cover
Contact Name
Ach. Arfan Adinata
Contact Email
ach.arfanadinata608@gmail.com
Phone
0838-3085-3551
Journal Mail Official
jurnalkeperawatanpolkesbaya@gmail.com
Editorial Address
Jl. Mayjend. Prof. Moestopo 8c, Surabaya, East Java, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keperawatan (e-Journal)
ISSN : 24078999     EISSN : 24078999     DOI : https://doi.org/10.36568
Core Subject : Health,
Jurnal Keperawatan covers all nursing area including basic research in nursing, management nursing, emergency, and critical nursing, medical-surgical nursing, mental health nursing, maternity nursing, pediatric nursing, gerontological nursing, community nursing, family nursing education nursing, complementary and alternative medicine (CAM) in nursing.
Articles 89 Documents
Peran Orang Tua Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pada Balitanya Yang Mengalami Wasting BAMBANG HERIYANTO BAMBANG HERIYANTO
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 16 No. 2 (2022)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v16i2.29

Abstract

PERAN ORANG TUA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI PADA BALITANYA YANG MENGALAMI WASTING Penulis Bambang Heriyanto, Fadhila Filsafatoni Rhama Prodi DIII Keperawatan Kampus Sutopo Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Surabaya E-mail: bbg_7479@yahoo.co.id ABSTRAK Ketika tubuh balita tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup akan menyebabkan masalah wasting. Peran orang tua merupakan kegiatan yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada balita. Penelitian ini bertujun untuk memperoleh gambaran peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada balitanya yang wasting di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah 44 orang tua yang memiliki balita wasting dengan menggunakan total sampling sebagai teknik sampel. Pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan data di analisa secara deskriptif kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian di dapatkan distribusi frekuensi peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada balitanya yang wasting menunjukkan bahwa 8 (18%) orang tua berperan kurang, 31 (70%) orang tua berperan cukup, dan 5 (12%) orang tua berperan baik. Dapat disimpulkan bahwa setengah dari orang tua yang balitanya wasting memiliki peran yang cukup terhadap pemenuhan nutrisi balitanya. Penelitian ini merekomendasikan agar orang tua melakukan perannya dengan tepat terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi balita, orang tua juga harus menggunakan ketrampilannya serta kasih sayang dalam melakukan perannya. Kata kunci: Peran Orang Tua, Wasting, Balita, Nutrisi
Kepatuhan Minum Obat dan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi di Wilayah Puskesmas Kenjeran Surabaya Ranum Anjarsari; Padoli Padoli; Kiaonarni Ongko Waluyo
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i2.31

Abstract

ABSTRAK         Hipertensi merupakan penyakit kronis dan menahun yang hanya bisa dikontrol dengan rutin minum obat. Minum obat berpengaruh untuk keberhasilan terapi dan terkontrolnya tekanan darah. Klien apabila tidak rutin minum obat akan berdampak pada kesehatannya yaitu komplikasi seperti penyakit jantung, gagal ginjal bahkan kematian. Hal ini dapat menyebabkan kualitas hidup pasien hipertensi menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepatuhan minum obat dan kualitas hidup pada pasien hipertensi di Puskesmas Kenjeran Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian desain deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi dengan besar sampel 83 orang yang dipilih dengan accidental sampling. Pengukuran kepatuhan minum obat menggunakan kuesioner MMAS-8 dan pengukuran kualitas hidup menggunakan WHOQOL-BREF. Data yang terkumpul dianalisis univariat untuk mendeskripsikan kepatuhan minum obat dan kualitas hidup pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar patuh dalam minum obat 64,1% dan sebagian besar kualitas hidup pasien hipertensi baik 87,1%. Pada kesehatan secara umum sebagian besar baik 61,4%,pada domain fisik sebagian besar buruk 74,6%, pada domain psikologis sebagian besar buruk 54,2%, pada domain sosial sebagian besar baik 71,0%, pada domain lingkungan sebagian besar baik 65,0%. Untuk itu diharapkan pada pasien hipertensi untuk selalu patuh dalam minum obat dan rutin kontrol tekanan darah untuk menjadikan kualitas hidup yang baik. Kata Kunci: Hipertensi, Kepatuhan Minum Obat, Kualitas Hidup   ABSTRACT         Hypertension is a chronic disease that can only be controlled by taking medication regularly. Taking medication affects the success of therapy and controlled blood pressure. If the client does not take medication regularly, it will have an impact on his health, namely complications such as heart disease, kidney failure and even death. This can cause the quality of life of hypertensive patients to decrease. The purpose of this study was to determine adherence to medication and quality of life in hypertensive patients at the Kenjeran Public Health Center Surabaya. The type of research used in this research is quantitative with descriptive design research method using a cross sectional approach. The population in this study were hypertensive patients with a sample size of 83 people who were selected by accidental sampling. Measuring medication adherence using the MMAS-8 questionnaire and measuring quality of life using WHOQOL-BREF. The data collected were analyzed univariately to describe medication adherence and quality of life of patients. The results of this study showed that most of them were obedient in taking medication 64.1% and most of the quality of life of hypertensive patients was good 87.1%. In general health, mostly good 61.4%, in the physical domain mostly bad 74.6%, in the psychological domain mostly bad 54.2%, in the social domain mostly good 71.0%, in the environmental domain mostly good 65.0%. For this reason, it is expected that hypertensive patients will always be obedient in taking medication and regularly control blood pressure to make a good quality of life Keywords: Hypertension, Compliance with Medication, Quality of Life
Kepatuhan Minum Obat Pada Klien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokusumo Surabaya Nabila Febiayuni; Kiaonarni Ongko Waluyo; Padoli padoli; Minarti Minarti
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.35

Abstract

ABSTRAK  Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Klien hipertensi harus memahami dan menumbuhkan kesadaran diri terhadap penyakitnya, dan melakukan perawatan mandiri seperti salah satunya patuh minum obat antihipertensi. Semakin patuh klien saat mengkonsumsi obat maka tekanan darah akan terkontrol dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonokusumo Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik accidental sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh klien hipertensi yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Wonokusumo Surabaya dengan jumlah sampel 85 klien. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dari Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Data yang diperoleh kemudian di analisis dikode, dan ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 50,6% memiliki tekanan darah kategori tahap 1 dan sebagian kecil 14,1% memiliki tekanan darah kategori tahap 2, pada tingkat kepatuhan minum obat sebagian besar 57,6% klien hipertensi tidak patuh dan hampir setengahnya 42,4% klien patuh minum obat hipertensi. Klien dan keluarga diharapkan dapat mendukung untuk selalu melakukan pengontrolan tekanan darah dengan rutin serta patuh dalam melakukan pengobatan hipertensi. Kata Kunci : Kepatuhan, Tekanan Darah, Hipertensi ABSTRACT  Hypertension or high blood pressure is an increase in systolic blood pressure over 140 mmHg and diastolic blood pressure over 90 mmHg. Hypertension clients should understand and cultivate self-awareness of the disease, and perform self-care such as one of them obediently taking antihypertension drugs. The more obedient the client when taking the drug then the blood pressure will be well controlled. Theadvice of this study is to find out tingkat  compliance  taking  drugs  in hypertension clients at work area of Wonokusumo Public Health Center Surabaya.The type of research used is descriptive research with a cross sectional  approach  and  using  accidental sampling techniques.  The population  in  this study  was  all  hypertension  clients  who  conducted  examinations  at  Wonokusumo Health Center  Surabaya  with a sample number of  85  clients. Data  collection    using  questionnaires  from the Morisky Medication Adherence Scale  (MMAS). The result showed that most of the 50.6% had stage 1 category blood pressure and a small percentage of 14.1% had stage 2 category blood pressure, at the level of adherence to taking medications most of the 57.6% of hypertensive clients were non-compliant and almost half of 42.4% of clients were obedient to take hypertension medications. Families is hoped that can support clients to always control blood pressure regularly and be obedient in treating hypertension.  Keywords : Compliance, Blood Pressure, Hypertension
Hubungan Self Management dengan Tekanan Darah pada Klien Hipertensi di Desa Jantiganggong Kecamatan Perak Kabupaten Jombang Ariffatul Azizah; Padoli Padoli; Joko Suwito
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 16 No. 3 (2022)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v16i3.36

Abstract

ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di Indonesia. Tekanan darah akan meningkat seiring dengan pola hidup yang tidak sehat. Salah satu upaya dalam mengendalikan hipertensi agar mencegah terjadinya komplikasi yaitu dengan self management hipertensi. Self management merupakan kemauan atau kemampuan seseorang dalam mempertahankan atau mengubah perilaku tertentu untuk meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan self management terhadap tekanan darah pada klien hipertensi di Desa Jantiganggong Kecamatan Perak Kabupaten Jombang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik accidental sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien hipertensi di Desa Jantiganggong Kecamatan Perak Kabupaten Jombang dengan jumlah sampel 54 klien. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi kuisioner self management hipertensi dan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer. Setelah data terkumpul dianalisis menggunakan tabel dengan distribusi frekuensi. Untuk mengetahui hubungan antara self management dengan tekanan darah menggunakan uji korelasi Spearman Rho dengan nilai signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya memiliki self management cukup (64,8%) dan sebagian besar memiliki tekanan darah dalam kategori hipertensi derajat 1 (51,9%). Terdapat hubungan antara self management dengan tekanan darah Hasil analisis didapatkan nilai p value = 0,000 p< 0,05 dimana apabila seseorang memiliki self management yang baik maka tekanan darah akan terkontrol dengan baik. Untuk itu diharapkan pada klien hipertensi agar dapat melakukan pola hidup yang lebih baik lagi sehingga tekanan darah dapat terkontrol dengan baik. Kata Kunci : Self Management, Tekanan Darah, Hipertensi ABSTRACT Hypertension is one of the most common diseases in Indonesia. Blood pressure will increase along with an unhealthy lifestyle. One of the efforts in controlling hypertension in order to prevent complications by self-management of hypertension. Self-management is a person's willingness or ability to maintain or change certain behaviors to improve and protect their health. The purpose this study was to determine the relationship of self-management to blood pressure in hypertensive clients in Jantiganggong Village, Perak District, Jombang Regency. The type of research used is descriptive correlation with cross sectional approach and uses accidental sampling technique. The population in this study were all hypertensive clients in Jantiganggong Village, Perak District, Jombang Regency with a total sample of 54 clients. Data collection instruments in this study were carried out by filling out hypertension self-management questionnaire and measuring blood pressure using a sphygmomanometer. After the data collected were analyzed using table with frequency distribution. To determine the relationship between self-management and blood pressure using the Spearman Rho correlation test with a significant value of 0.05. The results showed that almost all of them had sufficient self-management (64.8%) and most had blood pressure in the category 1 hypertension (51.9%). There is a relationship between self-management and blood pressure. The results of the analysis obtained p value = 0.000 p <0.05, where if someone has good self-management, blood pressure will be well controlled. For this reason, it is expected that hypertensive clients can carry out healthy lifestyle so that blood pressure can be controlled. Keywords : Self Management, Blood Pressure, Hypertension
Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Klien Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo putriari riskiani; Padoli Padoli; Kiaonarni Ongko W
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.37

Abstract

ABSTRAK Serangan asma menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya stress. Selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Kecemasan mengakibatkan penurunan fungsi dari Suprachiasmatic Nukleus (SCN) di hypothalamus yang mengakibatkan gangguan pada ritme sirkadia membuat klien asma mengalami kualitas tidur buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Klien Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian desain deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh klien asma yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo berjumlah 78 klien dengan jumlah sampel 65 klien. Teknik sampling yang digunakan adalah Non Probalility Sampling dengan metode Accidental Sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner kecemasan Zung Self Rating Anxiety Scale dan kuesioner kualitas tidur Pittsburgh Sleep Quality Index. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan uji hipotesis Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya klien asma (40,0%) mengalami kecemasan sedang dan sebagian besar klien asma (55,4%) mengalami kualitas tidur buruk. Ada hubungan antara kecemasan dengan kualitas tidur klien asma. (P value=0,002) dimana ketika klien semakin cemas maka kualitas tidur semakin buruk. Klien asma hendaknya tetap menjaga dan mengelola mood dengan baik, menciptakan suasana tidur yang nyaman, minum obat asma sesuai anjuran dokter, sehingga tidak terjadi kecemasan dan kualitas tidur tidak buruk. Kata Kunci : Asma, Kecemasan, Kualitas Tidur ABSTRACT Asthma attacks are one of the trigger factors for stress. It can also exacerbate existing asthma attacks. Anxiety causes a decrease in the function of the Suprachiasmatic Nucleus (SCN) in the hypothalamus which results in disturbances in circadian rhythms making asthmatic clients experience poor sleep quality. The purpose of this research is to find out Relationship Of Anxiety With Sleep Quality Of Asthma Clients In The Working Area Of Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo. This research uses quantitative research with correlational descriptive design research method using cross sectional approach. The population in this study were all asthmatic clients who did examinations at the Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo totaling 78 clients with a sample of 65 clients. The sampling technique used is Non-Probability Sampling with the Accidental Sampling method. The data collection instrument used the Zung Self Rating Anxiety Scale anxiety questionnaire and the Pittsburgh Sleep Quality Index sleep quality questionnaire. The data obtained were then analyzed using the Chi-Square hypothesis test. The results of this study showed that almost half of asthmatic clients (40.0%) experienced moderate anxiety and most asthmatic clients (55.4%) experienced poor sleep quality. There is a relationship between anxiety and sleep quality of asthmatic clients. (P value = 0.002) where when the client gets more anxious, the sleep quality gets worse. Asthma clients should maintain and manage mood well, create a comfortable sleeping atmosphere, take asthma medication as recommended by the doctor, so that anxiety does not occur and sleep quality is not bad. Keywords : Asthma, Anxiety, Sleep Quality
HUBUNGAN FREKUENSI SENAM AEROBIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA JOMBOK KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG Nella Astania Eka Putri; Dwi Adji Norontoko; Kiaonarni Ongko Waluyo
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 16 No. 3 (2022)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v16i2.38

Abstract

ABSTRAK Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg karena disebabkan oleh kondisi yang kompleks tanpa disertai gejala yang jelas. Salah satu penyebab peningkatan tekanan darah yaitu kurangnya berolahraga. Kesadaran masyarakat akan pentingnya berolahraga secara teratur masih dianggap kurang, hal ini disebabkan karena kemalasan dan kesibukan akan padatnya aktivitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan frekuensi senam aerobik terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Jombok Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi di Desa Jombok Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang dengan besar sampel 56 orang yang dipilih dengan metode accidental sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah frekuensi senam aerobik dan tekanan darah. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan lembar observasi. Setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Untuk mengetahui hubungan frekuensi senam aerobik dangan tekanan darah menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan nilai signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 29 penderita hipertensi (51,8%) yang sering melaksanakan senam aerobik terdapat 20 penderita hipertensi (69,0%) memiliki tekanan darah dalam kategori normal-tinggi. Hasil uji korelasi diperoleh nilai p value 0,000, maka nilai p value 0,000 < α = 0,05. Dapat diartikan bahwa terdapat hubungan frekuensi senam aerobik dengan tekanan darah. Dimana semakin sering penderita hipertensi melakukan senam aerobik, maka tekanan darah semakin terkendali. Diharapkan penderita hipertensi lebih aktif dan rutin dalam mengikuti kegiatan senam aerobik sebagai salah satu alternatif pelaksanaan terapi non-farmakologi untuk membantu mengendalikan tekanan darah. Kata Kunci : frekuensi senam aerobik, tekanan darah, hipertensi ABSTRACT Hypertension is a condition of increased systolic pressure 140 mmHg and diastolic blood pressure 90 mmHg because it is caused by a complex condition without obvious symptoms. One of the causes of increased blood pressure is a lack of exercise. Public awareness of the importance of exercising regularly is still considered lacking, this is due to laziness and busyness with busy activities. The purpose of this study was to determine the relationship between the frequency of aerobic exercise and blood pressure in patients with hypertension in Jombok Village, Ngoro District, Jombang Regency. The type of research used is quantitative with a correlational research design using a cross sectional approach. The population in this study were hypertensive patients in Jombok Village, Ngoro District, Jombang Regency with a sample size of 56 people selected by the accidental sampling method. The variables in this study were the frequency of aerobic exercise and blood pressure. The data collection instruments in this study were questionnaire sheets and observation sheets. After the data collected were analyzed using a frequency distribution table. To determine the relationship between the frequency of aerobic exercise and blood pressure, the Spearman Rank correlation test was used with a significant value of 0.05. The results showed that from 29 hypertensive patients (51.8%) who often did aerobic exercise, there were 20 hypertensive patients (69.0%) who had blood pressure in the normal-high category. Correlation test results obtained p value 0.000, then p value 0.000 < = 0.05. It can be interpreted that there is a relationship between the frequency of aerobic exercise and blood pressure. Where the more often people with hypertension do aerobic exercise, the more controlled blood pressure. It is expected that hypertension sufferers are more active and routine in participating in aerobic exercise activities as an alternative to implementing non-pharmacological therapy to help control blood pressure. Keywords : frequency of aerobic exercise, blood pressure, hypertension
Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) di Bumi Cabean Asri Sidoarjo Athaya Shafa Isnaeldha; Endang Soelistyowati; Padoli Padoli
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i2.39

Abstract

Pemeriksaan Payudara Sendiri adalah tindakan memeriksa kondisi payudara sendiri, tindakan inidilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara untuk mengetahui perubahan yang terjadi padapayudara. Kini kanker payudara terjadi pada remaja. Hal ini disebabkan karena gaya hidup remaja yang tidak sehat dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki remaja tentang SADARI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri tentang payudara sendiri (SADARI) untuk deteksi dini kanker payudara di Bumi Cabean Asri Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri sebanyak 67 orang. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik Random Sampling. Peneliti dalam mengumpulkan data penelitian dari responden menggunakan kertas yang berisi kuesioner dan dibagikan melalui rumah ke rumah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian remaja putri (47%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan sebagian kecil (16%) memiliki pengetahuan yang baik. Sebagian besar remaja putri (54%) memiliki sikap yang positif dan sebagian kecil (46%) memiliki sikap yang negatif. Remaja putri diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan cara mengikuti pendidikan kesehatan seperti seminar tentang SADARI, maupun menambah wawasan melalui buku, maupun majalah, ataupun media massa dan diharapkan dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin agar dapat mendeteksi secara dini terjadinya kanker payudara.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Pada Santri Di Pondok Pesantren Nurul Khoir Surabaya Fatma Alfatik; Padoli Padoli; Minarti Minarti
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.40

Abstract

ABSTRAK              Penyakit skabies yaitu kondisi pada kulit yang tidak hanya dapat menjadi penyebab infeksi akan tetapi juga sangat mengganggu. Pasien akan lebih sering menggaruk setiap saat, akibat adanya tungau skabies di bawah kulit. Penyakit skabies terjadi karena personal hygiene yang kurang baik di kalangan santri, seperti adanya kebiasaan santri saling pnjam-meminjam alat dan bahan perlengkapan mandi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian desain deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah santri dengan besar sampel 60 orang yang dipilih dengan accidental sampling. Instrumen pengumpulan data pengetahuan personal hygiene dan kejadian skabies menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Setelah data terkumpul dianalisis menggunakan tabel dengan  distribusi frekuensi. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene dan kejadian skabies menggunakan uji chi-square dengan nilai signifikan 0,05. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar 33 orang (55,0%) mengalami tingkat pengetahuan tentang personal hygiene buruk dan hampir setengahnya 27 orang (45,0%) mengalami kejadian skabies. Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies p value=0,046 p<0,05, dimana pengetahuan santri tentang personal hygiene yang kurang meningkatkan kejadian skabies. Disarankan kepada santri untuk mengikuti penyuluhan tentang pengetahuan personal hygiene di Puskesmas. Santri yang terkena skabies segera dilaporan ke Puskesmas. Kata Kunci : Skabies, Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene, Kejadian Skabies ABSTRACT             Scabies is a skin condition that can not only cause infection but can also be very annoying. Patients will scratch more often every time, due to the presence of scabies mites under the skin. Scabies disease occurs due to poor personal hygiene among students, such as the habit of students borrowing tools and toiletries. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge about personal hygiene and the incidence of scabies. The type of research used in this research is quantitative with descriptive design research method using a cross sectional approach. The population in this study were students with a sample size of 60 people who were selected by accidental sampling. The instrument for collecting data on personal hygiene knowledge and the incidence of scabies used questionnaires and observation sheets. After the data collected were analyzed using a table with a frequency distribution. To determine the relationship between knowledge of personal hygiene and the incidence of scabies using the chi-square test with a significant value of 0.05. The results showed that most of the 33 people (55.0%) experienced a level of knowledge about poor personal hygiene and almost half of them 27 people (45.0%) experienced the incidence of scabies. There is a relationship between the level of knowledge about personal hygiene with the incidence of scabies p value = 0.046 p <0.05, where the knowledge of students about personal hygiene that does not increase the incidence of scabies. It is recommended for students to take part in counseling about personal hygiene knowledge at the Puskesmas. Students who are affected by scabies are immediately reported to the Puskesmas. Keywords : Scabies, Personal Hygiene Knowledge Level, Scabies Incident
Faktor Risiko Terjadinya Miopia Pada Siswa Di SMA Negeri 11 Surabaya Trianaka Ficta Rochmah; Supriyanto; Padoli Padoli
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i2.41

Abstract

ABSTRAK  Miopia merupakan kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang datang ke mata dalam keadaan tidak berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina. Faktor risiko miopia yakni genetik, faktor perilaku membaca buku, menonton TV,  dan penggunaan gadget. Miopia banyak dialami oleh siswa pada tingkat Sekolah Menengah Umum dibanding dengan kelompok usia lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko terjadinya miopia pada siswa di SMA Negeri 11 Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 176 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 24 Mei 2019. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar (53%)  siswa mengalami miopia, dan sebagian besar (74%) adanya faktor genetik mengalami miopia. Hampir seluruhnya (92%) siswa yang mengalami miopia memiliki perilaku membaca buku yang buruk. sebagian besar (64%) siswa dengan perilaku menonton TV yang buruk, sebagian besar (74%) siswa dengan penggunaan gadget yang buruk. Diharapkan siswa mengetahui faktor risiko terjadinya miopia dan cara memperhatikan kesehatan mata dengan baik serta tidak melakukan perilaku yang dapat mengakibatkan miopia. Kata Kunci: Miopia, Faktor Risiko, Siswa   ABSTRACT  Myopia is a refractive error in which parallel rays that come into the eye in an unaccommodated state are refracted at a point in front of the retina. Risk factors for myopia are genetics, behavioral factors for reading books, watching TV, and using gadgets. Myopia is more experienced by students at the high school level compared to other age groups. The purpose of this study was to determine the risk factors for myopia in students at SMA Negeri 11 Surabaya. This research is a descriptive study using a questionnaire. The number of samples in this study were 176 students. The sampling technique used is probability sampling. Data collection was conducted on May 24, 2019. The results showed that most (53%) students had myopia, and most (74%) had myopia with genetic factors. Almost all (92%) students who have myopia have poor reading behavior. most (64%) students with bad TV viewing behavior, most (74%) students with poor use of gadgets. It is expected that students know the risk factors for myopia and how to pay attention to eye health properly and not to engage in behaviors that can cause myopia. Key words: Myopia, Risk Factors, Student
IDENTIFIKASI DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS Aprillya Nilla Pertiwi; Dwi Utari Widiastuti; Hepta Nur Anugraheni; Padoli Padoli
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 16 No. 3 (2022)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v16i3.42

Abstract

ABSTRAK Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah kerusakan fungsi ginjal yang bersifat irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan, dan elektrolit. GGK ditandai dengan ketidakseimbangan cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada klien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Populasi dalam penelitian ini adalah klien GGK dengan terapi hemodialisis di ruang hemodialisa RSI Jemursari Surabaya dengan besar sampel 20 klien yang diambil dengan teknik consecutive sampling . Variabel dalam penelitian adalah diagnosa keperawatan. Instrumen pengumpulan data adalah kuesioner berupa format pengkajian keperawatan, rekam medis klien dan daftar diagnosa keperawatan. Metode pengambilan data dengan cara wawancara dan obsevasi. Hasil penelitian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klien GGK seluruhnya mengalami diagnosa Hipovolemia bd gangguan mekanisme regulasi dan diagnosa risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d disfungsi ginjal. Diharapkan klien melakukan pembatasan asupan cairan dan diet yang ketat , disertai motivasi keluarga kepada klien. Kata Kunci : GGK, Diagnosa Keperawatan GGK IDENTIFICATION OF NURSING DIAGNOSES IN CHRONIC RENAL FAILURE CLIENTS THAT ARE UNDERGOING HEMODIALYSIS THERAPY ABSTRACT Chronic Kidney Failure (CKD) is an irreversible damage to kidney function where there is a failure of the body's ability to maintain metabolic, fluid, and electrolyte balance. CKD is characterized by an imbalance of fluid intake and output. The purpose of this study was to identify nursing diagnoses in clients with chronic kidney failure undergoing hemodialysis therapy. The population in this study were CKD clients with hemodialysis therapy in the hemodialysis room of RSI Jemursari Surabaya with a sample size of 20 clients who were taken by consecutive sampling technique. The variable in the study is nursing diagnoses. The data collection instrument was a questionnaire in the form of a nursing assessment format, client medical records and a list of nursing diagnoses. Methods of collecting data by means of interviews and observations. The research results are presented in the frequency distribution table and analyzed descriptively. The results showed that all CKD clients had a diagnosis of hypovolemia related to impaired regulatory mechanisms and a diagnosis of risk of electrolyte imbalance related to kidney dysfunction. It is expected that the client will restrict fluid intake and strict diet, accompanied by family motivation to the client. Keywords : CKD, Nursing Diagnosis of CKD