cover
Contact Name
Nehru Ahmad
Contact Email
nehrumillatahmad@gmail.com
Phone
+628112578882
Journal Mail Official
istifkar@stikkendal.ac.id
Editorial Address
Desa Jambearum, Jl. Raya Soekarno-Hatta Jambearum Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Jawa Tengah 51319
Location
Kab. kendal,
Jawa tengah
INDONESIA
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan
ISSN : 19792794     EISSN : 26556634     DOI : https://doi.org/10.62509/ji.v5i2
Core Subject : Religion, Education,
ISTIFKAR: Media Transformasi Pendidikan merupakan jurnal yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Islam Kendal yang fokus pada kajian pendidikan diantaranya mengenai; 1) Ilmu Pendidikan Islam, 2) Kurikulum Pendidikan Islam, 3) Evaluasi Pendidikan Islam, 4) Psikologi Pendidikan, 5) Filsafat Pendidikan, 6) Metode Pembelajaran dan Pengajaran, 7) Kajian Pendidikan Pesantren 8) Kajian Pendidikan Madrasah.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2023): Istfikar: Media Transformasi Pendidikan" : 6 Documents clear
PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FORMAL DAN NON FORMAL DALAM MENINGKATKAN AKHLAKUL KARIMAH Sandhye Aji Prasetyo
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 3 No 2 (2023): Istfikar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v3i2.86

Abstract

Islamic religious education plays a very important role in the formation of a person's morals. And education, especially morals and morals, must be given from an early age to foster children's spiritual and physical growth, both spiritual, motoric, emotional, social and shape children's characteristics into good ones. It is not only in educational institutions that the family plays an important role in educating children, the main thing is in forming their characteristics properly and correctly.There are three forms of educational institutions currently developing in our country, namely formal, non-formal and informal. Formal educational institutions are educational institutions whose curriculum is created and managed by the government from pre-school level to university level. Then non-formal educational institutions are educational institutions whose curriculum is created and managed by the community, including Islamic boarding school or diniyah educational institutions. Meanwhile, informal education is education that is built or organized by the family and environment only for education without structure and does not require permission from the government.This article discusses the role of formal and non-formal Islamic religious education in improving morals. There are still students whose morals are not good, especially morals towards teachers. Researchers want to improve good morals towards teachers in order to gain useful knowledge and blessings. This research uses descriptive qualitative using data analysis techniques in the form of observation where the researcher takes qualitative primary data sources obtained from teachers of morals and aqidah. In this research the data source is secondary. The first research is that a student must obey the teacher by getting used to it when the teacher speaks or walks, the students bow their heads while giving respect with a bowed head gesture. To produce results such as when in class students or students must enter the class first to greet and prepare the place for the incoming teacher. The second is the teacher's guidance to students, namely using concrete story methods such as studying and giving sermons and this must also be used as an example by the teacher, so that from this method students who previously behaved badly can become good so that they can be applied in society. Third, if there are students or students who are difficult to manage, namely by using the approach of providing advice and motivation so that a student has good morals, it cannot be denied that stubborn students can occur due to internal factors such as lack of love for parents, then it will be fun for the teacher to talk to the student. Thank God, in this way students can change from bad morals to good morals..
KONSEPSI PENDIDIKAN ISLAM: MENELUSURI AKAR HISOTORIS TERBENTUKNYA PRAKTIK AWAL PENDIDIKAN ZAMAN NABI SAW Abdul Azis Fatkhurrohman; Ahmad Nasih Ahbab; Iwanuz Zurur
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 3 No 2 (2023): Istfikar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v3i2.87

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk menelusuri akar historis dari praktik Islam sebagai insipirasi dari pendidikan Islam yang berkembang hingga sekarang. Praktik pendidikan Islam yang berkembang hari ini, memiliki akar kuat yang beriringan dengan terbentuknya Islam secara institusi sejak zaman Nabi Saw. Pergumulan Islam sebagai suatu ajaran agama, mengandaikan telah terjadinya segala bentuk praktik sosial beserta segala aspek yang melatarinya. Pendidikan Islam yang termasuk dari salah satunya, memberikan nuansa historis yang penting untuk kemudian mempunyai pondasi yang kuat sebagai satu pijakan dalam perkembangannya. Atas dasar itulah kemudian, mengungkap praktik-pratik dan prinsip yang diletakan Nabi Saw pada awal lahirnya Islam menjadi penting dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif berdasarkan data-data kepustakaan (library research). Dengan menekankan pada analisis historis, penelitian ini akan mengulik praktik-praktik keseharian dakwah Nabi Saw yang sarat akan praktek pendidikan Islam. Hasilnya, Pendidikan Islam sebagai sebuah konsep dan praktik berjalan beriringan dengan hadirnya Islam sebagai sebuah ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam sebagai konsep awal, menjadi konten pendidikan yang menekankan pada berbagai ajaran yang didasarkan dalam kitab suci al-Qur’an. Pendidikan yang dilakukan oleh Nabi dimaknai secara historis mengalami dua periode, sebagaimana periodisasi wahyu dan kehidupan Nabi. Dua periode tersebut diantaranya pra dan pasca hijrahnya Nabi Saw bersama pengikutnya ke Madinah.
KOMPARASI KEBIJAKAN TUGAS AKHIR DALAM PERMENDIKBUD NO. 3 TAHUN 2020 DENGAN PERMENDIKBUDRISTEK NO. 53 TAHUN 2023. Rizqiyah, Afi; Fayaz Mahassin Syifa’i Adienk; Eko Arif Ilhami A’abadia
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 3 No 2 (2023): Istfikar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v3i2.90

Abstract

Di perguruan tinggi, seringkali mahasiswa terkendala dalam pengerjaan tugas akhir yang berbentuk skripsi, tesis, dan disertasi. Namun kebijakan terbaru dalam Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 memberi tambahan opsi jenis tugas akhir bagi mahasiswa. Karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkomparasikan peraturan menteri tersebut dengan Permendikbud No. 3 Tahun 2020 yang sebelumnya juga mengatur kebijakan tugas akhir. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang tidak menggunakan prosedur analisis statisktik atau kuantifikasi lainnya. Sumber data utama penelitian ini adalah naskah Permendikbud No. 3 Tahun 2023 dan Permendikbud No. 53 tahun 2023 yang didukung sumber data sekunder dari berbagai referensi tertulis.Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembeda utama kebijakan tugas akhir Permendikbud No, 3 Tahun 2023 dan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 adalah pemberian opsi tugas akhir pada peraturan terbaru yang tidak hanya terbatas pada skripsi, tesis, dan disertasi, sehingga perguruan tinggi bisa menetapkan kebijakan tugas akhir sesuai dengan minat mahasiswa.
PERAN ULAMA PEREMPUAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM: UPAYA MENEMBUS PATRIARKI AGAMA DI ERA DIGITAL Fentika Zahra Qoirunnisa; Arinda Nurmeita Kurniawan; Firda Noor Khalida; Muhammad Afriyanto; Mahmud Yunus Mustofa
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 3 No 2 (2023): Istfikar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v3i2.91

Abstract

Religious authority is a particular challenge for women ulama because so far this authority has been fully held by male clerics. This paper discusses how female ulama appears on social media and conveys messages of Islamic teachings. In addition, this study also analyzes the phenomenon of religious lectures that are thick with gender nuances on social media delivered by female ulama. This study uses content analysis by analyzing Ning Imas Fiqh Women's content on NU Online YouTube. This article attempts to explain how female ulama penetrates this patriarchal culture by using social media as a medium of da'wah and Islamic teaching. This article argues that today's female ulama are continuously rising from adversity and removing themselves from patriarchal culture. Women ulama present fiqh teachings that are more progressive and interesting. Then this effort is a new step in breaking down the patriarchal culture in Indonesia. Then what about the results of these efforts? This article will answer with research through digital ethnographic methods. The article contains 3 main points. First, review the role and contribution of women ulama in spreading the teachings of fiqh in Indonesia, and second, explore the dynamics of digital da'wah and Islamic teaching analysis of women on the NU Online channel. Third, the efforts of women ulama to penetrate religious patriarchy.
PENGEMBANGAN KEILMUAN PENDIDIKAN ISLAM; MERAJUT KAJIAN MULTI, INTER, DAN TRANSDISIPLINER PADA PERGURUAN TINGGI Mochammad Marjuki; Ahmad Tantowi
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 3 No 2 (2023): Istfikar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v3i2.94

Abstract

Abstrak Salah satu problematika dalam pendidikan Islam adalah adanya bias disiplin ilmu. Suatu ilmu dari satu perspektif dipandang berdiri sendiri dan tak mampu terinetgrasi. Sebaliknya dalam pandangan Islam, melihat ilmu secara lengkap, komprehensif, dan utuh. Konsep keilmuan yang lahir ada dalam proses pendidikan memerlukan kajian dari berbagai pandangan, artinya ilmu tidak bisa berdiri sendiri. Jika suatu objek dikaji hanya dengan satu pendekatan disiplin ilmu, maka otomatis konsep tersebut dianggap absurd dan dangkal. Dalam memandang sebuah persoalan tidak cukup hanya satu disiplin ilmu. Oleh karenanya persoalan dalam pendidikan Islam ini sudah semestinya dipahami dan ditelaah dengan berbagai pendekatan. Dalam kajian ini, penulis mencoba menguraikan teori pandangan Islam terkait multi, inter, dan transdisiplin, sehingga nantinya muncul ilustrasi atau desain disiplin ilmu yang komprehensif untuk mengimplementasikannya dalam kurikulum pendidikan.
PENDIDIKAN FIQIH DI PESANTREN DALAM BINGKAI AFEKTIF, KOGNITIF, DAN PSIKOMOTORIK (Studi di Pesantren Miftakhul Jannah dan Pesantren Salafiyah) Mu’ammar Ramadhan; Ahmad Munadirin
Istifkar: Media Transformasi Pendidikan Vol 3 No 2 (2023): Istfikar: Media Transformasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/ji.v3i2.95

Abstract

Penelitian berangkat dari permasalahan adanya ketimpangan pembelajaran fiqih di lembaga pendidikan. Aspek pengetahuan di satu sisi di lembaga pendidikan formal, dan aspek pskomotorik di lembaga pendidikan pesnatren. Karenanya penelitia di Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang dan Miftakhul Jannah Tegal ini ini menguraikan pendidikan fiqih dari aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif lapangan. Teknik pengumpulan data dalam studi ini menggunakan metode observasi, interview, dokumentasi, dan studi pustaka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsionalisme struktural Parsons. Penelitian ini dapat memotret bahwa secara kognitif, impelemntasi pendidikan fiqh di Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang dan Miftakhul Jannal Tegal dilakukan dengan mengkaji kitab kuning di pesantren yang diajarkan. Adapun pada aspek psikomotorik pendidikan fiqh di Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang dan Pondok Pesantren Miftakhul Jannah Tegal dilakukan sebagai bagian untuk mempraktikkan materi fiqih yang diajarkan. Pada aspek afektif pendidikan fiqh dapat berjalan dengan baik melalui proses internalisasi yang melahirkan sikap menerima, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Faktor penting yang menguatkan ranah afektif santri adalah pembiasaan melalui tata tertib dan budaya pesantren, modeling atau keteladanan kyai/ustadz, serta keyakinan yang mendalam bahwa mengamalkan fiqih secara istiqamah dan ikhlas adalah kewajiban setiap muslim.

Page 1 of 1 | Total Record : 6