cover
Contact Name
Anne Sirait
Contact Email
anne.meylani@ui.ac.id
Phone
+6221-7866732
Journal Mail Official
jgt@sci.ui.ac.id
Editorial Address
Jurnal Geosains Terapan (J.Geos T.) is a national journal published twice a year, in February and August, by the Department of Geosciences, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia. The Jurnal Geosains Terapan provides opportunities for contributors to present scientific papers in support of or related to earth sciences, including geology, geophysics, physical geography, geodesy, geomorphology, and their applications. The journal will be published in both print and online formats.
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Geosains Terapan
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 2502468X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geosains Terapan (J.Geos T.) is a national journal published twice a year, in February and August, by the Department of Geosciences, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia. The Jurnal Geosains Terapan provides opportunities for contributors to present scientific papers in support of or related to earth sciences, including geology, geophysics, physical geography, geodesy, geomorphology, and their applications. The journal will be published in both print and online formats.
Articles 62 Documents
Pencitraan Bawah Permukaan Menggunakan Metode Pre Stack Depth Migration Anisotropi pada Medium VTI (Vertical Transverse Isotropy) Siska Agustiningsih; Supriyanto
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencitraan bawah permukaan dengan metode Pre Stack Depth Migration (PSDM) mampu mencitrakan struktur kompleks dengan variasi kecepatan lateral. Akan tetapi, PSDM masih mengasumsikan bumi adalah medium isotropi, maka citra yang dihasilkan menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya meminimalkan ketidakakuratan hasil pencitraan dengan melibatkan parameter anisotropi dalam pembuatan model kecepatan dalam metode PSDM. Dalam penelitian ini, data seismik yang digunakan merupakan data seismik laut (offset 8234,5 meter) dengan VTI (Vertical Transverse Isotropy) sebagai asumsi medium anisotropinya. Secara teoritis, digunakan dua parameter untuk mengkarakterisasi medium ini, yaitu δ dan ε. Dimana, δ merupakan parameter anisotropi yang mendeskripsikan variasi kecepatan terhadap arah near vertical sedangkan ε mendeskripsikan variasi kecepatan terhadap arah near horizontal. Kedua parameter ini digunakan dalam proses transformasi dari kecepatan interval isotropi ke kecepatan interval anisotropi dan dalam proses PSDM anisotropi Kirchhoff. Secara umum, PSDM anisotropi memberikan hasil image yang lebih baik dibandingkan PSDM isotropi dalam kualitas reflektor yang lebih kuat dan kontinuitas yang lebih menerus. Selain itu, depth migrated gather hasil PSDM anisotropi juga lebih lurus pada far offset dibandingkan dengan hasil dari PSDM isotropi. Hal ini menunjukan bahwa efek hockey sticks pada far offset mampu terkoreksi oleh asumsi anisotropi.
Sebaran Longsor Akibat Gempa Bumi di Provinsi Jawa Barat Erni Revianti; Supriatna; Eko Kusratmoko
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa bumi yang kuat dapat menyebabkan banyak kejadian longsor (Meunier dkk., 2013). Untuk menggambarkan tingkat risiko gempa bumi di suatu lokasi dapat digunakan persebaran nilai PGA (Peak Ground Acceleration). Intensitas MMI dan PGA memiliki korelasi yang tinggi dengan pola distribusi tanah longsor (Gorum dkk., 2011). Jawa Barat merupakan provinsi yang rawan terhadap bencana longsor. Dalam periode tahun 1998-2013 ada 481 kejadian longsor, tetapi hanya 2 kejadian longsor yang berasosiasi dengan gempa. 2 longsor tersebut terjadi bersamaan dengan gempa, tersebar di wilayah selatan Jawa yang merupakan wilayah pegunungan curam, dan longsor berada di jarak ±100 km dari sumber gempa atau episenter. 2 kejadian longsor yang berasosiasi dengan gempa tersebar di wilayah nilai PGA 75-139 gals dengan tingkat kerusakan sedang. Sedangkan longsor yang tidak berasosiasi dengan gempa tersebar di wilayah nilai PGA 22-40 gals dan 40-75 gals dengan tingkat kerusakan ringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara longsor dengan nilai PGA yaitu longsor yang berasosiasi dengan gempa terjadi jika nilai PGA yang dirasakan yaitu 75-139 gals atau lebih besar.
Perubahan Fluktuasi Permukaan Air Tanah di Daerah Aliran Ci leungsi Hulu, Jawa Barat Hasratul Hasfarila
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air tanah merupakan sumber daya yang sangat penting. Pengukuran dan analisis mengenai ketinggian permukaan air diperlukan untuk mengetahui ketersediaan air tanah, salah satunya di Daerah Aliran Ci Leungsi Hulu, Jawa Barat. Penelitian ini membahas perubahan fluktuasi permukaan air tanah tahun 1991-1992 sampai 2013-2014. Variabel yang digunakan ialah fluktuasi permukaan air tanah, curah hujan, ketinggian, lereng, jenis batuan, dan penggunaan tanah. Metode penelitian ini ialah survey lapang periode Bulan November-Desember 2013 dan Januari 2014. Analisis yang digunakan ialah analisis statistik dan analisis deskriptif secara spasial dan temporal. Hasil yang diperoleh ialah fluktuasi permukaan air tanah di DA Ci Leungsi Hulu tahun 2013 sebesar 0,86-6,12 m dengan rata-rata fluktuasi 3,17 m, sedangkan fluktuasi permukaan air tanah pada tahun 1991 sebesar 0,10-5,80 m dengan rata-rata fluktuasi 2,35 m. Perubahan fluktuasi permukaan air tanah dipengaruhi oleh penambahan Permukiman. Semakin besar luas Permukiman, maka perubahan fluktuasi permukaan air tanah semakin besar di Daerah Aliran Ci Leungsi Hulu. Selain itu fluktuasi permukaan air tanah di DA Ci Leungsi Hulu secara temporal dipengaruhi oleh curah hujan sebesar 78,47% dan secara spasial dipengaruhi oleh ketinggian, lereng, karakteristik batuan, dan penggunaan tanah, dimana kelima aspek ini tidak dapat berdiri sendiri dalam mempengaruhi besarnya fluktuasi permukaan air tanah.
Potensi Panas Bumi Berdasarkan Karakteristik Fisik Wilayah (Studi Kasus : Daerah Wayang-Windu, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat dan Daerah Gunung Endut, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten) Faris Pramadhani; Rokhmatulloh; Supriatna
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Wayang-Windu dan Daerah Gunung Endut berada dalam Zona Gunungapi Kuarter Jawa, dimana aktivitas vulkanisme dan magmatisme menandakan keduanya merupakan daerah potensial panas bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi panas bumi di masing-masing daerah penelitian berdasarkan karakteristik fisik wilayah-nya. Kemudian hasil potensi yang muncul dibandingkan satu sama lain untuk mempelajari persamaan dan perbedaan sistem panas bumi di kedua daerah penelitian. Dalam penelitian ini, wilayah prospek panas bumi di delineasi menggunakan model Fuzzy Logic. Model ini mengintegrasikan variabel penciri kehadiran sistem panas bumi di permukaan yang dikenali melalui aplikasi Penginderaan Jauh. Hasil penelitian menunjukan bahwa morfologi struktural seperti kaldera, tapal kuda, horst dan graben merupakan variabel penciri yang paling mempengaruhi potensi panas bumi di kedua daerah penelitian. Daerah Wayang-Windu memiliki luas wilayah prospek 58,6 km2, suhu reservoar 220 0 C-2700 C dengan potensi sumberdaya sebesar 707,6 MWe. Daerah Gunung Endut memiliki luas wilayah prospek 17,5 km2, suhu reservoar 1810 C dengan potensi sumberdaya sebesar 95 MWe. Berdasarkan karakteristik fisik wilayahnya, Daerah Wayang-Windu yang merupakan Lapangan Panas Bumi dengan Sistem Vulkanik Kompleks Gunungapi memiliki potensi panas bumi lebih besar dibandingkan dengan Daerah Gunung Endut yang merupakan Lapangan Panas Bumi dengan Sistem Vulkano-Tektonik (kerucut vulkanik-graben).
Zonasi Estuaria Muaragembong Berdasarkan Salinitas Permukaan Perairan Menggunakan Penginderaan Jauh Nur Amalia; Supriatna; Tjiong Giok Pin
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Estuaria merupakan wilayah peralihan tempat bertemunya air sungai yang bersalinitas rendah dengan air laut yang bersalinitas tinnggi. Perubahan Sebaran salinitas yang dinamis di estuaria dapat mempengaruhi kualitas dan pemanfaatan air. Zonasi sebaran salinitas perlu dilakukan agar pemanfaatan lingkungan air dapat dilakukan secara tepat. Nilai salinitas permukaan perairan estuaria didapatkan dari hasil interpretasi citra Landsat 5 TM menggunakan algorithma Wouthuyzen, dkk. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa di estuaria Muaragembong terdapat 4 zona, yaitu: Zona Limnetic, Mexo-Oligohaline, Mexo-Mesohaline, dan Mexo-Polyhaline pada bulan kering. Sedangkan pada bulan basah hanya ditemukan 2 zona, yaitu Zona Mexo- Oligohaline dan zona Mexo-Polihaline. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh keadaan arus permukaan laut, pada saat arus bergerak ke Timur Laut masukan air asin ke wilayah estuaria muaragembong akan lebih banyak sehingga variasi salinitas yang dihasilkan dari pencampuran air lebih tinggi daripada variasi salinitas disaat arus bergerak ke arah Barat Daya dimana masukan air asin dari laut lebih sedikit.
Perkembangan dan karakteristik permukiman pada wilayah rawan bencana gempabumi di Pelabuhanratu Suci Salmaningsih; Supriatna
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Pelabuhanratu merupakan wilayah rawan bahaya gempabumi karena berada pada zona subduksi lempeng dan sesar Cimandiri. Sesar Cimadiri merupakan sumber gempa utama kejadian gempa yang ada di Pelabuhanratu. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang analisis perkembangan karakterisitik permukiman penduduk pada wilayah rawan gempabumi di Pelabuhanratu. Berdasarkan hasil pengolahan citra Landsat pada tahun 1989 hingga 2013, diketahui terjadinya perluasan wilayah pemukiman yang sangat signifikan yaitu dari 588,125 Ha menjadi 1738 Ha. Analisis arah kecenderungan pemukiman menggunakan metode trend surface analyst atau analisis menunjukkan kecenderungan perkembangan pemukiman di Pelabuhanratu mengarah ke wilayah dengan tingkat rawan gempa tinggi. Karakterisitik pemukiman dilihat dari tiga aspek yaitu kerapatan bangunan, permanensi bangunan dan pola pemukiman. Kerapatan bangunan yang tinggi mendominasi wilayah penelitian, baik itu di wilayah rawan gempa rendah, sedang maupun tinggi. Sedangkan untuk kerapatan bangunan kelas rendah dan sedang juga tersebar di seluruh kawasan rawan gempa, namun dengan porsi yang kecil. Untuk aspek permanensi bangunan, sebanyak 80% pemukiman di wilayah penelitian terdiri dari bangunan permanen yang tersebar di setiap wilayah rawan gempa, sedangkan sisanya merupakan bangunan non permanen. Bangunan non permanen pada umumnya berada di dekat pantai. Untuk pola permukiman, pada wilayah rawan gempa tinggi dan rendah, pola pemukimannya bersifat tersebar, sedangkan pada wilayah rawan gempa sedang pola pemukimannya bersifat memusat.
Karakteristik sumberdaya wisata alam berbasis geomorfologi di Kecamatan Ciemas Jessica Pingkan; Supriatna; Djamang Ludiro
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Ciemas merupakan daerah yang dikenal karena memiliki kekayaan geologi dengan terdapatnya batuan yang memiliki umur batuan tertua dan terluas di Pulau Jawa. Proses-proses geologi yang berlangsung memunculkan berbagai objek wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keunikan geomorfologi sebagai potensi daya tarik wisata alam di Kecamatan Ciemas. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode ideografik, korelasi kualitatif dan pembobotan terhadap variabel daya tarik wisata, aksesibilitas, dan fasilitas wisata pada unit analisis bantukan asal. Hasil yang diperoleh, yaitu bentukan asal struktural memiliki potensi tinggi dengan karateristik ketinggian 100- 500 mdpl dan lereng yang curam.
Sebaran potensi deposit emas epitermal di Simpenan – Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Diah Ayu Wulandari; Supriatna; Frans Sitanala
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Emas merupakan jenis logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Saat ini emas sedang menjadi tren hidup di kalangan manusia modern. Dalam kegiatan eksplorasi emas, penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk menunjang analisis bidang geologi dan mineral dalam mengefektifkan kegiatan ini. Pada penelitian ini, penginderaan jauh dimanfaatkan untuk meneliti sebaran potensi emas epitermal dengan asosiasi mineral yang berhubungan serta variabel geologi dan mengintegrasikannya dalam sistem informasi geografis. Tujuan penelitian ini mencoba untuk mendapatkan sebaran potensi emas epitermal di daerah penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah defoliant technique dan Fuzzy Logic dengan analisis spasial deskriptif. Hasil penelitian dianalisis berdasarkan luas sebaran pada wilayah sekitar Simpenan - Ciemas di mana hasilnya menyimpulkan sebaran potensi emas epitermal potensi tinggi menyebar di bagian tengah dan barat daya lokasi, sedangkan potensi rendah menyebar di bagian tenggara wilayah penelitian. Penyebaran ini juga mengikuti arah sebaran struktur geologi (yang menyebar merata seluruh wilayah penelitian), sebaran litologi potensial, dan zona alterasi (terutama alterasi propilitik dan alterasi argilik lanjut). Validasi hasil potensi sebaran diukur berdasarkan 79 titik sampel dan dihasilkan nilai ketelitian 96%.
Kerentanan wilayah terhadap banjir bandang di Pesisir Barat Kabupaten Sukabumi Ratih Utami Khairana; Sobirin; Tuty Handayani
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena banjir bandang terjadi di wilayah sekitar daerah-daerah aliran sungai yang muaranya terdapat di pesisir barat Kabupaten Sukabumi yaitu DAS Ci Solok, Ci Maja, dan Ci Sukawayana karena memiliki kondisi kelerengan yang kontras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah bahaya dan kerentanan terhadap banjir bandang. Konsep kerentanan ditinjau dari aspek keterpaparan, sensitivitas, dan kapasitas adaptif. Kerentanan wilayah terhadap banjir bandang dikaji secara spasial dan dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode AHP atas daerah terlanda, penggunaan tanah, kepadatan penduduk, wilayah ketinggian, penduduk usia rentan, kualitas bangunan, keberadaan vegetasi, tingkat pendidikan, dan sosialisasi mitigasi. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa karakteristik banjir bandang sangat mempengaruhi tingkat bahaya banjir bandang. Wilayah dengan kelas kerentanan rendah dan sedang memiliki tingkat keterpaparan dan tingkat kapasitas adaptif yang cenderung berimbang. Sedangkan kelas kerentanan tinggi memiliki tingkat sensitifitas dan tingkat kapasitas adaptif yang berimbang.
Aplikasi Dekomposisi Spektral dan Inversi EI pada Lapangan Penobscot Nova Scotia Erlangga Saputra; Abdul Haris
Jurnal Geosains Terapan Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan inversi Elastic Impedance (EI) dan Dekomposisi Spektral pada lapangan Penobscot, untuk mengidentifikasi reservoir pada lapisan tipis. Perkembangan atribut seismik dewasa ini sangat membantu dalam menunjukkan indikasi adanya hidrokarbon pada reservoir. Atribut Dekomposisi Spektral yang didasari dari hasil komputasi CWT diharapkan dapat menjadi atribut yang berguna untuk mendeteksi adanya indikasi keberadaan hidrokarbon pada lapisan tipis. Untuk mendukung hasil metode CWT, akan dikombinasikan dengan hasil metode inversi untuk meyakinkan akan keberadaan hidrokarbon tersebut yang ditandai dengan nilai Elastic Impedance (EI) yang relatif rendah dengan sekitarnya. Dari hasil studi frekuensi dominan terlihat pada frekuensi 25 Hz, sedangkan pada frekuensi 10 Hz (frekuensi rendah) dan 30 Hz (frekuensi tinggi) anomali bright spot tidak terlihat di beberapa daerah prospek. Hal ini didukung dengan hasil inversi yang menunjukkan nilai EI yang rendah yaitu berkisar 13000 – 13750 ((ft/s) *(gr/cc)), 2370 – 2511((ft/s) *(gr/cc)), dan 600 – 620((ft/s) *(gr/cc)). Kombinasi metode dekomposisi spektral berbasis CWT dengan metode inversi seismik (EI) mengindikasikan adanya akumulasi gas pada beberapa daerah prospek.