakukan adalah pemangkasan, pemupukan, pembersihan dan penyadapan. Pendapatan petani karet dengan perlakuan perawatan (Rp12.860.000) lebih besar dibanding dengan tanpa perawatan (Rp10.148.000). Hasil pengujian statistic dengan uji F menunjukkan bahwa varian homogen. Sedangkan Hasil Uji T menunjukkan adanya perbedaan secara siginifikan antara pendapatan pada perlakuan perawatan dengan tanpa perawatan. Maka itu perlu dilakukan perawatan terhadap tanamna karet agar meningkatkan produktivitas
Produksi dan Petumbuhan Terung Gelatik (Solanum melongena) atas Kombinasi Penyiangan dan Penggunaan Pupuk Cair dari Bonggol Pisang Windy Silvyana; Junaidi Junaidi; Edy Kustiani
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.3981

Abstract

Eggplant (Solanum melongena) is classified as a favorite plant because of its high nutritional content and is widely used by some people. However, its productivity needs to be increased by using liquid organic fertilizer (LOF) and the weeding process. This study aimed to determine the effect of weeding frequency and dosage of banana weevil LOF on the growth and yield of eggplant. The method used in this research was a randomized block design with three repetitions. There were two factors: weeding with three treatments and LOF application doses with three treatments. Variables observed in this study were plant height (cm), number of leaves (strands), stem diameter (mm), leaf area (cm2), number of branches and number of flowers (buds), number of fruits per plant and per plot, fruit weight per plant and plot, and fruit diameter. Weeding treatment (20 and 40 days after planting) and LOF dose of 25 cc per plot had the highest value. Implementation of proper weeding and provision of the highest LOF dose can increase the growth and yield of eggplant. Terung gelatik (Solanum melongena) tergolong tanaman favorit sebagian masyarakat karena kandungan gizinya yang cukup tinggi. Namun, produktivitas tanaman terung perlu ditingkatkan, contohnya dengan aplikasi pupuk organik cair (POC) dan proses penyiangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman terung gelatik (Solanum melongena) akibat pengaruh frekuensi penyiangan dan pemberian dosis pupuk organik cair (POC) dari bonggol pisang. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan ulangan sebanyak 3 kali. Terdapat 2 faktor yaitu penyiangan dengan 3 perlakuan dan pemberian dosis POC dengan 3 perlakuan. Beberapa variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, banyak cabang, jumlah bunga, jumlah buah, berat dan diameter buah. Perlakuan penyiangan (20 dan 40) HST dan dosis POC 25 cc per plot memiliki nilai paling tinggi. Pelaksanaan penyiangan yang tepat dan pemberian poc yang paling tinggi dapat menjadikan pertumbuhan meningkat dan hasil tanaman terung gelatik.
Faktor Produksi Usahatani Lada Putih (Piper nigrum L.) Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Rosiana Selvi; Wiwiek Andajani; Eko Yuliarsha Sidhi
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.4000

Abstract

Pepper plants in Sambas Regency, West Kalimantan Province, are included in the type of plantation crops ranked the sixth largest crop yield. Some obstacles pepper farmers face are the significant investment required, the long waiting period for the harvest, climate change, fluctuating selling prices, hard-to-find labour, and restrictions on subsidized fertilizers. Those obstacles affect pepper farmers to switch to other commodities recently. Financially, this study aimed to determine farming feasibility and production factors influencing pepper farming. Thirty farmers in the area were given equal opportunities to be selected as research respondents. Data were collected in two ways: interviews and questionnaires distributed to respondents. Data analysis was carried out quantitatively by calculating total costs, revenue, income, business feasibility, and statistical tests. The analysis showed that the total production cost of IDR52,285,255 was gained from 1,457 kg per hectare production. The price per kg was IDR68,000, which resulted in an income of IDR46,790,745 per hectare. R/C analysis of 1.89 indicated farming feasibility and profitability. Based on the results of multiple regression analysis, the independent variables (seeds, fertilizers, pesticides, labour, and land area) determined the amount of pepper production for 64.7%. Simultaneously, those independent variables significantly affected pepper production. Production factors significantly influenced production were fertilizers, pesticides, and land area. Tanaman lada di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Bagian Barat yang masuk dalam jenis tanaman perkebunan dengan hasil tanaman terbesar nomor 6 setelah tanaman perkebunan lainnya. Beberapa kendala yang dihadapi oleh petani lada diantaranya investasi yang diperlukan besar, masa tunggu panen yang lama, iklim, harga jual fluktuatif, tenaga kerja sulit didapat, serta pembatasan pupuk subsidi Hal ini dapat menyebabkan petani lada akan beralih ke komoditas lain jika tidak dilakukan penghitungan analisis finansialnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui usahatani, kelayakan usahatani serta faktor produksi yang berpengaruh terhadap usahatani lada putih. Responden yang digunakan sebanyak 30 petani yang ditentukan dengan memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden. Data dikumpulkan dengan dua cara yakni wawancara dan juga kuisioner yang di sebar kepada responden. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menghitung biaya total, penerimaan, dan pendapatan, kelayakan usaha, serta uji statistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total biaya produksi Rp52.285.255 pada produksi sebanyak 1.457 per ha yang harga per kg di harga Rp68.000, maka di peroleh pendapatan dengan besaran nilainya Rp46.790.745 per ha. Hasil perhitungan R/C ratio pada angka 1,89>1 menunjukkan hasil usaha tani pada Desa Nibung tergolong menguntungkan. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, variabel independen (benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan luas lahan) menentukan jumlah produksi lada putih sebesar 64,7%. Secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap produksi lada putih karena F hitung (8,781) lebih besar daripada F tabel (2,56) dengan signifikansi 0,05. Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi lada putih adalah pupuk, obatobatan, dan luas lahan
Perbandingan Keuntungan Petani Bengkuang Atas Pilihan Penerapan Pola Tanam di Kabupaten Kediri Siti Zenita Rahmawati; Widi Artini; Eko Yuliarsha Sidhi; Nina Lisanty
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i1.4001

Abstract

Jicama (Pachyrhizus erosus) is a plant that has been cultivated by farmers in Kediri Regency. Initially, farmers planted jicama in monoculture during one growing season. Furthermore, some farmers develop an intercropping pattern of jicama and choy sum to increase the chances of greater yields and help reduce expenses because maintenance of two crops can be done at one time. The research was conducted in Ngampel Village, Papar District, one of jicama producing centers in Kediri Regency, to investigate the income comparison and the feasibility of jicama farming using different cropping patterns. Data were taken from all the farmers in the research location who cultivated jicama as many as 60 farmers, who were divided into two categories of cropping pattern application. The data were then analyzed by cost-income, farming feasibility analysis, and two independent sample tests. The results showed that the average total cost of jicama farming intercropped with choy sum was IDR28,439,687 per ha with an average income of IDR48,625,350 per ha. Meanwhile, jicama monoculture farming required an average cost of IDR24,395,391 per ha and generated an average income of IDR35,302,661 per ha. The statistical test results also proved that the costs and income of farmers applying the penanaman sela pattern exceeded monocultures. Both cropping patterns were feasible and profitable with R/C ratios of 2.57 and 2.78 for monoculture and intercropping respectively. Bengkuang (Pachyrhizus erosus) merupakan tanaman yang mulai dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Kediri. Awalnya petani menanam bengkuang secara penanaman tunggal pada suatu musim tanam. Selanjutnya, sebagian petani mengembangkan pola penanaman sela untuk meningkatkan peluang hasil yang lebih besar dan membantu menekan biaya pengeluaran karena perawatan dua jenis tanaman yang bisa dilakukan dalam satu waktu sekaligus. Penelitian dilakukan di sentra bengkuang Kediri, yang berlokasi di Desa Ngampel, Kecamatan Papar, untuk mengetahui perbandingan pendapatan dan kelayakan usahatani bengkuang dengan penerapan pola tanam berbeda. Data diambil dari semua petani di lokasi penelitian yang membudidayakan bengkuang sebanyak 60 petani, yang terbagi dua kategori penerapan pola tanam. Data kemudian dianalisis dengan analisis biaya dan pendapatan, analisis statistik uji beda rata-rata, dan analisis kelayakan usahatani. Rerata biaya total per hektar tanam sela bengkuang-sawi sebesar Rp28.439.687 dengan pendapatan per hektar Rp48.625.350. Sementara tanam tunggal bengkuang membutuhkan rerata biaya per hektar Rp24.395.391 untuk menghasilkan pendapatan per hektar Rp35.302.661. Hasil uji statistik beda rata-rata membuktikan bahwa biaya dan pendapatan petani bengkuang penerap pola tanam sela memang melebihi penanaman tunggal. Kedua pola tanam sangat layak diusahakan dan menguntungkan dengan nilai rasio R/C 2,57 dan 2,78 masing-masing untuk usahatani bengkuang penanaman tunggal dan penanaman sela dengan sawi.

Page 5 of 10 | Total Record : 99