cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2020): Januari" : 10 Documents clear
EFEK SUPLEMENTASI VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP PARAMETER METABOLIK DAN ANTROPOMETRIK TIKUS WISTAR JANTAN OBESITAS Wijaya, Hendy; Surdijati, Siti
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4976.745 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.25324

Abstract

Latar Belakang: Untuk mengatasi masalah obesitas ada banyak program modifikasi gaya hidup melalui pengaturan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik. Di antara program diet dikenal diet rendah lemak serta derivatnya dan diet rendah karbohidrat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek positif diet rendah karbohidrat sebagian besar diperantarai oleh keton dalam darah. Selain dapat berfungsi sebagai sumber energi alternatif yang efisien, keton dapat berperan juga sebagai molekul sinyal yang dapat mempengaruhi metabolisme sel dan perilaku. Virgin Coconut Oil (VCO) adalah sumber asam lemak rantai sedang alamiah dengan kuantitas dan kualitas tinggi yang dapat diserap dan dimetabolisme di dalam liver dengan mudah dan cepat menjadi keton Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek suplementasi virgin coconut oil terhadap kadar glukosa darah, keton darah, asupan makanan, massa lemak viseral dan berat badan pada model obesitas yang diinduksi melalui diet tinggi lemak-sukrosa.Metode: Tiga puluh dua subyek tikus wistar jantan yang sebelumnya sudah dibuat obesitas (indeks Lee >0,300) melalui diet tinggi lemak-sukrosa selama 20 minggu dibagi ke dalam empat kelompok. Kelompok (A) mendapat akuades per oral, kelompok (S) mendapat larutan sukrosa per oral, kelompok (VCO) mendapat VCO per oral, dan kelompok (CO) mendapat minyak jagung per oral selama 4 minggu, diberikan sebelum makan pada siklus malam tikus.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada kadar glukosa darah, massa lemak viseral dan berat badan antar kelompok subyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian virgin coconut oil dapat meningkatkan kadar keton darah dan menurunkan asupan makanan (p=0,023 dan p=0,000) dibandingkan dengan kelompok perlakuan lain.Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi VCO sebelum makan dapat meningkatkan kadar keton darah dan menekan asupan makanan tikus obesitas yang diinduksi diet tinggi lemak-sukros. Namun, penurunan asupan makanan tampaknya tidak dipengaruhi oleh kadar keton dalam darah.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA TIKUS DIABETES Dewi, Arini Citra; Widyastuti, Nurmasari; Probosari, Enny
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.969 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.24266

Abstract

Latar Belakang : Diabetes adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan hiperglikemi akibat resistensi insulin. Tepung sorgum memiliki indeks glikemik yang tergolong rendah dan kandungan serat yang tinggi sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa dan meningkatkan sensitivitas insulin.Tujuan: Mengetahui perbedaan pemberian tepung sorgum terhadap kadar glukosa darah puasa pada tikus diabetes.Metode : Penelitian true experimental dengan desain pretest-posttest randomized control group. Sebanyak 18 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 3 kelompok meliputi kelompok kontrol negatif (K -), kontrol positif (K +) dan perlakuan (P). Kelompok K – dan K + diberi pakan standar sebanyak 20 g/hari, sedangkan P diberi pakan yang terdiri dari tepung sorgum 5 g/hari dan pakan standar sebanyak 15 g/hari selama 28 hari. Kadar glukosa darah diukur dengan metode GOD – PAP menggunakan spektrofotometer. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan uji Paired t – Test, uji One Way Anova, dan uji Kruskal Wallis.Hasil: Terdapat perbedaan signifikan kadar glukosa darah puasa antar kelompok sebelum (p=0,000) dan sesudah (p=0,000) pemberian perlakuan Selisih penurunan kadar glukosa darah puasa pada kelompok P sebanyak 150,63± 2,57 mg/dl (p=0,000).Simpulan : Tepung sorgum dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa tikus diabetes secara signifikan.
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN SENG DAN ZAT BESI DENGAN JUMLAH LEUKOSIT ATLET SEPAK BOLA REMAJA Setyarsih, Liani; Safitri, Iqlima; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26926

Abstract

Latar belakang: Latihan fisik intensitas tinggi dapat menyebabkan timbulnya stres fisik yang akan menekan sistem imun pada tubuh atlet. Penurunan fungsi sistem imun tersebut akan meningkatkan risiko infeksi dan menurunkan performa atlet. Leukosit adalah komponen yang berperan dalam homeostasis sistem imun. Salah satu faktor yang mempengaruhi sistem imun adalah asupan zat gizi termasuk seng dan zat besi.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit pada atlet sepak bola remaja.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Sepak Bola (SSB) Terang Bangsa Semarang. Jumlah subjek sebanyak 24 atlet remaja dengan metode pengambilan sampel Simple Random Sampling. Data asupan makan diperoleh melalui food recall 24 jam, data aktivitas fisik, kualitas tidur dan kondisi stres psikologis diambil menggunakan kuesioner, dan sampel darah diambil melalui pembuluh darah vena. Data dianalisis menggunakan uji korelasi pearson dan rang spearman.Hasil: Sebanyak 91,7% jumlah leukosit subjek dalam kategori normal. Rerata tingkat asupan seng subjek yaitu 56,22% sedangkan zat besi sebesar 57,7%.Tidak terdapat hubungan signifikan antara  tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit.Simpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara  tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit.
ANALISIS PENGELUARAN PANGAN, KETAHANAN PANGAN DAN ASUPAN ZAT GIZI ANAK BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) SEBAGAI FAKTOR RISIKO STUNTING Aritonang, Eta Aprita; Margawati, Ani; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.476 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26584

Abstract

Latar Belakang : Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting anak usia 6-24 bulan antara lain kurangnya asupan zat gizi, penyakit infeksi, lingkungan, sosial ekonomi keluarga dan riwayat kehamilan ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis proporsi pengeluaran pangan rumah tangga, ketahanan pangan, dan asupan zat gizi sebagai faktor risiko terjadinya stunting usia 6-24 bulan.Metode : Penelitian ini menggunakan desain case-control dengan masing-masing kelompok kasus (stunting) dan kontrol (tidak stunting) berjumlah 24 sampel yang diambil menggunakan purposive sampling pada anak usia 6-24 bulan yang berada di Semarang Utara. Stunting diukur berdasarkan z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) dianalisis dengan software World Health Organization (WHO) Anthro. Data yang diambil yaitu berat badan lahir, panjang badan lahir, tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan pengeluaran rumah tangga. Data riwayat asupan energi, protein, vitamin A dan seng selama 1 tahun diperoleh dengan menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Data ketahanan pangan diperoleh dengan menggunakan kuisioner Household Food Security Scale Module (HFSSM). Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dan analisis regresi logistik.Hasil : Baduta stunting lebih banyak mengalami kerawanan pangan rumah tangga (79,2%), riwayat kekurangan asupan protein (70,8%), vitamin A (75%) dan seng (66,7%) dibandingkan dengan anak yang tidak stunting. Ketahanan pangan rumah tangga (OR=6,9), riwayat asupan protein (OR=8,6), vitamin A (OR=20,6) dan seng (OR=8,7) merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan (p<0,05).Simpulan: Kerawanan pangan rumah tangga, kurangnya asupan protein, vitamin A dan seng merupakan faktor yang berisiko meningkatkan kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan.
KARAKTERISTIK IBU DAN STATUS GIZI BALITA MENURUT BB/U DI DESA TAMBAKAN KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2019 Rahma, Rinda Yusuf Dinanisas; Sholichah, Farohatus; Hayati, Nur
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.24914

Abstract

Latar Belakang : Balita BGM merupakan indikator awal terjadinya gizi kurang. Ibu berperan penting dalam tumbuh kembang balita. Prevalensi BGM/D di Kecamatan Gubug meningkat sebesar 0,52% dari tahun 2017 ke tahun 2018. Desa Tambakan memiliki prevalensi BGM/D terbesar. Faktor tidak langsung penyebab terjadinya gizi kurang pada balita yaitu umur ibu saat hamil, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak ibu, pengetahuan ibu, dan riwayat sakit ibu saat hamil.Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan status gizi balita menurut BB/UMetode : Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 89 responden diambil menggunakan purposive sampling. Pengambilan data karakteristik ibu dan balita menggunakan KMS dan kuesioner. Status gizi balita menggunakan pengukuran antropometri. Analisis univariat menggunakan uji deskriptif, analisis bivariat menggunakan uji chi squared, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.Hasil : Mayoritas ibu berumur 20-35 tahun saat hamil (85,4%) memiliki jumlah anak tidak lebih dari dua (77,5%), tidak bekerja (79,8%), tingkat pendidikan ibu SMP (36%), memiliki pengetahuan yang baik (89,9%). Sebanyak 59 dari 89 balita (66,3%) memiliki status gizi baik. Jumlah anak ibu, pekerjaan ibu, dan riwayat sakit saat hamil ibu tidak berhubungan dengan status gizi balita menurut BB/U.variabel yang berpengaruh terhadap status gizi balita adalah umur ibu (p=0,029;OR=3,927), pendidikan ibu (p=<0,001;OR=10,294) dan pengetahuan ibu (p=0,001;OR=21,091). Pendidikan ibu paling berhubungan terhadap status gizi balita menurut BB/U.Kesimpulan : Variabel yang paling berhubungan dengan status gizi balita adalah pendidikan ibu (p=0,012) dengan nilai OR=0,136 yang artinya, ibu yang berpendidikan tinggi dapat mencegah memiliki balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk.
KONSUMSI GIZI PADA PENYANDANG DIABETES MELLITUS DI MASYARAKAT Giajati, Sukma Anggraeni; Kusumaningrum, Niken Safitri Dyan
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.834 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26424

Abstract

Latar belakang: Pasien dengan diabetes harus memperhatikan manajemen gizi yang sangat penting untuk mengontrol status glikemik. Salah satu fokus pengelolaan gizi pada DM adalah untuk mencegah hiperglikemia yang mungkin terjadi. Setiap individu seharusnya mengikuti ketentuan diet yang berlaku. Namun, banyak masalah gizi muncul yang mencakup pengetahuan, kesadaran, kepatuhan, dan juga implementasinya. Dengan demikian, pemantauan gizi yang dikonsumsi oleh pasien dengan DM sangat penting untuk mempertahankan hasil metabolisme yang optimal.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi asupan gizi pada pasien dengan DM.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei untuk mengumpulkan keseluruhan data. Sejumlah sampel diambil secara consecutive pada pasien diabetes di satu Puskesmas di Kota Semarang. Sebanyak 93 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Kriteria inklusi meliputi pasien dengan DM yang berusia 18 – 70 tahun. Kuesioner recall 24 jam digunakan untuk mencatat dan mengamati asupan gizi dan pengambilan tiga kali tidak berturut-turut meliputi 2 hari hari kerja dan 1 hari pada akhir pekan. Analisis univariat dilakukan untuk mengintepretasikan data.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah perempuan daripada laki-laki (n=68, 62,4%; n=35, 37,6%), masing-masing. Sebagian besar responden (n=83, 89,2%) digolongkan sebagai tidak tepat dalam menerapkan asupan gizi.Simpulan: Masih banyak masyarakat yang menyandang DM belum tepat dalam menerapkan diet yang harus dikonsumsi. Pasien DM harus mematuhi perencanaan makan dengan jadwal, jumlah, dan jenis makanan yang tepat dengan komposisi karbohidrat, lemak, protein yang seimbang dan konsisten dengan jadwal makan. Pengkajian dan monitoring terkait dengan konsumsi nutrisi pada penyandang DM sangat diperlukan.
STUNTING DAN PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMUMU KABUPATEN BENGKULU UTARA Yulianti, Syami; R, Diyah Tepi
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.24530

Abstract

Latar Belakang : Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Indonesia merupakan negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di dunia yaitu sebanyak 37%. Balita yang mengalami stunting memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan berisiko menurunnya tingkat produktivitas sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan. Prevalensi stunting di Bengkulu rata-rata 29,4%, dimana kejadian tertinggi terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara (35,8%).Tujuan : Mengetahui hubungan stunting dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kemumu Kabupaten Bengkulu Utara.Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Analisa data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Jumlah sampel sebanyak 100 balita, diambil dengan teknik purposive sampling. Penilaian stunting dinyatakan dengan z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) dan diklasifikasikan berdasarkan WHO. Perkembangan anak diukur dengan tes Denver II.Hasil :Sebanyak 32 (32%) balita dengan stunting, hasil uji korelasi statistik menunjukkan ada hubungan antara stunting dengan perkembangan motorik halus (p=0,003) dan motorik kasar (p=0,004) pada balita.Kesimpulan :Ada hubungan stunting dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada balita.
ASUPAN VITAMIN A DAN TINGKAT KECEMASAN MERUPAKAN FAKTOR RISIKO KECUKUPAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI BAYI USIA 0-5 BULAN Rahmadani, Prita Ady; Widyastuti, Nurmasari; Fitranti, Deny Yudi; Wijayanti, Hartanti Sandi
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.921 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26689

Abstract

Latar Belakang: Produksi ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat kecemasan dan asupan zat gizi ibu. Salah satu asupan zat gizi yang dapat mempengaruhi produksi ASI yaitu asupan vitamin A.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan asupan vitamin A dan tingkat kecemasan dengan kecukupan produksi ASI.Metode: Desain penelitian cross sectional, dengan jumlah subjek 62 ibu yang menyusui bayi usia 0-5 bulan di wilayah puskesmas Halmahera Kota Semarang menggunakan metode consecutive sampling. Data yang diteliti yaitu asupan vitamin A menggunakan formulir semi quantitative food frequency questionnaire (SQ FFQ), tingkat kecemasan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), kecukupan produksi ASI menggunakan perubahan berat badan bayi dengan alat BabyScale dan data sekunder yaitu Kartu Menuju Sehat (KMS). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Analisis multivariat menggunakan uji Regresi Logistik.Hasil: Terdapat 51,6% subyek tidak mengalami kecemasan, 56,5% asupan vitamin A subyek cukup, dan 53,2% subyek memiliki kecukupan produksi ASI yang baik. Sebanyak 63% subyek dengan asupan vitamin A yang kurang memiliki kecukupan produksi ASI yang kurang, dan sebanyak 66,7% subyek yang mengalami kecemasan memiliki kecukupan produksi ASI yang kurang. Subyek yang memiliki asupan vitamin A yang kurang berpeluang 1,8 kali memiliki kecukupan produksi ASI yang kurang, dan subyek yang mengalami kecemasan berpeluang 2,1 kali memiliki kecukupan produksi ASI yang kurang.Kesimpulan: Asupan vitamin A dan tingkat kecemasan merupakan faktor risiko kecukupan produksi ASI.
ASUPAN MIKRONUTRIEN DAN RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI PADA BALITA STUNTING DI UPTD PUSKESMAS LIMBANGAN KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI Asiah, Aas; Yogisutanti, Gurdani; Purnawan, Asep Iwan
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.5 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.24647

Abstract

Latar belakang: Anak stunting beresiko mudah sakit, untuk itu diperlukan asupan zat gizi yang dapat meningkatkan respon imun tubuh agar dapat meningkatkan kekebalan tubuhnya. Zat gizi tersebut bisa didapatkan dalam vitamin dan mineral yang seimbang;Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan mikronutrien dengan riwayat penyakit infeksi pada balita stunting;Metode: : Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional di UPTD Puskesamas Limbangan Sukaraja Sukabumi, jumlah sampel 74 balita stunting usia 12-59 bulan, dipilih dengan proportional random sampling dari 4 desa. Data yang dikumpulkan meliputi: asupan mikronutrien yang diperoleh dari formulir recall 2 x 24 jam dan kuesioner riwayat penyakit infeksi, seperti: diare, ISPA dan kecacingan. Data dianalisis dengan uji analisis univariat, analisis bivariate menggunakan uji chi-square;Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan mikronutrien pada balita stunting termasuk dalam kategori kurang. Balita yang menderita infeksi sebesar 78,4%. Hasil analisis statistik disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan vitamin A, vitamin C, zat besi, zinc dan tembaga (p<0,05) dan tidak ada hubungan antara asupan vitamin B1, B6, B9 dan vitamin E dengan kejadian infeksi balita stunting (p>0,05). Semakin baik asupan mikronutrien pada balita stunting, maka kejadian infeksi semakin menurun. Simpulan: Kejadian infeksi pada balita stunting berhubungan dengan intake mikronutrien yang diperlukan untuk mempertahankan kekebalan tubuh.
KARAKTERISTIK KELUARGA DAN TINGKAT KECUKUPAN ASUPAN ZAT GIZI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA Siringoringo, Ester Theresia; Syauqy, Ahmad; Panunggal, Binar; Purwanti, Rachma; Widyastuti, Nurmasari
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26693

Abstract

Latar Belakang : Stunting merupakan indikator masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting dapat berakibat pada penurunan produktivitas dan peningkatan risiko penyakit degeneratif. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting seperti karakteristik keluarga dan tingkat kecukupan asupan zat gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta.Metode : Penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol. Sampel dipilih dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah 69 subjek untuk masing-masing kelompok. Data karakteristik keluarga diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah divalidasi sebelumnya. Pengukuran tingkat kecukupan asupan zat gizi menggunakan kuesioner semi-quantitative food frequency. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dengan melihat Odds Ratio (OR) dan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil : Hasil bivariat menunjukkan variabel usia baduta, panjang badan lahir, tingkat kecukupan protein, karbohidrat, vitamin A, kalsium, zinc dan zat besi berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta. Uji multivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan protein (p<0,001) dengan kejadian stunting pada baduta. Anak dengan tingkat kecukupan protein yang rendah berisiko 6,495 kali mengalami stunting.Simpulan : Faktor utama yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta adalah tingkat kecukupan protein.

Page 1 of 1 | Total Record : 10