Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERNIKAHAN DI KABUPATEN BANYUMAS Rosidin; Miyono, Noor
Jurnal Bimas Islam Vol 10 No 4 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.522 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v10i4.44

Abstract

Work culture is a component of human quality in changing the old way becomes the new way working that is oriented to customer satisfaction or the public. Religious Affairs Office of Banyumas Regency is one of the institutions in charge of services to the community, especially religious and employees implement integrated work culture by the Ministry of Religious Affairs. The purpose of this study to know the work culture influence for the wedding service quality at the Religious Affairs Office of Banyumas, Central Java. The approach used in this study is quantitative. The study population was community service users of the wedding with a sample of 140 obtained with quota purposive random sampling method. The study states: 1) the correlation between the variables work culture and strong service quality with value 0.834; 2) Innovation is an indicator of the weakest in the variable work culture and physical evidence the weakest indicator on service quality variables 3) The amount of influence on a lot of quality work culture of service equal to 69.6% and other variables that affect the quality of service of 30.1%. Workplace culture proven to improve service and provide a significant role, so that the work culture and the employees attached to the Office of Religious Affairs in Banyumas. Kantor Urusan Agama merupakan salah satu institusi yang bertugas melakukan pelayanan kepada masyarakat khususnya bidang keagamaan dan pegawainya menerapkan budaya kerja yang terintegrasi oleh Kementerian Agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh budaya kerja terhadap kualitas pelayanan pernikahan di Kantor Urusan Agama Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah  kuantitatif.  Populasi penelitian adalah masyarakat pengguna jasa layanan pernikahan dengan jumlah sampel 100 yang diperoleh dengan metode kuota purposive random sampling. Hasil penelitian menyatakan : 1) korelasi antara varibel budaya kerja dan kualitas pelayanan kuat dengan nilai 0,834; 2) Inovasi merupakan indikator terlemah pada variabel budaya kerja dan bukti fisik merupakan indikator terlemah pada variabel kualitas pelayanan 3) Besarnya pengaruh budaya kerja terhadap kualitas pelayanan sebesar 69,6 % dan variabel lain yang mempengaruhi kualitas pelayanan sebesar 30,1%. Budaya kerja terbukti meningkatkan pelayanan dan memberikan peran yang signifikan, sehingga budaya kerja melekat pada pegawai dan pelayanan di Kantor Urusan Agama Kabupaten Banyumas.
Studi Komparatif Indikator Toleransi Beragama di Indonesia dalam Perspektif Teori Multikultural Barat dan Pendidikan Agama Islam: Comparative Study of Religious Tolerance Indicators in Indonesia from the Perspective of Western Multicultural Theory and Islamic Religious Education Rosidin
TA'LIMUNA: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 13 No. 1 (2024): MARET
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32478/dfrya232

Abstract

The low index of religious tolerance in Indonesia is still a problem that requires a solution. This article uses a qualitative approach and a type of literature study. The data studied is secondary data that is relevant to the themes of religious tolerance, multiculturalism and Islamic religious education. Then it was analyzed through data condensation, data display, and conclusion, until the following findings were obtained: 1) The establishment of non-Muslim places of worship in the perspective of Western multiculturalism related to integration (acceptance) such as in Kampung Sawah, Bekasi; and conflict (rejection) such as in Ciketing Asem, Bekasi. In Islamic religious education, there are different opinions, namely Haram (forbidden), Halal (permissible), Wajib (obligatory) and Tafshil (conditional). 2) The election of non-Muslim leaders in the perspective of Western multiculturalism is related to the principle of equal rights to be elected and hold power. In Islamic religious education, there are differences of opinion, namely firmly rejecting, accepting unconditionally, and accepting with certain conditions. 3) Organizing non-Muslim religious events in public spaces from the perspective of Western multiculturalism related to conflict transformation, namely turning violence into non-violence. In Islamic religious education, it is forbidden for Muslims to participate in religious ceremonies and wear non-Muslim religious attributes. 4) Non-Muslims are buried in public cemeteries in the perspective of Western multiculturalism regarding mechanical social solidarity which prioritizes repressive laws, and organic solidarity which prioritizes restitutive laws. In Islamic religious education, non-Muslims cannot be buried in the same place as Muslims, unless it is an emergency. Rendahnya indeks toleransi beragama di Indonesia masih menjadi problem yang membutuhkan solusi. Artikel ini memakai pendekatan kualitatif dan jenis studi pustaka. Data yang diteliti adalah data sekunder yang relevan dengan tema toleransi beragama, multikulturalisme Barat dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Lalu dianalisis melalui reduksi dan kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, hingga diperoleh temuan berikut: 1) Pendirian rumah ibadah non-Muslim dalam perspektif multikulturalisme Barat terkait integrasi (penerimaan) seperti di Kampung Sawah, Bekasi; dan konflik (penolakan) seperti di Ciketing Asem, Bekasi. Dalam perspektif PAI, terdapat perbedaan pendapat, yaitu Haram, Halal mutlak, Wajib dan Tafshil (diperinci) sesuai kondisi. 2) Pemilihan pemimpin non-Muslim dalam perspektif multikulturalisme Barat terkait prinsip kesetaraan hak untuk dipilih dan memegang kekuasaan. Dalam perspektif PAI, terjadi perbedaan pendapat, yaitu tegas menolak, menerima tanpa syarat, dan menerima dengan syarat tertentu. 3) Penyelenggaraan acara keagamaan non-Muslim di ruang publik dalam perspektif multikulturalisme Barat terkait transformasi konflik, yaitu mengganti kekerasan menjadi anti kekerasan. Dalam perspektif PAI, umat muslim haram mengikuti upacara keagamaan dan memakai atribut keagamaan non-muslim. 4) Non-Muslim dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum dalam perspektif multikulturalisme Barat terkait solidaritas sosial mekanik yang mengedepankan hukum represif, dan solidaritas organik yang mengedepankan hukum restitutif. Dalam perspektif PAI, non-muslim tidak boleh dimakamkan satu lokasi dengan orang muslim, kecuali darurat. Kata Kunci: Studi Komparatif, Toleransi Beragama, Multikulturalisme Barat, Pendidikan Agama Islam (PAI)
Internalisasi Nilai-Nilai Religius melalui Ektrakurikuler Pramuka di MTs dan MA Hidayatul Mubtadi’in Tasikmadu Malang: Internalization of Religious Values through Scouting Extraculricularies at MTs and MA Hidayatul Mubtadi'in Tasikmadu Malang Achmad Roziqin; Rosidin
TA'LIMUNA: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 13 No. 2 (2024): SEPTEMBER
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32478/pyvnbh34

Abstract

This article compares the process of internalizing religious values ​​through Scout extracurricular activities at Madrasah Tsanawiyah (MTs) and Madrasah Aliyah (MA) Hidayatul Mubtadi'in, Tasikmadu Village, Lowokwaru District, Malang City. This article was prepared using a qualitative approach and a case study type of research. Data collection techniques use observation, interviews and documentation. Then analyzed using the Miles & Huberman Interactive Model which consists of data condensation, data presentation and verification/conclusion drawing. There are three findings of the article, as well as three stages of value internalization. First, Transformasi Stage. At this stage, both at MTs and MA Hidayatul Mubtadi'in, both involve elements of Scoutmasters, as well as elements of Yayasan Pendidikan Islam Hidayatul Mubtadi'in (YPIHM) who actively give lectures regularly and incidentally, related to the values ​​of religiosity. In line with the Islamic values ​​of Ahlussunnah wal Jama'ah. Second, Transaksi Stage. At this stage, both at MTs and MA Hidayatul Mubtadi'in, both involve verbal discussions and through exemplary methods. In practice, Scoutmasters give instructions, then provide examples or role models directly; then imitated by students. Students are also permitted to ask or discuss the instructions at any time. Third, Trans-internalization Stage. At this stage, both at MTs and MA Hidayatul Mubtadi'in, religious values ​​are equally realized through concrete actions. Its manifestation is the realization of the three Dasa Dharma values: 1) Fear of God Almighty; 2) Love of nature and compassion for fellow humans; 3) Be pure in thoughts, words and deeds. Artikel ini membandingkan proses internalisasi nilai-nilai religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Hidayatul Mubtadi’in Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Artikel ini disusun menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Lalu dianalisis dengan Model Interaktif Miles & Huberman yang terdiri dari kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Ada tiga temuan artikel, sebagaimana tiga tahap internalisasi nilai. Pertama, Tahap Transformasi Nilai. Pada tahap ini, baik di MTs maupun MA Hidayatul Mubtadi’in, sama-sama melibatkan unsur Pembina Pramuka, serta dari unsur Yayasan Pendidikan Islam Hidayatul Mubtadi’in (YPIHM) yang aktif memberikan ceramah secara rutin dan insidental, terkait nilai-nilai religiusitas yang selaras dengan nilai-nilai keIslaman Ahlussunnah wal Jama’ah. Kedua,  Tahap Transaksi Nilai. Pada tahap ini, baik di MTs maupun MA Hidayatul Mubtadi’in, sama-sama melibatkan diskusi secara verbal maupun melalui metode keteladanan. Pada praktiknya, Pembina Pramuka memberikan instruksi, lalu memberikan contoh atau teladan secara langsung; kemudian ditiru oleh peserta didik. Peserta didik juga diperkenankan untuk sewaktu-waktu bertanya atau berdiskusi terkait instruksi tersebut. Ketiga, Tahap Trans-internalisasi Nilai. Pada tahap ini, baik di MTs maupun MA Hidayatul Mubtadi’in, nilai-nilai religius sama-sama direalisasikan melalui tindakan nyata. Wujudnya adalah realisasi tiga nilai Dasa Dharma: 1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; 3) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Kata Kunci: Ekstrakurikuler; Hidayatul Mubtadi’in; Internalisasi; Nilai-Nilai Religius; Pramuka
Pendampingan penguatan kapasitas pelaku usaha batik besurek Titi Darmi; Sri Indarti; Rosidin
JURNAL ABDIMAS SERAWAI Vol. 3 No. 3 (2023): Jurnal Abdimas Serawai (JAMS)
Publisher : Program Studi Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Bengkulu 

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jams.v3i3.5993

Abstract

Bencana Virus corona (Covid19), membuat tatanan kehidupan manusia berubah menjadi 180 derajat, perubahan ini terjadi secara tiba-tiba dan mengkagetkan sejagat Dunia. Perubahan drastis ini berdampak pada semua line, kesehatan, ekonomi, sosial dan budaya. Selain bidang kesehatan, yang sangat sangat terpuruk, bidang ekonomi melumpuhkan segala aktivitas ekonomi. Bidang ekonomi yang sangat terdampak adalah UKM. Kegiatan UKM menjadi stagnan, tidak produktif, hal ini, terjadi apabila pengelola tidak mampu berinovasi, tidak dapat membaca peluang dan tidak memutar haluan yang semua dilakukan dengan konvensional menjadi pengelolaan yang modern berbasis teknologi. Penguatan kapasitas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi, manajemen bisnis, dan inovasi dalam industri batik. Melalui pendekatan yang holistik, pelaku usaha dalam industri batik dapat terus berkembang, mempertahankan kearifan lokal, dan bersaing secara lebih baik di pasar global yang semakin kompetitif.
OPTIMALISASI MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA DALAM PERSPEKTIF TAFSIR TARBAWI Rosidin
Evaluasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 8 No. 2 (2024): Evaluasi-Edisi September
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32478/24w80642

Abstract

Kegagalan mahasiswa dalam mengelola waktu mengakibatkan beragam dampak negatif, seperti prokrastinasi akademik, burnout syndrome, serta minimnya study-life balance dan prestasi belajar. Artikel ini disusun menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian pustaka dan analisis tafsir tarbawi yang berintikan pada analisis lughawi (bahasa), tahlili (tafsir) dan tarbawi (kependidikan). Ada empat temuan artikel yang didasarkan pada empat dampak negatif problem manajemen waktu di kalangan mahasiswa. Pertama, prokrastinasi akademik bisa disebabkan oleh rasa malas (kasl) dan lalai (sahw). Formulasi solusi untuk meminimalisasi prokrastinasi akademik adalah aktualisasi nilai-nilai dalam ayat-ayat yang memuat terma waqt dan ajal, yang meliputi: Penjadwalan, Penyegeraan, Fleksibilitas dan Dedikasi. Kedua, burnout syndrome bisa disebabkan oleh kelelahan fisik (nashb) dan psikis (dhiq). Formulasi solusi untuk meminimalisasi burnout syndrome adalah aktualisasi nilai-nilai dalam ayat-ayat yang memuat terma yaum, syahr dan sanah, yang meliputi: Variasi kegiatan harian, Produktif di masa perkuliahan dan healing di masa liburan dan Motivasi lulus kuliah tepat waktu. Ketiga, study-life balance mahasiswa dipengaruhi oleh mindset adil (‘adl) dan moderat (tawassuth). Formulasi solusi untuk optimalisasi study-life balance mahasiswa adalah aktualisasi nilai-nilai dalam ayat-ayat yang memuat terma nahar dan lail, yang meliputi: Keseimbangan aktivitas siang dan malam, Keseimbangan aktivitas dan istirahat serta Keseimbangan perkuliahan dan ibadah. Keempat, prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh mentalitas juara (sabq) dan sukses (falah). Formulasi solusi untuk optimalisasi prestasi belajar mahasiswa adalah aktualisasi nilai-nilai dalam ayat-ayat yang memuat terma ‘ashr dan ghudwah-ghadah, yang meliputi: Fungsionalisasi waktu, Pembiasaan bangun pagi dan Disiplin evaluasi diri. University students’ failure to manage their time results in various negative impacts, such as academic procrastination, burnout syndrome, and lack of study-life balance and learning achievement. This article was prepared using a qualitative approach, a type of library research and analysis of Qur’anic educational interpretation (tafsir tarbawi) which has as its core an analysis of lughawi (language), tahlili (interpretation) and tarbawi (education). There are four article findings based on four negative impacts of time management problems among university students. First, academic procrastination can be caused by a laziness (kasl) which results in negligent attitude (sahw). The formulation of a solution to minimize academic procrastination is the actualization of values ​​in verses containing the terms waqt and ajal, which include: Time scheduling, Act immediately, Flexibility and Dedication. Second, burnout syndrome can be caused by physical (nasb) and psychological (diq) fatigue. The formulation of a solution to minimize burnout syndrome is the actualization of values ​​in verses containing the terms yaum, shahr and sanah, which include: Variation of daily activities, Productivity during study time and healing during holidays, and Motivation to graduate from university on time. Third, students’ study-life balance is influenced by a fair ('adl) and moderate (tawassut) mindset. The formulation of a solution for optimizing students' study-life balance is the actualization of the values ​​in the verses which contain the terms nahr and lail, which include: Balance of day and night activities, Balance of activities and rest, and Balance of study and worship. Fourth, student learning achievement is influenced by the mentality of winning (sabq) and success (falah). The formulation of a solution for optimizing student learning achievement is the actualization of values ​​in verses that contain the terms 'ash and ghudwah-ghadah, which include: Functionalization of time, the Habit of getting up early and the Discipline of self-evaluation.
Pendampingan Kajian Tafsir Juz Amma Tematik di Masjid Al-Ikhlas Madyopuro Kedungkandang Kota Malang Rosidin
Ngabekti: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Ngabekti: Edisi Juni 2024
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32478/mwy8mf13

Abstract

Abstract This article is a report on mentoring the study of thematic Tafsir Juz 'Amma at the Masjid Al-Ikhlas Madyopuro, Kedungkandang, Malang City, which the author carries out every Wednesday, from May to August 2023, precisely after the Maghrib prayer until Isha' time. This mentoring activity uses the Service Learning (SL) method which has three main elements, namely Civic Engagement, Practical Experience and Academic Study. There are three findings: First, mentoring activities consist of two stages, namely the preparation (tahammul phase) and the delivery (ada’ phase). Second, the impact of this mentoring activity includes changes in cognitive, affective, and psychomotor domains of mentoring participants. Third, the mentoring activity for the study of thematic Tafsir Juz 'Amma is a variation of the Living Qur'an which is in harmony with Indonesian local wisdom. Because Juz 'Amma contains Chapters (Surah) that are familiar to the lives of Muslims in Indonesia. So, it has the potential to be replicated by lecturers who are entrusted with carrying out Qur’anic Interpretation studies in various mosques and other majelis ta’lim. Keywords: Mentoring, Tafsir Studies, Juz 'Amma. Abstrak Artikel ini merupakan laporan kegiatan Pendampingan Kajian Tafsir Juz ‘Amma Tematik di Masjid Al-Ikhlas Madyopuro Kedungkandang Kota Malang yang penulis lakukan setiap hari Rabu, bulan Mei hingga Agustus 2023, tepatnya setelah shalat Maghrib hingga masuk waktu Isya’. Kegiatan pendampingan ini menggunakan metode Service Learning (SL) dengan tiga unsur utama, yaitu Civic Engagement, Practical Experience dan Academic Study. Ada tiga temuan: Pertama, kegiatan pendampingan terdiri dari dua tahap, yaitu persiapan (fase tahammul) dan penyampaian (fase Ada’). Kedua, dampak kegiatan pendampingan ini meliputi perubahan domain kognitif, afektif, dan psikomotorik pada peserta pendampingan. Ketiga, kegiatan pendampingan Kajian Tafsir Juz ‘Amma Tematik menjadi salah satu variasi dari Living Qur’an yang selaras dengan kearifan lokal Indonesia. Dikarenakan Juz ‘Amma memuat Surat-Surat yang familiar dengan kehidupan umat muslim di Indonesia, sehingga berpotensi direplikasi oleh para dosen yang diberi kepercayaan untuk mengisi kajian tafsir di berbagai masjid, mushalla, dan majlis ta’lim lainnya. Kata Kunci: Pendampingan, Kajian Tafsir, Juz ‘Amma.
PELATIHAN CANVA SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM ADAPTASI TEKNOLOGI PADA KURIKULUM MERDEKA UNTUK SISWA SMP PGRI 1 KEBUMEN Ghufron Zaida Muflih; Rosidin; Arina Dwi Cahyani; Indah Octa Permatasari; Kafiyatul Khulasoh; Wildan Luktiandi
PROFICIO Vol. 5 No. 2 (2024): PROFICIO : Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jpf.v5i2.3550

Abstract

Program kampus mengajar adalah program yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) untuk ikut berkontribusi dalam meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia. Salah satu sekolah sasaran pada program kampus mengajar 6 adalah SMP PGRI 1 Kebumen. Pada program kerja adaptasi teknologi, mahasiswa mengadakan pelatihan aplikasi pembuatan poster menggunakan aplikasi canva untuk Peserta didik SMP PGRI 1 Kebumen. Pada pelatihan pembuatan poster ini bertujuan untuk mengenalkan dan kiat-kiat pemanfaatan Canva dalam membuat, merancang, dan mendesain poster yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode yang dilakukan adalah demonstasi dengan memberikan materi dan mempraktikkan secara langsung didepan peserta didik. Materi yang diberikan antara lain pembuatan akun, penggunaan template yang tersedia hingga pengaturan penggunaan elemen yang ada untuk penunjang materi yang akan dibuat ke dalam slide. Hasil kegiatan pelatihan ini yaitu peserta didik sangat antusias mengikuti pelatihan, peserta didik memberikan respon yang sangat bagus, dan kegiatan pelatihan ini berhasil 90% peserta mengatakan mendapatkan pengalaman baru setelah mengikuti pelatihan. maka diharapkan peserta meningkatkan kemampuan dalam bentuk melatih diri secara mandiri. Selain itu diharapkan adanya kegiatan pelatihan yang berkelanjutan sehingga terjadi peningkatan kemampuan peserta.
PERAN GURU KELAS DALAM PEMBELAJARAN SISWA SLOW LEARNER DI MADRASAH IBTIDAIYAH AR-ROIHAN LAWANG MALANG / THE ROLE OF THE CLASS TEACHER IN THE LEARNING OF SLOW LEARNER STUDENTS AT MADRASAH IBTIDAIYAH AR-ROIHAN LAWANG MALANG Nadia Agustin; Rosidin
Al-Mudarris: Journal Of Education Vol. 7 No. 2 (2024): edisi OKTOBER
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32478/m5mzpd49

Abstract

Slow learner students fall into the category of Children with Special Needs (CwSN) who have intellectual disabilities with an IQ score of 70-90, so they require longer study time. This article was based on qualitative approach and case study type of research at Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar-Roihan, Lawang District, Malang Regency. Data was obtained through participant-observation techniques, semi-structured interviews and documentation, then analyzed using the Miles, Huberman and Saldana interactive model. There are two findings of the article. First, the implementation of slow learner student learning at MI Ar-Roihan consists of the planning, implementation and learning assessment phases. Second, the Class Teacher have five roles in the learning of slow learner students at MI Ar-Roihan: a) As administrator, the Class Teacher prepares Instructional Teaching for slow learner students who follow the regular curriculum. For slow learner students who follow the modified curriculum, the Instructional Teaching are prepared by the Special Assistant Teacher (SAT) after communicating with the Class Teacher; b) As facilitator, the Class Teacher determines teaching materials and learning methods for slow learner students who follow the regular curriculum. For slow learner students who follow the modified curriculum, teaching materials and learning methods are determined by SAT; c) As teacher, the Class Teacher provides classical learning material to all students, including slow learner students. Then, each SAT will repeat the explanation to the slow learner students, according to their characteristics and needs; d) As educator, the Class Teachers collaborate with SAT to educate Islamic character values, such as honesty and self-confidence, to slow learner students; e) As evaluator, Class Teacher is in charge of compiling general report for regular students and CwSN. Meanwhile, SAT is in charge of compiling assessment reports for slow learner students only. Keywords: Special Assistant Teacher (GPK), Class Teacher, MI Ar-Roihan, Inclusive Education, Slow Learner.
Urgency Pengelolaan Potensi Bahari Berdasarkan Undang- Undang Nomer 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Ikbal , Muhamad; Yumanrdi, Arif; Wahyono, Tito; Rosidin; Untari, Dhian Tyas
Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 21 No. 4 (2021): Special Issue (December 2021)
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/g472e966

Abstract

Indonesia's maritime potential is very large and its utilization must be as much as possible to provide a positive impact for the community as mandated in the 1945 Constitution. This study is a conceptual study that aims to describe the urgency of marine potential management based on Law No. 27 2007 on the Management of Coastal and Island Areas. -small island. Secondary data sources become material in the study. The results of the study are expected to be preliminary research for further researchers in optimizing the marine potential in Indonesia. Maritime sovereignty cannot be achieved only with the efforts of one or two parties, but requires coordination between all stakeholders.
Penerapan Kolaborasi antara Pemerintah Desa, Masyarakat dan Akademisi dalam Penguatan Kelembagaan dan Penanaman Pohon Rosidin; Susiyanto; Sri Indarti; Farida Nur Aini
JURNAL ABDIMAS SERAWAI Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Abdimas Serawai (JAMS)
Publisher : Program Studi Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Bengkulu 

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jams.v5i1.8098

Abstract

Desa Rindu Hati, Kabupaten Bengkulu Tengah, menghadapi tantangan degradasi lingkungan akibat alih fungsi lahan dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam. Di sisi lain, kapasitas kelembagaan desa dalam menginisiasi program berbasis lingkungan masih terbatas. Melalui pendekatan Administrasi Publik, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membangun kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat dalam program penghijauan sekaligus memperkuat kelembagaan desa agar mampu merancang kebijakan berkelanjutan. Tujuan Pengabdian ini adalah untuk Mendeskripsikan model sinergi multipihak dalam program penanaman pohon, Menganalisis dampak penguatan kelembagaan desa terhadap partisipasi masyarakat, dan Memberikan rekomendasi kebijakan berbasis temuan lapangan. Metode Kegiatan dilaksanakan dengan metode participatory action research (PAR), meliputi: FGD dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat untuk identifikasi kebutuhan. Pelatihan administrasi pengelolaan lingkungan bagi aparatur desa. Aksi kolektif penanaman 500 bibit pohon (produktif dan endemik) melibatkan 100 peserta dan Pendampingan pembentukan kelompok kerja (pokja) lingkungan desa. Hasil dan Temuan Inovatif yaitu terbentuknya Pokja Hijau Desa sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam monitoring lingkungan.