cover
Contact Name
Ach. Arfan Adinata
Contact Email
ach.arfanadinata608@gmail.com
Phone
0838-3085-3551
Journal Mail Official
jurnalkeperawatanpolkesbaya@gmail.com
Editorial Address
Jl. Mayjend. Prof. Moestopo 8c, Surabaya, East Java, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keperawatan (e-Journal)
ISSN : 24078999     EISSN : 24078999     DOI : https://doi.org/10.36568
Core Subject : Health,
Jurnal Keperawatan covers all nursing area including basic research in nursing, management nursing, emergency, and critical nursing, medical-surgical nursing, mental health nursing, maternity nursing, pediatric nursing, gerontological nursing, community nursing, family nursing education nursing, complementary and alternative medicine (CAM) in nursing.
Articles 89 Documents
Pengetahuan Dengan Sikap Penderita Dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Tuban Ahmad Yusuf Armanda; Sumiatin, Titik; ., Su’udi
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.167

Abstract

ABSTRAK  Kemenkes RI menyusun eliminasi TB Paru tahun 2020-2030 dan menargetkan penurunan insiden TB Paru pada tahun 2030 dengan 65 kasus per 100.000. Saat ini, Indonesia berada pada posisi ke-2 dengan jumlah TB Paru terbanyak di dunia setelah India. Hal ini terjadi karena salah satu faktornya adalah rendahnya tingkat pengetahuan yang memicu pada sikap dan perilaku pasien pada penyakit TB Paru. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap pasien dalam pencegahan penularan TB Paru. Desain penelitian ini adalah kolerasi dengan pendekatan Crossectional. Sampel penelitian ini adalah 63 pasien TB Paru yang berobat  di Puskesmas Tuban yang dipilih dengan accidental sampling.  Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap pasien tentang pencegahan penularan TB.  Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan Spearman rank test. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya (85,7%) pasien memiliki pengetahuan baik dan sikap baik  (90,5%)  tentang pencegahan penularan TB Paru. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap pasien dalam tindakan mencegah penularan TB Paru (p = 0,301). Diharapkan pasien TB paru mempertahankan pengetahuan dan sikap pencegahan penularan TB, dan dijalankan secara rutin hingga memutus rantai penularan dan  tercapai kesembuhan secara total. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pencegahan Penularan, Tuberkulosis   ABSTRACT  The Indonesian Ministry of Health has developed a pulmonary TB elimination plan for 2020-2030 and aims to reduce the incidence of pulmonary TB by 2030 to 65 cases per 100,000. Currently, Indonesia is in 2nd place with the highest number of Lung TB in the world after India. This happens because one of the factors is the low level of knowledge that triggers the patient's attitude and behavior in Lung TB disease. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and patient attitudes in preventing the transmission of Pulmonary TB. This research design is a correlation with a Crossectional approach. The sample of this study were 63 patients with pulmonary tuberculosis who sought treatment at the Tuban Community Health Center selected by accidental sampling.  The variables in this study were patients' knowledge and attitudes about preventing TB transmission.  The research instrument used a questionnaire and data analysis using Spearman rank test. The results showed that almost all (85.7%) patients had good knowledge and good attitudes (90.5%) about preventing pulmonary TB transmission. There is no relationship between knowledge and patient attitudes in preventing pulmonary TB transmission (p = 0.301). It is expected that pulmonary TB patients maintain knowledge and attitudes to prevent TB transmission, and carry out routinely to break the chain of transmission and achieve complete recovery.  Keywords: Knowledge, Attitude, Prevention of Transmission, Tuberculosis
Terapi Musik Menurunkan Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Perak Timur Surabaya Rafida Indah Wastantri; Joko Suwito; Endah Suprihatin; Aida Novitasari
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.171

Abstract

ABSTRAK Pasien DM termasuk DMT2 sering mengalami kecemasan akibat penyakit yang dideritanya dan perubahan hidup yang mendadak. Kecemasan apabila tidak dikelola dengan tepat dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek terapi musik terhadap kecemasan pada pasien diabetes tipe 2. Jenis penelitian ini quasi eksperimen dengan  pendekatan one grou pre post . 40 pasien diabetes tipe 2 yang berobat  di Puskesmas Perak Timur Surabaya dijadikan sampel penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian terapi musik dan variabel terikat adalah kecemasan. Pengumpulan data kecemasan menggunakan skala HARS, Untuk mengetahui efektifitas intervensi dilakukan analisis hasil uji Wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh sebelum pemberian terapi musik sebagian kecil(12,5%)  pasien mengalami kecemasan ringan, hampir seluruhnya (87%) mengalami kecemasan sedang. Setelah pemberian terapi musik, sebagian besar (55%) pasien  DM tipe 2 mengalami kecemasan ringan dan hampir setengahnya(45%) mengalami kecemasan sedang. Terdapat perbedaan terapi musik terhadap kecemasan p =0,000 (p<0,05), artinya terapi musik menurunkan kecemasan pasien Diebetes mellitus tipe 2. Terapi musik dapat menjadi pilihan non-farmakologis yang efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien diabetes tipe 2 Kata kunci: Terapi Musik, Kecemasan, Diabetes Melitus Tipe II   ABSTRACT DM patients including T2DM often experience anxiety due to their disease and sudden life changes. Anxiety if not managed appropriately can lead to various complications. The purpose of this study was to determine the effect of music therapy on anxiety in patients with type 2 diabetes. This type of research is quasi-experimental with a one-group pre post approach. 40 patients with type 2 diabetes who seek treatment at Puskesmas Perak Timur Surabaya were used as research samples. The independent variable in this study is the provision of music therapy and the dependent variable is anxiety. To determine the effectiveness of the intervention, the results of the Wilcoxon test were analyzed. The results obtained before the provision of music therapy, a small proportion (12.5%) of patients experienced mild anxiety, almost all (87%) experienced moderate anxiety. After giving music therapy, most (55%) patients with type 2 DM experience mild anxiety and almost half (45%) experience moderate anxiety. There is a difference in music therapy on anxiety p = 0.000 (p < 0.05), meaning that music therapy reduces the anxiety of patients with type 2 diabetes mellitus. Music therapy can be an effective non-pharmacological option to reduce anxiety levels in patients with type 2 diabetes.  Keywords: Music Therapy, Anxiety, Type II Diabetes Mellitus
Perilaku Kepatuhan Minum Obat Pasien Tuberculosis Paru Berbasis Theory Of Planned Behavior (TPB) Di Puskesmas Banyu Urip Kota Surabaya: Pulmonary TB, compliance behavior and taking medication Miftah, Givensyah; ., Padoli; Khasanah, Nur; Alberta, LT
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.180

Abstract

ABSTRAK Tuberkulosis paru adalah penyakit menular berbahaya yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia maupun di dunia karena mudahnya cara penularan penyakitnya. Keberhasilan program pengendalian penyakit TB paru salah satunya ditentukan dari perilaku kepatuhan minum obat yang lengkap sampai selesai bagi setiap penderita TB paru. Sikap, norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang berdasarkan Theory Of Planned Behavior. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perilaku kepatuhan minum obat pada pasien TB paru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini  150 pasien TB paru di Puskesmas Banyu Urip kota Surabaya dengan jumlah sampel 44 pasien yang dipilih dengan accidental sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku kepatuhan minum obat TB paru. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada sampel penelitian. Analisis data menggunakan uji deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya  (90,9%)pasien TB paru patuh dalam minum obat, memiliki sikap yang baik(81,8%), memiliki norma subjektif yang baik (90,9%) dan memiliki kontrol perilaku yang baik(86,4%) dalam kepatuhan minum obat. Saran penelitian adalah diharapkan pasien TB paru mempertahankan perilaku kepatuhan minum obat yang sudah dijalankan secara rutin hingga tercapai kesembuhan dan meningkatkan angka kepatuhan pasien TB paru dalam proses pengobatan. Kata kunci: TB paru, perilaku kepatuhan minum obat ABSTRACT Pulmonary tuberculosis is a dangerous infectious disease that is still a health problem in Indonesia and in the world because of the easy way of transmission of the disease. The success of the pulmonary TB disease control program is determined by the compliance behavior of taking complete medication until completion for each patient with pulmonary TB. Attitudes, subjective norms and perceived behavioral control influence the formation of one's behavior based on Theory Of Planned Behavior. The purpose of this study was to determine the compliance behavior of taking medication in patients with pulmonary TB. This research is descriptive research. The population in this study were 150 pulmonary TB patients at the Banyu Urip Community Health Center in Surabaya city with a sample size of 44 patients selected by accidental sampling. The variable in this study was the compliance behavior of taking pulmonary TB medication. The research data were collected through questionnaires distributed to the research sample. Data analysis using descriptive test. The results showed that almost all (90.9%) pulmonary TB patients were compliant in taking medication, had a good attitude (81.8%), had good subjective norms (90.9%) and had good behavioral control (86.4%) in drug compliance. The research suggestion is that pulmonary TB patients are expected to maintain the behavior of adherence to taking medication that has been carried out routinely until recovery is achieved and increase the compliance rate of pulmonary TB patients in the treatment process. Keywords: Pulmonary TB, Drug Compliance Behavior
Efektivitas Media Pendidikan Kesehatan Booklet Dan Leaflet Terhadap Perilaku Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia Hipertensi Di Puskesmas Simomulyo Surabaya anugrah, elfira; Christiany, Irine; Minarti; Miadi
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.188

Abstract

ABSTRAK  Kepatuhan minum obat  masih dianggap sebagai masalah sepele sehingga banyak lansia yang memiliki perilaku  kepatuhan minum obat yang buruk. Penelitian ini menggunakan quast eksperimen komparatif dengan desain two-group pre-test dan post-test pada sampel  84 orang  kelompok intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan booklet dan leaflet sebagai medianya. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner perilaku. Uji statistic menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rank dan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa lansia menunjukkan perilaku buruk (76%) sebelum menerima media pendidikan kesehatan. Setelah mendapat media pendidikan kesehatan, lansia menunjukkan perilaku yang lebih baik (79%). Penggunaan media untuk membuktikan perilaku minum obat khususnya pada lansia penderita hipertensi. Pendidikan kesehatan melalui booklet dan leaflet efektif dalam meningkatkan perilaku  minum obat pada lansia. Di Puskesmas Simomlyo Surabaya dibandingkan kedua media tersebut, media booklet lebih efektif dalam meningkatkan perilaku  minum obat pada lansia. Hasil penelitian menujukkan bahwa media booklet lebih efektif dalam peningkatan kepatuhan minum obat pada lansia di Puskesmas Simomulyo.   ABSTRACT   Adherence to taking medication is still considered a trivial problem so that many elderly people have poor medication adherence behavior. This study used a comparative quast experiment with a two-group pre-test and post-test design on a sample of 84 people in the health education intervention group using booklets and leaflets as media. Data were collected using a behavioral questionnaire. Statistical tests using Wilcoxon Sign Rank Test and Mann-Whitney Test. The results showed that the elderly showed poor behavior (76%) before receiving health education media. After receiving health education media, the elderly showed better behavior (79%). The use of media to prove the behavior of taking medicine, especially in the elderly with hypertension. Health education through booklets and leaflets is effective in improving the behavior of taking medication in the elderly. At Puskesmas Simomlyo Surabaya compared to the two media, booklet media is more effective in improving the behavior of taking medicine in the elderly. The results showed that booklet media was more effective in increasing compliance with taking medication in the elderly at Simomulyo Health Center. 
Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Mental di SMP Negeri 2 Tuban Putri Riza Azuwin; Sumiatin, Titik; Su’udi; Triana, Wahyuningsih
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.189

Abstract

Menurut kutipan SDGS Indonesia pada “Policy Dialogue; Renewed Challenges, Exploring Solutions 2023” menuturkan bahwa krusialnya kesehatan mental masyarakat Indonesia untuk menggapai pembangunan berkelanjutan serta Indonesia maju. Sampai saat ini masalah terkait kesehatan mental khususnya pada remaja mengalami penambahan kasus dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan mental di SMP Negeri 2 Tuban. Desain penelitian mempergunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ialah keseluruhan siswa SMP Negeri 2 Tuban Tahun Ajaran 2023/2024 yang berjumlah 760 siswa. Sampel 262 siswa. Teknik sampling yang diterapkan simple random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner google formulir. Hasil Penelitian didapatkan sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Tuban berusia 15 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Hampir seluruhnya siswa SMP Negeri 2 Tuban memiliki tingkat pengetahuan kategori baik. Sebagian siswa SMP Negeri 2 Tuban yang memiliki tingkat pengetahuan baik hampir seluruhnya berusia 15 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Pengetahuan memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku individu terkait kesehatan mental. Artinya, semakin baik pengetahuan remaja, semakin rendah pula tingkat krisis kesehatan mental pada remaja karena dengan pengetahuan yang baik, remaja mampu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan sehingga terwujud perilaku yang sehat.
Perilaku Merokok Dengan Kepercayaan Diri Anggota Club Twenty Two Project Di Kabupaten Tuban Moh. Akmal Inzaki; Retna P.D, Teresia; Wahyurianto, Yasin; Tri Ningsih, Wahyu
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.190

Abstract

ABSTRAK Kepercayaan diri adalah perasaan atau sikap yang percaya pada kemampuan diri sendiri sehingga orang tidak terlalu cemas dengan tindakannya, dapat merasa bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dan melakukan apa yang disukai, ramah dan hangat saat berhubungan dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai sesama manusia, memiliki keinginan untuk berprestasi dan menyadari keunggulan dan kelemahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara perilaku merokok dengan kepercayaan diri. Desain penelitian menerapkan Analitik korelasional melalui pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian yaitu anggota Club Twenty Two Project yang berusia 19-23 tahun dengan besar sampel yang dipilih dengan Total Sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Spearman rank. Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir seluruhya (76,67 %) anggota Club Twenty Two Project  sebagai perokok sedang, sebagian kecil perokok ringan (20%) dan perokok berat (3,33); sebagian besar (53,33%) memiliki kepercayaan tinggi dan hampir setengah (36,67%) memiliki kepercayaan diri sedang. Tidak ada hubungan perilaku merokok dan kepercayaan diri (p= 0,781), artinya  kepercayaan diri tinggi tidak terkait perilaku merokok. Diharapkan dinas terkait seperti pemuda dan olahraga, dinas kesehatan atau lainnya  lebih aktif dalam memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan dengan materi bahaya perilaku merokok, sebagai upaya dalam pencegahan perilaku merokok. Kata kunci: Perilaku Merokok, Kepercayaan Diri ABSTRACT Self-confidence is a feeling or attitude that believes in one's own abilities so that people are not too anxious about their actions, can feel responsible for what is done and do what they like, are friendly and warm when dealing with others, can accept and appreciate fellow human beings, have a desire for achievement and realize their strengths and weaknesses. The purpose of this study was to analyze the relationship between smoking behavior and self-confidence. The research design applies correlational analytics through a cross sectional approach. The population in the study were members of Club Twenty Two Project aged 19-23 years with a sample size selected by Total Sampling. The research instrument was a questionnaire. Data analysis using the Spearman rank test. The results showed that almost all (76.67%) members of Club Twenty Two Project as moderate smokers, a small proportion of light smokers (20%) and heavy smokers (3.33); most (53.33%) have high confidence and almost half (36.67%) have moderate confidence. There is no relationship between smoking behavior and self-confidence (p = 0.781), meaning that high self-confidence is not related to smoking behavior. It is expected that related agencies such as youth and sports, health services or others are more active in providing counseling or health promotion with material on the dangers of smoking behavior, as an effort to prevent smoking behavior. Keywords: Smoking behavior, Self-Confidence
Efektifitas Pemberian Jus Mentimun Terhadap Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi Di Masyarakat Dini Septiya Karina; padoli, Padoli; Fadilah, Nikmatul
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.193

Abstract

  ABSTRAK   Kondisi medis ketika tekanan darah pada dinding arteri terus-menerus tinggi yang bisa mengakibatkan berbagai permasalahan Kesehatan serius, contohnya masalah ginjal, stroke, serta penyakit jantung yakni Hipertensi. Pengendalian tekanan darah yang efektif melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup, pengobatan, dan pemantauan rutin. Terapi komplementer tanaman herbal yang sering di konsumsi oleh klien hipertensi yaitu buah belimbing, daun alpukat, daun seledri, serta mentimun. Tujuan riset penulis guna mengetahui efektifitas pemberian jus mentimun pada tekanan darah pada klien hipertensi. Desain penelitian ini adalah Quasy experiment (pre-post test with control grup), sampel sebanyak 36 orang berisi kelompok perlakuan serta kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberi jus mentimun 200gr selama 7 hari setiap pagi hari, sedangkan kelompok kontrol hanya rutin meminum obat sesuai standart pengobatan dari puskesmas. Pengumpulan data dengan lembar observasi tekanan darah. Analisa data memakai uji Wilcoxon Signed Rank Test serta Mann-Whitney Test.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata tekanan darah pada kelompok perlakuan sebelum intervensi 150,56/95,56 (SD=9,218/8,024), dan setelah intervensi 128,06/80,00 (SD=6,673/5,941). Rerata tekanan darah kelompok kontrol sebelum intervensi148,33/87,22 (SD=8,575/8,085) dan setelah intervensi 142,22/88,33 (SD=10,603/6,860). Pemberian Jus mentimun efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (p= 0,001 < 0,05). Pemberian jus mentimun dapat digunakan sebagai terapi alternatif guna menurunkan tekanan darah tinggi. Kata kunci: Jus mentimun, hipertensi , tekanan darah tinggi ABSTRACT A medical condition in which the blood pressure on the artery walls is persistently high and can lead to a variety of serious health problems, such as kidney problems, stroke, and heart disease, is hypertension. Effective blood pressure control involves a combination of lifestyle changes, medication, and regular monitoring. Herbal complementary therapy that is often consumed by hypertensive clients is star fruit, avocado leaves, celery leaves, and cucumber. The purpose of the author's research is to determine the effectiveness of cucumber juice on blood pressure in hypertensive clients. The design of this study was Quasy experiment (pre-post test with control group), a sample of 36 people containing the treatment group and the control group. The treatment group was given 200gr cucumber juice for 7 days every morning, while the control group only routinely took medicine according to standard treatment from the health center. Data collection using blood pressure observation sheet. Data analysis used Wilcoxon Signed Rank Test and Mann-Whitney Test.  The results showed that the mean blood pressure in the treatment group before the intervention was 150.56/95.56 (SD=9.218/8.024), and after the intervention was 128.06/80.00 (SD=6.673/5.941). The mean blood pressure of the control group before intervention was 148.33/87.22 (SD=8.575/8.085) and after intervention was 142.22/88.33 (SD=10.603/6.860). Giving cucumber juice effectively reduces blood pressure in hypertensive patients (p = 0.001 <0.05). Giving cucumber juice can be used as an alternative therapy to reduce high blood pressure. Keywords: Cucumber juice, Hypertension, High blood pressure
Kepatuhan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Rutin Di Posyandu Lansia Sumur Welut RW 1 Kecamatan Lakarsantri Surabaya Syahrina Nur Mufida; Hepta Nur Anugrahini; Padoli; Anita Joeliantina
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.211

Abstract

ABSTRAK Jumlah lansia yang terus meningkat mempengaruhi status kesehatan yang semakin menurun akibat penurunan fungsi tubuh menyebabkan angka kesakitan lansia meningkat. Posyandu lansia menjadi salah satu upaya pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia. Ketidakpatuhan lansia dalam mngikuti posyandu rutin tersebut menjadi masalah yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kepatuhan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu yaitu pemeriksaan kesehatan rutin dan senam lansia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi sebanyak 133 peserta posyandu lansia, Surabaya. Penentuan besar sampel menggunakan teknik purposive sampling didapatkan 57. Variable dalam penelitian ini adalah kepatuhan. Waktu dan tempat penelitian pada Juni 2024 di Sumur Welut RW 1 Lakarsantri, Surabaya. Pengumpulan data menggunakan instrumen daftar kunjungan lansia dan kuisioner untuk kepatuhan serta kuisioner faktor primer dan sekunder yang mempengaruhinya. Kemudian dianalisis data dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang serta narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, sebagian besar (52,6%) tidak patuh dalam mengikuti kegiatan posyandu baik pemeriksaan kesehatan rutin maupun senam lansia. Diharapkan  lansia dapat aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu rutin dengan dukungan keluarga, pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan agar mendapatan manfaat dari kegiatan tersebut sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia. Kata Kunci : Kepatuhan, Lansia, Posyandu ABSTRACK The increasing number of elderly people affects the declining health status due to the decline in body functions, causing the elderly to suffer an increase in illness. Posyandu for the elderly is one of the efforts of the government and the community in improving the health status of the elderly. The non-compliance of the elderly in participating in the routine posyandu is a problem that can affect the quality of life of the elderly. The purpose of this study is to identify the compliance of the elderly in participating in posyandu activities, namely routine health checks and gymnastics for the elderly. This study uses a descriptive research design. The population is 133 participants of the elderly posyandu, Surabaya. The determination of sample size using the purposive sampling technique obtained 57 variables in this study is compliance. The time and place of the research will be in June 2024 at Sumur Welut RW 1 Lakarsantri, Surabaya. Data collection used the instrument of the elderly visit list and questionnaire for compliance as well as a questionnaire of primary and secondary factors that affect it. Then the data was analyzed in the form of frequency distribution and cross-tabulation and narrative. The results of this study show that most (52.6%) do not comply in participating in posyandu activities, both routine health checks and elderly gymnastics. It is hoped that the elderly can be active in participating in routine posyandu activities with the support of their families, government, community, and health workers in order to benefit from these activities so that they can improve the health and quality of life of the elderly.  Keyword : Compliance, Elderly, Posyandu
Hubungan Efikasi Diri Dengan Manajemen Perawatan Diri Klien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya Nadilla Azzaaulia; Padoli; L.T Alberta
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.213

Abstract

ABSTRAK  Manajemen perawatan diri direkomendasikan pada klien hipertensi sebagai upaya efektif dalam mengontrol tekanan darah. Faktor dominan dalam perubahan perilaku seseorang dipengaruhi oleh efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan manajemen perawatan diri klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah klien hipertensi dengan besar sampel 67 orang yang dipilih dengan purposive sampling. Variabel Independent adalah efikasi diri dan variable dependent manajemen perawatan diri. Pengukuran efikasi diri menggunakan kuesioner self-efficacy to manage hypertension dan pengukuran manajemen perawatan diri menggunakan HSMBQ. Analisis data yang digunakan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dengan timgkan signifikan 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar klien hipertensi memiliki efikasi diri yang tinggi, dan sebagian memiliki manajemen diri baik. Hasil uji Chi-square menunjukkan nilai p value = 0.000 < α = 0.05 sehingga hasilnya ada hubungan efikasi diri dengan manajemen perawatan diri klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya. Klien hipertensi diharapkan mempunyai kesadaran dalam melakukan perilaku yang dapat menurunkan angka kejadian komplikasi hipertensi.   Kata kunci: Efikasi Diri, Manajemen Perawatan Diri, Hipertensi   ABSTRACT   Self-care management is recommended for hypertensive clients as an effective effort to control blood pressure. The dominant factor in changing a person's behavior is influenced by self-efficacy. The purpose of this research to know self-efficacy relationship with self-care management hypertension clients in Wilayah Kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya. The type of research is quantitative research with descriptive correlation design with cross sectional approach method. The population in this study were hypertensive clients with a sample size of 67 people selected by purposive sampling. Independent variables are self-efficacy and dependent variables are self-care management. Self-efficacy measurement uses self-efficacy to manage hypertension questionnaire and self-care management measurement uses HSMBQ. Analysis of the data used chi square test with a significant level of 0.05. The result of this study show that the majority of respondents have a level of self-efficacy high as many as 43 people (64.2%) and has a self-care management as many as 37 people (55.2%). Chi square test result shows the value of p value = 0.000 < α = 0.05 so that the result there is a relationship between self-efficacy with self-care management in clients with hypertension in wilayah kerja Puskesmas Gading Tambaksari Surabaya. Hypertensive clients are expected to have awareness in carrying out behaviors that can reduce the incidence of hypertension complications.  Keywords: Self-Efficacy, Self-Care Management, Hypertension