Articles
42 Documents
Search results for
, issue
"Vol 12, No 1: Januari 2024"
:
42 Documents
clear
WACANA PEMBUNGKAMAN TERHADAP PEREMPUAN SEBAGAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM FILM PENYALIN CAHAYA (2021)
Octari Ambarita, Angelica;
Sunarto, Sunarto;
Ratri Rahmiaji, Lintang
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Reports regarding cases of sexual violence were still very high throughout 2022 with the majority of victims being women. Law enforcers always settled on the ‘peaceful’ way of resolving cases by not taking sides with victims or being unjust. Film was a discourse that represents social realities. Based on the social issues, Photocopier was produced to depict the silencing that still occurred against victims of sexual violence. The research aimed to examine the discourse on silencing women as victims of sexual violence which was portrayed in Photocopier. Muted Group Theory by Cheris Kramarae was used as the main theory, followed by the concept of radical-libertarian feminism. Sara Mills’ Critical Discourse Analysis was used as the research method to analyze deeper on four aspects of examination: character, fragmentation, focalization, and schemata. The results indicated that the female characters in Photocopier represent women as victims of sexual violence. Despite having important roles, the female characters were still portrayed to be silenced by the male characters. Fragmentation concentrated on the facial expressions of the characters which depicted anger and frustration of the victims. Focalization in the film indicated that the female victims were active subjects. The subjectivity of sexual violence victims rendered through feminine-oriented when sharing their experiences. Hence, schemata identified the victim blaming ideology in which the female victims of sexual violence still struggle to reveal the truth and demand lawfulness.
Hubungan Terpaan Kampanye Pemilahan Sampah Dan Intensitas Interaksi Peer Group Dengan Perilaku Pemilahan Sampah Rumah Tangga Oleh Followers @Pilahsampah
Hamidah, Nadiya;
Pradekso, Tandiyo;
Setyabudi, Djoko
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Instagram account @pilahsampah has actively promoted a campaign promoting waste sorting behavior, it appears that the practical adoption of this practice has not yet attained an optimal level among @pilahsampah followers. Despite the campaign being conveyed through social media with the intention of providing guidance and encouragement to followers to participate in the responsibility of waste sorting, there exists a gap between the campaign message and the level of waste sorting implementation in household daily life. This research aims to investigate the correlation between the exposure to waste sorting campaigns and the intensity of peer group interaction with household waste sorting behavior among the followers of @pilahsampah. This research employs a quantitative method with an explanatory type, based on the concept of Social Learning Theory. The sampling technique involves non-probability sampling, with a total of 100 respondents who have read, seen, or heard waste sorting campaign messages and are followers of the social media account @Pilahsampah, as well as being part of the Waste Sorting Community. Based on the results of this study using Kendall's W analysis, indicate that there is a relationship between the exposure to waste sorting campaign messages and the intensity of peer group interaction with household waste sorting behavior among followers of @pilahsampah, with a significance value of 0.002. This value is smaller than 0.05, indicating significance.
Pengaruh Kualitas Layanan, Brand Image dan Terpaan Social Media Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Layanan Subscription Video-on-Demand Netflix
Veriska, Veriska;
Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
This research examines the impact of service quality, brand image, and social media exposure on customer loyalty in the context of Subscription Video on Demand (SVoD) services, with a specific focus on Netflix in Indonesia. Despite being a pioneer in the Indonesian SVoD market, Netflix experienced a decline in market share in 2022. The study aims to understand the factors influencing customer loyalty, employing the Expectancy Disconfirmation Theory, Customer-Based Brand Equity, and Advertising Exposure Theory, along with Expectancy Confirmation Theory. The sampling technique utilized non-probability sampling, with a sample size of 100 respondents comprising Generation Z and millennials residing in the Jakarta-Bogor-DepokTangerang-Bekasi (Jabodetabek) area. Regression analysis results indicate that service quality has a significance value of 0.000, with a positive coefficient of 0.144, and brand image has a significance value of 0.000, with a positive coefficient of 0.208 which show that there’s an influence of service quality and brand image on Netflix’s customer loyalty. Meanwhile, social media exposure does not show a significant impact on Netflix’s customer loyalty. These findings suggest that prioritizing and enhancing service quality and brand image can be strategic focuses for companies aiming to strengthen customer loyalty in the SVoD industry.
MEMAHAMI PEMAKNAAN PESAN BODY SHAMING PADA KORBAN REMAJA PRIA
Faiz Syarafullana, Mirwa;
Dwiningtyas Sulistyani, Hapsari;
Ratri Rahmiaji, Lintang
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Perempuan merupakan target utama dari tindakan body shaming, namun pria juga sering mengalami body shaming sama seperti perempuan, tetapi kasus-kasusnya kurang tersorot dan terekspos. Remaja pria ketika mengalami body shaming memilih untuk diam dan memendam saja tidak seperti remaja perempuan. Pada pria, tindakan body shaming memiliki kekhasan tersendiri yang membedakan dengan tindakan body shaming yang dialami oleh perempuan, yaitu mengarah pada kritikan atau ejekan mengenai penampilan, kepribadian, gestur tubuh, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penyimpangan pada maskulinitas. Pria yang tidak bisa memenuhi standar tubuh ideal dan tidak bisa menjadi sosok yang maskulin akan direndahkan dan menjadi sasaran tindakan body shaming. Tujuan dari penelitian ini yaitu memahami proses pemaknaan pesan body shaming yang dialami pada korban remaja pria. Penelitian ini merupakan tipe kualitatif yang menggunakan metode analisis Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam interview kepada lima informan yaitu lima remaja pria usia 18-23 tahun yang telah mengalami tindakan body shaming. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses koordinasi pemaknaan pesan body shaming pada korban remaja pria diawali dengan menerima pesan body shaming dan memaknai pesan body shaming. Pemaknaan terhadap pesan body shaming yang terbentuk yaitu pemaknaan pesan body shaming sebagai tindakan yang mengganggu citra diri, pemaknaan pesan body shaming sebagai ungkapan candaan dan pemaknaan pesan body shaming sebagai motivasi. Teman merupakan pelaku body shaming utama selain keluarga dan orang yang memiliki kuasa. Penerimaan pesan dan pemaknaan pesan body shaming memicu informan untuk memberikan tanggapan berupa respon dan reaksi yang merupakan bentuk perlawanan informan terhadap pelaku yang disesuaikan dengan tingkat keakraban informan dengan pelaku dan tingkat keparahan pesan body shaming yang diberikan pelaku. Informan terdorong untuk menceritakan pengalaman body shaming kepada teman cerita dan hal ini merupakan bentuk katarsis. Informan merasa memerlukan penguatan dan dukungan dari orang terdekatnya untuk mengelola dan mengatasi permasalahan body shaming. Upaya melakukan proses koordinasi pemaknaan body shaming memunculkan dua redefinisi terhadap pemaknaan tubuh informan. Redefinisi pemaknaan tubuh pertama yaitu tubuh sebagai alat kontrol maskulinitas yang mengartikan bahwa informan menganggap tubuh sebagai titik terlemah yang informan miliki karena sering dikomentari, dikontrol, diawasi dan mendapatkan pesan body shaming dari orang lain terkait dengan penyimpangan terhadap standar maskulinitas di Indonesia. Redefinisi pemaknaan tubuh kedua yaitu tubuhku milikku mengartikan bahwa tubuh yang informan miliki hanya bisa didefinisikan dan dinilai oleh informan sendiri karena setiap orang memiliki standar dan ekspektasi terhadap tubuhnya masing-masing. Terbentuknya redefinisi pemaknaan terhadap tubuh membuat informan memikirkan kembali mengenai definisi dari tubuhnya sendiri.
Representasi Ibu Tunggal dalam Drama When the Camellia Blooms
Setya Putri, Larasati;
Dwiningtyas Sulistyani, Hapsari;
Yusriana, Amida
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Representasi ibu tunggal dalam media massa masih sering ditampilkan dengan figur yang kurang baik. Hal ini terjadi karena beredarnya banyak stigmatisasi mengenai ibu tunggal. Pada tahun 2019, salah satu media populer dari negara Korea Selatan merilis sebuah drama korea yang berjudul When the Camellia Blooms sebagai upaya untuk memberikan penggambaran yang lain dari sosok ibu tunggal. Penelitian ini ingin melihat bagaimana penggambaraan ibu tunggal dalam drama ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana representasi ibu tunggal di dalam drama korea When the Camellia Blooms. Metode penelitian menggunakan analisis semiotika John Fiske. Dalam analisisnya, John Fiske menggunakan konsep the codes of television yang terbagi dalam tiga tahapan yakni level realitas, level representasi, dan level ideologi untuk melihat bagaimana kode-kode tersebut bekerja dalam sebuah tayangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada empat tema besar yang ditemukan untuk membentuk representasi ibu tunggal yaitu peran ibu tunggal dalam rumah tangga, pandangan kepada ibu tunggal secara sosial, kompleksitas hubungan romantisme ibu tunggal, dan keputusan resistensi yang dipilih ibu tunggal.Dari keempat tema hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa representasi ibu tunggal dalam drama When the Camellia Blooms yaitu sebagai sosok supermom karena dapat melaksanakan peran ganda, memiliki kemampuan untuk melakukan perlawanan, dan memiliki kontrol atas dirinya sendiri tanpa pengaruh orang lain.
Pengaruh Daya Tarik Brand Ambassador Dan Tingkat Pengetahuan Pesan Iklan Head & Shoulders Terhadap Minat Beli Produk Head & Shoulders
Fitriyani, Putri;
Nur Suryanto Gono, Joyo;
Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Head & Shoulders, as one of the well-known shampoo brands in Indonesia, become trending topics & viral among netizens but do not show an increase in product sales. Despite various communication strategies, including creating attractive advertisements and collaborating with two brand ambassadors, Joe Taslim and Fadil Jaidi. This research aims to determine the influence of brand ambassador attractiveness and the advertising message knowledge level of Head & Shoulders on the purchase interest in Head & Shoulders products. The theories used in this study are the Source Attractiveness Theory and Advertising Exposure Theory. The sample size in this study was 100 people aged 20-29 who had seen the Head & Shoulders ad titled “Joe Taslim X Fadil Jaidi – Who Is the Next Head & Shoulders BA?” and were domiciled in Semarang. The sampling technique used in this study was non-probability sampling with a purposive sampling method approach. The results showed that the influence of the brand ambassador attractiveness variable on the Head & Shoulders product purchase interest variable obtained a significance value of <0,001, where this number is smaller than 0,01, which means highly significant, indicating the influence of brand ambassador attractiveness on the purchase interest in Head & Shoulders products. Likewise, the variable of the advertising message knowledge level of Head & Shoulders on the variable of the purchase interest in Head & Shoulders products obtained a significance value of <0,001, where this number is smaller than 0,01, which means highly significant, indicating the influence of the advertising message knowledge level of Head & Shoulders on the purchase interest in Head & Shoulders products.
KOMUNIKASI INTERNAL PT GEO DIPA ENERGI (PERSERO) DALAM IMPLEMENTASI VISI MISI MENGENAI PELESTARIAN LINGKUNGAN
Fitriani Sholekha, Hillda;
Luqman, Yanuar;
NS Gono, Joyo
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
PT Geo Dipa Energi (Persero) yang dikenal sebagai renewable energy company bertujuan untuk menjadi perusahaan solusi dari habisnya energi tak terbarukan dan menjaga kelestarian bumi dari efek eksplorasi energi tak terbarukan. Dari pra-penelitian yang dilakukan, ditemukan persebaran informasi yang kurang merata dan minimnya pengetahuan mengenai visi misi pelestarian lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui pola komunikasi dalam pertukaran informasi yang berkaitan dengan persoalan pelestarian lingkungan hidup dalam PT Geo Dipa Energi (Persero).Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, paradigma interpretatif melalui teknik pengumpulan data in depth interview terhadap 4 informan dengan latar belakang pribadi dan pengalaman yang berbeda sebagai karyawan PT Geo Dipa Energi (Persero). Hasil penelitian ini adalah perusahaan lebih dominan menggunakan pola komunikasi satu arah dengan metode lisan dan tulisan, dan komunikasi yang terjadi di PT Geo Dipa Energi (Persero) mengacu pada model komunikasi Lasswell. Persebaran informasi yang kurang merata disebabkan akibat karyawan tidak berpartisipasi aktif dalam pencarian informasi secara pribadi dan pergantian kebijakan pemimpin.
REPRESENTASI LAKI – LAKI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM FILM PENYALIN CAHAYA
Desvira Siahaan, Ulita Desvira Siahaan;
Noor Rakhmad, Wiwid;
Yusriana, Amida
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini dilatarbelakangi kasus kekerasan seksual yang menimpa laki – laki masih mendapatrespon ketidakacuhan dari publik. Namun, fenomena ini dihadirkan dalam film yang diteliti, yaitu“Penyalin Cahaya”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana korban laki – laki direpresentasikan serta mengetahui ideologi yang terkandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Dielaborasi dengan teori standpoint dan metode analisis 5 kode pembacaan leksia RolandBarthes. Berdasarkan analisis tersebut, dihasilkan temuan berikut. Kode hermeneutikmenunjukkan Tariq sebagai korban laki - laki telah menjadi produk konstruksi maskulinitas. Kode proairetik menunjukkan tindakan Tariq tidak merasa nyaman dan tertutup saat membahaskasusnya. Kode simbolik menunjukkan ciri maskulinitas pada sikap Tariq yakni berusaha tidakmeluapkan emosinya secara verbal. Kode kultural menunjukkan laki - laki harus menuruti nilaimaskulinitas setiap waktu agar dipandang sebagai laki - laki ideal. Kode semik menunjukkan laki – laki maskulin menurut budaya patriarki hanyalah mitos belaka, terlihat pada Rama yangmemiliki penyimpangan seksual dan Tariq yang melakukan self harm, menunjukkan emosi, dantidak berani melaporkan kasusnya. Melalui 5 kode pembacaan tersebut ditemukan adanya pengaruh tekanan konstruksimaskulinitas yang dirasakan korban laki – laki, sehingga korban lebih memilih diam danmemendam kasusnya. Korban laki – laki memandang pengalaman ini sebagai tanda bahwa dirinyasudah bukan laki - laki ideal.
INTERNATIONAL STUDENTS’ADAPTABILITY IN THE CONTEXT OF CROSS-CULTURAL ENVIRONMENT
Khairani, Yulia;
Manalu, S. Rouli;
Qurrota Ayun, Primada
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The objective of this research is to explain the experience of cross-cultural environment adaptation in international students and what makes international students able to overcome the crisis. The phenomenon of adaptation in a cross-cultural environment is an interesting phenomenon to study because cultural barriers are some of the things that most often cause international students to fail to complete their studies abroad. Many people who are in a new environment face culture shock, which is believed to be a normal condition. However, the level of disturbance experienced by the individual can differ from one person to another. This study uses two concepts, namely u-shaped curve and cross-cultural adaptation theories. The u-shaped curve concept has four stages of adaptation process namely honeymoon phase, crisis, recovery, and adjustment Moreover, the cross-cultural adaptation concept believes that individuals’ capacity for communicating in accordance with new cultural norms and values depends on their ability to change or adapt. It is made up of three crucial elements namely acculturation, deculturation, and assimilation. Each informant is able to be identified with a different process of cross cultural adaptation. There are three findings in this study. First, u-shaped curve theory may not prove for a number of adaptation processes in general. Second, international students undergo different processes of cross-cultural adaptation in cross-cultural environments. Third, what makes international students overcome the crisis include several strategies.
Perilaku Pencarian Dan Pengelolaan Informasi Oleh Digital Imigran Terhadap Kekerasan Di Lembaga Pendidikan
Rizki Fajar Bagaskoro, Sektianto;
Noor Rakhmad, Wiwid;
Rahardjo, Turnomo
Interaksi Online Vol 12, No 1: Januari 2024
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini dilandasi oleh adanya digitalisasi yang mempengaruhi distribusi informasi pada digital imigran, dimana hal ini menjadikan segala informasi lebih mudah diakses oleh para digital imigran. Terjadi kekerasan pada dua institusi pemerintahan yang kerapkali menjadi tujuan orang tua untuk menyekolahkan anaknya yang diberitakan secara publik dimana informasi ini dikonsumsi oleh para digital imigran. Penelitian ini akan menelaah bagaimana pengalaman para digital imigran dalam pencarian dan pengelolaan informasi mengenai kekerasan yang terjadi di lembaga Pendidikan PIP dan IPDN. Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan fenomenologis dimana data yang digunakan akan didapatkan dengan wawancara mendalam terhadap informan. Subjek penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah orang dewasa berusia 35tahun keatas yang berkaitan langsung dengan lembaga Pendidikan IPDN dan PIP. Analisis akan dilakukan dengan teori Teori Information Seeking Behavior, Teori Likelihood Elaboration Model, dan The Medium Theory. Temuan pada penelitian menujukkan bahwa para sebagain digital imigran mencari informasi secara aktif, dan sebagian lainnya mencari secara pasif, dan terdapat satu digital imigran yang tidak melakukan pencarian. Perilaku pencarian ini dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang masing-masing informan, mulai dari lingkungan, intrapersonal, dan demografi. Temuan selanjutnya yaitu bahwa secara general digital imigran yang melakukan pencarian pasif lambat dipengaruhi oleh informasi, dan yang melakukan pencarian aktif cepat dipengaruhi oleh informasi. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa Perilaku pencarian yang ditemukan pada penelitian ini yaitu passive attention, passive search, active search. Pada informan satu didapatkan pola pencarian passive attention, pada informan dua didapatkan pola pencarian passive search, dan pada informan tiga dan empat didapatkan pola pencarian active search. Pola pengelolaan informasi yang didapatkan pada penelitian ini yaitu central route dan peripheral route.