cover
Contact Name
Nehru Ahmad
Contact Email
nehrumillatahmad@gmail.com
Phone
+628112578882
Journal Mail Official
istifkar@stikkendal.ac.id
Editorial Address
Desa Jambearum, Jl. Raya Soekarno-Hatta Jambearum Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Jawa Tengah 51319
Location
Kab. kendal,
Jawa tengah
INDONESIA
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan
ISSN : 19792794     EISSN : 26556634     DOI : https://doi.org/10.62509/ji.v5i2
Core Subject : Religion, Education,
ISTIFKAR: Media Transformasi Pendidikan merupakan jurnal yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Islam Kendal yang fokus pada kajian pendidikan diantaranya mengenai; 1) Ilmu Pendidikan Islam, 2) Kurikulum Pendidikan Islam, 3) Evaluasi Pendidikan Islam, 4) Psikologi Pendidikan, 5) Filsafat Pendidikan, 6) Metode Pembelajaran dan Pengajaran, 7) Kajian Pendidikan Pesantren 8) Kajian Pendidikan Madrasah.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 1 (2022): Istifkar: Media Transformasi Pendidikan" : 6 Documents clear
RELEVANSI KONSEP AL-TA’LIM DAN TA’ALLUM SYED NAQUIB AL-ATTAS TERHADAP PENDIDIKAN INDONESIA Idlofi
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 2 No 1 (2022): Istifkar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v2i1.53

Abstract

Pendidikan merupakan aspek penting dalam mendukung kemajuan suatu Negara. Jika sumber daya manusia suatu bangsa unggul, maka akan dapat memanfaatkan dan mengolah Negara dengan baik menuju kemajuan yang diharapkan. Akan tetapi, pendidikan pada dewasa ini belum mampu mencetak sumber daya manusia yang mencerminkan hasil pencarian ilmunya. Pendidikan dewasa ini hanya mencetak sumber daya manusia yang memiliki gelar untuk mencapai tujuan pragmatis, seperti pekerjaan, jabatan dan lain sebagainya, belum sampai menyentuh pada core values dari pendidikan itu sendiri. Fenomena ini kemudian mendorong Syed Naquib al-Attas untuk menciptakan gagasan dalam pendidikan islam yang mampu mencetak sumber daya manusia yang mana ‘ilm dan ‘amal berjalan secara beriringan. Gagasan tersebut dinamai dengan konsep ta’dib. Adapun hasil dari penilitan ini menurutnya Syed Naquib al-Attas yaitu bahwa pendidikan Islam pada dewasa ini telah banyak disusupi oleh nilai Barat yang sekuler, maka dari itu harus ada pembersihan dari unsur-unsur barat, yang kemudian ia sebut dengan islamisasi ilmu. Konsep ta’dib yang ditawarkan oleh Naquib memiliki perbedaa arti yang sangat mencolok dibanding hanya sebatas pendidikan, karena dengan ta’dib meliputi proses ‘ilmu dan amal.
MEMBANGUN SIKAP MODERASI BERAGAMA MELALUI PENDIDIKAN ISLAM (STUDI MODERASI BERAGAMA MELALUI KEGIATAN PESANTREN MAHASISWA AN-NUR SURABAYA) M. Bagas Kurnia PS, Alaika; Ihwanun Nafi’; Yusrolana Nor Haqiqi
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 2 No 1 (2022): Istifkar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v2i1.54

Abstract

Pesantren merupakan pendidikan yang unik khas Indonesia, salah satunya pesantren mahasiswa an-Nur Surabaya yang memiliki ciri khas tersendiri yakni pendidikan informal, yaitu kajian studi Islam secara general, murajaah hafalah al-Qur’an dan studi hadits serta berkerja sama dengan lembaga lain seperti seminar serta halaqoh. Adanya kegiatan tersebut, mahasiswa harus menyeimbangi baik dari kegiatan pesantren maupun dari kegiatan kampus, salah satunya dengan mengajarkan tentang mewujudkan sikap moderasi beragama. Moderasi beragama merupakan sarana mewujudkan suatu hal penyeimbang dan berperan penting antara mahasiswa dan pesantren. Dengan hal itu, penelitian ini akan memaparkan implementasi moderasi beragama dengan melalui kegiatan pesantren mahasiswa An-Nur Surabaya. Pendekatan penelitian ini menggunakan studi kasus, sedangkan metode penelitian ini mengggunakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berkenaan dengan Creswell mengemukakan bahwa studi kasus sebagai pendekatan kualitatif di mana peneliti mengumpulkan beberapa informasi atau data dalam bentuk deskripsi kasus tersebut. Dalam artikel ini memfokuskan bagaimana moderasi beragama di pesantren mahasiswa, kemudian bagaimana implementasi moderasi beragama melalui kegiatan pesantren mahasiswa An-Nur Surabaya.  
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA (STUDI KASUS DI SMP PONPES MANBAUL HIKMAH KALIWUNGU) Suciptono
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 2 No 1 (2022): Istifkar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v2i1.59

Abstract

The 2013 curriculum is the curriculum that has been implemented so far as the national curriculum since the 2013/2014 school year. The emergency curriculum is a learning loss recovery curriculum that occurs in special conditions and has the principle of diversification which refers to the 2013 curriculum with core competencies and basic competencies but is simplified and implemented during the Covid-19 learning period. Meanwhile, the independent curriculum is a curriculum that was formerly known as a prototype curriculum which was later developed as a more flexible curriculum framework, while also focusing on essential material and character development and student competencies. The program revealed by the Minister of Education and Culture Nadiem Anwar Makarim has attracted a lot of attention from education observers. Manbaul Hikmah Kaliwungu Middle School is one of the schools that pioneered implementing the independent curriculum. This school has implemented an independent curriculum for less than one year. The application of the Independent Curriculum also includes learning Islamic religious education. This school has operated quite well in implementing the independent curriculum in learning, even though there are some obstacles that occur in it. However, the implementation of the independent curriculum in Islamic religious education subjects can still run well. In the implementation stage of the independent curriculum, the principal thought of the SMP Manbaul Hikmah Kaliwungu principal is the integration of the typical Manbaul Hikmah curriculum, namely the Kaffah curriculum. So that as a driving school that previously implemented a prototype curriculum, it changed to implementing an independent curriculum. Even so, this change did not dampen the spirit of the school principal to be optimistic that SMP Manbaul Hikmah Kaliwungu would be able to implement it.
PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA PESERTA DIDIK DI MTS. NU 04 MUALLIMIN WELERI Rosidin
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 2 No 1 (2022): Istifkar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v2i1.60

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di MTs. Nu 04 Muallimin desa penaruban kecamatan weleri kabupaten kendal, melalui pembelajaran di dalam kelas. Guru merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak di lapangan dalam pengembangan kurikulum. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan professional dalam pribadi guru, dikarenakan pengembangan kurikulum berangkat dari dalam kelas, sehingga guru hendaknya mengusahakan gagasan kreatif dalam menerapkan kurikulum di kelasnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan desain fenomenologi yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas praktik pembelajaran di dalam kelas. Data yang diambil adalah data sikap ilmiah siswa melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif dengan wawancara dan observasi serta keduanya dilakukan pengecekan silang dengan tambahan dokumentasi sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh peran yang dilakukan guru-guru dalam meningkatkan motivasi peserta didik di MTs. Nu 04 Muallimin Weleri. Tujuh peran tersebut yaitu; Penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariasi, pemberian tugas yang teratur, pujian (reward), evaluasi yang konsisten, penilaian dalam setiap aspek, dan juga hukuman (punishment).
KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF AL-ZARNUJI DALAM KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALLIM DAN PENERAPANNYA DI MASA STUDY FROM HOME Nurul Atik Hamida; Lau Han Sein
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 2 No 1 (2022): Istifkar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v2i1.61

Abstract

Fenomena dunia pendidikan mengalami kemerosotan akhlak siswa sejak adanya virus corona. Sebab, proses belajar mengajar dilakukan dari rumah atau Study From Home (FSH). Salah satu filosof muslim yang menaruh perhatian terhadap pendidikan akhlak adalah Imam al-Zarnuji dalam kitabnya Ta’lim al-Muta’allim yang berisi tentang proses penghayatan nilai-nilai akhlak bagi peserta didik yang disesuaikan dengan konsep keimanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji konsep pendidikan akhlak dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim, serta mengeksplorasi penerapannya dalam pembelajaran periode rumah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan konsep pendidikan moral pada masa belajar dari rumah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1) Penguatan niat melalui motivasi; (2) Memilih ilmu dan guru dengan mendampingi orang tua sehingga dapat memilih ilmu dan guru yang tepat; (3) Menghormati ilmu dan guru dengan cara merawat buku dan bersikap sopan kepada guru selama pembelajaran; (4) Serius dalam mencari ilmu dengan memberikan reward kepada siswa agar lebih semangat belajar; (5) Tawakal dengan fokus belajar dan tidak takut terlalu khawatir dengan pandemi covid-19; (6 Memperkuat sikap moral dengan tidak banyak tidur dan makan.
PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QURAN MELALUI METODE AT-TANZIL DI RA MAMBA AL-ULUM BATA-BATA PANAAN PALENGAAN PAMEKASAN Najmi, Akmalun
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 2 No 1 (2022): Istifkar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v2i1.69

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya pembelajaran baca tulis al-Quran pada pendidikan anak usia dini di RA Mamba al-Ulum Bata-Bata dengan menggunakan metode At-Tanzil yang juga dikembangkan dengan kelas tahfidz. Metode At-Tanzil ini adalah merupakan sebuah cara cepat dan praktis dalam belajar baca tulis al-Quran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendeketan kualitatif. Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian case study research (studi kasus). Penelitian ini digunakan agar supaya peneliti bisa menganilis kualitas pendidikan Ra Mamba al-Ulum Bata-Bata yang dikenal dengan metode At-Tanzil, yang pada saat ini metode At-Tanzil sudah terbukti kepada mayarakat akan kemudahan untuk cepat membaca Al-Quran. Hasil penelitian dalam materi At-Tanzil, yaitu: Pada Juz I penekanannya di huruf Khalqiah. 1) Pada Juz II penekannya mengenal harkat. 2) Pada Juz III penekanannya yaitu mengenal huruf sukun. 3) Pada Juz IV penekanannya yaitu praktek dengung. 4) Pada Juz V Penekanannya di fokuskan pada qolqolah. 5) Pada Juz VI penekanannya yaitu cara membaca waqhof ibtida. 6) Pada tingkat Tahfidz Penekanannya yaitu setoran juzamma dan membaca dengan tartil. Adapun dalam proses pembelajaran At-Tanzil menunjukkan bahwa: 1) Proses pembelajarannya di bentuk sambil bermain, bahkan guru harus lucu untuk bisa menarik perhatian siswa. 2) Metode pembelajarannya menggunakan Klasikal dan Tanya Jawab. 3) Adanya setoran hafalan materi dan Juzamma di tingkat Tahfidz. 4) Adanya penerapan tartil. Sedangkan hasil pebelajaran At-Tanzil adalah a) Pada tingkat juz I siswa dapat membaca sambungan huru hijaiyah. b) Siswa kalau sudah nyampek juz III dapat membaca ayat pendek dan mempraktekkan huruf sukun dengan baik. c) Sampai di Juz VI siswa dapat membaca ayat Al-Quran dengan baik (sesuai degan kaidah ilmu tajwid) serta cara membaca untuk memulai dan berhenti pada tengah kalimat. d) Pada tingkat Tahidz siswa sudah bisa membaca Ayat Al-Quran dengan bertartil serta dapat menentukan hukum bacaannya dan hafal minimal juz amma.

Page 1 of 1 | Total Record : 6