cover
Contact Name
Hanifah Hikmawati
Contact Email
hanifah@iaingawi.ac.id
Phone
+6285731628908
Journal Mail Official
almabsut@iaingawi.ac.id
Editorial Address
Krajan Selatan, Rt.03/Rw.13, Watualang, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi
Location
Kab. ngawi,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial
ISSN : 20893426     EISSN : 2502213X     DOI : 10.56997/almabsut
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial is a journal managed by IAI Ngawi. In addition, the Al-Mabsut journal has two printed and online versions (ISSN:2089-3426 - E-ISSN: 2502-213X). Al-Mabsut is a journal that contains the study of Islamic and Social sciences. Studies that concentrate on the Islamic sciences (Aqidah, Sufism, Tafsir, Hadith, Usul Fiqh, Fiqh and so on) and also contain studies of politics, economics, law, education, history, culture, health, science and technology associated with Islam both in its normative dimensions (as doctrines and teachings) as well as in its historical dimensions (Muslim culture, Muslim communities, Islamic institutions and so on. Currently, Al-Mabsut journal gets SINTA 5 Accreditation based on Certificate Number 85/M/KPT/2020. All manuscripts submitted to the editorial board will be reviewed by the reviewer and the selection of manuscripts is based on considerations of writing quality, originality, and contribution to science.
Articles 318 Documents
Relasi antara Intensitas Mengikuti Kegiatan Pramuka dengan Akhlakul Karimah di IAI Ngawi Luluk Muashomah
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 10 No 2 (2016): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v10i2.155

Abstract

ABSTRAK Kegiatan kepramukaan merupakan salah satu wadah alternatif Mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan membentuk kepribadian mahasiswa melalui aktivitas ekstra di luar kampus. Misalnya, pelaksanaan shalat ”Asar berjama’ah, pelaksanaan shalat sunnah, pengajian Isra’ Mi’raj, pengajian tahun baru Hijriah, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, pesantren Ramadhan, peringatan Idul Adha, Outbond dan mentoring, lomba MTQ, kegiatan lain ketika Oscar. Fokus dari penelitian ini adalah peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara mengikuti kegiatan kepramukaan dengan akhlakul karimah Mahasiswa, dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan kepramukaan mampu meningkatkan akhlakul karimah Mahasiswa Semester III IAI Ngawi.        
NIKAH DENGAN NIAT TALAK DALAM PERSPEKTIF ULAMA MAZHAB Syaidun Syaidun
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 10 No 2 (2016): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v10i2.157

Abstract

Nikah dengan niat talak menurut ulama jumhur seperti, Hanabila, Syafi’iyah, Malikiyah, dan Hanafiyah itu boleh berdasarkan dengan dalil naqli dan logika di karenakan niat adalah bahasa hati yang tidak berimplikasi pada hukum. Pernikahan seperti ini adalah pernikahan yang sudah memenuhi kriteria-keteria yang benar baik secara rukun-rukunnya dan syarat-syaratnya. Sedangkan menurut pandangan Imam al-Auza.i, al-Mardawi, dan Rasyid Rida pernikahan itu haram  berdasarkan pertimbangan analogi (qiyas), bahwa nikah dengan niat talak di analogikan dengan nikah mut’ah dikarenakan hal ini dikaitkan dengan waktu yang menjadi akhir dari sebuah pernikahan. Sementara itu nikah dengan niat cerai ini juga sangat bertentangan dengan maksud dan tujuan dari sebuah pernikahan yang disyariatkan dimana antara keduanya dapat menjalin hubungan rumah tangga yang berkesinambungan, memelihara keturunan, dan menjaga ketentraman dalam rumah tangga, oleh karena itu nikah seperti ini di haramkan untuk menghindari keruskan-kerusakan yang klebih besar misalnya tidak adanya ketentraman, keharmonisan, saling menghargai, dan kemungkinan anak akan terlantar dan seterusnya. Sedangkan ulama yang memandang makruh pernikahan seperti ini lebih menekankan dari aspek moral dan etika dimana pernikahan ini mengabaikan aspek moral dan etika  dan tidak lazim dilakukan oleh manusia di karenakan perbuatan ini di anggap tidak terpuji ( ghoiru mahmudah).                       
KONFIGURASI PEMIKIRAN RELASI ISLAM DAN NEGARA DI INDONESIA Mudrik Al Farizi
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 10 No 2 (2016): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v10i2.158

Abstract

Konsep Negara Islam memang tidak ada bentuknya yang pasti, dan bahkan ada yang mengatakan bahwa tidak ada negara Islam. Di dalam Islam, negara tidak lain hanyalah sebuah alat yang perlu bagi agama. Al-Qur'an tidak menyebutkan satu konsep baku tentang sebuah negara dengan beberapa alasan; pertama, bahwasanya al qur'an pada prinsipnya adalah petunjuk etik bagi manusia, kedua, dalam hal ini institusi-institusi sosio politik dan organisasi manusia selalu berubah dari masa ke masa secara dinamis. Dalam perkembangannya, persoalan politik ketatanegaraan ini menjadi akar perdebatan dikalangan cendekiawan Muslim, politisi, dan dari kalangan akademisi sampai dengan saat ini. Berbagai teori muncul untuk memberikan satu konklusi tentang konsep negara dalam pandangan Islam, dan bagaimana Islam seharusnya menempatkan diri dalam sebuah sistem pemerintahan, yang tentu saja memiliki perbedaan teks dan konteks dengan sistem pemerintahan Islam pada masa Nabi. Hasil dari penulisan ini diharapkan akan dapat dijadikan pertimbangan dalam memahami sebuah Konsep Negara Islam yang terkadang menimbulkan sebuah pemahaman yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Penulisan makalah ini bersifat analistik deskriptif, dengan mengambil beberapa teori yang dipaparkan oleh para tokoh cendikiawan muslim, yang memang banyak berpendapat tentang sebuah Konsep Negara Islam. Pengumpulan data dari penulisan makalah ini adalah dengan memahami secara seksama teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa cendekiawan muslim, pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan normatif, sedangkan analisis datanya lebih menekankan pada proses penyimpulan indukatif yaitu apa yang melatarbelakangi munculnya interpretasi teori tentang relasi Islam dan Negara. Kesimpulannya Relasi Islam dan Negara adalah bentuk sebuah Negara hanya bersifat formalistik, bukan menjadi persoalan bahwasanya negara itu disebut Sosialis, Pancasilais, atau apa saja. Negara akan dipandang baik jika suatu Negara sudah menjalankan suatu etos Islam, kemudian menegakkan demokrasi yang adil, jujur, menciptakan masyarakat yang egalitarian, yang jauh dari eksploitasi manusia terhadap manusia terhadap golongan yang lainnya.
URGENSI PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DALAM MENEGUHKAN NKRI Anik Faridah
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 10 No 2 (2016): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v10i2.159

Abstract

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengandaikan kita untuk membuka visi tentang cakrawala yang luas, dan mampu melintasi batas kelompok etnis atau tradisi budaya dan agama kita. Sehingga, kita mampu melihat “kemanusiaan” sebagai sebuah keluarga yang memiliki perbedaan dan kesamaan cita-cita. Inilah pendidikan dasar kemanusiaan untuk perdamaian, kemerdekaan, dan solidaritas. Secara sederhana, pendidikan multikulturalisme sebagai pendidikan tentang keragaman keagamaan dan kebudayaan dalam merespons perubahan  social-kultural dan lingkungan masyarakat tertentu. Dalam konteks ini, pendidikan dituntut mampu merespons perkembangan keragaman masyarakat dan populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok sosial. 
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DI ERA KOMPETISI Hasbi Indra
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 11 No 1 (2017): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v11i1.189

Abstract

Islamic higher of Education are born in colonialism era at 1940, set by community of Islamic teacher at West Sumatera. The first after colonialism of Dutch and Japan and proclamation of Indonesia by Soekarno-Hatta its are established by Hatta and Natsir the Islamic higher of education at Jakarta in wich named ADIA, and also the following years in Yogyakarta established PTAIN. And 1960 ADIA and PTAIN are both merger and be named IAIN as centres of institution in Jakarta and Yogyakarta. The Instituions until now still exist and in globalization era and are face crusial challenges ahead. Its era are development of science and technology (IPTEK), such as in fields of medicine and others and to has great benefits for humanity, for their needs. But, also there are the side negative its makes people becoming trapped in the "doomsday", like ozone problem, water contaminated by industrial Its was marked by characterized that competation among the resoucres of humans of nations. Thats condition are face for Islamic higher of education as need a respon. With the effect those problems alumni of Islamic higher of education must to readiness with deep-knowledge, profesional and have skill and have soul entrepreneurship. For that Islamic higher of education need review visions and curriculum are face for that the fenomenon. Curriculum a part of pillar urgent for made generation in the furure from the higher of Islamic education. The curriculum are based of esensial of humans have thinks, bodies and spiritual all wholly potentials of humans with brains, emotion and pshicomotor, so the teacher take learned with that approach its.
SEGREGASI GENDER DALAM PEMBELAJARAN ILMU FALAK DI PESANTREN SALAFIYAH LIRBOYO KEDIRI DAN PESANTREN MODERN ASSALAM SURAKARTA SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN PERAN PEREMPUAN Nihayatur Rohmah
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 11 No 1 (2017): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v11i1.193

Abstract

Gender mainstreaming in educational institutions is the policy implementation. Based on National Education Minister Regulation No. 84 of 2008 on Guidelines for Mainstreaming Gender Education, then on its appropriateness in all formal educational institutions is mandatory, including a boarding school. Gender equality and justice requires that men and women have access to (opportunities) and equal participation in the educational process, to have a balanced control or authority over resources, and benefit equitably educational outcomes. The study was conducted at boarding Lirboyo and Pesantren Assalam. object of research is the study astronomy. The method applied in this study include (1) Approach and type of study: This study was conducted with a qualitative descriptive approach, this approach was used to explore the process of implementation of gender-based segregation class and excellence as well as the problems that occur in it. (2) Data collection: Observation Techniques, Interview Techniques, and Technical Documentation. (3) Data Analysis Techniques: To analyze the qualitative data analysis techniques the author uses descriptive. The results of this study indicate that the real separation of classes between women and men by applying segregation horizontal which is optional to have positive effects in the learning process, but if the separation is done because of the gender gap by applying segregation vertically, then the model led to negative effects for learners. Achievement and Role of the learner directly proportional to access (opportunities) given. Policy education institutions should be redesigned and directed to responsive and gender-neutral benefit-oriented. Thus, the separation of this class can be applied in schools to improve student achievement
TERAPI RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR BERBASIS KONSELING ISLAM UNTUK MENINGKATKAN SELF AWARENESS BAGI PENGEMIS Azmi Mustaqim
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 11 No 1 (2017): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v11i1.196

Abstract

Permasalahan pengemis belum bisa diselesaikan secara efektif hingga saat ini. Kenyataan bahwa pengemis yang telah selesai direhabilitasi  masih kembali ke jalanan dan mengemis. Problem ini menyangkut permasalahan mental yang dihadapi oleh pengemis yang telah terlanjur cacat. Dalam kesempatan ini penulis mencoba menawarkan konsep terapi rational emotive behavior berbasis konseling Islam. Rational emotive behavior berfokus pada perubahan perilaku seseorang berdasarkan pikiran. Inti dari tindakan manusia terletak pada pikiran seseorang. Pengubahan perilaku ditekankan pada pikiran daripada emosi atau tindakan. Penggunaan konseling Islam dimaksudkan sebagai penyadaran mental, yakni materi-materi dari unsur keislaman dimasukkan dalam proses layanan konseling. Upaya penyadaran dilakukan melalui tahap pemahaman hakikat manusia dan kehidupan. Melalui pemberian nasihat, tugas-tugas individu diharapkan seseorang mampu merubah pola berfikir irasionalnya. Kesimpulannya adalah pengemis memiliki faktor internal dan eksternal sebagai penyebab mengemis. Dalam pandangan konseling Islam, pengemis dikategorikan sebagai hamba yang kufur nikmat, yakni tidak memanfaatkan nikmat fitrah, potensi yang telah diberikan Allah kepadanya dengan jalan bekerja. Permasalahan utama yang menjadi fokus pengubahan perilaku pengemis terletak pada pembinaan mental. Baik rational emotive behavior dan konseling Islam memiliki pandangan yang sama tentang manusia, yaitu pada dasarnya baik dan positif. Rational emotive behavior berbasis konseling Islam  meredukasi konseli untuk mulai merubah pola pikir yang irasional dan menggantinya dengan pikiran yang rasional. Tahapan-tahapan proses konseling ialah penggalian latarbelakang masalah, penyadaran, modifikasi pikiran dan terakhir adalah melawan (disputing) pikiran konseli melalui habituasi. 
STILISTIKA AL-QUR’AN; (Ragam Gaya Bahasa Ayat-ayat Ṭalab dalam Diskursus Stilistika) Wahyu Hanafi
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 11 No 1 (2017): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v11i1.200

Abstract

The Qur’an has its own miracle that no holy books before had, it has beautifull language and great literature. The one of it’s beauty comes from the structure of al-Amr and al-Nahy inside it. Stylistics is a excellent method that is able to discover the structure of the language style of al-Amr and al-Nahy in the Qur’an. So that expanding the term of stylistics Qur’an. Stylistics analysis of the Qur’an at this stage is focused on the syntactic domains, namely an analysis of the pattern formation of said structure, the sentence structure, sentence structure relationship, as well as the influence of the word’s that have implications to the meaning. Finally, it’s able to find the meaning of dialogue in the structure. 
ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2013-2015 Meruni Sani Putri Ade Sofyan Mulazid
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 11 No 1 (2017): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v11i1.201

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2013-2015 menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan masing-masing bank. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengambil sampel 11 Bank Umum Syariah. Pengukuran efisiensi dalam penelitian ini menggunakan Uji Statistik Non-Parametrik metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi. Variabel input yang digunakan adalah aset, total simpanan dan biaya operasional. Adapun variabel output yang digunakan adalah pendapat operasional dan pembiayaan. Berdasarkan pengukuran efisiensi dengan metode DEA menunjukkan bahwa 11 Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2013-2015 secara keseluruhan memiliki tingkat efisiensi yang relatif stabil namun belum mencapai tingkat efisiensi 100%. Sedangkan, secara individu Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin dan Maybank Syariah telah mencapai tingkat efisien 100% selama tiga tahun berturut-turut selama periode penelitian.
Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Perkawinan Beda Agama Danu Aris Setiyanto
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 11 No 1 (2017): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v11i1.202

Abstract

Penelitian ini difokuskan tentang peran Kantor Urusan Agama (KUA) dalam sosialisasi kepada masyarakat tentang perkawinan beda agama pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis. Tujuan penelitian ini adalah memberikan penjelasan secara substansi hukum terutama KUA dalam menangangi kasus perkawinan beda agama. Putusan MK menolak permohonan pemohon yang mengajukkan yudicial review Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan. Hasil penelitian ini adalah bahwa secara hukum, putusan MK sebaiknya menjadi perhatian khusus untuk KUA sebagai salah satu agen negara pencatat perkawinan. KUA sebagai pelaksana UU Perkawinan memiliki peran sosialisasi yang penting baik sebelum dan sesudah perkawinan yang dicatatkan agar terbentuk keluarga sakinah. Apabila terjadi kasus perkawinan beda agama, maka KUA berhak memberikan sosialisasi tentang perkawinan beda agama baik yang akan terjadi ataupun yang telah terjadi dengan berbagai pendekatan hukum yang tegas baik hukum Islam dan Hukum perkawinan di Indonesia.

Page 11 of 32 | Total Record : 318