cover
Contact Name
Ida Bagus Eka Suadnyana
Contact Email
pramana@stahnmpukuturan.ac.id
Phone
+6287862277494
Journal Mail Official
ibgparamita@gmail.com
Editorial Address
Kampus 1: Jalan P. Menjangan No. 27 Banyuning-Singaraja Kampus 2: Jl. Kresna Gg. III Singaraja. Kode Pos. 81112 Tlp. (0362) 21289.
Location
Kab. buleleng,
Bali
INDONESIA
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian
ISSN : -     EISSN : 28097556     DOI : https://doi.org/10.55115/jp
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian merupakan wadah publikasi hasil penelitian Agama Hindu yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Pramana: Jurnal Hasil Penelitian menerima artikel dari dosen dan para praktisi yang ahli di bidangnya, dari segala institusi, baik dari dalam maupun luar negeri. Artikel yang telah memenuhi persyaratan akan dinilai kelayakannya oleh reviewer yang ahli di bidangnya melalui proses double blind-review. Pramana: Jurnal Hasil Penelitian terbit dua kali dalam satu tahun, Maret dan September.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 62 Documents
Ekosistem Pendidikan Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi Luh Kompiang Sari
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v3i1.3197

Abstract

Artikel ini membahas pentingnya memperluas ekosistem pendidikan kewirausahaan dan peran perguruan tinggi dalam mempromosikan kewirausahaan serta inovasi. Studi ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan dalam literatur tentang ekosistem pendidikan kewirausahaan dan kolaborasi universitas-industri dan menawarkan wawasan tentang bagaimana universitas dapat berkontribusi pada ekosistem kewirausahaan regional dan nasional. Artikel ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara universitas, bisnis, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem pendidikan kewirausahaan yang sukses. Artikel ini juga menyebutkan model Triple Helix dan pentingnya transfer pengetahuan dan komersialisasi di ekosistem pendidikan kewirausahaan. Artikel ini menekankan perlunya kemitraan universitas-industri-pemerintah yang kuat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertukaran dan komersialisasi pengetahuan. Artikel ini menyarankan untuk memperluas pendidikan kewirausahaan di seluruh perguruan tinggi dan menggabungkan pembelajaran aksi dan keterlibatan ilmuwan dalam modul kewirausahaan. Artikel ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah untuk menciptakan budaya kewirausahaan. Penelitian di masa depan harus fokus pada keterlibatan bisnis di sekolah dan perguruan tinggi, dan penciptaan spin-off akademik, pekerjaan kelayakan, dan komersialisasi pengetahuan. Artikel diakhiri dengan diskusi tentang perlunya pendidikan kewirausahaan dan pendekatan yang berbeda untuk mengajar kewirausahaan.
E-Learning Menjadi Platform Pembelajaran Era Society 5.0 I Wayan Titra Gunawijaya
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v1i1.1853

Abstract

The industrial revolution 4.0 is a technological development that focuses on systems that are automatic or machine-based, to overcome human neglect in supporting life in the Japanese world looking at society 5.0 as an alternative to the 4.0 industrial revolution, the use of technology is also important in supporting learning activities in the world of education. then called the e-learning system. The approach used in this research is a qualitative approach by presenting the research results descriptively. The results of the study explain that E-learning as a conducive learning medium can be applied in the current 4.0 industrial revolution. Through the e-learning system it is easier for students to carry out the learning process, especially the teaching staff, both lecturers and teachers, only prepare learning material in an online system which is then uploaded to the e-learning platform. Learning models like this can actually make learning easier, especially from students, that is, students can easily make interactive activities with educators and students can easily access teaching materials that have been uploaded in e-learning.
Filosofi Barong Bulu Gagak Di Pura Dalem Kutuh, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi I Putu Ariyasa Darmawan
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v1i1.1844

Abstract

Bali has many Barong, one of which is Barong Ket. Dalem Kutuh Temple in Gulingan village has a Barong Ket who uses crow feathers. The six crow-feathered barongs in Bali are found at Dalem Kutuh Temple, Gulingan Traditional Village, Maspait Temple Banjar Singgi, Pakraman Intaran Village, Dalem Arum Temple, Banjar Nyelati, Kuwum Village, Mrajan Puri Tegal Tamu Batubulan, Pererepan Temple Banjar Bekul, Penatih Dangin Puri Village, and at Celangu Temple, Banjar Pekandelan, Bedulu Village, Gianyar. The function of the crow's feather barong at Dalem Kutuh Temple is to increase sradha and community service, protect. Barong and Rangda are implementations of the application of the concepts of totemism, animism, dynamism, pantheism, anthropomorphism, and monism, because all these concepts are a way for humans to understand the existence of God Almighty with very limited abilities, which are categorized as Saguna Brahman. The existence of the crow's feather barong at Dalem Kutuh Temple, Gulingan village, is able to bind norms and rules that reflect the value of good assumptions so that it functions as social control that is guided by community behavior. This control does not only apply to fellow believers, but also applies to managing community relations with God Almighty and with their environment.
Peningkatan Literasi Membaca Dan Literasi Menulis Melalui Literasi Digital Pada Siswa SD Kecamatan Buleleng Ni Nyoman Lisna Handayani
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v2i2.2686

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan literasi membaca dan literasi menulis pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Buleleng melalui literasi digital. Populasi penelitian ini adalalah seluruh siswa SD Kelas IV yang berada di Kecamatan Buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan rancangan posttest contol group design. Data dalam penelitian dikumpulkan dengan menggunakan tes literasi membaca dan tes literasi menulis. Data dianalisis menggunakan uji statistik MANOVA dan dilanjutkan dengan uji efektifitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, terdapat peningkatan literasi membaca siswa kelas IV SD di Kecamatan Buleleng dengan diimplementasikannya literasi digital (F = 55,548 dengan p < 0,05). Kedua, terdapat peningkatan literasi menulis siswa Kelas IV SD di Kecamatan Buleleng dengan diimplementasikannya literasi digital (F= 15,842 dengan p<0,05). Ketiga, terdapat peningkatan literasi membaca dan literasi menulis secara simultan pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Buleleng dengan diimplementasikannya literasi digital (F= 25,943 dengan p<0,05).
Visualisasi Pawongan Dalam Tradisi Melayangan I Gede Herman Saputra
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v3i2.3776

Abstract

The purpose of this article is to get to know, and understand more deeply about the visualization of pawongan in the float tradition. The method used to determine the visualization of pawongan in the floating tradition in this article is to use the literature review method. Flying is a Balinese ancestral heritage, especially for people who work as farmers, kites are a form of gratitude because they are usually played after the harvest. The discussion regarding the visualization of pawongan in the flying tradition shows that: 1) Flying as a tradition in Bali has a lot of shared values. Starting from the manufacturing process even to the process of flying it or hovering; 2) The creation of works of art in the form of traditional kites in Bali cannot be separated from the customs of the Balinese agrarian community; 3) Kite festivals support the creativity of the Balinese people and indirectly become one of the efforts to preserve Balinese kites.
Pemanfaatan Model Modifikasi Blended Learning dalam Pembelajaran Bahasa Bali pada Masa Pandemi Covid-19 I Nyoman Miarta Putra
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v2i1.2641

Abstract

This study aims to share the best learning experiences during the Covid-19 pandemic. Finding a suitable learning model in the midst of this epidemic, the authors innovate because of government policies that cover the implementation of distance learning. Modifying the learning paradigm of Blended Learning is one of them. Blended learning is a type of learning that combines online and face-to-face instruction. Because the face-to-face learning method cannot be implemented directly, changes must be made. Changes are made on both sides, both online and in person. From packaging subject information to offering discussion space for students to explain elements that are not yet understood, the online side is being modified. The study of small test results was used as a starting point for designing virtual "face to face" learning techniques. Meanwhile, learning takes place informally through Zoom Meeting media at the face-to-face stage. For students who are unable to participate in live learning via Zoom due to network problems or internet limitations, the teacher sends learning videos with small file capacities. Videos are stored in LMS Schoology and can be accessed and downloaded at any time. Modified Blended Learning can be used as a learning technique during the Covid-19 pandemic, according to the findings. In addition, it is known that the education unit requires teachers and students to be trained in the use of digital technology gadgets. School systems thinking must also evolve to recognize that learning can take place outside the classroom and can be accessed from anywhere. The government will be forced to boost free wifi facilities as a result of the implementation of this Blended Learning change. Because we live in the digital era, the internet network plays an important role in helping the teaching and learning process.
Masyarakat Cempaga Menjaga Keharmonisan (Tinjauan Filsafat Moral Kant dalam Tradisi Mecacar) I Gede Bayu Ananta
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v3i1.3467

Abstract

Tradisi adalah warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ini mencakup praktik, kebiasaan, ritus, perayaan, dan nilai-nilai yang dianggap penting oleh kelompok atau masyarakat tertentu. Tradisi bisa berhubungan dengan aspek kehidupan seperti agama, pernikahan, makanan, pakaian, seni, musik, tarian, cerita rakyat, dan sebagainya. Contoh tradisi yang penulis ambil yaitu tradisi mecacar.Latar belakang pembuatan artikel ini adalah untuk mengali lebih dalam mengenai upacar,makna simbol, sejarah. Makna dari mecacar ungkapan dan cara menjaga keharmonisan.Teori yang penulis gunakan pada penelitian mengunakan teori simiotika untuk membedah kasus ini dan juga menggunakan metode kualitatif sebagai penyelesainya.
Analisis Perbandingan Kosmologi Hindu dalam Pandangan Sains dan Veda I Made Bagus Andi Purnomo
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v1i2.1886

Abstract

Since the beginning of humans in the world, questions like these actually began to grow and develop. Until now, scientists or people who pursue the field of science focus on understanding the universe and its contents in the form of special science, namely astronomy and cosmology. Understanding astronomy itself is a branch of science that involves observing celestial bodies (such as stars, planets, comets, nebulae, star clusters or galaxies) as well as natural phenomena that occur outside the Earth's atmosphere. Meanwhile, cosmology is understood as a branch of astronomy that studies the origin and evolution of the universe. This study uses a qualitative approach. Sources of data used are primary data sourced from literature/libraries. Data collection techniques were carried out by using library and documentation methods. In this study using data analysis methods with qualitative descriptive techniques. The conclusions that can be presented in this discussion are based on a scientific basis, there are several theories of the creation of the universe such as the big bang theory, steady state theory, nebula theory, planetisimals, cosmic microwave basic radiation theory. Whereas in the Hindu concept there are several theories in various Hindu literature regarding the creation of the universe. In some verses of the Vedic Sruti as in the RigVeda and also the Atharwa Veda. Meanwhile, in the Puranas, the creation of the universe is described in the Bhagavata Purana in which the creation of the universe is divided into two phases. Namely the first phase of the creation of the universe by Visnu/Narayana, the second phase of the creation of the material universe by Lord Brahma who was born from the navel of Vishnu. In addition, in the Balinese lontar, namely Buwana Kosa, the creation of the universe is also narrated. According to this lontar, God is called Bhatara Siwa (Shivaistic). Lord Shiva is transcendent and immanent or impersonal and personal. Lord Shiva is everywhere and at the same time transcends all. Lord Shiva is the source of everything and everything and the place where everything returns.
Pewarisan Budaya Bali Aga dalam Tradisi I Putu Mardika
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v2i2.2691

Abstract

The Bali Aga community in Pedawa Village, Banjar District has the Saba Nguja Benih Tradition. This ritual is held at the village temple on the full moon of Sasih Kaulu every five years. Nguja Benih are believed to be a form of respect for Dewi Sri so that the glorified seeds can thrive. This article analyzes two things. Namely, how is the process of cultural inheritance in the Nguja Benih Tradition both formally and informally. Then this article also analyzes the media of inheritance through the jejumputan dance which accompanies the Saba Nguja BenihTradition in Pedawa Village. This qualitative study is based on data collected through observation, interviews, and literature study. As a result, Saba Nguja Benih are passed down from generation to generation across generations from children to adults through enculturation and socialization. Socialization is carried out both formally and informally. Jejumputan dance is part of the Saba Nguja Benih Ceremony procession. This dance is performed by children who have not reached puberty. This dance is a cultural identity of the Pedawa people and must be danced during Nguja Benih to please Dewi Sri.
Palinggih Ratu Bagus Mas Subandar Di Pura Ponjok Batu Buleleng Sebagai Media Pendidikan Multikultur I.G.A Desy Wahyuni
Pramana: Jurnal Hasil Penelitian Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Pramana: Jurnal Hasil Penelitian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/jp.v1i1.1849

Abstract

Keberadaan Palinggih Ratu Bagus Mas Subandar merupakan salah satu bukti nyata terjadinya akulturasi kebudayaan yang terjalin, yaitu suatu fakta tentang membaurnya kebudayaan Cina dengan kebudayaan Bali yang menganut agama Hindu di pura Ponjok Batu. Berdasarkan latar belakang inilah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap adanya Palinggih Ratu Bagus Mas Subandar di Pura Monjok Batu Buleleng yang juga mengandung nilai pendidikan multikultur. Keberadaan Pelinggih Ratu Bagus Mas Subandar dinyatakan dengan adanya beberapa prasati yang ditemukan berupa 2 buah senjata (Bedil). Ornamen atau Busana dari Pelinggih Ratu Bagus Mas Subandar sedikit berbeda dengan Pelinggih yang lainnya, yakni dengan adanya ornament (hiasan) lampion-lampion. Ada beberapa masyarakat etnis (china) juga yang melakukan persembahyangan di Pelinggih Ratu Bagus Mas Subandar di Pura Ponjok Batu. Palinggih Ratu Mas Bagus Subandar di lihat dari Pendidikan multikultural pada bentuk bangunan sama dengan bangunan palinggih seperti kebanyakan bentuk palinggih di Bali.Dengan arsitektur Bali dan memiliki nilai seni (estetika).Yang menjadi ciri Khas Palinggih Ratu Mas Bagus Subandar adanya tambahan corak budaya cina (Thionghoa) yaitu diisinya berupa Lmpion-lampion. Sedangkan dalam melaksanakan Upacara tidak ada perbedaan.Dengan Adanya Palinggih Ratu Mas Bagus Subandar Di Pura Ponjok Batu,dapat menjadikan mempererat hubungan masyarakat terutama suku bali dan suku etnis (Cina). Saling Toleransi dalam menjalankan kehidupan dan saling menghargai begitu juga dalam melaksanakan persembahyangan. Dalam Masyarakat multikultur sesungguhnya memiliki nilai yang dapat diaktualisasikan, seperti halnya nilai saling menghargai, toleransi, hirmat menghormati dan bekerjasama. Indonesia merupakan Negara yang memiliki kultur beranekaragam, semestinya sudah memahami akan perbedaan tersebut, karena memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Pendidikan multikulturalisme dapat dilihat dari bentuk kerjasama antar etnik dalam menjaga keharmonisan masyarakat yang ada di Desa Pacung.