cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Interaksi Online
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Interaksi Online adalah jurnal yang memuat karya ilmiah mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Undip. Interaksi Online menerima artikel-artikel yang berfokus pada topik yang ada dalam ranah kajian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
Arjuna Subject : -
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2: April 2014" : 32 Documents clear
Impression Management pada Akun Twitter @sudjiwotedjo Irara, Wahyu; Widagdo, Muhammad Bayu; Santosa, Hedi Pudjo; Lukmantoro, Triyono
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.229 KB)

Abstract

Sejak kemunculannya pada Maret 2006, popularitas Twitter mananjak tajam. Fungsinya pun sudah mengalami perkembangan dari micro blogging menjadi media yang digunakan untuk citizen journalism, online marketing, pencitraan, dan lain sebagainya. Twitter juga menjadi wadah pengelolaan kesan para penggunanya, seperti halnya yang dilakukan oleh Sujiwo Tejo melalui akun Twitternya @sudjiwotedjo. Penelitian ini bertujuan untuk melihat impression management pada akun @sudjiwotedjo. Analisis yang dilakukan adalah analisis isi teks yang terkandung dalam tweet yang diunggah dengan tema seksual dengan menggunakan analisis linguistik. Penulis meneliti tweet yang diunggah oleh @sudjiwotedjo selama dua bulan, yaitu pada bulan Desember 2013 sampai Pebruari 2014. Penelitian ini merupakan kualitatif yang menggunakan perspektif impression management dari Erving Goffman. Dari penelitian yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa Sujiwo Tejo adalah idividu yang nyeleneh, slengekan, sarkasme, witty, dan cabul. Sujiwo Tejo memilih untuk melawan pakem dan norma sosial yang sudah ada, dengan mengunggah tweet yang banyak mengandung kata-kata vulgar, kasar, dan berasosi dengan makna negatif tetapi dikemas dengan gaya humoris. Sujiwo Tejo mengaburkan batasan yang didefinisikan oleh Erving Goffman antara front stage dan backstage. Key Words : Twitter, impression management, linguistik
Visualisasi Bentuk Kekerasan Pada Tayangan Komedi Pesbukers Ilham Futaki; Sunarto Sunarto; Wiwid Noor Rakhmad
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.081 KB)

Abstract

JUDUL : Visualisasi Bentuk Kekerasan Pada Tayangan KomediPesbukersNAMA : Ilham FutakiNIM : D2C008090AbstrakTayangan komedi saat ini sangat menjamur kehadirannya di stasiun-stasiuntelevisi Indonesia. Salah satu tayangan hiburan berupa komedi yang digemari olehkhlayak adalah Pesbukers. Tayangan komedi Pesbukers ini mempunyai temasketsa reality. Hal yang menarik dari tayangan komedi Pesbukers ini adalahkarena Pesbukers masuk ke dalam salah satu program besar dengan rating yangtinggi.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kekerasan yang terjadipada tayangan komedi Pesbukers. Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif dengan metode analisis isi. Analisis isi digunakan untuk mendeskripsidan menganalisis adanya kekerasan di 5 (lima) episode yang dijadikan sampelpenelitian.Dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa terdapat banyak tindakkekerasan yang terjadi pada lima episode tayangan komedi Pesbukers. Hasilpenelitian juga menunjukkan bahwa terdapat bentuk kekerasan yang terbagimenjadi tiga bagian, yaitu: kekerasan verbal, kekerasan non verbal, dan kekerasanpsikis. Dengan banyaknya adegan yang muncul, dapat diketahui juga peran danjenis kelamin yang melakukan tindak kekerasan. Tidak hanya itu, selain kategorikategoriyang telah disebutkan di atas, juga ditemukan penemuan menarik yangmasih berkaitan dengan kekerasan, yaitu naturalisasi kekerasan pada media massa.Kata Kunci: Analisis Isi, Komedi, KekerasanJUDUL : The Visualization Form of Violent On Comedy Show“Pesbukers”NAMA : Ilham FutakiNIM : D2C008090AbstractCurrent comedy show was flourishing in Indonesia`s television stations. Onepopular comedy show that Indonesia favored is Pesbukers. This comedy show hasa background story about sketch reality. One of interest thing about Pesbukers isentered into one big programme with high ratings.This research aimed to describe the violence in comedy show. This study used aquantitative approach to content analysis method. Content analysis is used toanalyze and describing the violence in five episodes study sampled.From this research was conducted, there are many occured violence act in fiveepisodes. The research result showed that there are violence act which is dividedto three parts, among others: physical, non-physical, and psychological. With somany scenes of violence that appears, also can known figure and the role of sexwho can oftten become a offenders. Not only that, besides in addition to thecategories already mentioned, founded some interesting research that is related toviolence is naturalization of violent act in the mass media.Keywords : Content Analysis, Comedy, Violence.BAB IPENDAHULUANTelevisi dengan kesempurnaan elemen komunikasi yang dimilikinya membuatmedia ini sangat digemari oleh khalayak, karena mudah, murah, dan bisaditempatkan secara strategis. Televisi memang sangat mudah ditemui, dengankesempurnaannya inilah yang membuat media ini berkembang dan semakinberagam, konten acara, maupun penyajiannya. Televisi telah menjadi bagian yangtak terpisahkan dari kebutuhan manusia. Televisi dengan berbagai acara yangditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuatpemirsanya menjadi ketagihan untuk mengonsumsinya. Televisi merupakangabungan dari media gambar yang bisa bersifat politis, informatif (information),hiburan (entertainment), dan pendidikan (education), atau bahkan penggabungandari ketiga elemen tersebut.Hiburan, sebagai salah satu peranan televisi memang tidak ada habisnyauntuk menampilkan acara-acara yang bertemakan hiburan. Salah satu bentukhiburan yang ditampilkan di berbagai stasiun televisi adalah komedi.Pesbukers (Pesta Buka Bareng Selebriti) adalah sebuah acara televisi baruproduksi stasiun televisi AnTV, yang ditayangkan setiap Senin hingga Jumat padaawalnya, dan ditayangkan pada pukul 18.00-19.00 (15 menit sebelum adzan dandilanjutkan 3 menit kemudian setelah iklan). Pesbukers pertama kali tayang padatanggal 25 Juli 2011. Format acara Pesbukers ini adalah sebuah sketsa reality,dicampur dengan guyonan-guyonan segar seperti pantun yang jenaka, dan rayuangombal. Segala hal konyol dilakukan oleh para pemainnya agar bisa membuatpenonton tertawa dengan apa yang dilakukannya, cerita didalam sketsanyadiangkat dari kisah selebriti yang sedang hangat diperbincangkan di infotainment,tetap dengan tema kehidupan sehari-hari. Ide cerita dari episode-episodenya selaluberbeda dengan sebelum-sebelumnya, salah satu ciri khas lawakan dari Pesbukers,salah satu pemain rela ditaburi bedak kepalanya setelah mendapat pantun. Akantetapi, di balik kelucuan pantun-pantun yang dikeluarkan, mengandung unsurmerendahkan atau melecehkan.BAB IIBATANG TUBUHPesbukers sebagai salah satu acara komedi yang digemari olehpenontonnya, juga ditayangkan setiap hari, membuat khalayak menjadi terhipnotisdengan isi acaranya. Pesbukers telah membuat persepsi khalayak tentangkekerasan pada televisi menjadi homogen, dan jauh dari realita yang sebenarnya.Sehingga, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers menjadi umumdi mata masyarakat. Ide-ide cerita yang berbeda di setiap episodenya menciptakanhal baru yang digemari pemirsanya. Segala tingkah laku pemain Pesbukersmampu membuat penontonnya tertawa dan terbawa, sehingga mereka(penonoton/pemirsa) seperti tidak menghiraukan adanya kekerasan dalamtayangan tersebut. Hal ini tidak lepas dari akibat produsen yang mengkonstruksimakna yang ada, sehingga penonton mulai terbiasa dengan makna baru yangmuncul. Mereka (para pemain Pesbukers) mempresentasikan adegan-adegankekerasan dalam tayangan komedi, yang seharusnya bisa membuat orang tertawadengan cara-cara yang lebih cerdas tanpa harus mengedepankan kekerasan.Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah merasukke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memilikikarakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaianpesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling lengkap dalam menyampaikanunsur-unsur pesan bagi khalayak pemirsa, oleh karena dilengkapi dengan gambardan suara yang terasa lebih hidup dan dapaat menjangkau ruang lingkup yangsangat luas.Kekerasan di dalam media kini sudah tidak dapat dibendung lagikeberadaannya, baik dalam media cetak maupun media elektronik. Beberapa risetkomunikasi massa menunjukkan bahwa kekerasan bukan lagi merupakan hal yangtabu bagi pemirsanya. Media massa seringkali diibaratkan sebagai pedangbermata dua. Di salah satu sisi berguna untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikanseperti memberikan informasi dan menghibur, di sisi yang lain juga menyebarkannilai-nilai negatif yang tidak baik untuk masyarakat. Perkembangannya, penelititelah mengamati bahwa jumlah tayangan kekerasan di televisi telah meningkat.Khalayak tidak lagi merasa heran melihat adegan orang-orang yang berkelahi danseringkali melakukan upaya pembunuhan di beberapa tayangan seperti sinetron,film kartun, tayangan komedi. bahkan, sinetron sekarang ini kebanyakan tidak adaalur ceritanya, dan yang pasti mempertontonkan adegan kekerasan di dalamnya.Tidak hanya di dalam sinetron, dewasa ini tayangan kekerasan juga terdapat didalam komedi. seperti contoh Pesbukers. Dengan kedok komedi sketsa reality,para pemain dalam acara tersebut seringkali melakukan adegan kekerasan sepertimendorong, mencemooh, mengelabuhi bintang tamu atau pemain lainnya,menaburkan bedak ke salah satu pemain dan berbagai macam adegan yangdianggap sebagai hal yang lucu untuk menarik pemirsanya, tetapi mengandungunsur kekerasan di dalamnya.Menurut UU Penyiaran Pasal 36 ayat 3, isi siaran wajib memberikanperlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak danremaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembagapenyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayaksesuai dengan isi siaran. Tetapi dewasa ini, kekerasan merupakan salah satuaspek yang tidak dapat dihindari dari beragam tayangan di televisi. Bahkanmasyarakat terkadang tidak menyadari adanya kekerasan dalam program tayanganyang mereka konsumsi.Pesbukers merupakan salah satu program komedi yang mengusung konsep“sketsa reality” di mana gosip-gosip yang sedang “in” dimasukkan ke dalambentuk sketsa komedi. Walaupun sudah berulang kali ditegur oleh KPI, karenaseringkali menyisipkan unsur kekerasan dan pelecehan dalam sketsa komedi yangmereka mainkan, program komedi masih saja ditayangkan hingga saat ini. Dalamprogram tayangan komedi Pesbukers, menarik untuk diperhatikan bagaimanaPesbukers menampilkan bentuk kekerasan dalam setiap tayangannya?Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentukkekerasan yang ditayangkan pada program tayangan komedi Pesbukers.Dalam sebuah tayangan komedi yang menjadi objek penelitian inimenggunakan kategori-kategori untuk menghitung jumlah kekerasan yang munculpada tayangan komedi Pesbukers.- Fisik/nonverbal, berupa bentuk atau perilaku kekerasan yang dilakukanoleh pemain Pesbukers terhadap korban dengan cara memukul,menendang, melemparkan barang ke tubuh korban atau sebaliknya,menganiaya.- Nonfisik/verbal, kekerasan yang terjadi dengan cara membentak,melecehkan orang lain, melontarkan kata-kata yang bersifat menghina,memerintah orang lain dengan seenaknya.- Psikis, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers terhadapmental korban dengan cara menakut-nakuti, merendahkan, mengancamBAB IIIPENUTUPPesbukers, sebagai salah satu acara komedi yang di favoritkan pemirsanya,ternyata mengandung unsur kekerasan di dalamnya. Penelitian yang telahdilakukan dan mendapatkan hasil temuan penelitian menyatakan bahwa dari 3(tiga) kekerasan yang dijadikan tolak ukur, muncul pada tayangan komediPesbukers.Hasil temuan penelitian yang dilakukan, bahwa kekerasan tidak lepas darirealitas kehidupan, bahkan media massa pun memberikan informasi yang saratakan kekerasan verbal, non verbal maupun kekerasan psikis. Jumlah tokoh yangada pada tayangan komedi Pesbukers juga mempengaruhi kekerasan yang terjadidengan cara yang berbeda-beda.Berdasarkan dari hasil temuan penelitian, kekerasan verbal menjadipemicu dari kekerasan yang banyak muncul dalam penelitian ini
MEMAHAMI PENGALAMAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP ANGGOTA KELUARGANYA YANG DIDAKWA MELAKUKAN PELANGGARAN HUKUM Mahardika, Anisa Citra; Lestari, Sri Budi; Naryoso, Agus; Rakhmad, Wiwied Noor
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.623 KB)

Abstract

Menjadi orang yang didakwa melakukan pelanggaran hukum yang sedang menjalani proses peradilan merupakan sebuah beban yang berat bagi pelakunya. Rasa bersalah, rasa takut, sanksi sosial masyarakat dan sanksi hukum memicu tekanan yang berat bagi orang yang didakwa melakukan pelanggaran hukum. Intensitas komunikasi yang terbatas, mengharuskan keluarga meningkatkan kualitas komunikasinya. Dengan adanya komunikasi suportif dari keluarga serta pengungkapan diri orang yang didakwa melakukan pelanggaran hukum, mampu memberikan keyakinan pada orang yang didakwa melakukan pelanggaran hukum selama menjalani proses peradilan.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji pengalaman komunikasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anggota keluarganya yang didakwa melakukan pelanggaran hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Analisis dan representasi data dilakukan dengan mengelompokan data dalam unit-unit makna dan membangun deskripsi tekstural dan struktural.Konsep komunikasi keluarga dan pengembangan hubungan interpersonal melalui sikap percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka menjadi konsep bentuk pemberian dukungan oleh keluarga dan juga konsep self disclosureyang menjadi teori dasar terbentuknya komunikasi yang efektif dalam keluarga. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam kepada keluarga dan anggota keluarganya yang sedang menjalani proses peradilan.Hasil penelitian menunjukan pengembangan hubungan interpersonal dalam keluarga yang ditunjukkan dengan sikap percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka mampu memberikan dampak positif bagi anggota keluarga yang didakwa melakukan pelanggaran hukum. Menerima kondisi yang menimpa keluarga, memberikan dukungan dalam bentuk verbal maupun non verbal, serta adanya keterbukaan informasi antar anggota keluarga menjadi salah satu bentuk dukungan yang diberikan keluarga. Komunikasi suportif tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental anggota keluarga yang didakwa melakukan pelanggaran hukum. Kata kunci : komunikasi keluarga, dukungan, proses peradilan
Memahami Identitas Hibrida pada Komik Indonesia Kontemporer (Analisis Semiotika Komik Garudayana) Ridho, Luthfi Fazar; Santosa, Hedi Pudjo; Suprihatini, Taufik; Lukmantoro, Triyono
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.964 KB)

Abstract

Terbitnya Garudayana sebagai bagian dari komik Indonesia kontemporer yang mengadopsi dua identitas budaya berbeda bangsa, yaitu wayang (lokal) dan manga (Jepang), menjadikan komik ini memiliki identitas hibrida dalam gaya penyajiannya, di mana unsur wayang terdapat pada keterlibatan tokoh-tokoh populer wayang. Sedangkan unsur manga menonjol pada gaya gambar dan elemen visual.Penelitian ini bertujuan untuk mencari keterpengaruhan komik Garudayana dari manga Jepang dan mendeksripsikan komik Garudayana sebagai media alternatif. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dan tradisi semiotika dan sub-tradisi pictorial semiotics untuk mengkaji konten komik Garudayana dan mendeskripsikan setiap tanda intrinsik yang mengandung identitas hibrida pada Komik Garudayana yang memiliki kemiripan/ keserupaan dengan tanda-tanda yang ada pada manga. Teori yang digunakandalam penelitian ini adalah Teori Komik Scott McCloud (2006: 49), Teori Identitas Hibrida dari Keri Lyall Smith (2008: 4-6), dan Teori Pictorial Semiotics dari Goran Sonesson (1998: 1)Hasil penelitian menunjukkan bahwa Garudayana memiliki elemen identitas hibrida berupa: tema cerita wayang lakon carangan Mahabharata; tokoh-tokoh Pandawa, Ponokawan dan Kurawa; konsep dan penggambaran visual latar tempat yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia; konsep tokoh antagonis berupa monster humanoid (yang menyerupai manusia) dari binatang-binatang khas Nusantara; dan panel komik dekoratif khas Nusantara yang memperkuat kesan lokalitas Indonesia. Elemen tersebut bercampur dengan mangasebagai gaya gambar dan identitas kultural Jepang yang memiliki elemen identitas hibrida berupa kode visual dan kode linguistik. Percampuran dua elemen identitas kultural tersebut disebut hibriditas.Dalam rangkaian proses hibriditas, terdapat elemen intertekstualitas dan penokohan berdasarkan jenis kelamin yang dipengaruhi oleh Mahabharata sebagai pakem secara tidak langsung satu sama lain. Keseluruhan proses tersebut menghasilkan Garudayana sebagai komik yang memiliki identitas hibrida dan dianggap sebagai media alternatif karena memiliki Mode of Address dan sifat-sifat Media alternatif.Keywords : Komik, Wayang, Identitas Hibrida, Garudayana
PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA KOMUNIKASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KOMITMEN ASMARA PASANGAN LONG DISTANCE RELATIONSHIP Agnesya Putri Winanda; Sri Budi Lestari; Sri Widowati Herieningsih; Agus Naryoso
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.952 KB)

Abstract

ABSTRAKMenjalani hubungan jarak jauh membutuhkan strategi pengelolaan komunikasi yang baik danupaya pertahanan komitmen untuk tetap berada dalam hubungan.Rasa kesepian, menahanrindu, kurangnya kepercayan dan absennya afeksi nonverbal dapat menjadi permasalahandalam long distance relationship.Internet sebagai salah satu media alternatif komunikasipasangan LDR dianggap sebagai jawaban bagi upaya maintaining relationship.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pasangan long distancerelationship melakukan aktivitas komunikasi, penyelesaian konflik, dan mempertahankankomitmen asmaranya melalui internet.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahdeskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Konsep hyperpersonal model dan social information processing theory digunakandalam konsep CMC sebagai media pengelolaan hubungan asmara khususnya jarak jauh, danjuga konsep self disclosure dan investment model yang menjadi teori dasar terbentuknyakomitmen pasangan.Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalamkepada tiga pasang informan yang telah menjalani hubungan jarak jauh minimal enam bulan.Hasil penelitian menunjukan aktivitas komunikasi melalui internet dapatmenimbulkan kepuasan komunikasi yang diakibatkan dari terjaganya keakraban dansemangat positif dalam hubungan.Pasangan jarak jauh memanfaatkan aplikasi dan fiturinternet untuk saling berkomunikasi, bertukar foto, voicenote, bahkan videocall.Dalammenciptakan suasana komunikasi yang menyenangkan pasangan LDR menggunakanemoticon sebagai perwujudan emosi untuk menunjukan pesan yang lebih tulus. PasanganLDR menciptakan aturan berkomunikasi dalam online media seperti saling berbagipasswordaccount social media, mengontrol interaksi dengan lawan jenis, dan berbagi fotomesra dalam social media. Aturan yang diciptakan oleh pasangan LDR dapat menciptakankeamanan dan kepercayaan dalam hubungan.Kepuasan komunikasi dan kebahagianhubungan yang diciptakan melalui internet dapat mempengaruhi keputusan pasangan untuktetap berada dalam hubungan dan mempertahankan komitmen asmaranya.Kata kunci: hubungan jarak jauh, CMC, pengelolaan hubungan
Divisi Program Manager dalam Kampanye PR Undip Environmentally Friendly Campus "Grenade (Green Action To Avoid Earth Destruction)" Wulandari, Irawati Sri; Naryoso, Agus; Nugroho, Adi; Ulfa, Nurrist Suraya
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.973 KB)

Abstract

Pemanasan global sedang menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat dunia. Karena ulah manusia, planet ini sedang mengalami pemanasan global, atau yang biasa disebut sebagai global warming. Global warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Universitas sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat memiliki andil yang sangat besar dalam usaha pelestarian lingkungan sebagai usaha melindungi dan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi di lingkungannya. Undip memiliki komitmen untuk mereduksi pemanasan yang terjadi di bumi, terutama di kota Semarang dan sekitarnya. Undip memiliki komitmen yang kuat untuk melestarikan lingkungan melalui tagline Undip Environmentally Friendly Campus. Berdasarkan riset pra event, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden belum mengerti mengenai global warming, apalagi indikator universitas ramah lingkungan.Berdasarkan riset pra event tersebut, event dipilih sebagai cara untuk memperkenalkan Undip Environmentally Friendly Campus kepada khalayak target. Adapun khalayak target yang dipilih adalah berasal dari kalangan siswa SMA/SMK/MA yang berada di kawasan sekitar Undip, khususnya di kecamatan Tembalang dan Banyumanik. Event diberi nama “Grenade (Green Action To Avoid Earth Destruction)” dengan diawali roadshow ke sekolah-sekolah, photography challence, journalist writing contest, dan serangkaian acara yang memperkenalkan langsung peserta dengan praktisi Undip untuk memberikan pengetahuan mengenai Undip Environmentally Friendly Campus dan usaha pelestarian lingkungan.Event ini telah sukses dilaksanakan, diketahui dengan meningkatnya pengetahuan peserta sebanyak 37,90% dari hasil kuesioner pra event. Untuk keseluruhan program event "Grenade (Green Action To Avoid Earth Destruction)", berjalan efektif sesuai harapan panitia. Kegiatan yang efektif adalah roadshow, Photography Challence, Undip Gowes Ceria dan Field Trip, talkshow Undip Environmentally Friendly Campus, games dan kuis, penyerahan bibit tanaman mahoni, dan live accoustic. Sedangkan kegiatan yang kurang efektif adalah Journalist Writing Contest. Kata kunci: kampanye PR, event, universitas
WISATA KELUARGA DALAM PROGRAM ACARA JATENG EXOTIC DI CAKRA SEMARANG TV Sigit Haryadi; Djoko Setyabudi; I Nyoman Winata; M Bayu Widagdo; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.109 KB)

Abstract

Dalam dunia jurnalistik, media menjadi kunci utama dalam penyebaran informasi secara cepat dan akurat. Seiring dengan perkembangan teknologi, media televisi memegang kendali dengan kemampuan yang besar dalam mempengaruhi masyarakat melalui informasi satu arah dan bersifat audio-visual. Berbagai jenis penyampaian infomasi pun timbul sesuai dengan segmentasi dan kebutuhannya, dan dalam hal ini informasi di televisi dikemas dalam bentuk feature dengan konsep acara wisata keluarga. Feature dengan konsep acara wisata sudah sering ditampilkan oleh berbagai media televisi di Indonesia, namun kurangnya inovasi menjadi dasar pembuatan karya bidang ini. Konsep wisata keluarga merupakan gagasan baru yang diproduksi untuk memberikan variasi konsep linier yang selama ini ada. Feature wisata yang tayang selama 30 menit di program Jateng Exotic ini memiliki alur cerita tentang seorang presenter yang menjemput serta mengajak sebuah keluarga guna memanfaatkan waktu luang untuk berlibur ke beberapa tempat sekaligus dalam satu hari penuh. Dalam feature wisata keluarga ini, waktu serta keluarga menjadi hal yang paling utama dalam menentukan berbagai objek yang akan dikunjungi. Pendekatan waktu dipilih karena kecenderungan kurangnya waktu untuk berlibur bersama keluarga pada akhir pekan maupun liburan dengan kondisi orang tua yang bekerja, serta anak-anak yang sekolah. Pemilihan lokasi dilakukan melalui riset dengan berdasar waktu tempuh, serta konten yang ditawarkan oleh objek wisata (edukasi, alam, sejarah, budaya, dan kuliner). Tempat wisata yang diangkat di program antara lain adalah Curug Tujuh Bidadari Bandungan, Sate Kelinci Bandungan, Pasar Bandungan, The Sea-Pantai Cahaya, Rumah Makan Ayam Goreng Gringsing Bu Bengat, Water Blaster, Kampoeng Semarang, Kampung Batik Semarang, Toko Oen, Wisata Kota Lama dengan vespa ndog, dan Pasar Semawis Semarang. Di produksi sebanyak 4 episode, dan memiliki tiga segmen dengan konten yang berbeda, Feature wisata ini bertujuan untuk memberikan referensi bagi keluarga yang akan memanfaatkan waktu yang singkat untuk dapat berwisata bersama ke beberapa objek wisata di Kota Semarang dan sekitarnya dalam satu hari penuh. Disuguhkan dengan kemasan atau cara penayangan yang inovatif, unik, dan menarik. Karya Bidang ini telah ditayang pada hari Minggu, tanggal 23 Februari, 2 Maret, 9 Maret, dan 16 Maret 2014 pukul 14.30 wib di Cakra Semarang TV. Kata kunci: wisata, feature, jurnalistik, program televisi, jateng exotic
INTERPRETASI KHALAYAK TERHADAP GAYA BERHUMOR SENTILAN SENTILUN Kevin Devanda Sudjarwo; Hedi Pudjo Santosa; Adi Nugroho; Triyono Lukmantoro
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.089 KB)

Abstract

Humor telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari manusia, bisa dibilang sebagai bentuk paling dasar, sederhana, dan tua dari hiburan. Humor telah mewarnai aktivitas kita sehari-hari, mulai dari interaksi sosial hingga mewarnai media massa. Humor menjadi produk dari televisi dalam kemasan komedi, Sentilan Sentilun salah satunya. Acara yang ditayangkan oleh Metro TV ini merupakan talk show dengan genre politainment. Dipandu oleh Slamet Rahardjo dan Butet Kertaradjasa, acara ini membahas kondisi sosial dan politik Indonesia dari sudut pandang humor. Sentilan Sentilun mengajak khalayaknya untuk menertawakan keganjilan kondisi sosial dan politik. Mereka bergunjing mengenai pembesar-pembesar negara yang korup, mewakili uneg-uneg dan ketidakpuasan yang ada pada masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interpretasi khalayak terhadap gaya berhumor Sentilan Sentilun. Bagaimana mereka memaknai pesan yang diberikan berdasar kerangka pikirnya masing-masing, gaya berhumor yang seperti apa yang kemudian membuat mereka tertawa. Berangkat dari hal-hal tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan analisis resepsi dari Stuart Hall. Data diperoleh dari studi kepustakaan dan teknik indepth interview. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah empat narasumber dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, guru, seniman, dan mahasiswa dengan latar belakang budaya Jawa, dan seorang fresh graduated dengan latar belakang budaya Minang. Yang diharapkan dari keempat narasumber tersebut adalah keragaman jawaban dan pendapat yang kemudian dapat ditarik kesimpulan berdasar teori Stuart Hall.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaknaan keempat narasumber sebagai khalayak Sentilan Sentilun benar dipengaruhi oleh kerangka pikir mereka masing-masing. Narasumber menyadari bahwa apa yang dilakukan Sentilan Sentilun merupakan bentuk representasi dari apa yang mereka juga lakukan dalam kehidupan sehari-hari, menggunjingkan para pembesar negara dengan humor. Dan bagaimana pada dasarnya mereka menunjukkan sikap suportif terhadap apa yang dilakukan Sentilan Sentilun tersebut. Dalam hal mengapa Sentilan Sentilun memilih untuk menggunakan humor terdapat perbedaan pendapat tetapi juga mereka menunjukkan kesetujuan bahwa humor dipakai untuk membuat topik yang sensitif dan tabu menjadi lebih sopan, tidak terlalu “menusuk”, dan mendatamgkan penerimaan. Maka dari itu, humor pada akhirnya menjadi semacam bentuk kontrol sosial bagi siapa saja khususnya para pelaku dunia sosial dan politik Indonesia. Keywords: humor, interpretasi, media, Sentilan-Sentilun.
Analisis Resepsi Terhadap Pemberitaan Penangkapan Kasus Narkoba Raffi Ahmad Pada Tabloid Cempaka Neazar Astina Prabawani; Sunarto Sunarto; Wiwid Noor Rakhmad
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.861 KB)

Abstract

ANALISIS RESEPSI KHALAYAK TERHADAP PEMBERITAANPENANGKAPAN KASUS NARKOBA RAFFI AHMAD PADA TABLOIDCEMPAKAAbstrakRamainya pemberitaan terhadap kasus penangkapan artis Raffi Ahmad terkaitnarkoba ini telah dimuat di berbagai media yang menjadi santapan publik sehinggamenimbulkan berbagai opini dalam masyarakat. Dalam pengemasaannya pemberitaaninfotainment sering mengalami kekeliruan diantaranya mengandung gosip, tidakbersifat edukatif, mengangkat berita sensasional, mendramatisir serta tidak berimbangsehingga melanggar etika dan aturan jurnalistik. Hal ini berpotensi memunculkanprosesgatekeeping pada masyarakat pada saat menerima informasi. Baik informasiyangbaik atau yang buruk dari pesohor idolanya.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna sebagaimana dimaksud olehmedia dan interpretasi khalayak terhadap pemberitaan penangkapan kasus narkobaRaffi Ahmad oleh BNN pada tabloid Cempaka. Tipe penelitian adalah kualitatifdengan pendekatan analisis resepsi, khalayak dipandang sebagai produser maknatidak hanya manjadi konsumen isi media. Penelitian ini menggunakan modelencoding-decoding Stuart Hall. Interpretasi khalayak terbagi dalam tiga posisipemaknaan yaitu Dominant Reading. Negotiated Reading, dan Oppositional Reading.Hasil penelitian menunjukkan bahwa khalayak aktif dalammenginterpretasikan berita infotainment dalam tabloid cempaka yangditerimanya.Informan tidak menerima begitu saja informasi yang disajikan dalamtabloid Cempaka sehingga pemaknaan informan cenderung termasuk dalam posisinegotiated reading. Dalam proses konsumsi dan produksi makna terhadappemberitaan kasus narkoba selebritis, perbedaan latar belakang, tingkat pendidikandan pekerjaan informan menjadi faktor yang penting yang membedakan pemaknaanmereka.Key Words : infotainment; selebritis; interpretasi;, resepsi.PUBLIC PERCEPTION ANALYSIS ON THE REPORTING OF RAFFIAHMAD DRUG ARRESTED IN CEMPAKA TABLOIDAbstractHectical news reports on the arrest of Raffi Ahmad, related to drugs in variousmass media consumed by the public, various public opinions arose. The format ofinfotainment reports often makes mistakes, such as containing gossips, being noteducational, reporting sensational news, dramatizing, as well as unfair, so they violatejournalistic ethics and regulations. This could potentially causes gatekeeping processin the public when receiving information, whether good or bad information of theircelebrity idols.This study was aimed to study the meaning as intended by the media andpublic’s interpretation on the reports of the drug arrest of Raffi Ahmad by BNN inCempakatabloid. The type of the study was qualitative using reception analysisapproach, the public was viewed as meaning producers, not only consumers of mediacontents. This study used Stuart Hall’sencoding-decoding model. Public’sinterpretation was divided into three meaning positions, i.e. Dominant Reading,Negotiated Reading, and Oppositional Reading.Study result showed that the public was active in interpretinginfotainmentnews in Cempaka tabloid.Informants didn’t just accept informationpresented in Cempaka tabloid so that informants meaning tended to be in negotiatedreading position. In the process of consuming and producing meanings on the reportsof celebrity drug cases difference in informants backgrounds, education levels, andoccupations became significant factors which differentiated their meanings.Key Words : infotainment; celebrity; interpretation;, reception.PENDAHULUANPublik selalu tertarik dengan aktivitas selebritis, adanya informasi media yangsenantiasa mengangkat aktivitas selebritis, selalu dinanti oleh masyarakat, terutamaberita terbaru mengenai aktivitas selebritis. Jika publik kemudian mengetahui adaaktivitas selebritis yang memakai jenis narkoba baru, atau narkoba yang lama tapibaru dikenal, dalam satu kasus penangkapan selebritis, maka publik langsungmengarahkan spot light nya ke kasus selebritis ini.Media mempengaruhi pandangan masyarakat dalam proses pembentukanopini atau sudut pandangnya. Media massa memang memiliki pengaruh yang sangatbesar dalam pembentukan opini publik sehingga dalam hal ini informasi yangdiberikan dapat mempengaruhi keadaan komunikasi sosial pada masyarakat. Olehkarena itu dari berbagai pemberitaan di media massa mengenai kasus penangkapanRaffi Ahmad ini menimbulkan berbagi opini dari masyarakat.Setiap khalayak akan memiliki pandangan dan interpretasi yang berbedaterhadap suatu pemberitaan dalam suatu media termasuk dalam menginterpretasikankasus selebritis pengguna narkoba. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pengalamanpribadi masing-masing. Media menawarkan suat pemaknaan (preferred reading).Namun hal itu ternyata tidak begitu saja mempengaruhi informan dalam memaknaipemberitaan tersebut. Informan memaknainya berdasarkan pengalaman merekamasing-masing. Ini sesuai dengan pernyataan Stuart Hall dalam John Fiske (2004 :156) bahwa setiap teks yang sama akan menghasilkan makna yang berbedatergantung latar sosial pembacanya. Ini bisa dilihat dari tema-tema pemaknaan yangdisampaikan oleh informan. Dalam konteks ini, informan melakukan pembacaanterhadap pemberitaan kasus narkoba oleh artis Raffi Ahmad dengan cara masingmasingyang berbeda satu sama lain sehingga memunculkan pemaknaan yangberbeda pula sesuai dengan latar belakang serta pengalaman mereka. Pemaknaantersebut terbagi menjadi tiga pemaknaan menurut Stuart Hall. Hal ini sekaligus dapatmenjawab tujuan penelitian yang ingin memahami keberagaman resepsi khalayakdengan berbagai interpretasi serta pemaknaannya terhadap konstruksi media ataspemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad yang ditampilkan oleh media.Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatifmerupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnyamelalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Pendekatan yangdigunakkan dalam penelitian ini yaitu analisis resepsi.Pendekatan analisis resepsi memberi kesempatan bagi audiens untuk lebihkritis terhadap pesan yang disampaikan dalam suatu pemberitaan. Penerimaanpemirsa tentang pemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad akan berbedasatu sama lain, sehingga ada kemungkinan munculnya makna baru dari pemberitaankasus tersebut.Secara operasional, dalam penelitian ini berusaha untuk memahamipenerimaan audiens tentang pemberitaan kasus penagkapan Raffi Ahamad. Pemirsayang aktif akan dapat mengkritisi dan mengeksploitasi pemberitaan penangkapanartis Raffi Ahmad. Masyarakat sebagai konsumen dari isi media sekaligus sebagaiproducer of meaning akan memaknai tayangan ini secara berbeda, karena teks yangsama mungkin bermakna berbeda pada audiens yang berbeda.Terkait dengan isi, infotainment sekarang merupakan tayangan yangmenyajikan berita-berita dunia hiburan, para selebriti dan orang-orang terkenal ditanah air. Berita infotainment saat ini tidak jauh dari unsur sensasi, dalam penelitianini ditemukan 3 unsur berita sensasi yaitu dramatisasi, gosip dan tidak seimbang(cover both side).Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memaknai secara berbeda,meskipun referensi media informan sama, yaitu tabloid Cempaka. Seluruh informantermasuk dalam kategori audiens aktif karena semua informan mengetahui dan dapatmenjelaskan mengenai pemberitaan penangkapan kasus narkoba Raffi Ahmad olehBNN. Informan menanggapi pemberitaan tersebut dengan berbeda antara informansatu dengan yang lainnya. Dari ketiga informan, dua diantaranya termasuk dalamnegotiated reading. Hal ini memperlihatkan bahwa sesungguhnya makna teks tidakbersifat tetap dan tunggal melainkan bisa ditafsirkan secara berbeda-beda olehkhalayak. Informan memaknai teks pemberitaan berdasarkan pengalaman danstruktur pengetahuan yang dimiliki.DAFTAR PUSTAKAAmir Piliang, Yasraf. (2003). Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies AtasMatinya Makna. Yogyakarta : Jalasutra.Baudrillard, Jean. (2004). Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: KreasiWacana.Bungin, Burhan. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif AktualisasiMetodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Barker, Chris. (2005). Cultural Studies: Teori dan Praktek. Yogyakarta:Bentang Pustaka.Denzin, Norman K. & Yvonna S. Lincoln. (2009). Handbook of QualitativeResearch. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Downing, John. (1990). Questioning The Media: A Critical Introduction.USA, New Burry Park California: SAGE Publication.Eriyanto. (2002). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.Yogyakarta: LKiS.Fiske, John. (2011). Cultural and Communication Studies. Yogyakarta:Jalasutra.Junaedhi, Kurniawan. (1991). Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka UtamaKriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana.Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. (2006). Jurnalistik:Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.Littlejohn, Stephen. (2009). Teori Komunikasi (Theories of HumanCommunication). Salemba Humanika. Jakarta.McQuail, Dennis. (2002). Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar.Jakarta: PT. ErlanggaMoleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, RemajaRosdakarya.Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.Richard West, Lynn H.Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisisdan Aplikasi (Buku2) (Edisi 3) Jakarta: Salemba Humanika.Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Sobur, Alex. (2006). Psikologi Umum. 2006. Bandung: Pusataka Setia.Syahputra, Iswandi. (2006). Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistikdalam Industri Televisi, Jakarta: Pilar Media.Tubbs, Strewart L., dan Sylvia Moss. (1996). Human CommunicationPrinsip-Prinsip Dasar. Bandung: Rosda Karya.Rayner Philip, Petter Wall, dan Stephen Kruger. (2004). Media Studies: TheEssential Resource. London: Routledge.InternetKapanlagi. (2013). Hotma Sitompul: Masyarakat Tahu Kasus Raffi Janggal.Dalam http://id.omg.yahoo.com/news/hotma-sitompul-masyarakattahu-kasus-raffi-janggal-052600026.html. Diakses pada 21 Maret2013.Halishin. (2013). Kejanggalan Kasus Raffi Ahmad. Dalamhttp://m.okezone.com/comment/2013/03/14/33/776037/. Diakses pada21 Maret 2013UU Pers. (1999). Dalam http://www.pwi.or.id/index.php/uu-kej. Diakses pada9 April 2013.Anom, Erman. (2011). Wajah Pers Indonesia 1999-2011. Dalamhttp://www.ukm.my/jkom/journal/pdf_files/2011/V27_1_7.pdf.Diunduh pada 20 Mei 2013.Juliastuti, Nuraini. (2002). Studi Selebritis. Dalamhttp://kunci.or.id/collections/pdf/newsletter-kunci-11/. Diunduh pada20 Mei 2013.Arifianto, S. (2013). Literasi Media dan Pemberdayaan Peran Kearifan.LokalMasyarakat. Dalam http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/aptikaikp/files/2013/02/LITERASI-MEDIA-DAN-PEMBERDAYAANMASYARAKAT.pdf. Diunduh pada 20 Januari 2014.
ANALISIS FRAMING BERITA KASUS SUAP KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI PADA KORAN TEMPO Lintang Andini; Adi Nugroho; Taufik Suprihatini; Much Yulianto
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.206 KB)

Abstract

Mahkamah Konstitusi adalah salah satu lembaga tinggi negara yang harus menjaga konstitusi dan menegakkan hukum di Indonesia. Namun, yang terjadi justru Ketua Mahkamah Konstitusi ditangkap KPK karena terlibat suap dalam sengketa Pilkada Gunung Mas dan Pilkada Lebak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Koran Tempo membingkai kasus suap yang melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar. Penelitian dilakukan terhadap Koran Tempo, karena koran ini dianggap layak dan memiliki keunggulan dibanding koran lain.Teori yang digunakan adalah teori konstruksi realitas sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Penelitian menggunakan pendekatan analisis framing yang dikembangkan Robert N. Entman, yang terdiri dari empat perangkat, yaitu Define Problems(pendefinisian masalah), Diagnose Cause (memperkirakan sumber masalah), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral) dan Treatment Recommendation(menekankan penyelesaian). Hasil penelitian menunjukkan, define problem adalah Koran Tempo memahami kasus ini sebagai skandal besar di Indonesia. Kasus suap ini melibatkan ketua Mahkamah Konstitusi yang seharusnya menegakkan hukum dan memberantas korupsi. Diagnose Cause adalah Akil dianggap sebagai pihak yang bersalah dalam kasus ini. Make Moral Judgementyang diberikan Koran Tempo adalah penilaian negatif terhadap Akil, misalnya Akil dianggap hakim yang tidak netral dan diduga melakukan pencucian uang. Penilaian negatif juga ditujukan pada Mahkamah Konstitusi dengan memberitakan bahwa praktek pemerasan pihak berperkara sudah biasa terjadi disana. Treatment Recommendationdari Koran Tempo adalah KPK harus mengusut tuntas kasus ini. Koran Tempo memiliki ciri khas yang memberi perhatian khusus dan berani mengungkap kasus-kasus khusunya kasus korupsi dan suap. Bahasa yang digunakan Koran Tempo cenderung lebih berani. Pemberitaan Koran Tempo juga didukung dengan hasil investigasi yang mengungkap fakta bahwa banyak kejanggalan yang dilakukan Akil. Dapat disimpulkan, Koran Tempo membentuk konstruksi bahwa Akil Mochtar adalah pihak yang bersalah dalam kasus ini. Mahkamah Konstitusi juga dikonstruksikan sebagai lembaga yang tidak bersih dari tindak korupsi. Koran Tempo bersikap tidak netral dengan cenderung memihak pada KPK. Key Words: Mahkamah Konstitusi, Praktik Suap, Koran Tempo

Page 2 of 4 | Total Record : 32