cover
Contact Name
Hamsu Kadriyan
Contact Email
lombokmedicaljournal@unram.ac.id
Phone
+62818366217
Journal Mail Official
lombokmedicaljournal@unram.ac.id
Editorial Address
Jalan Pendidikan No 37, Mataram, NTB
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Lombok Medical Journal
Published by Universitas Mataram
ISSN : -     EISSN : 28277686     DOI : -
Lombok Medical Journal (LMJ) is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, community or public health research, and medical education to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Focus and Scope of Lombok Medical Journal (LMJ): Basic Science, Clinical Research, Community or public health research, Medical Education
Articles 98 Documents
Gambaran Preeklampsia Berat dengan Komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Periode Januari 2018 sampai Desember 2019 Muhammad Ibnu Annafi; Muhammad Rizkinov Jumsa; Catarina Budyono
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i1.534

Abstract

Latar Belakang: Dilansir dari Surver Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 telah mencapai Angka Kematian Ibu sebanyak 359 kematian dari setiap 100.000 Angka Kelahiran Hidup. Preeklampsia salah satu penyebab tertinggi peningkatan Angka Kematian Ibu di Indonesia. Preeklampsia dapat menjadi penyebab komplikasi kerusakan pada beberapa target organ. Data mengenai kasus preeklampsia berat dan komplikasinya di provinsi Nusa Tenggara Barat sangat terbatas untuk diperoleh, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kasus preeklampsia berat dan komplikasinya di provinsi Nusa tenggara barat. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat pada periode 2018-2019. Jumlah sampel yang digunakan minimal sebanyak 80 sampel. Sampel penelitian adalah pasien dengan preeklampsia berat. data didapatkan dari rekam medis pasien. hasil dari penelitian ini adalah karakteristik pasien, jumlah kasus komplikasi dan kematian yang terjadi selama periode 2018-2019. Hasil: Delapan puluh tujuh pasien berpartisipasi pada penelitian ini, diperoleh data berupa karakteristik pasien meliputi umur, IMT, usia kehamilan, paritas, metode persalinan, dan pendidikan terkahir. Sebanyak 32 sampel terjadi komplikasi, didapatkan komplikasi sindrom HELLP 19 kasus (21,8%), eklampsia 16 kasus (18,4%), edema paru 6 kasus (6,9%), gagal ginjal akut 1 kasus (1,1%), solusio plasenta 1 kasus (1,1%), dan kasus kematian 4 (4,6%). Kesimpulan: Didapatkan 32 kasus preeklampsia berat dengan komplikasi. Komplikasi HELLP sindrom menjadi yang tertinggi sebanyak 19 (21,8%) kasus dan terjadi 4 (4,6%) kematian maternal. Kata Kunci: Preeklampsia Berat, Komplikasi, Kematian Ibu
Hubungan Jumlah Paritas dengan Insidensi Kanker Serviks di RSUD Provinsi NTB pada Tahun 2017-2019 Putu Indira Paramitha Maharani; Muhammad Rizkinov Jumsa; Yunita Hapsari
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i1.535

Abstract

Latar Belakang: Kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi pada serviks. Salah satu faktor risiko dari kanker serviks adalah paritas. Wanita dengan paritas > 3 memiliki risiko lebih besar mengalami kanker serviks karena semakin seringnya wanita melahirkan maka semakin sering pula terjadi perlukaan yang ditimbulkan pada alat genital bagian atas sehingga perlukaan tersebut mudah untuk terinfeksi virus HPV yang merupakan penyebab dari kejadian kanker serviks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah paritas dengan insidensi kanker serviks. Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi upaya pencegahan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kanker serviks. Metode: Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan jenis penelitian analitik dengan pendekatan kohort retrospektif. Sampel pada penelitian ini seluruh pasien kanker serviks di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB dari tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2019, diambil dengan cara consecutive sampling. Besar sampel penelitian yang diperlukan minimal 43 orang sampel. Pengolahan data menggunakan program SPSS, kemudian dianalisa sesuai dengan kategori yang berlaku disesuaikan dengan definisi operasional dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kanker serviks digunakan uji statistik chi-square. Hasil: Mayoritas wanita yang mengalami kanker serviks memiliki 2-4 anak (multiparitas) terdiagnosis kanker serviks stadium III sebanyak 23 orang (35%) dan stadium I sebanyak 21 orang (31,8%). Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p-value sebesar 0,001 p-value £ a (a= 0,05), maka Ha diterima H0 ditolak yang berarti ada hubungan signifikan antara jumlah paritas dengan insidensi kanker serviks di RSUD Provinsi NTB. Kesimpulan: Mayoritas pasien yang mengalami kanker serviks dijumpai pada paritas 2-4 (multiparitas) dan paling sedikit ditemukan pada pasien paritas 1 (primipara). Didapatkan hubungan jumlah paritas dengan insidensi kanker serviks di RSUD Provinsi NTB pada tahun 2017-2019. Kata Kunci: Kanker serviks, Paritas, HPV, Hubungan
Karakteristik Pasien Trauma Mata di RSUD Provinsi NTB Tahun 2019 Putu Mega Asri Dhamasari; Isna Kusuma Nintyastuti; Ni Nyoman Geriputri
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i1.549

Abstract

Latar Belakang: Trauma mata adalah cidera pada mata yang menyebabkan perlukaan pada anatomis mata yang bisa mengakibatkan kebutaan. Hingga saat ini belum ada penelitian yang terpublikasi mengenai trauma mata di NTB. Oleh karna itu diperlukan sebuah studi mengenai epidemiologi kejadian trauma mata di NTB ini. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskritif observasional menggunakan data rekam medik. Sampel penelitian ini seluruh pasien trauma mata di RSUD Provinsi NTB tahun 2019 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Pada periode penelitian didapatkan 56 pasien. Berdasarkan jenis kelamin trauma mata lebih banyak terjadi pada laki-laki sebanyak 83.9%, pada usia 26-45 tahun sebanyak 32.1%. Tipe trauma terbanyak adalah trauma terbuka 37,5%, penyebab trauma paling sering diakibatkan oleh benda tajam 39,3%, organ yang terlibat paling banyak melibatkan kornea sebanyak 26.5%. Visus sebelum tatalaksana paling sering terjadi pada kelompok visus < 3/60- NLP sebanyak 48.2%, visus sesudah tatalaksana paling banyak didapatkan pada visus < 3/60-NLP sebanyak 33.9%, dan lateralitas mata paling sering terjadi pada salah satu mata sebanyak 98.2%. Kesimpulan: Pasien trauma mata paling banyak terjadi pada laki laki dewasa muda, terjadi monokuler, dengan tipe trauma terbuka yang disebabkan oleh benda tajam. Kornea menjadi organ yang paling banyak terlibat. Visus sebelum dan sesudah tatalaksana paling banyak didapatkan dengan visus kurang dari 3/60 atau mengalami kebutaan. Kata Kunci: Trauma Mata, Karakteristik, NTB
Gambaran Kualitas Hidup Anak Dengan Disabilitas Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pendidikan Tunanetra Mataram
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i1.550

Abstract

Latar Belakang: Kemenkes RI melaporkan prevalensi tunanetra di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu yang terendah di Indonesia per 2014. Meskipun begitu, efek keterbatasan fungsi penglihatan terhadap kualitas hidup tunanetra perlu menjadi perhatian utama. Individu yang memiliki keterbatasan fisik seperti tunanetra, tidak jarang mengalami diskrimnasi sosial. Psikologis dan kesehatan fisik merupakan faktor yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka. Telah dilaporkan, individu dengan keterbatasan fisik umumnya cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih rendah. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk anak tunanetra adalah dengan menempatkan mereka di Sekolah Luar Biasa (SLB). Adapun penelitian mengenai kualitas hidup tunanetra di kota Mataram, NTB belum pernah dilaporkan sebelumnya. Oleh karenanya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari gambaran kualitas hidup anak tunanetra di SLB Yayasan Pendidikan Tunanetra Mataram. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif (explanatory research). Data diperoleh melalui kuesioner yang dijawab oleh responden (anak tunanetra). Data diolah dan dianalisis berdasarkan analisis univariat. Melihat gambaran kualitas hidup dan mengedintifikasi berdasarkan domain kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Hasil: Dari total 30 responden, 20 responden berkualitas hidup baik berdasarkan domain kesehatan fisik (66,67%), 6 responden untuk domain psikologis (20%), 14 responden untuk domain hubungan sosial (46,67%), dan 9 responden untuk domain lingkungan sekolah (30%). Kesimpulan: Peneliti menemukan pada siswa-siswi yang memiliki keterbatasan fisik seperti tunanetra akan berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka dan mayoritas mengalami kualitas hidup yang buruk. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Disabilitas, Tunanetra
Hubungan Antara Perilaku Bullying Dengan Kualitas Hidup pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Tahun Ke 4 di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Awang Fatwa Witjaksana; Emmy Amalia; Rika Hastuti Setyorini
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i1.553

Abstract

Latar Belakang: Perilaku bullying akan mempengaruhi kualitas hidup suatu individu.Iindividu yang mengalami bullyingakan memiliki kualitas hidup jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan perilaku bullying. Hal ini bedasarkan dari dampak yang diberikan pada perilaku bullying, dari segi fisik dan psikososial individu tersebut. Oleh karena itu perilaku bullying yang merusak hubungan antar sejawat dapat merusak kualitas hidup mahasiswa. Penelitian ini meniliti terkait hubungan antara perilaku bullying dengan kualitas hidup pada mahasiswa pendidikan dokter tahun ke-empat di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku bullying dengan kualitas hidup pada Mahasiswa Tahun ke 4 di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Pendidikan Dokter. Data terkait perilaku bullying diperoleh menggunakan Olweus Bullying-Victim Questionnaire dan data terkait kualitas hidup diperoleh menggunakan kuesioner SF-36. Hasil: Jumlah total responden penelitian yang memenuhi kriteria sebanyak 56 orang. Mayoritas responden tidak terlibat dalam perilaku bullying yaitu sebesar 44 orang, 6 orang merupakan pelaku, 4 orang merupakan korban, dan 2 orang merupakan korban-pelaku. Sebagian besar dari responden total memiliki kualitas hidup yang “baik”. Kebanyakan responden memiliki kualitas hidup yang buruk pada domain vitalitas Kesimpulan: Kebanyakan responden yang tidak terlibat perilaku bullying memiliki kualitas hidup yang baik, meskipun tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku bullying dengan kualitas hidup. Kata kunci: bullying, kualitas hidup, mahasiswa kedokteran
Karakteristik Hipertensi pada Pasien PGTA yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Provinsi NTB Tahun 2021 Luh Gde Sri Adnyani Suari; I Gede Yasa Asmara; Ida Ayu Eka Widiastuti
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 2 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i2.578

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan IRR 2018, proporsi etiologi pasien PGTA di Indonesia yang terbanyak adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik hipertensi pada pasien PGTA yang menjalani hemodialisis di RSUD Provinsi NTB. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Populasi adalah pasien PGTA yang menjalani hemodialisis di RSUD Provinsi NTB pada tahun 2021. Penelitian ini menggunakan data rekam medis. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data univariat dan bivariat, dengan uji Chi-square dan pengolahan data dengan program SPSS. Hasil: Dari 166 pasien PGTA, pria dan wanita berjumlah sama, usia paling banyak 40-59 tahun (62,7%). Pada penelitian ini, dari 166 pasien PGTA, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 113 sampel, dengan lama hemodialisis 1-5 tahun (62,8%), hipertensi derajat 2 (67,3%), lama hipertensi ≥ 5 tahun (61,1%), ≥ 2 obat antihipertensi (61,9%), jenis obat antihipertensi CCB (92%) dan ARB (55,8%). Analisis bivariat dengan uji Chi-square didapatkan hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (0,526), usia (0,364), dan lama hemodialisis (0,809) dengan kejadian hipertensi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (0,887), usia (0,482), dan lama hemodialisis (0,283) dengan derajat hipertensi. Serta, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama hipertensi dengan lama hemodialisis (0,414) dan jumlah obat antihipertensi (0,618) pada pasien PGTA yang menjalani hemodialisis. Kesimpulan: Karakteristik paling banyak berusia dewasa paruh baya (40-59 tahun), lama hemodialisis 1-5 tahun, mengalami hipertensi derajat 2, lama hipertensi ≥ 5 tahun, menggunakan ≥ 2 obat antihipertensi yaitu CCB dan ARB. Kata Kunci: PGTA, hemodialisis, hipertensi, karakteristik.
Stroke Terkait Penyakit Dekompresi pada Penyelam Fachry Prasetyo Hutomo; Muhammad Zaariq Prasetyo; Dimas Zul Fariqhan; I Made Brama Atmaja; Gina Zahro Ambarah; Danesh Hadyljinan Utomo; Herpan Syafii Harahap; Stephanie Elizabeth Gunawan
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 3 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i3.848

Abstract

Latar Belakang: Penyakit dekompresi merupakan sekumpulan gejala akibat terbentuknya gelembung udara dalam aliran darah atau jaringan selepas elevasi mendadak pada penyelam. Gelembung udara yang terbentuk seringkali mengakibatkan gejala-gejala obstruktif pada jaringan yang terdampak. Pada jaringan otak, emboli gelembung gas yang masuk ke dalam sirkulasi menyebabkan manifestasi stroke akibat hipoperfusi jaringan parenkim otak. Insidensi dan derajat keparahan yang diakibatkan oleh penyakit dekompresi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan kedalaman dan penyelam itu sendiri. Tatalaksana yang diberikan pada pasien stroke terkait dengan penyakit dekompresi memiliki pendekatan yang melingkupi rekompresi dan terapi stroke. Metode: Literatur-literatur yang dipilih merupakan studi yang relevan dengan topik dari tinjauan pustaka ini. Semua sumber penelitian yang dicakupkan dalam penelitian ini telah diajukan kepada dokter pembimbing untuk diteliti lebih lanjut. Pencarian literatur dilakukan dari database secara online melalui Google Scholar dan PubMed. Beberapa literatur yang relevan akhirnya ditemukan melalui kata-kata kunci yang disaring dari literatur yang telah ditemukan sebelumnya. Kesimpulan : Penyakit dekompresi terjadi obstruksi akibat emboli gas di bagian pembuluh darah arteri yang memperfusi otak sehingga terjadi stroke iskemik, perlu mempertahankan jaringan yang mengalami penurunan perfusi dan mengembalikan aliran darah ke jaringan yang terdampak.
Komorbid Diabetes Melitus pada Pasien COVID-19 Meningkatkan Keparahan: Sebuah Tinjauan Pustaka Jayawardhana, I Ketut Wisnuaji; Cut Warnaini
Lombok Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2023): Lombok Medical Journal Volume 2 Nomor 2
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v2i1.978

Abstract

Bahasa Indonesia : Abstrak Diabetes mellitus salah satu komorbid paling banyak pada pasien COVID-19. Komorbid DM meningkatkan keparahan pasien COVID-19. Penulis ingin mengetahui mengapa komorbid DM dapat meningkatkan keparahan pasien COVID-19. Metode yang digunakan adalah mengumpulkan literatur tahun 2020-2021 yang relevan dengan topik. Literatur dicari melalui mesin pencari PubMed dan Google Scholar dengan kata kunci pencarian Severity AND COVID-19 OR 2019-nCov OR "Coronavirus Disease 2019" AND Comorbid AND "Diabetes mellitus". Beberapa penelitian menyatakan bahwa pasien COVID-19 dengan komorbid diabetes mellitus meningkatkan keparahan yang berujung dengan kematian. Infeksi virus dengan kondisi hiperglikemia memudahkan virus menempel ke sel inang akibat meningkatnya reseptor ACE2. Imunitas seluler menurun akibat terganggunya fungsi sel T. Mediator inflamasi meningkat dan menyebakan terjadinya badai sitokin sehingga rentan mengalami ARDS. Komplikasi DM yang timbul bersamaan dengan infeksi virus menambah keparahan pasien. Kata Kunci : COVID-19, Diabetes Mellitus, Keparahan Bahasa Inggris : Abstract Diabetes mellitus is one of the most common comorbidities in COVID-19 patients. Comorbid DM increases the severity of COVID-19 patients. The author wants to know why comorbid DM can increase the severity of COVID-19 patients. The method used is to collect literature for 2020-2021 that is relevant to the topic. Literature was searched through the search engines PubMed and Google Scholar with keywords Severity AND COVID-19 OR 2019-nCov OR "Coronavirus Disease 2019" AND Comorbid AND "Diabetes mellitus". Several studies have shown that COVID-19 patients with comorbid diabetes mellitus have an increased severity that leads to death. Viral infections with hyperglycemic conditions make it easier for the virus to attach to host cells due to increased ACE2 receptors. Cellular immunity decreases due to disruption of T cell function. Inflammatory mediators increase and cause a cytokine storm so that they are susceptible to ARDS. Complications of DM that occur together with viral infection add to the severity of the patient. Keyword : COVID-19, Diabetes Mellitus, Severity
Case Report Effectiveness of Using Antibiotics as Infection Prevention in Open Pneumothorax: Post Chest Tube: Effectiveness of Using Antibiotics as Infection Prevention in Open Pneumothorax: Post Chest Tube, Case Report Made Jayawisesa Priyambhada Putra; Muhammad teguh hadinata; Made Sopan Pradnya Nirartha
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i1.1472

Abstract

BACKGROUND: Open pneumothorax is an injury caused by sharp trauma or blunt, causing the thoracic cavity to open and air can enter from the outside. Open pneumothorax is a potentially lethal illness that requires cautious early management and the mortality rate was found to be 33%. In general, a chest tube is used to establish the negative pressure in the thorax cavity and facilitate redevelopment of the pulmo to assist remove air from the intrathoracic space. Antibiotics are usually given to prevent infection in the patient. We will report a case related to the effectiveness of using antibiotics as infection prevention in open pneumothorax post chest tube. CASE REPORT: We report a case of a 20-year-old man that was presented to our emergency department after got a traffic accident. The patient complained of chest pain, shortness of breath, and no other complaints. The patient was found to have an open wound on the right chest, measuring 5 x 3 cm with a lung wound base, and active bleeding. The patient's chest was found to be hyper resonant, decreased vesicular breath sounds, and asymmetry in physical examination. The patient was diagnosed with open pneumothorax and further instruction was surgical disposition. There were no radiological abnormalities on the chest x-ray of this patient. The main therapy, in this case, was the administration of antibiotics and the installation of a chest tube. The patient experienced postoperative pain after the insertion of a chest tube. Complete blood counts showed relatively normal results after three days and the patient stated that his complaints had decreased after four days. Two weeks later, the patient's previous complaints had not been felt. This condition indicates that there is no infection in the patient that can be associated with the administration of antibiotics. The therapy process is continued with chest physiotherapy until ten weeks later. CONCLUSION: The administration of antibiotics to this patient with open pneumothorax post chest tube indicated an effective result. Further research is needed to support the existing literature sources regarding open pneumothorax.
Hubungan Karakteristik Pasien terhadap Derajat Keparahan Covid-19 pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Universitas Mataram I Ketut Wisnuaji Jayawardhana; Indah Sapta Wardani; Cut Warnaini; Indana Eva Ajmala
Lombok Medical Journal Vol. 1 No. 2 (2022): Lombok Medical Journal Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v1i2.1514

Abstract

Latar Belakang: Infeksi conoravirus disease 2019 (Covid-19) di Indonesia sangat tinggi. Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu komorbid paling banyak pada pasien Covid-19. DM berhubungan dengan meningkatnya keparahan dan mortalitas pada beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dan hubungan usia, jenis kelamin, status gizi, dan komorbid selain DM terhadap keparahan pasien Covid-19 dengan DM. Metode: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Universitas Mataram periode bulan Januari-Desember 2021. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Data dianalisis dengan chi-square. Hasil: Data yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 37 sampel. Karakteristik yang paling banyak ditemukan adalah pasien bukan lansia sebanyak 22 (59,5%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 (54,1%), tidak mengalami obesitas sebanyak 21 (56,8%), dan memiliki komorbid selain DM sebanyak 27 (73%). Nilai p semua variabel >0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara karakteristik pasien terhadap derajat keparahan Covid-19 dengan DM. Nilai p usia (p=0,414), jenis kelamin (p=0,338), status gizi (p=0,796), dan komorbid selain DM (p=0,517). Kesimpulan: Karakteristik yang paling banyak ditemukan adalah pasien bukan lansia, berjenis kelamin laki-laki, tidak mengalami obesitas, dan memiliki komorbid selain DM. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik pasien yang meliputi usia, jenis kelamin, status gizi, dan komorbid selain DM terhadap derajat keparahan Covid-19 dengan DM.

Page 2 of 10 | Total Record : 98