cover
Contact Name
Sumarwati
Contact Email
watik_uns@ymail.com
Phone
+628164272262
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret, Gd. E lt. 1 Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
BASASTRA
ISSN : 23026405     EISSN : 27149765     DOI : -
Core Subject : Education,
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya is published twice a year in April and October (ISSN 2302-6405) contains scientific articles on language, literature, and its relation to teaching, about linguistics and applied linguistics studies, about the literary studies, and about the literary teaching and learning. The articles are written in both Indonesian and foreign languages. Articles that include the analysis, study, and application of theory, research results, and discussion of the literature.
Articles 204 Documents
TINDAK TUTUR PADA BANNER IKLAN DI SITUS WEB BERBAHASA INDONESIA: ANALISIS DENGAN TEORI SEARLE Hamam Supriyadi; Dyah Narang-Huth
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.59744

Abstract

Beriklan adalah salah satu upaya untuk membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang atau jasa yang ditawarkan. Salah satunya dilakukan melalui media website agar  produk atau jasa yang dijual dikenal konsumen secara lebih luas. Untuk itu, pengiklan berupaya memengaruhi konsumen dengan memanfaatkan berbagai jenis tindak tutur. Tujuan penelitian  ini adalah untuk mengeksplorasi jenis tindak tutur yang digunakan dalam banner iklan dalam situs web berbahasa Indonesia dengan mengacu teori tindak tutur Searle. Penelitian dilakukan dengan pendekatan analisis isi. Iklan yang menjadi sumber data  sebanyak 328 buah. Hasil penelitian menunjukkan iklan direpresentasikan dalam 5 jenis tindak tutur, yaitu representatif, direktif, komisif, deklaratif, dan  ekspresif.  Lebih dari 50% yang digunakan berupa  tindak tutur representatif dan hampir 30% berupa tindak tutur direktif. Tiga tindak tutur lain tidak ada 10%. Tindak tutur representatif dioptimalkan untuk mendeskripsikan keunggulan produk, sedangkan tindak tutur direktif  untuk menyampaikan persuasi atau ajakan menggunakan produk yang diiklankan. Selain itu, ditemukan bahwa penggunaan tuturan langsung lebih dominan dibandingkan dengan penggunaan  tuturan tidak langsung. Penelitian ini tidak menggali lebih mendalam alasan tidak dioptimalkannya tindak tutur komisif, deklaratif, dan ekspresif dalam iklan berebahasa Indonesia di situs web sehingga direkomendasikan diadakannya riset dengan fokus pada topik tersebut.
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENINGKATAN RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Irma Martina; Ratu Wardarita; Siti Rukiyah
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56394

Abstract

Salah satu nilai karakter yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar adalah rasa ingin tahu. Penenlitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh secara signifikan model discovery learning terhadap tingkat rasa ingin tahu siswa kelas VII SMP. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiman kuasi. Yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII  yang berjumlah 194 anak didik, sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 85 siswa yang terdiri dari kelas VII B dan VII C. Penentuannya dilakukan dengan  sampling purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, dan analisis dokumen.  Adapun teknik analisis data menggunakan rumus uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan peningkatan rasa ingin tahu siswa di kelas eksperimen atau kelas yang diterapkan model discovery learning dibandingkan  kelas kontrol atau  kelas yang tidak digunakan model discovery learning  pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil uji t (2,64) yang lebih besar dibandingkan t tabel (1,99). Dengan demikian, direkomendasikan agar discovery learning lebih banyak diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 
THE ABSENCE OF DIDACTIC VALUES IN CHILD LITERATURE: A STUDY IN THE TWO PICTUREBOOKS Rahmawan Jatmiko; Alvanita Alvanita
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.57683

Abstract

In children's literature, it is important to present positive educational values in order to develop the character of children as the main target. However, not all children's literary works contain educational valuesThis paper discusses two children’s picturebooks, The Very Hungry Caterpillar by Eric Carle and I am The Dog by Daniel Pinkwater, from a reader-oriented perspective. The two picturebooks are seen as the representation of children’s literature of the modern era which tends to give more pleasure, enjoyment and entertainment than educational values. This study questions the absence of didacticism in the works, especially dealing with instructional elements, and interprets it based on its impact on children as their target readers. It uses a participatory research method which places the researchers in the center of the study object, to read, observe and interpret the data. It applies reader-response criticism proposed by Woflgang Iser, and accordingly treats the two picturebooks as literary works. The result shows instead of displaying the didacticisms, both of the books support the freedom and creativity, and satisfy children’s curiosity. 
KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DALAM TEKS CERPEN SISWA SEKOLAH DASAR Ghina Kamilah Siregar
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56010

Abstract

Dalam belajar bahasa Indoensia sebagai bahasa kedua, kesalahan berbahasa selalu ditemukan pada bahasa para pelajar, terutama pelajar pemula. Penelitian ini untuk mendeskripsikan: (1) kesalahan berbahasa Indonesia dalam teks cerita pendek untuk siswa SD, (2) penyebab kesalahan, dan (3) upaya untuk meminimalkan kesalahan berbahasa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel karangan teks cerpen siswa di SDN 096 Manyabar, Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Metode pengumpulan data  yang digunakan adalah analisis dokumendan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah (1) kesalahan bahasa dalam karangan siswa meliputi kesalahan ejaan, kesalahan diksi, kesalahan kalimat, dan kesalahan paragraf; (2) penyebab kesalahan berbahasa yang dominan adalah tidak penguasaan bahasa siswa yang rendah, pendidikan tidak memberi contoh berbahasa yang benar, pengaruh dialek bahasa siswa, kurangnya latihan menulis pada siswa, dan kurangnya waktu untuk menulis; (3) upaya untuk mengurangi kesalahan bahasa dalam teks cerpen siswa adalah: meningkatkan  penguasaan kaidah bahasa siswa, memperbanyak latihan menulis atau mengarang, menerapkan prosedur revisi yang tepat, dan melaksanakan pembelajaran mengarang dengan pendekatan proses atau siklus.
PEMAKAIAN VARIASI BAHASA SLANG DI KALANGAN REMAJA KABUPATEN BREBES Pedriwati Pedriwati; Mulasih Mulasih; Moh Shofiuddin Shofi
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.55563

Abstract

Seperti halnya kaum remaja di daerah lain, remaja di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes memiliki variasi bahasa sebagai alat komuniaksi, termasuk bahasa slang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pemakaian variasi bahasa slang oleh remaja tingkat SMA/SMK Se-Kecamatan Bumiayu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan wawancara. Sumber data dari penelitian adalah data primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni teknik simak, rekam, catat, dan teknik studi pustaka. Teknik penyajiannya menggunakan metode penyajian informal. Hasil penelitian ditemukannya 60 kata bahasa slang yang dipakai oleh remaja tingkat SMA/SMK Se-Kecamatan Bumiayu, sebagai berikut:  ghosting, telmi,  BTW,  salfok/galfok,  garing,  kuper,  kepo,  jones,  LDR, PAP, PCC,  salting,  move on,  kidding,  baper, santuy,  selo, nongki, kudet, bokap, mamen, OTW, yoi/yaul/yomes, anjay/anjir/anjrot, (bulshit, bucin, sotoy, lo/gue, gabut, GWS, OOTD, WTF, japri, PHP, COD, PHO, kuy, gelay, typo, bro/bre, TTM, woles, insecure, gaskeun, shareloc, bocil, boctu, overthinking, VC, ilfil, lebay, alay, prank, pelakor, ashiaap, gaes, slur, (kolab, sans, dan buset.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN TANDA PISAH (--) DALAM ARTIKEL JURNALISTIK DAN KARYA SASTRA Nadia Izzatunnisa; Frans Asisi Datang
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.57039

Abstract

Aturan penggunaan tanda pisah dalam bahasa Indonesia telah tertulis dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Akan tetapi, di dalam artikel jurnalistik dan karya sastra, penggunaan tanda pisah memiliki fungsi dan konvensi tersendiri. Penelitian ini mendeskripsikan perbandingan penggunaan tanda pisah dalam artikel jurnalistik dan karya sastra Indonesia serta kesesuaiannya dengan PUEBI. Data yang digunakan adalah korpus jurnalistik dan korpus sastra yang telah dikumpulkan dalam mata kuliah Kapita Selekta Linguistik, Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Indonesia, tahun ajaran 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis isi. Ditinjau dari kesesuaiannya dengan kaidah dalam PUEBI, hasil penelitian menunjukkan fungsi penggunaan tanda pisah dalam artikel jurnalistik dan karya sastra Indonesia sama dengan aturan penggunaan tanda pisah dalam PUEBI yaitu dipakai di antara dua bilangan yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Adapun fungsi penggunaan tanda pisah di luar PUEBI, di antaranya digunakan untuk memisahkan nama hari dan tempat penerbitan berita dengan paragraf awal berita, menjadi pengganti kata lain yang dapat disubstitusikan, dan menambah nilai estetika atau nilai rasa pembaca. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan kajian pemakaian tanda pisah pada genre wacana yang lain.
UNSUR PEMBANGUN CERPEN TEH DAN PENGKHIANAT KARYA IKSAKA BANU SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMA Fridha Fadhlurrahma; Ani Rakhmawati; Slamet Mulyono
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.55613

Abstract

Identifikasi unsur pembangun cerita pendek menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai peserta didik melalui pembelajaran sastra di sekolah. Penggunaan cerpen-cerpen yang tidak mutakhir dapat berdampak pada kurang efektifnya pembelajaran teks cerpen serta minimnya pengetahuan peserta didik mengenai ragam jenis cerpen. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan (1) unsur-unsur intrinsik (tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat) dan ekstrinsik yang membangun cerpen Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu serta (2) pemanfaatan hasil analisis unsur pembangun cerpen Teh dan Pengkhianat sebagai materi ajar teks cerpen di SMA kelas XI. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif. Sumber data berupa dokumen cerpen Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu dan instrumen penilaian materi ajar versi BSNP serta dua orang informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu analisis dokumen dan wawancara terstruktur. Uji validitas data menggunakan triangulasi teori dan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) cerpen Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu dibangun oleh unsur-unsur intrinsik (tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang dan amanat) dan ekstrinsik (latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan kondisi lingkungan tempat cerpen dikarang) yang kesemuanya saling berhubungan; (2) hasil analisis unsur pembangun cerpen Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu dapat dimanfaatkan sebagai materi ajar teks cerpen di SMA dalam bentuk modul pembelajaran Bahasa Indonesia dan memenuhi kriteria materi ajar versi BSNP.
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DALAM FILM FREEDOOM WRITERS DAN LASKAR PELANGI MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER Febriyanto Arif Nugroho; Abdillah Nugraha
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.55542

Abstract

Karya film yang bermutu salah satunya ditandai dengan muatan pendidikan karakter yang positif bagi pembacanya. Tujuan  penelitian ini adalah mendeskripsikan latar belakang kedua film tersebut, mengomparasikan nilai pendidikan karakter dalam kedua film tersebut dan menyimpulkan pendidikan karakter dalam kedua film tersebut dalam rangka menumbuhkan dan pengimplementasian pendidikan karakter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis deskripsi komparatif.  Yang menjadi sumber data adalah film “Freedom Writers” dan film Laskar Pelangi. Hasil peneliktian mnunjukkan film Freedom Writers  menggambarkan suatu sekolah mengalami degradasi moral dan minimnya karakter bukan karena salah kurikulum yang digunakan, namun metode pembelajaran yang digunakan. Novel “Laskar Pelangi”  menceritakan kehidupan anak-anak di Belitong. Diawali dengan kisah sedih dunia pendidikan di Indonesia ketika sebuah sekolah yang kekurangan siswa akan segera ditutup. Sekolah tersebut adalah SD Muhammadiyah di Gantong, Belitung Timur. Bercerita tentang kehidupan anak-anak di desa Belitung. Antusiasme siswa untuk belajar sangat tinggi meskipun kondisi di sekolah sangat sederhana. Kedua film tersebut merepresentasikan upaya peningkatan mutu pendidikan karakter dengan cara yang berbeda.
IDEOLOGI DALAM SERIAL KARTUN UPIN DAN IPIN DI SITUS CYBER SASTRA ANAK Tita Eka Rusiarti; Rianna Wati
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.57006

Abstract

Sebuah karya pasti membawa ideologi dari pengarangnya. Penelitian ini membahas mengenai ideologi yang ada dalam salah satu serial kartun anak, yakni Upin & Ipin. Permasalahan yang dibahas seputar apa saja ideologi yang dapat dijumpai dalam sebuah serial kartun. Kartun yang akan dijadikan objek adalah serial kartun Upin & Ipin. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menguraikan apa saja ideologi yang ada dalam serial tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penjabaran deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah episode-episode Upin & Ipin dan berupa gambar, suara, narasi, dan dialog. Data didapat dari YouTube. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan mencatat, kemudian data dianalisis dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak ideologi yang terkandung dalam serial Upin & Ipin. Ideologi tersebut meliputi (1) ideologi agama serta hegemoni islam; (2) ideologi toleransi dalam keberagaman agama, ras, dan kewarganegaraan; (3) ideologi rasisme, antara ras Tionghoa, ras Melayu, serta ras kulit hitam; (4) ideologi pengajaran nilai moral; (5) ideologi tentang gender perempuan mandiri dan laki-laki feminin; (6) ideologi permainan tradisional Malaysia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, dalam serial kartun Upin & Ipin terkandung banyak ideologi kreator.
REPRESENTASI KONSEP CINTA PADA FILM FIVE FEET APART (2019): KAJIAN SEMIOTIKA PIERCE Nisya Nayazha; Dadan Rusmana; R. Myrna Nur Sakinah
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2022): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56115

Abstract

Film merupakan salah satu jenis karya sastra yang menyajikan bentuk cerita fiksi dalam dimensi yang berbeda melalui media visual dan audio. Semua gambar, suara, gerak tubuh, dan semua hal yang ditampilkan dalam film berfungsi sebagai media pembuat makna dan pengiriman pesan di antaranya dapat berupa tanda-tanda. Penelitian ini menganalisis salah satu genre sastra, yaitu film Five Feet Apart (2019). Tema percintaan digambarkan serta direpresentasikan cukup kuat di film ini dan hal tersebut dapat diketahui melalui tanda yang ada di setiap scenenya. Penelitian dan kajian ini memiliki tujuan untuk dapat mendeskripsikan tanda-tanda yang merepresentasikan konsep cinta Robert Sternberg pada tokoh utama dalam film Five Feet Apart dan makna berdasarkan triangle meanings theory Pierce dalam merepresentasikan konsep cinta pada tokoh utama dalam film Five Feet Apart.. Peneliti menggunakan metode kualitatif yang sifatnya deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika Pierce untuk menganalisis tanda yang digunakan dalam penggambaran intimacy, passion dan commitment berdasarkan teori Robert Sternberg yang diungkapkan dan digambarkan dalam film. Hasil yang didapatkan berupa  tanda-tanda dan objek yang berkaitan dengan konsep cinta Sternberg seperti kedekatan, komunikasi, ekspresi bahagia, gairah dan sebagainya. Selain itu, melalui analisis interpretant terdapat 10 scenes merepresentasikan makna intimacy, 7 scenes makna passion, serta 1 scenes makna commitment.