cover
Contact Name
Anne Sirait
Contact Email
anne.meylani@ui.ac.id
Phone
+6221-7866732
Journal Mail Official
jgt@sci.ui.ac.id
Editorial Address
Jurnal Geosains Terapan (J.Geos T.) is a national journal published twice a year, in February and August, by the Department of Geosciences, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia. The Jurnal Geosains Terapan provides opportunities for contributors to present scientific papers in support of or related to earth sciences, including geology, geophysics, physical geography, geodesy, geomorphology, and their applications. The journal will be published in both print and online formats.
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Geosains Terapan
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 2502468X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geosains Terapan (J.Geos T.) is a national journal published twice a year, in February and August, by the Department of Geosciences, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia. The Jurnal Geosains Terapan provides opportunities for contributors to present scientific papers in support of or related to earth sciences, including geology, geophysics, physical geography, geodesy, geomorphology, and their applications. The journal will be published in both print and online formats.
Articles 62 Documents
Analisis Matematis Penentuan Konstanta Koreksi Bouguer Baru Pada Gravitasi Satelit Topex Dalam Implikasi Kondisi Geologi Studi Kasus Sesar Palu Koro, Sulawesi Tengah Aji Darma Maulana; Danang Aji Prasetyo; Aprillia Frinanda Setiawan
Jurnal Geosains Terapan Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketepatan dalam memahami sifat koreksi pengolahan gravitasi sangat diperlukan agar data yang didapatkan merepresentasikan sirkumstansi bumi yang sebenarnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data gravitasi observasi satelit TOPEX dengan luas area sebesar 37.530 km2 berupa Free Air Anomaly. Penelitian berbasis analisis ini berlandaskan ketidak sesuaian antara dinamika geologi dengan data pengolahan gravitasi conventional. Dengan menekankan pada pengolahan gravitasi secara unconventional, analisis ini bertujuan untuk mendapatkan besaran yang dapat mereduksi efek topografi tanpa menghilangkan informasi litologi. Pengolahan dilakukan dengan cara membandingkan beberapa variasi perlakuan koreksi Bouguer pada nilai Free Air Anomaly. Perlakuan tersebut berupa analisis matematis yang diterapkan dengan cara memperkecil rentang nilai koreksi Bouguer yang terlalu signifikan sebagai efek dari ketidakcocokan antara konstanta Bouguer conventional terhadap jarak ukur antara satelit dengan massa batuan. Dihasilkan beberapa peta complete bouger anomaly dengan pola ekspresi yang berbeda sebagai efek dari variasi analisis matematis. Representasi data yang memiliki kesesuaian dengan fenomena geologi sebenarnya dapat dilihat pada complete bouger anomaly map yang telah diperkecil rentang nilai koreksi Bouguernya dengan konstanta baru yaitu 0.04193/2.5 atau 0.016772. Terlihat kemenerusan utama anomali gravitasi dengan orientasi relatif utara-selatan yang diinterpretasikan sebagai sesar mendatar serta beberapa kemenerusan lainnya dengan orientasi relatif barat laut-tenggara yang diinterpretasikan sebagai sesar penyerta. Anomali tersebut berada pada kisaran nilai 7.1 – 39 mGal pada peta complete bouger anomaly serta pada area low degrees pada peta tilt derivative dengan nilai -1.5 – 0.5 derajat. Keberadaan dan persebaran densitas yang mencerminkan litologi maupun sesar pada daerah penelitian telah tervalidasi oleh peta geologi dan ekspresi topografi data SRTM berdasarkan analisis anomali gravitasi.
Studi Awal Abu Vulkanik Erupsi Merapi Pada 11 Mei Dan 1 Juni 2018 Berdasarkan Mineralogi Dan Geokimia Jesslyn Jane; Naomi Geraldine Situmorang
Jurnal Geosains Terapan Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Merapi yang terletak di daerah pemukiman padat penduduk memberikan dampak pada kehidupan masyarakat, sehingga penting untuk dilakukan penelitian dan karakterisasi yang dapat membantu dalam mitigasi bencana. Penelitian pada erupsi gunung api cenderung terfokus kepada erupsi magmatik, sedangkan penelitian mengenai produk erupsi freatik dan freatomagmatik belum banyak dilakukan. Gunung Merapi memiliki siklus erupsi rata-rata setiap 4 tahun dengan tipe erupsi freatik, freatomagmatik, dan magmatik yang saling bergantian. Erupsi magmatik terakhir terjadi pada tahun 2010 dan diikuti oleh erupsi freatik tahun 2012-2014. Pada tahun 2018, Merapi kembali mengalami erupsi freatik pada tanggal 11 Mei 2018 dan diikuti dengan erupsi freatomagmatik pada tanggal 1 Juni 2018 (Santoso, et al., 2018). Untuk memahami karakteristik kedua erupsi tahun 2018 tersebut, peneliti melakukan studi mineralogi dan geokimia pada produk abu vulkanik. Berdasarkan data analisis mineralogi, sampel abu erupsi Gunung Merapi tanggal 11 Mei dan 1 Juni 2018 mengandung plagioklas, piroksen, dan litik, namun skoria hanya ditemukan pada sampel abu 1 Juni 2018. Kelimpahan mineral plagioklas pada produk 1 Juni 2018 lebih besar (53%) dibandingkan dengan produk 11 Mei 2018 (45%), sedangkan kelimpahan mineral piroksen antara kedua sampel tersebut tidak berbeda secara signifikan. Tingkat kesegaran litik sampel abu 11 Mei 2018 lebih rendah daripada produk 1 Juni 2018. Berdasarkan data analisis geokimia, komposisi berat SiO2 pada produk 11 Mei 2018 mengalami penurunan terhadap produk 1 Juni 2018. Berdasarkan diagram Harker, kedua produk event menunjukkan kecenderungan peningkatan Na2O dan K2O, sedangkan penurunan pada MgO, CaO, TiO2, dan Fe2O3. MnO dan Al2O3 tidak menunjukkan korelasi sistematis dengan konsentrasi SiO2.
Analisis Zona Bahaya Likuifaksi Menggunakan Metode Perhitungan Liquefaction Severity Indeks (LSI) Dan Data Geologi Dalam Upaya Peningkatan Mitigasi Di Wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat Rijalul Halimi Harishun; Deneva Widyaningtyas; Ramadhani Nurul Fazri
Jurnal Geosains Terapan Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peristiwa gempabumi yang terjadi di Lombok, 5 Agustus 2018 merupakan salah satu kejadian gempabumi besar dengan kekuatan 7,0 SR. Selain jatuhnya 468 korban jiwa dan banyaknya kerusakan infrastruktur pada beberapa wilayah, bencana alam ini juga mengakibatkan timbulnya kerusakan geologi berupa hilangnya kekuatan tanah atau likuifaksi. Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas mengenai ancaman likuifaksi wilayah Lombok, namun sampai saat ini belum ada gagasan untuk melakukan pemetaan zona bahaya di wilayah tersebut. Penelitian ini akan membahas tentang kejadian likuifaksi dari sudut pandang geologi, dan menganalisis zona bahaya likuifaksi di pulau Lombok. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan keruangan melalui data sekunder. Penelitian ini memanfaatkan nilai perhitungan Liquefaction Severity Indeks (LSI), persebaran kejadian likuifaksi permukaan dan data-data geologi. Hasil penelitian menunjukkan daerah terjadinya likuifaksi tersebut cenderung berada di bagian utara wilayah penelitian, yaitu di Kecamatan Kayangan, Gangga, dan Bayan, dengan litologi yang di dominasi oleh endapan gunung berapi berumur Pleistosen. Zona bahaya likuifaksi terbagi menjadi wilayah bahaya sangat tidak aman, tidak aman, dan aman. Hal ini diharapkan menjadi suatu langkah awal dalam siklus manajemen bencana untuk mengedukasi masyarakat setempat mengenai bahaya likuifaksi, dan sarana pemerintah untuk melakukan perbaikan tata ruang maupun menghitung tingkat kerugian.
Identifikasi Zona Mineralisasi Logam Menggunakan Integrasi Data Domain Frekuensi Polarisasi Terimbas dan Resistivitas serta Data Geologi pada Prospek ‘XYZ’ PT. ANTAM Tbk, di Jawa Barat Fatimah Az Zahra; Wira Hadi Kusuma; Arda Bagus Manggadyta
Jurnal Geosains Terapan Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah penelitian berada dalam area Ijin Usaha Pertambangan (IUP) PT. ANTAM Tbk yang terletak di Jawa Barat. Daerah ini memiliki topografi berbukit-bukit dan memiliki satuan batuan andesit, breksi dasit, dan breksi tuf. Struktur geologi yang dominan berupa sesar geser menganan (dekstral) yang memiliki tren berarah NW-SE. Asosiasi mineral hasil alterasi batuan di daerah ini adalah propilitik, klorit-ilit-smektit, dan ilit-smektit. Daerah penelitian terletak berdekatan dengan kompleks endapan epitermal sulfidasi rendah sehingga diduga juga memiliki potensi keterdapatan zona mineralisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan karakteristik zona mineralisasi logam dengan menggunakan integrasi data domain frekuensi polarisasi terimbas dan resistivitas ( yang memanfaatkan polarisabilitas dan sifat kelistrikan batuan ) serta didukung data-data geologi yang ada sebagai data tambahan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konfigurasi dipol-dipol sebanyak 4 lintasan dengan panjang masing-masing 1 km, spasi antar lintasan 200 m, dan spasi antar elektroda 100 m. Data hasil pengukuran diolah dengan Oasis Montaj yang menghasilkan model 2D dan 3D. Hasil interpretasi dari model-model tersebut memanfaatkan parameter percent frequency effect (PFE) dan resistivitas. Berdasarkan integrasi tersebut, penulis membagi daerah penelitian menjadi tiga zona prospek: Zona A, B, dan C. Zona prospek secara keseluruhan memiliki nilai PFE >1,5 % dan resistivitas yang bervariatif bergantung pada kondisi geologinya dengan rentang 151,1-170,2 ohm.m. Persebaran mineralisasi dikontrol oleh beberapa faktor geologi antara lain struktur geologi (sesar) dan litologi (keberadaan intrusi andesit). Mineralisasi yang terjadi pada daerah penelitian berupa disseminated ore maupun mineral logam yang hadir sebagai pengisi vein kuarsa.
Analisa Struktur Geologi Pengontrol Reservoir Sistem Panas Bumi Ungaran Berdasarkan Data Gravitasi Dan Geomagnetik Tedy Wiku Setiaji; Refita Khumayroh; Amrupranadi Muhammad
Jurnal Geosains Terapan Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Panas bumi merupakan salah satu energi alternatif yang memiliki potensi besar di Indonesia. Salah satu potensi panas bumi yang dapat dikembangkan yaitu Gedong Songo. Gedong Songo merupakan komplek panas bumi dari bagian sistem gunungapi Ungaran. Gunung Ungaran merupakan gunungapi Kuarter yang letaknya berada di utara Pegunungan Serayu Utara,dan merupakan hasil magmatisme belakang busur (back arc magmatism). Gunung Ungaran merupakan rangkaian paling utara dari jajaran gunungapi Ungaran – Telomoyo – Merbabu – Merapi. Indikasi adanya potensi panas bumi ditandai dengan kenampakan manifestasi berupa sumber air panas, fumarole, endapan travertine, tanah beruap, dan batuan teralterasi. Untuk mengetahui zona prospek dari lapangan panasbumi ini dilakukan penelitian menggunakan metode geofisikagravitasi dan geomagnetik, yaitu dengan menganalisa keberadaan struktur yang mengontrol reservoir panas bumi dengan sumber panas (Heat Source) yang ada. Berdasarkan analisa data magnetik yang didapat pada daerah manifestasi panas bumi umumnya ditunjukkan dengan anomali negatif dan batuan pada daerah tersebut memiliki nilai suseptibilitas yang rendah karena mengalami proses alterasi. Selain daerah manifestasi nilai anomali magnetik yang rendah dapat mengindikasikan keberadaan dari heatsource. Pada peta Reduce to Pole (RTP) didapatkan nilai magnetik yang rendah berkisar -578,4 nT sampai -161,1 nT. Kemudian dari data gravitasi digunakan untuk mendeliniasi posisi dari struktur yang menjadi pengontrol keberadaan dari reservoir. Berdasarkan peta Anomali Bouguer Lengkap (ABL) didapatkan nilai anomali rendah berkisar 6,5 mGal sampai 9,7 mGal. Nilai anomali rendah kemungkinan disebabkan adanya keberadaan reservoirpanasbumi di daerah tersebut. Reservoir panas bumi umumnya merupakan zona rekahan (fracture zone) yang menurunkan nilai rapat massa batuan dibandingkan dengan sekitarnya. Geologi Ungaran tersusun oleh batuan vulkanik Tersier dari Miosen sampai Pleistosen, yang diduga sumber panas daerah Ungaran berumur Holosen. Struktur di Ungaran dikendalikan oleh patahan atau sesar yang dominan mengarah ke barat laut - tenggara, sehingga cairan dan uap dari reservoir keluar melalui zona lemah dan muncul di permukaan.
Geo-Edu Space untuk Pengembangan Geowisata Tebing Breksi sebagai Sarana Memasyarakatkan Edukasi Ilmu Kebumian Muhammad Iqbal; Hayyun Nadia; Adji Saiddinullah
Jurnal Geosains Terapan Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu objek wisata alam yang telah berkembang dan banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara adalah Geowisata Tebing Breksi di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Tebing Breksi pada mulanya merupakan lokasi aktivitas penambangan batu oleh masyarakat sekitar. Namun, setelah dilakukannya penelitian gabungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, yang menyatakan bahwa Tebing Breksi adalah salah satu bukti endapan batuan tuffan gunung api purba yang langka, maka aktivitas penambangan dihentikan pada tahun 2015, yang selanjutnya Tebing Breksi dijadikan sebagai salah satu Geoheritage Yogyakarta untuk kepentingan edukasi. Semenjak statusnya berubah menjadi geoheritage, sampai saat ini Tebing Breksi belum mampu memfasilitasi wisatawan secara edukatif untuk mengenal sisi sejarah dan karakteristik geologis maupun geomorfologis Tebing Breksi, terbukti belum adanya sarana-prasarana penunjang edukasi geowisata bagi wisatawan. Sementara, Tebing Breksi hingga sampai saat ini hanya dimanfaatkan sebatas untuk berfoto selfie yang instagrammable. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mencoba mengangkat tema “Geo-Edu Space Tebing Breksi” sebagai salah satu spot dan space pusat edukasi Geowisata di sisi timur Yogyakarta. Geo-Edu Space Tebing Breksi dirancang untuk dapat menyampaikan informasi khusus seputar Tebing Breksi, mulai dari genesis atau sejarah pembentukan secara geotektonis atau paleogeomorfologis hingga karakteristik fenomena bentang alamnya kepada wisatawan dengan teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat awam. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui pengamatan dan pengukuran lapangan maupun wawancara terhadap berbagai stakeholder, baik akademisi, peneliti, pengelola Geowisata Tebing Breksi, dan para wisatawan. Selain itu juga diperkuat melalui analisis data sekunder hasil-hasil penelitian ilmiah terdahulu. Harapannya Geo-Edu Space Tebing Breksi dapat menjadi salah satu media untuk memasyarakatkan edukasi ilmu kebumian sebagai bagian dari upaya promosi dan pengembangan Geowisata Keistimewaan Yogyakarta dari sudut pandang bentang alam geomorfologi kepada wisatawan khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Investigasi Objek Arkeologi Menggunakan Metode Three-Dimensional Ground Penetrating Radar (GPR) : Studi Kasus Candi Sojiwan, Klaten, Jawa Tengah Luthfi Yufajjiru; Muhammad Dhiwaurrais; Ericko Rinanto
Jurnal Geosains Terapan Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candi Sojiwan merupakan salah satu peninggalan kuno kaum Budha yang terletak di Klaten, Jawa Tengah. Candi Sojiwan berada di area dengan luas 8140 m2 yang terdiri dari bangunan candi utama serta pagar candi. Beberapa area di sekitar candi sudah terkubur oleh peristiwa erupsi vulkanik. Pada area ini banyak ditemukan batuan beku andesit di permukaan sekitar candi utama yang dianggap sebagai batu yang membentuk pagar candi. Survey Ground Penetrating Radar (GPR) telah dilakukan di area ini untuk melihat kemenerusan dari objek yang diduga terkubur. Alat yang digunakan yaitu Cobra CBD Triple-Frequency yang bekerja pada frekuensi 200 MHz, 400 MHz, dan 800 MHz dengan bandwidth 50 MHz – 1400 MHz. Kedalaman yang dapat terbaca pada survei kali ini yaitu mencapai 5 meter. Proses pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak Prism 2.6 untuk memfilter data serta perangkat lunak Voxler untuk menampilkan bentukan 3D dari objek terkubur tersebut. Hasil dari survey GPR ini menunjukan bahwa ditemukan objek yang diduga pagar candi pada kedalaman sekitar 1 meter dengan bentuk persegi yang menyudut.
Pemanfaatan Model Singkapan Geologi Virtual untuk Menggantikan Kuliah Lapangan di Cipamingkis, Kabupaten Bogor Felix M H Sihombing; Dwiky Guruh Augusty; Elisha Christy Rotua Tobing; Emir Rakhim
Jurnal Geosains Terapan Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kuliah lapangan penting dilakukan dalam kuliah geologi struktur. Akan tetapi dalam berbagai kondisi, kegiatan kuliah lapangan tidak dapat dilakukan dan perlu digantikan oleh kegiatan kuliah lapangan virtual. Salah satu cara untuk menggantikan keberadaan singkapan sebagai objek pembelajaran adalah dengan membuat model digital singkapan. Model digital dibuat dengan melalui kegiatan survei fotogrametri, dimana foto dua dimensi dari berbagai sisi dikumpulkan untuk membuat suatu model tiga dimensi. Proses ini dapat menghasilkan suatu replika singkapan yang dapat diobservasi secara tiga dimensi. Selain dari itu, model yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk mengukur bidang-bidang struktur geologi seperti sesar dan perlapisan. Dalam studi dilakukan pembuatan model singkapan digital pada daerah kuliah lapangan geologi struktur di Cipamingkis, Jawa Barat. Model dibuat menggunakan metode fotogrametri berdasarkan foto dari drone dan juga kamera tangan. Model-model yang dihasilkan kemudian dibagikan ke kelompok mahasiswa untuk diinterpretasi. Interpretasi dari tiap kelompok kemudian dibandingkan untuk memahami manfaat penggunaan model singkapan digital dalam kegiatan kuliah lapangan virtual untuk mata kuliah geologi struktur. Dari hasil interpretasi yang dibandingkan, dapat dilihat bahwa interpretasi dengan bantuan model-model ini akan memberikan hasil yang unik. Hasil akan dipengaruhi oleh subjektivitas pembuatnya, dan juga dipengaruhi oleh ketelitian dalam melakukan kegiatan interpretasi. Kedua hal ini sedikit banyak juga mempengaruhi kualitas interpretasi struktur geologi ketika dilakukan secara langsung di lapangan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa model singkapan digital berpotensi untuk digunakan dalam kuliah lapangan geologi struktur virtual
Karakteristik Batu Bara di Daerah Bayah Bagian Selatan, Provinsi Banten Berdasarkan Analisis Proksimat, Ultimat, dan Maseral Abriyanto Putra Setiawan Nugraha; Felix Mulia Hasudungan Sihombing
Jurnal Geosains Terapan Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batu bara sebagai sumber daya energi yang keberadaannya melimpah di Indonesia dengan estimasi cadangan 26,2 ton menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, namun memiliki nilai harga yang rendah (75,84 dolar per ton berdasarkan data ESDM bulan Januari 2021) yang membuat peningkatan permintaan batu bara dalam pemanfaatannya di industri energi. Dalam pemanfaatannya, mengetahui kualitas batu bara menjadi salah satu faktor yang penting. Penelitian yang dilakukan pada daerah Bayah Bagian Selatan ini difokuskan untuk mengetahui dua rumusan masalah peneliti yaitu mengenai karakteristik maseral dan analisis proksimat, ultimat, dan maseral pada batu bara di daerah Bayah bagian Selatan. Berdasarkan hasil analisis, maseral yang terdapat pada batu bara didaerah penelitian didominasi oleh maseral vitrinit. Submaseral vitrinit yang terkandung pada batu bara antara lain desmocollinite dan telocollinite. Selain vitrinit, maseral yang dominan terkandung yaitu inertinite. Sedangkan hasil analisis proksimat pada penelitian menunjukkan batu bara daerah penelitian didominasi kandungan abu yang dominan pada 6 sampel, kecuali pada 2 sampel lainnya. Terakhir, kadar sulfur yang didapat dari hasil analisis ultimat batu bara ada yang aman untuk digunakan pada industri dan ada yang tidak aman.
Identifikasi Endapan Bijih Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah Menggunakan Korelasi serta Komparasi Metode IP-Resistivitas dan Magnetik Salsabila Sisqi Indreswari; Supriyanto; Agus Kuswanto
Jurnal Geosains Terapan Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Geosains Terapan
Publisher : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan pada Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah menggunakan korelasi serta komparasi metode polarisasi terimbas (IP), resistivitas listrik, dan magnetik untuk memetakan keberadaan zona mineralisasi endapan bijih besi yang bersifat ekonomis. Luas daerah yang menjadi objek penelitian sekitar 0,3 km2. Konfigurasi elektroda yang digunakan pada metode geolistrik adalah konfigurasi Wenner dan terdapat lima lintasan pengukuran geolistrik berarah barat laut-tenggara dengan panjang setiap lintasan 470 m. Data resistivitas listrik dapat menunjukkan jenis litologi, zona alterasi, dan zona mineral logam. Data IP dapat menunjukkan adanya zona mineralisasi serta memetakan kondisi bawah permukaan mineralisasi endapan bijih besi secara lateral dan vertikal. Kemudian data magnetik yang diberikan mencakup area pengukuran geolistrik, sehingga dapat dilakukan profiling anomali magnetik pada setiap lintasan geolistrik. Data magnetik mampu memetakan zona batuan teralterasi dan zona struktur. Daerah penelitian berada pada batuan gunung api yang terdiri atas breksi berkomposisi andesit dan basal, aliran lava, batupasir tufan, tuf, serta intrusi andesit dan basal. Berdasarkan informasi geologi regional dan litologi daerah penelitian, genesa bijih besi pada daerah penelitian terbentuk dari proses hidrotermal dan tergolong bijih besi primer (bijih besi oksida–magnetit dan hematit).