cover
Contact Name
Sugeng Setia Nugroho
Contact Email
sugengsnugroho@uny.ac.id
Phone
+628562977629
Journal Mail Official
sugengsnugroho@uny.ac.id
Editorial Address
Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Karangmalang Yogyakarta 55281, Indonesia
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Medikora: Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga
ISSN : 02169940     EISSN : 27212823     DOI : 10.21831
Core Subject : Health, Education,
MEDIKORA is a sports health scientific journal published by the Sports Science Study Program of the Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Yogyakarta which contains the results of critical analysis studies and research in the field of sports health. The Journal is published twice a year (April and October).
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. VIII No. 2 April 2012" : 8 Documents clear
PENGARUH OLAHRAGA TERPROGRAM TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA ATLET PELATDA SLEMAN CABANG TENIS LAPANGAN Abdul Alim
MEDIKORA Vol. VIII No. 2 April 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.84 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4651

Abstract

Perubahan fungsi kardiovaskuler akibat latihan olahraga secara teratur akanmempengaruhi nilai Tekanan Darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh latihan olahraga tenis secara terprogram selama 12 minggu terhadap tekanandarah dan daya tahan kardio respirasi pada atlet pelatda sleman cabang olahraga tenislapangan.Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental dengan one group pretestposttest design. Sampel penelitian adalah atlet pelatda sleman cabang tenis lapanganberjumlah 10 orang, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok perlakuanmenerima latihan tenis terprogram, yaitu latihan 3 kali seminggu selama 120 menitsetiap latihan. Sphygmomanometer digunakan untuk mengukur tekanan darah padapembuluh arteri perifer.Hasil penelitian menunjukkan (1) Ada peningkatan daya tahan kardiorespirasiyang signifikan (p0,05) pada atlet yang mengikuti latihan tenis secara teratur selama12 minggu. (2) Ada penurunan tekanan darah yang signifikan (p0,05) pada atlet yangmengikuti latihan tenis secara teratur selama 12 minggu. Kata Kunci : tekanan darah, latihan olahraga teratur
PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT Nasrulloh, Ahmad
MEDIKORA Vol. VIII No. 2 April 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.16 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4652

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan circuitweight training terhadap kekuatan dan daya tahan otot.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain the one grouppretest-posttest design. Populasi penelitian adalah mahasiswa IKORA angkatan 2009.Sampel dalam penelitian ini melibatkan seluruh mahasiswa prodi IKORA FIK UNYangkatan 2009 yang mengambil matakuliah konsentrasi Latihan Beban. Instrumen yangdigunakan adalah menggunakan alat ukur berupa leg & back dynamometer untukmengukur kekuatan otot tungkai, hand grip dynamometer untuk mengukur kekuatanotot tangan (menggenggam), dan pull and push dynamometer untuk mengukur kekuatanotot tangan (menarik dan mendorong). Sedangkan untuk mengetahui daya tahan ototdengan melakukan tes push up, sit up dan pull up. Teknik analisis data menggunakanuji t untuk mengetahui perbedaan variabel antara pretest dan posttest pada kelompokeksperimen.Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa {t | t < - 2,160 atau t > 2,160}dengan taraf signifikansi p=0,000 < 0,05. Jadi dapat dibuktikan hipotesis penelitiansecara signifikan yaitu: (1) Latihan circuit weight training memberikan pengaruh yangsignifikan terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai dengan hasil t test {t = - 4,561atau 4,561}, (2) Latihan circuit weight training tidak dapat memberikan pengaruh yangsignifikan terhadap peningkatan kekukatan otot tangan (menggenggam) dengan hasil ttest adalah {t = - 1,539 atau 1,539}, (3) Latihan circuit weight training memberikanpengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot tangan (menarik) denganhasil t test {t = - 4,040 atau 4,040}, (4) Latihan circuit weight training memberikanpengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot tangan (mendorong)dengan t test {t = - 3,998 atau 3,998}, (5) Latihan circuit weight training memberikanpengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot tubuh bagian atasdengan hasil t test {t = - 4,575 atau 4,575}, (6) Latihan circuit weight trainingmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot perut t test{t = - 7,590 atau 7,590}, dan (7) Latihan circuit weight training memberikan pengaruhyang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot lengan dan bahu t test {t = - 3,782atau 3,782}. Kata kunci: circuit weight training, kekuatan otot, daya tahan otot
OLAHRAGA GATEBALL BAGI USIA LANJUT Yudik Prasetyo
MEDIKORA Vol. VIII No. 2 April 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.055 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4653

Abstract

Program pembinaan usia lanjut dapat melalui olahraga, salah satunya denganmelakukan olahraga gateball. Gateball adalah jenis olahraga dengan menggunakantongkat pemukul bola (stick), dan dimainkan oleh 2 (dua) tim saling berhadapan.Peranan gateball saat ini semakin besar, negara dengan populasi lanjut usia sudahmenjadi problem nyata, tetapi gateball dapat menjadi sumber kebahagian seumur hidupuntuk orang usia lanjut.Usia lanjut adalah mereka yang berusia 55 tahun ke atas. Keberhasilan mencapaikebugaran usia lanjut ditentukan oleh takaran latihan yaitu FIT (Frekuensi, Intensitas,dan Time). Olahraga gateball yang dilakukan oleh usia lanjut dilakukan 3 kali perminggu, intensitas antara 60-75% detak jantung maksimal, dan waktu yang diperlukandalam satu game 30 menit. Olah raga gateball termasuk olahraga yang sederhana,namun bermanfaat luar biasa. Dengan melakukan olahraga gateball dapat bermanfaatmelatih daya tahan otot lengan, daya tahan otot kaki, koordinasi, serta daya tahanaerobik (daya tahan paru jantung). Kata kunci: gateball, usia lanjut
STATUS KEGEMUKAN, POLA MAKAN, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN PENYAKIT DEGENERATIF DOSEN DAN KARYAWAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Novita Intan Arovah
MEDIKORA Vol. VIII No. 2 April 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4649

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan status kegemukan, pola makan dantingkat aktivitas dosen dan karyawan UNY dan kaitannya dengan status gangguandegeneratif dosen dan karyawan di Universitas Negeri Yogyakarta.Penelitian ini merupakan penelitian survey cross sectional. Subjek penelitian iniadalah semua dosen dan karyawan UNY yang berkunjung di poliklinik UNY pada bulanMei sampai Agustus 2011 yang berjumlah 30 orang. Status kegemukan dinilai denganmenghitung BMI dan rasio lingkar perut dan panggul. Pola makan dan status gizi diukurdengan menggunakan kuisioner pola makan (modifikasi food frequency questionnaire) danaktivitas fisik (modifikasi NHES/National Health Examination Survey). Status degeneratifditentukan dengan kuisioner status degeneratif berdasarkan standard diagnosis. Statuskegemukan, pola makan dan tingkat aktivitas fisik dianalisis secara deskriptif dan dikaitkandengan status degeneratif dengan uji regresi logistik pada taraf kepercayaan 95%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 2,3% dosen dan karyawan UNYmemiliki status kegemukan obese (standard BMI) dan 30% obese (standard rasio lingkarperut/panggul). Pola makan dengan sumber karbohidrat, sayur dan protein cenderungterdistribusi normal, sedangkan pola penggunaan suplemen kesehatan cenderung condongke arah kiri (mayoritas tidak menkonsumsi). Tingkat aktivitas fisik dosen dan karyawanUNY mayoritas rendah. Lebih lanjut, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antarastatus penyakit degeneratif dengan status kegemukan, pola makan dan tingkat aktivitasfisik. Kata kunci: Status kegemukan, pola makan, level aktivitas fisik, gangguan degeneratif.
HASH HOUSE HARRIERS SEBAGAI OLAHRAGA REKREASI DALAM MENCAPAI KESEHATAN DAN SOCIAL WELL-BEING Komarudin Komarudin
MEDIKORA Vol. VIII No. 2 April 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4655

Abstract

Kemajuan teknologi di satu sisi tidak sertamerta membuat kesehatan masyarakatmenjadi lebih baik. Oleh karena itulah masalah kesehatan tetap menjadi bagian yangpenting di era globalisasi ini. Salah satu cara pencegahan penyakit adalah denganberolahraga atau aktivitas fisik. Sekarang ini berkembang berbagai macam tawarankegiatan yang berfungsi untuk merawat kondisi tubuh dan psikologis, seperti berbagaimacam bentuk aktivitas fisik atau olahraga yang bersifat rekreatif.Untuk memilih suatu kegiatan atau aktivitas fisik yang bersifat olahraga rekreatifdipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu yang tersedia, alat yang ada, ketrampilanyang dimiliki atau kesenangan terhadap kegiatan tertentu. Salah satu olahraga rekreatifyang dikenal dan eksis di Yogyakarta, adalah Hash House Harriers (HHH). Hash HouseHarriers yang mengusung semboyan fun, fitness, and friendship yang bermaknakesenangan, kebugaran, dan persahabatan sangat sesuai dengan falsafah olahraga sekaligusmembantu para member-nya (Hasher) untuk menjalin persahabatan dalam sebuahkomunitas untuk mencapai social well-being (kebahagiaan, kepuasan, dan kesejahteraan).Ada dua makna penting dari Hash House Harriers sebagai olahraga rekreasi, yaknidapat menciptakan kesehatan karena dapat meningkatkan kesegaran jasmani pesertanyadan dapat mengembangkan social well-being yang sangat dibutuhkan manusia demikebahagiaan dan kesejahteraan hidup, terutama dapat meningkatkan rasa percaya diri,memperbaiki rasa kebersamaan dan mendorong tumbuhnya rasa sosial. Kata kunci : Hash House Harriers, social well being
MANFAAT TERAPI MASASE FRIRAGE DAN STRETCHING DALAM PENANGANAN CEDERA PADA ATLET OLAHRAGA BELADIRI Ali Satia Graha
MEDIKORA Vol. VIII No. 2 April 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4650

Abstract

Prestasi puncak atlet, khususnya cabang beladiri tidak terlepas dari perananpenerapan IPTEK olahraga dalam pembinaan prestasi agar menciptakan atlet beladiriyang berprestasi. Atlet beladiri yang berprestasi banyak berasal dari daerah yangmemiliki cabang olahraga yang diunggulkan untuk mengikuti event kejuaraan nasionalmaupun internasional seperti pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS),Pekan Olahraga Nasional (PON), Universiade, Asian Games, Sea Games danOlimpiade. Namun demikian, tujuan untuk mendapat medali sering terhambat olehcedera, baik dalam proses latihan maupun saat bertanding.Berdasarkan keadaan tersebut, akhir-akhir ini berbagai jenis terapi masase telahditerapkan untuk meningkatakan prestasi atlet beladiri dengan tujuan mengurangitingkat cedera ringan, di antaranya terapi masase frirage dan stretching. Manfaatmasase frirage dapat membantu mempelancar peredaran darah, mengurangi rasa nyeri,dan membantu memposisikan pergeseran sendi akibat keseleo, sedangkan stretchingdapat membantu otot tetap fleksibel serta mengurangi kekakuan dan kontraksi. Manfaatdari kedua terapi tersebut sangat membantu atlet beladiri dalam mengatasi gangguancederanya, sehingga diharapkan dapat mencapai prestasi tinggi dalam setiap kejuaraan. Kata kunci: masase frirage, stretching, cedera dan olahraga beladiri
LATIHAN SENAM AEROBIK UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI A. Erlina Listyarini
MEDIKORA Vol. VIII No. 2 April 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4654

Abstract

Senam aerobik adalah aktivitas (gerak) yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok orang secara berirama, menggunakan otot-otot besar, dengan menggunakan sistem energi aerobik, dan mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas, dan durasi tertentu yang bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan kebugaran tubuh serta tujuan lain misalnya menurunkan berat badan. Latihan senam aerobik adalah senam yang menggerakkan seluruh otot, terutama otot besar dengan gerakan yang mantab, terus menerus, berirama, maju, dan berkelanjuutan. Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani yaitu dengan latihan senam aerobik, namun harus memenuhi beberapa ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi yaitu, 1) berdasarkan intensitas latihan, sebaiknya berlatih sampai denyut nadi latihan atau berlatih mencapai target training zone. 2) takaran lama latihan, apabila latihan sampai mencapai target training zone maka latihan senam aerobik paling sedikit 30 sampai 45 menit. 3) frekuensi latihan, minimal 3 kali seminggu dan maksimal 8 kali seminggu. 4) lama program latihan, bagi peserta senam aerobik yang sangat kurang kebugarannya harus mengikuti program latihan selama 13 minggu, sedangkan bagi mereka yang termasuk sedang harus mengikuti program latihan selama 8 minggu.Kata kunci : senam aerobik, kebugaran jasmani
TINJAUAN PRAKTIS MEMBENTUK PERILAKU SEHAT DAN HIDUP AKTIF PADA ANAK USIA DINI Suharjana Suharjana
MEDIKORA Vol. VIII No. 2 April 2012
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4648

Abstract

Orang yang kurang aktif bergerak dalam jangka panjang dapat menyebabkan tubuh tidak bugar dan muncul berbagai masalah kesehatan, terutama kegemukan dan penyakit kardiovaskular. Agar manusia dapat hidup sehat dan diberi umur panjang, upaya yang harus ditempuh adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, yaitu dengan berperilaku sehat dan aktif bergerak. Perilaku hidup sehat dan aktif bergerak hendaknya dimulai sejak usia dini. Membiasakan anak hidup sehat dan aktif bergerak diperlukan kesungguhan guru dalam merancang kegiatan untuk anak. Disisi lain orang tua juga harus faham dan mampu menyediakan kebutuhan makan dan kesempatan gerak bagi anaknya. Guru bisa memberikan informasi-informasi untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Orang tua juga dapat memberikan informasi penting tentang perkembangan anak dalam keluarga.Kata kunci: pola hidup sehat, usia dini

Page 1 of 1 | Total Record : 8