cover
Contact Name
Agung Suharyanto
Contact Email
suharyantoagung@gmail.com
Phone
+628126493527
Journal Mail Official
suharyantoagung@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan Universitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Sumatera UtaraUniversitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Sumatera Utara, 20221, Telp.(061) 6625973 Fax. (061) 6614002, Mobile: 08126493527 E-mail:anthropos@unimed.ac.id
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
ANTHROPOS: JURNAL ANTROPOLOGI SOSIAL DAN BUDAYA (JOURNAL OF SOCIAL AND CULTURAL ANTHROPOLOGY)
ISSN : 24604585     EISSN : 24604593     DOI : 10.24114
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya(Journal of Social and Cultural Anthropology) is a Journal of Social and Cultural Anthropology for information and communication resources for academics, and observers of Social and Cultural Anthropology, Educational Social and Cultural Anthropology/Sociology, Methodology of Social and Cultural Anthropology/Sociology. The published paper is the result of research, reflection, and actual critical study with respect to the themes of Social and Cultural Anthropology/Sociology. All papers are blind peer-review. The scope of Anthropos is the Science of Social and Cultural Anthropology/Sociology. Published twice a year (Juli and January) and first published for print and online edition in July 2015
Articles 189 Documents
Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Perkuliahan Antropologi Pendidikan Ratih - Baiduri; Trisni - Handayani
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 2, No 2 (2016): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v2i2.5301

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata kuliah Antropologi Pendidikan dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas A Nonreguler Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Program Studi Pendidikan Antropologi Universitas Negeri Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas A Nonreguler Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Program Studi Pendidikan Antropologi Universitas Negeri Medan yang terdiri dari 13 siswa baik siswa laki-laki maupun perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan variasi proyek base learning dan student base learning mampu meningkatkan hasil belajar mata kuliah Antropologi Pendidikan kelas A Nonreguler pada Program Studi Pendidikan Antropologi Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016. Kata Kunci: Model Pembelajaran; Problem Based Learning; Hasil  Belajar.
Peran Facebook dan Twitter sebagai Media Mencari Jodoh pada Gay di Medan Erond Litno Damanik; Ahmad Syafi'i Rifandi
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 1 (2015): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v1i1.9883

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan jaringan gay di Kota Medan, cara mereka mendapatkan jodoh melalui media sosial online Facebook dan Twitter, serta untuk mengetahui gaya berpacaran gay di Kota Medan. Hasil penelitian ini menunjuk-kan bahwa keberadaan gay tersebar diseluruh kawasan Kota Medan. Oleh karena itu untuk mempermudah interaksi dan men-cari jodoh mereka menggunakan media perantara berupa media sosial online seperti Facebook dan Twitter dengan membuat akun asli atau palsu. Mereka sering mempromosikan diri dengan menuliskan peran, identitas diri, alamat, dan nomor kontak pada group-group Facebook dan Twitter. Jaringan media sosial online Faecbook dan Twitter ini dibuat karena sifat dari media sosial saling berkaitan dan menghubungkan satu sama lain. Selain itu jaringan gay di dunia nyata juga sengaja dibentuk oleh komunitas gay untuk tujuan khusus yaitu sebagai wadah dan akses pelayanan kesehatan bagi gay. Hal ini karena gaya berpacaran gay ternyata berbeda dengan gay berpacaran heteroseksual, dimana para gay sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual demi menghilangkan rasa bosan atau mencari sensasi baru. Berganti pasangan itu dilakukan karena prinsip tidak adanya ikatan resmi. Pada prinsipnya komunitas gay belum mendapatkan penerimaan masyarakat dan mendapat restu dari keluarga.
Ritual Merenden Tedong sebagai Penyelesaian Konflik Masyarakat Mamasa Stepanus Stepanus; Izak Lattu; Tony Tampake
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 5, No 2 (2020): ANTHROPOS JANUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v5i2.14392

Abstract

The Merenden Tedong ritual is performed by the Toraja Mamasa tribe in Mamasa Regency, West Sulawesi up to now. This study aims to describe the implementation of the Merenden Tedong ritual of the Mamasa community, and then examine the spiritual values contained therein as a solution to community conflict. The motive for doing this research is the threat of social conflict in the community that can cause social disharmony. The method used in this research is qualitative with a descriptive approach. Data obtained through the method of observation, interviews, and analysis. Interviews were conducted with traditional leaders, community leaders, village government and Merenden Tedong ritual practitioners. This research resulted in the following findings: the implementation of the Merenden Tedong ritual in Mamasa included stages: mediation, deliberation, shaking hands and praying, and eating together. While the spiritual values of the Merenden Tedong ritual include: Ma’bisara, Me’renden Tedong, Sitayuk sikamasei Sirande maya-maya, Mesa Kada di Patuo, patang Kada di Pomate and Sipapada. The spiritual values of the Merenden Tedong ritual are a solution to the Mamasa community's conflict and also serves to build peace.
Fungsi Tanah dan Kaitannya dengan Konflik Tanah pada Masyarakat Batak Toba Supsiloani Supsiloani; Fernandes Sinaga
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 2, No 1 (2016): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v2i1.5271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi tanah dan kaitannya dengan konflik tanah pada masyarakat Batak Toba dengan mengambil daerah penelitian di Desa Sigaol Lumban Suhisuhi Dolok Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Metode yang digunakan asalah pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia sehingga dapat memberikan gambaran sistematis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa Hamoraon (kekayaan), hasangapon (kehormatan), hagabeon (beranak cucu) merupakan pandangan dan cita-cita hidup masyarakat Batak Toba yang harus direalisasikan dalam kehidupannya. Dalam merealisasikan prinsip dan cita-cita hidup, mereka menganggap kekayaan merupakan jalan bagi tercapainya hasangapon (kehormatan), kekuasaan dan hagabeon (beranak cucu). Bagi masyarakat Batak Toba tanah dianggap jalan mendapatkan kekayaan sehingga mereka berlomba-lomba untuk memiliki tanah. Di samping berfungsi sebagai penambah kekayaan, tanah terutama tanah warisan memiliki fungsi dan nilai yang lain yakni sebagai pelambang status (harga diri), pelambang identitas keturunan dan mengandung nilai ekonomis. Beragamnya nilai dan fungsi tanah bagi masyarakat Batak Toba tidak jarang menjadi pemicu terjadinya konflik tanah dikalangan masyarakat Batak Toba. Kata Kunci : Fungsi Tanah; Batak Toba; Konflik Tanah.
Introduction To The Law Of Indonesia Sri Hardini
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 2, No 1 (2016): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v2i1.7502

Abstract

The law is derived from the Dutch language . In Dutch, recht order , the arrangement is legal , it means giving rightful place to the law , what is meant by " giving the actual place " that is prepare well and our rule - the rule of law in social life . It was done so that the applicable provisions , can easily be identified and used to resolve any legal event occurs . Therefore , the rule of law is no rule of law at a given moment , a particular place which is called positive law or ius constitutum . The rule of law its kind ever called laws apply and fixed ( recht ).
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pembangunan Bidang Pendidikan Nonformal Supsiloani Supsiloani
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 5, No 1 (2019): Anthropos
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v5i1.13172

Abstract

This article examines non-formal education which is not less important than formal education from all levels of education. Non-formal education is also expected to meet the needs of the population in terms of knowledge, information and technology. All of that becomes very necessary to improve the quality and standard of living of the people. Non-formal education is carried out to obtain relevant skills for the provision of daily living. The skills obtained, make the community have an independent mental attitude, renewal and development for the progress and development of the country. Independence in the fulfillment of everyday life, which is from expertise acquired, to be able and can be enjoyed, comes from one's own business. Likewise the results obtained, can be exchanged with other parties. Thus the ultimate goal is to empower the community, enable and build the ability to advance towards a better life on an ongoing basis.
Environmental Wisdom of Organic Agriculture in Karang Anyar Village, Beringin District, Deli Serdang Regency Sihar Pandapotan
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 6, No 1 (2020): ANTHROPOS JULI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v6i1.18102

Abstract

This research was conducted to determine and identify the wisdom of the organic farming environment in Karang Anyar Village, Beringin District, Deli Serdang Regency. As for the matters being discussed are the background of an environmentally friendly (organic) farming system, the form of environmental wisdom of organic agriculture, and the strategy of strengthening organic farming in Karang Anyar Village. The research method used is the type of qualitative research with a descriptive approach through data collection techniques such as observation and interviews. The data analysis technique uses Miles & Huberman which starts with data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study described that organic farming in Karang Anyar Village began in 1992 and was initiated by a farmer named Sukardi. He has pioneered organic agriculture to date by forming a farmer group called Karang Anyar Farmer Group since 2008. This group produces organic rice called organic pandanus fragrant rice. The environmental wisdom found in agriculture in this village is to develop artificial fertilizers naturally by utilizing fruits such as pineapple for fermentation, starch water, neem leaves, planting colorful flowers on the edge of rice fields to divert plant pests. Product marketing is done manually and the majority of buyers are institutions/families who have autism. The farmers realize the importance of contributing to the development of the quality of life of human beings and the environment in a constant and sustainable way.
Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dalam Mata Pelajaran PKn Faizah Faizah
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 3, No 1 (2017): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v3i1.7491

Abstract

To improve student learning outcomes on Civics subjects about the consequences of not maintaining the environment, the researchers used Audio Visual learning media. This research uses classroom action research method with two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. Data collection is done by test. The data collection tools used are questionnaires, observation, and documentation. Data analysis techniques used are quantitative and qualitative techniques. The results showed that, learning result data obtained by learners in cycle I mean 83 (good) and experience increase in cycle II average 92,23 (very good). And for student motivation on audio visual learning media in cycle I is 80% (good) while in cycle II equal to 90,6% (good). Overall the value obtained for each aspect of the statement in the questionnaire has increased. Based on the results of these studies, it is evident that the application of the use of audio visual learning media on learning Civics can improve student learning outcomes. Therefore, the researcher recommends that classroom teachers use audio-visual learning media in classroom teaching. 
Politik Identitas Etnis Dalam Pilkada Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Binjai Tahun 2015 Ivan Devi Sagala; Budi Ali Mukmin Sarumpaet
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 4, No 1 (2018): Anthropos
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v4i1.10268

Abstract

Fokus penelitian adalah melihat keterlibatan politik identitas etnis dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Binjai tahun 2015. Metode antropologi politik digunakan dengan pendekatan fungsionalis yang pendekatannya dibangun antara klan-klan dan berdasarkan garis-garis keturunan etnis yang memungkinkan adanya hubungan politik dengan kelompok maupun organisasi etnis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (depth interview), pengamatan (observasi) dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Populasinya adalah masyarakat dari beberapa etnis yaitu 120 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling 20% dari jumlah populasi yaitu 24 orang dan partai politik yang mengusung calon yakni partai Demokrat dan PKS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan dari etnis memiliki pengaruh dalam hal untuk menjadi sumber suara. Hubungan identitas etnis menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan pemilih. Keberadaan kelompok-kelompok etnis mampu dimanfaatkan oleh pasangan calon dengan cara menggunakan pendekatan-pendekatan sebagai tempat atau basis mendulang suara. Adanya hubungan kekerabatan antar etnis yang terjadi dari pendekatan tersebut juga menjadi alasan masyarakat untuk memilih. Selain itu terdapat dukungan dari etnis seperti mensosialisasikan kembali dan mengajak keluarga untuk memilih salah satu pasangan calon. Sementara itu dari adanya identitas-identitas etnis tersebut menjadi sebuah kekuatan politik untuk mendapat dukungan suara.
Subordinasi Kepemimpinan Perempuan dalam Budaya Batak Toba Rispritosia Sibarani; Yurulina Gulo
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 6, No 1 (2020): ANTHROPOS JULI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v6i1.16636

Abstract

In this paper we analyze the position of women in the social life of the Toba Batak community, in influencing others to do something called a leader. In the context of such thinking, the author wants to see why women in Toba Batak have not experienced development in leadership and want to elaborate on the process of socio-cultural transmigration in Batak Bangso especially Batak Toba in political, social and cultural aspects, the majority of whose leaders are men. This paper uses a descriptive-analytic approach and with a qualitative approach. The results of the study mentioned that women experience gender inequality which is characterized by the occurrence of subordination (numbering) and marginalization of Batak women. In the field of politics, the ideal leadership is always measured from a men's perspective, so that the position of women is increasingly weak in their interaction with the surrounding community. Domestication and marginalization of women in the public sphere seems to have been exhausted and enjoyed by women because they are educated and live in a patriarchal culture by believing and believing in diverting religious teachings that are understood in a discriminatory way, and perpetuating women's alienation.

Page 3 of 19 | Total Record : 189