cover
Contact Name
Mohamad Reza Assidhiq
Contact Email
mohamadreza@staff.poltekkes-smg.ac.id
Phone
0895329402121
Journal Mail Official
jurnalrisetgizi@poltekkes-smg.ac.id
Editorial Address
Jl. Wolter Monginsidi No.115, Pedurungan Tengah, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50192
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Riset Gizi
ISSN : 2338154X     EISSN : 26571145     DOI : 10.31983/jrg.v12i2.11757
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Riset Gizi is a journal publishing original research papers, review articles and case studies focused on clinical nutrition, community nutrition, and food services.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014" : 11 Documents clear
Perbedaan Asupan Energi dan Protein Pasien Skizofrenia Non Pasung dan Post Pasung di Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondohutomo Semarang Rumahorbo, Nursani; Hendriyani, Heni; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3237

Abstract

Latar belakang: Fenomena pemasungan pada penderita skizofrenia, yang sering diasosiasikan sebagai gila dan layak dikucilkan dari interaksi social tampak masih terjadi. Tindakan pemasungan ini dapat mempengaruhi, sehingga akan berdampak pada tingkat asupan energi dan protein.Tujuan: Mengetahui perbedaan asupan energi dan protein pasien skizofrenia non pasung dan post pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo SemarangMetode: Penelitian ini berjenis eksplanatif komparatif dengan rancangan cross sectional. Dilakukan pada pasien skizofrenia non pasung dan post pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo Semarang umur 18 tahun, bisa diajak berkomunikasi, sudah tenang saat makan, menderita skizofrenia bukan dengan ketergantungan obat, dan bersedia menjadi sampel. Total sampel 60 orang dibagi dua kelompok yaitu 30 pasien skizofrenia non pasung, dan 30 pasien skizofrenia post pasung. Tingkat asupan energi dan protein diperoleh melalui metode recall 3x24 jam, diuji dengan independent sample t-test.Hasil: penelitian menunjukkan tingkat asupan protein skizofrenia non pasung dan post pasung berbeda signifikan yaitu 1.798 k.kal pada kelompok non pasung dan 1.761 k.kal pada kelompok post pasung dengan nilai p =0,012. Rata-rata asupan protein pasien skizofrenia non pasung adalah 65,59 gr, sedangkan pada post pasung adalah 63,28 gr dengan nilai p = 0,023. Tingkat asupan energi dan protein pada kelompok pasien skizofrenia non pasung adalah lebih tinggi daripada kelompok pasien post pasung.Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat asupan energi dan protein pasien skizofrenia post pasung dan non pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo Semarang.
Hubungan Antara Keaktifan, Pengetahuan Gizi Ibu dan Pemberian Air Susu Ibu dengan Status Gizi Bayi pada Peserta Program Kelas Ibu Hamil di Desa Temuroso Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Jatmiasih, Jatmiasih; Wijaningsih, Wiwik; Supadi, J
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3241

Abstract

Latar Belakang. Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 menyatakan penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24% dan infeksi sebesar 11%. Sedangkan untuk penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kurang Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan sebesar 37% dan anemia pada saat kehamilan sebesar 40%. Mempercepat pencapaian program MDG’s, diperlukan upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu dan keluarga. Peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ini diharapkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan selama kehamilan menjadi meningkat. Program yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendukung langkah tersebut adalah Kelas Ibu Hamil. Tujuan. Menganalisis hubungan antara keaktifan, pengetahuan gizi ibu dan pemberian Air Susu Ibu dengan status gizi bayi pada peserta program kelas ibu hamil. Metode. Rancangan penelitian ini dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua bayi usia 6-8 bulan pada populasi tersebut. Analisis hubungan antara keaktifan dan pemberian ASI dengan status gizi dilaksanakan dengan uji Korelasi Rank Spearman. Analisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi dilaksanakan dengan uji Pearson. Hasil. Ada hubungan yang tidak signifikan antara keaktifan ibu dan status gizi, korelasinya positif dan keeratan rendah ( r= 0,074 p value= 0,68 ). Ada hubungan yang tidak signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi, korelasinya positif dan keeratan rendah (r= 0,275 dan p value= 0,122). Ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI dan status gizi, korelasinya positif dan keeratan rendah ( r= 0,315 dan p value= 0,045 ). Kesimpulan. Ada hubungan yang tidak signifikan antara keaktifan dan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi bayi. Ada hubungan yang signifikan antara pemberian Air Susu Ibu dengan status gizi bayi.  Hubungan Antara Keaktifan, Pengetahuan Gizi Ibu dan Pemberian Air Susu Ibu dengan Status Gizi Bayi pada Peserta Program Kelas Ibu Hamil di Desa Temuroso Kecamatan Guntur Kabupaten Demak
Pengaruh Pemberian Konseling Gizi Terhadap Sisa Makanan Diet Rendah Garam di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang Lobo, Erna Yulianti; Prihatin, Setyo
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3245

Abstract

Latar Belakang : Informasi gizi yang kurang akan berpengaruh terhadap konsumsi makanan pasien, sehingga penting sekali anjuran makan bagi pasien. Konseling gizi diharapkan dapat menimbulkan kesadaran pasien terhadap asupan makanan Manfaat dari konseling gizi dapat membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi, mencari alternatif pemecahan masalah dan memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai bagi pasien.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling gizi terhadap sisa makanan diet rendah garam di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Prof. DR. W.Z. Johanes KupangMetode : Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-group pre test - post test (rancangan pre-pasca test dalam satu kelompok) dimana dilihat sisa makanan diet pasien sebelum mendapat konseling gizi dan sesudah diberikan konseling gizi.Subyek penelitian yang digunakan sejumlah 30 pasien diamati sisa asupannya dengan metode comstok. Analisis bivariat yang digunakan adalah paired t-test.Hasil : Persentase sisa asupan makanan pokok sebelum konseling rata-rata sebesar 29.50% sedangkan setelah konseling sebesar 19.72%. Persentase sisa asupan lauk hewani sebelum konseling rata-rata sebesar 26.33% sedangkan setelah konseling sebesar 20.17%. Persentase sisa asupan lauk nabati sebelum konseling rata-rata sebesar 30.67% sedangkan setelah konseling sebesar 23.00%. Persentase sisa asupan sayuran sebelum konseling rata-rata sebesar 30.83% sedangkan setelah konseling sebesar 15.28%. Persentase sisa asupan buah sebelum konseling rata-rata sebesar 27.42% sedangkan setelah konseling sebesar 17.33%Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian konseling gizi terhadap sisa asupan makanan pokok dengan p-value 0.000. Ada pengaruh pemberian konseling gizi terhadap sisa asupan gizi lauk hewani dengan p-value 0.003. Ada pengaruh pemberian konseling gizi terhadap sisa asupan gizi lauk nabati dengan p-value 0.004. Ada pengaruh pemberian konseling gizi terhadap sisa asupan gizi sayuran dengan p-value 0.000. Ada pengaruh pemberian konseling gizi terhadap sisa asupan gizi buah dengan p-value 0.000.
Gambaran Pola Pemberian Makanan Tambahan dan Kejadian Konstipasi pada Anak Usia 6-24 bulan di Kelurahan Pedurungan Tengah Semarang Prihatin, Setyo
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3251

Abstract

Latar belakang : Masa batita (bawah tiga tahun) merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia sehingga sering disebut golden age. Pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Salah satu gangguan kesehatan yang banyak dihadapi oleh anak usia ini adalah konstipasi. Penelitian di Amerika, Eropa dan Asia didapatkan angka prevalensi konstipasi pada anak mencapai 0.7 - 29.6 %Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan dan kejadian konstipasi pada anak usia 6-24 di Kelurahan Pedurungan Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian descriptive yang bertujuan untuk mendeskripsikan pola makan dan kejadian konstipasi pada anak usia 6-24 bulan di Kelurahan Pedurungan Tengah Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan subjek penelitian anak usia 6-24 bulan berjumlah 41 yang diambil secara purposive random sampling. Pengambilan data meliputi recall 2x24 jam dan kuesioner kejadian konstipasi dilengkapi gambar Bristol Stool Chart.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pola makan sampel berupa ASI+MP-ASI. Sebagian besar pola makan sampel belum sesuai dengan anjuran Kemenkes RI. Pola makan MP-ASI meliputi jenis, frekuensi dan porsi/jumlah pemberian MP-ASI. Kejadian konstipasi sampel sebesar 34.1% dengan tipe feses 1 dan 2. Sebanyak 57.1% sampel mengalami konstipasi dengan frekuensi <3x dalam satu bulan dari waktu penelitian.Kesimpulan : Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan pada pihak pemerintahan Kelurahan dan Puskesmas untuk mengadakan penyuluhan mengenai pola pemberian MP-ASI yang sesuai dengan anjuran Kemenkes RI tentang MP-ASI tahun 2010 pada ibu-ibu balita khususnya ibu anak usia 6-24 bulan.
Pemanfaatan Limbah Ampas Tahu Sebagai Upaya Diversifikasi Pangan di Masyarakat Setiadi, Yuwono; Aambarwati, Ria
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3253

Abstract

Latar Belakang: Ampas tahu memiliki sifat yang cepat basi dan berbau tidak sedap (langu). Pemanfaatan tepung ampas tahu yang disubstitusikan ke dalam pembuatan brownies kukus adalah untuk mengganti sebagian tepung terigu dan digunakan untuk lebih meningkatkan kandungan gizi dari brownies.Tujuan: mengetahui nilai gizi brownies kukus dengan substitusi tepung ampas tahu serta daya terimanya.Metode: Penelitian dilakukan 3 tahap, yaitu: pembuatan tepung ampas tahu,  pembuatan brownies kukus, pengujian nilai gizi  serta daya terimanya. Pada penelitian ini dibuat brownies kukus dengan substitusi tepung ampas tahu  0%, 5%, 15%, 25%, 35%, 45%. Disain penelitian ini adalah eksperimen murni dengan Rancangan Acak Lengkap 1 (satu) faktor, yaitu konsentrasi substitusi serta 6 (enam) taraf perlakuan, yaitu:  0%, 5%, 15%,25%,35%, 45%. Jumlah ulangan 2 kali. Variabel yang diukur adalah mutu gizi (proximate) dan daya terimanya. Analisis data menggunakan ANOVA (Analysis of Varians) dan ANOVA Repetead Measure.Hasil: Pensubstitusian tepung ampas tahu kedalam pembuatan brownies kukus  meningkatkan mutu gizi dari brownies kukus, brownies kukus yang paling disukai dan bernilai gizi tinggi/baik adalah brownies dengan substitusi tepung ampas tahu 25%.Kesimpulan: tidak ada perbedaan mutu  gizi serta adanya perbedaan daya terima brownies kukus dengan substitusi tepung ampas tahu pada berbagai konsentrasi.Saran: perlu adanya perlakuan pendahuluan yang berupa pengukusan bahan baku tepung ampas tahu agar aroma langu yang ada pada produk dapat dikurangi.
Gambaran Pengetahuan, Sikap, Praktik serta Identifikasi Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococus Aureus Pada Penjamah dan Makanan di PT PSA (Pelita Sejahtera Abadi) Sugiyono, Lynda Puspita; Subandriani, Dyah Nur
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3257

Abstract

Pendahuluan : Institusi jasa boga memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyediakan makanan yang bermutu. Upaya pengamanan makanan sangat penting untuk meningkatkan mutu. Mutu makanan tidak hanya dilihat dari nilai gizi dan cita rasa, namun harus aman dari bahaya kimia, fisik, dan biologi termasuk mikroorganisme.  Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah Escherichia coli. Di dalam air maupun makanan yang terdeteksi adanya Escherichia coli yang bersifat patogen, jika termakan/terminum dapat menyebabkan keracunan. Selain itu, Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang bersifat enterotoksin. Bakteri ini biasanya terkontaminasi silang dari penjamah makanan (hidung, mulut, tangan), dan peralatan masak.Tujuan : Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, praktik serta identifikasi bakteri Escherichia coli dan Staphylococus aureus pada penjamah dan makanan yang diolah di PT PSA.Metode : Penelitan ini termasuk penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan di PT PSA (Pelita Sejahtera Abadi). Besar sampel 16 orang penjamah makanan dan 12 sampel makanan. Variabel penelitian meliputi pengetahuan, sikap dan praktik penjamah, serta identifikasi bakteri  Escherichia coli dan Staphylococus aureus pada penjamah dan makanan. Metode pengambilan data pengetahuan dan sikap melalui tanya jawab menggunakan kuesioner, praktik berdasarkan observasi menggunakan formulir chek list. Uji identifikasi bakteri Escherichiacoli dan Staphylococus aureus dilakukan di laboratorium fisiologi dan biokimia Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April  2010.Hasil : Sebanyak (56,3%) penjamah makanan memiliki tingkat pendidikan tamat SMA, dan rata-rata lama kerja 9, 19 tahun (± SD 2,37). Pengetahuan penjamah makanan  sebagian besar (62,5%) tergolong baik, sikap sebagian besar (68,7%) baik, dan praktik sebagian besar (56,3%) kurang. Hasil pemeriksaan identifikasi bakteri Escherichia coli pada makanan ditemukan positif pada sayur bobor bayam dan Staphylococcus aureus pada lauk hewani bandeng presto. Hasil pemeriksaan identifikasi bakteri Escherichia coli pada tangan penjamah makanan (50%) positif dan Staphylococcus aureus (25%) positif. Penjamah yang teridentifikasi bakteri Staphylococcus aureus juga teridentifikasi bakteri Eschericheria coli.Simpulan  : Pengetahuan dan sikap penjamah makanan di PT PSA sebagian besar baik, tetapi untuk praktik higiene personal masih kurang. Makanan yang diolah di PT PSA belum memenuhi syarat kesehatan karena  pada hasil identifikasi bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus positif pada makanan dan tangan penjamah. Ada hubungan antara praktik higiene personal penjamah dengan keberadaan bakteri  Escherichia coli pada tangan penjamah (p=0,001). Tidak ada hubungan antara praktik higiene personal penjamah dengan keberadaan bakteri Staphylococcus aureus pada tangan penjamah (p=0,088).
IDENTIFIKASI KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN YANG DIJUAL OLEH PENGEPUL IKAN SUNGAI DONAN CILACAP Jannati, Annisya Rahmadina; Wijaningsih, Wiwik; Setiadi, Yuwono
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.4334

Abstract

Background : According to the research results of Hernayanti (2006) the content of Cd heavy metals in waters and sendiments ranged between 0.14-1.03 ppm and 0.85-2.75 ppm, while the heavy metal content of Pb in water and successive metals ranging between 0.085-1.1 ppm and 11.3-18.5 ppm. Fish are creatures that are sensitive to pollution of heavy metals so they can be used as indicators of water pollution.Objective : The purpose of this study was to determine the lead content in layur fish, three waja fish, anchovy, mullet, and keeper fish which are sold in the Donan River Pengepul Cilacap. The method used in this study is descriptive analysis that is to determine the description of lead levels in these fish. Lead levels were tested using the SSA method (Atomic Absorption Spectrophotometry).Result : The test results of lead levels using the SSA (Atomic Absorption Spectrophotometer) method showed that of 5 fish samples sold by 5 collectors in the Donan River Cilacap, lead was detected with layur content 0.143 mg / kg, mullet fish 0.271 mg / kg, anchovy 0.309 mg / kg, three waja fish 0.412 mg / kg, and goalkeeper 0.640 mg / kg.Conclution : The conclusion of this study was detected the content of timbale in layur fish, three waja fish, anchovy, mullet, and keeper fish. The highest lead content exceeds the threshold that has been determined by SNI, namely in three waja fish and keeper fish.
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, VITAMIN C, ZAT BESI, DAN KEBIASAAN MINUM TEH DENGAN KADAR HB SISWA PUTRI KELAS X DAN XI DI SMA PL DON BOSKO SEMARANG Nurhayu, Annisa; Budi Prabowo, Basuki Sigit; Mintarsih, Sri Noor
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.4336

Abstract

Background : Iron nutritional anemia is anemia that arises due to the absence of the body's ironreserves so that the supply of iron for the formation of erythropoesis is reduced, so that eventually the formation of hemoglobin will decrease. The anemia prevalence in adolescent girls in 2011 in Semarang city was 5%. Based on observations in February 2013 at Don Bosko High School, the prevalence of iron deficiency anemia was 20%. Objective : The purpose of this study was to determine the relationship of protein intake, vitamin C, iron, and tea drinking habits with Hb levels. Method : This type of research is explanatory research with a case-control approach with a ratio of 1: 1 (matching age). The sample was 28 female students taken by simple random sampling. Primary data includes sample identity, anthropometric data, protein intake, vitamin C intake, iron intake, tea drinking habits, and Hb levels. Secondary data includes an overview of the location of the study. Protein, vitamin C, iron intake, and tea drinking habits were obtained using the Semi Quantitative Food Frequency form, while Hb levels were measured using the chyanomethoglobin method. Data analysis using Mc statistical test. Nemar. Result : The results showed that there were 67.89% samples of good protein intake, 64.29% of samples of vitamin C intake were good, 82.14% of samples of iron intake were not good, and 78.57% of samples of tea drinking habits were not good. There was no relationship between protein intake and Hb levels (p = 0.453, OR = 2.5). There is a relationship between vitamin C intake and Hb levels (p = 0.031). There was no association between iron intake and Hb levels (p = 1,000, OR = 1.5). There is no relationship between tea drinking habits and Hb levels (p = 0.500). 
Pengaruh Substitusi Tepung Kacang Hijau (Vigna Radiata ) Terhadap Nilai Gizi (Serat Dan Karbohidrat) Dan Daya Terima Cookies Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Erlinawati, Indira; Wijaningsih, Wiwik
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.4490

Abstract

Background : Food diversification program aims to improve the food consumption and to reduce reliance on one types of food, especially rice. The program is carried out by considering local produce available and less utilization. One examples of product is purple sweet potato flour cookies.Aims : This study is to determine the effect of green bean flour substitution on nutritional value (fiber and carbohydrates) as well acceptance of purple potato cookies with green bean flour substitution of )%, 10%, 20% and 30%.Method : Design that is used by this study is a random design completely with two repetitions that are measurement of levels of fiber and carbohydrate done in duplicate. The level of acceptance measurement test performed by 25 trained panelists who know about the organoleptic testing.Result : The result  showed, sweet potato flour cookies with green bean flour substitution as much as 30% has the highest fiber content of 0,22g% and the highest carbohydrates content of 63,28%. Based on the results of statistical test ANOVA, green bean fluor substitution of sweet potato cookies has significant effect for fiber and carbohydrates, with p-value 0,00. Acceptance of test results showed the influence of green bean fluor substitution for acceptance of cookies purple sweet potato fluor. Purple sweet potato cookies with green bean fluor substitution of 20% are the most favored cookies with an average score of 3,95.Conclusion : The result above it can be concluded that there is a substitution effect of green bean fluor on the nutritional value (fiber and carbohydrates) and acceptance of cookies.
Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Pada Balita Gizi Kurang Terhadap Perubahan Status Gizi Di Wilayah Puskesmas Kramat Kabupaten Tegal Septiani, Septiani; Sunarto, Sunarto
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.4491

Abstract

Background : The toddler is one of the population groups that are vulnerable to nutritional problems. They are experiencing rapid growth and development in this period of time and thus require the supply of food and nutrition in sufficient quantities and adequate. Malnutrition in infancy can lead to impaired growth and development of the physical, mental, social, intellectual nature persist and continue to be carried into adulthood.Objective : The purpose of this study was to determine the effect of supplemental feeding on infant malnutrition recovery to changes in nutritional status in the Puskesmas Kramat Tegal regency.Method : Research in using this type of analytical research, research design used in this study was a cohort study conducted in the design of non randomisassi. The research sample was 23 children who received food supplement to recovery and 23 infants who were not given food supplement to recovery that will be the control group. Analysis researchers used statistical tests to analyze the effect of food supplement recovery to changes in nutritional status using test Anacova Repeated Meansure with α 0.05.Results : The results showed that there was the influence of supplementary feeding on infant malnutrition recovery to changes in nutritional status (p value 0.012).Conclusion : The conclusion of this research is the nutritional status of the comparator group average Z score before -2.426, month-1 is -2.052, month-2 is -2.157 and -2.783 3rd month. The nutritional status nutritional status prior to treatment groups treatment was -2.504, -2.222 month 1, month 2 is -1.190 and three months to an average z score to -1.280. The author expects for the health department in order to improve the efficiency of the implemented processes packets food supplement to recovery. Food supplement to recovery mentoring program so that a given package is really right on target and acceptable to children under five goals.

Page 1 of 2 | Total Record : 11