Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN DENSITAS ENERGI DAN ASUPAN CAIRAN DENGAN BERAT JENIS URIN PADA REMAJA Setyarsih, Liani; Ardiaria, Martha; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 6, No 4 (2017): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.811 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i4.18670

Abstract

Background: Hydration status is a condition that describes total body fluid. One of the method of measuring hydration status is urine specific gravity. Energy density of food is the amount energy content of total weight food. Foods with high energy density tend to have a lower water content, which will affect fluid intake. The aim of this research was to know the correlation of energy density and fluid intake with urine specific gravity as one of the markers of hydration status. Method: This was an observational research with cross-sectional study design. The research was conducted in Senior High School 15 Semarang involving 55 subjects by Simple Random Sampling method. Food intake and fluid intake were assessed by 1x24 hours Food Recall. Urine specific gravity measured in laboratory. Body fat percentage measured by BIA (Bioelectrical Impendance Analysis) and physical activity assessed by 1x24 hours record physical activity. Data were analyzed by rank spearman.Result: Median of urine specific gravity men and women was 1,02 g/ml. Mean of energy density in men was 1,8±0,32 kcal/gram, in women was 2,1±0,59 kkal/gram. Mean of fluid intake in men was 2406,4±491,38 ml, in women was 2159,5±648,42ml. There was significant correlation of fluid intake with hydration status (p=0,027). There was no significant correlation of energy density and hydration status (p=0,218). Multivariate analysis showed that 14,6% of hydration status is affected by both fluid intake and energy intake. Conclusion: There was significant correlation of fluid intake with urine specific gravity. There was no significant correlation of energy density and urine specific gravity.
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN SENG DAN ZAT BESI DENGAN JUMLAH LEUKOSIT ATLET SEPAK BOLA REMAJA Setyarsih, Liani; Safitri, Iqlima; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26926

Abstract

Latar belakang: Latihan fisik intensitas tinggi dapat menyebabkan timbulnya stres fisik yang akan menekan sistem imun pada tubuh atlet. Penurunan fungsi sistem imun tersebut akan meningkatkan risiko infeksi dan menurunkan performa atlet. Leukosit adalah komponen yang berperan dalam homeostasis sistem imun. Salah satu faktor yang mempengaruhi sistem imun adalah asupan zat gizi termasuk seng dan zat besi.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit pada atlet sepak bola remaja.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Sepak Bola (SSB) Terang Bangsa Semarang. Jumlah subjek sebanyak 24 atlet remaja dengan metode pengambilan sampel Simple Random Sampling. Data asupan makan diperoleh melalui food recall 24 jam, data aktivitas fisik, kualitas tidur dan kondisi stres psikologis diambil menggunakan kuesioner, dan sampel darah diambil melalui pembuluh darah vena. Data dianalisis menggunakan uji korelasi pearson dan rang spearman.Hasil: Sebanyak 91,7% jumlah leukosit subjek dalam kategori normal. Rerata tingkat asupan seng subjek yaitu 56,22% sedangkan zat besi sebesar 57,7%.Tidak terdapat hubungan signifikan antara  tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit.Simpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara  tingkat asupan seng dan zat besi dengan jumlah leukosit.
The Effect of Low and High Glycemic Load Diet on Muscle Fatigue of Young Soccer Athletes Safitri, Iqlima; Setyarsih, Liani; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i1.23508

Abstract

Muscle fatigue in adolescent soccer athletes can degrade performance during a match. A low Glycemic Load (GL) diet before exercise is believed to improve soccer athlete performance because it can decrease carbohydrate oxidation during exercise and has a lower increase in lactic acid levels than a high GL diet. The study aimed to identify the effect of low and high glycemic load diets on muscle fatigue in adolescent soccer athletes. A quasi experimental with multiple series group design was conducted in November 2019 on 22 adolescent soccer athletes aged 15-17 at the Terang Bangsa Soccer School Semarang. The low GL group was given food with GL 9.15; while the high GL group contained GL 27.29. Diets given once in 2 hours before exercise. Each group was triggered by RAST (Running based Anaerobic Sprint Test) to cause anaerobic muscle fatigue. Muscle fatigue is measured using blood lactic acid, BUN (Blood Urea Nitrogen), and fatigue index. There were no significant differences in blood glucose, lactic acid, and BUN levels between the low GL and high GL groups (p>0.05). Nonetheless, a low GL diet had a smaller increase in blood glucose levels (1.91 mg/dL vs 4.09 mg/dL) and lactic acid (4.5 mg/dL vs 4.7 mg/dL) after exercise than high BG diet. A low GL diet also has a lower fatigue index than a high GL. Keyword: glycemic load diet, muscle fatigue, lactic acid, blood urea nitrogen.
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KELELAHAN OTOT PADA ATLET SEPAK BOLA REMAJA Safitri, Iqlima; Setyarsih, Liani; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 9, No 3 (2020): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i3.26925

Abstract

Latar belakang: Kelelahan otot pada atlet sepak bola dapat memperburuk performa atlet selama pertandingan di lapangan. Kelelahan otot ditandai dengan adanya hasil samping asam laktat. Kadar hemoglobin yang rendah dapat menimbulkan produksi asam laktat yang lebih tinggi.Tujuan: menganalisis hubungan kadar hemoglobin dengan kadar asam laktat atlet sepak bola remaja.Metode: Penelitian observasional dengan desain Cross-sectional di Sekolah Sepak Bola Terang Bangsa Semarang. Sampel penelitian adalah 24 atlet sepak bola berusia 15-17 tahun. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode cyanthemoglobin. Kadar asam laktat diukur dengan cara pengambilan sampel darah kapiler di ujung jari menggunakan alat Roche Accutrend Plus. Uji hubungan dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson dan Rank Spearman.Hasil: Lebih dari 70% subjek memiliki tingkat kecukupan asupan protein yang kurang dan 50% di antaranya juga memiliki tingkat kecukupan asupan zat besi yang kurang. Meskipun demikian, hampir seluruh subjek memiliki kadar hemoglobin yang normal. Uji korelasi menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kadar asam laktat dengan nilai kekuatan korelasi sedang (p<0,05; r: -0,465). Artinya, jika atlet memiliki kadar Hb yang tinggi, maka dia akan memiliki kadar asam laktat yang rendah, begitupun sebaliknya.Simpulan: Adanya hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kelelahan otot yang ditandai dengan kadar asam laktat pada atlet sepak bola remaja.
Low and High Glycemic Load Diet on Immune Responses of Adolescent Football Athletes Setyarsih, Liani; Safitri, Iqlima; Susanto, Hardhono; Suhartono, Suhartono; Fitranti, Deny Yudi
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 3 (2021)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i3.23553

Abstract

High-intensity physical exercise causes physical stress that will suppress immune system in athlete’s body. Decreased immune system function can cause physiological and pathological changes such as fatigue, reduce athlete performance, and increase risk of infection. Regulation diets of glycemic index (GI) and glycemic load (GL) are known to help control blood glucose during exercise so the immune system can be maintained.The purpose of this study was to determine differences effects of low and high glycemic load diets on immune responses in adolescent football athletes. This study was a quasi experimental with multiple time series design, conducted on 22 adolescent football athletes aged 15-17 years old. The subjects were divided into two groups, low GL diet group was given carbohydrate-source foods with GL 9.15, high GL diet group was given foods with GL 27.29. Diet was given once in the morning and 2 hours later subjects doing RAST (Running-based Anaerobic Sprint Test) to trigger physical stress. Immune response was measure using total leukocytes and leukocytes differential count. There were no significant differences in blood glucose levels, leukocyte counts, and leukocytes differential count between low GL and high GL groups (p>0.05). Low GL diet causes an increase in blood glucose and total leukocytes smaller than high GL diet. 
Gambaran Asupan Energi dan Protein pada Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Aro Liani Setyarsih
SCIENTIA JOURNAL Vol. 11 No. 1 (2022): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Aro merupakan fasilitas kesehatan yang melayani beberapa desa di Kabupaten Batanghari. Prevalensi stunting di Puskesmas tersebut sebesar 22,1%. Terdapat banyak faktor penyebab kejadian stunting pada balita, seperti kurangnya asupan energi dan protein. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah balita usia 24-59 bulan dengan pendampingan dari orang tua/wali. Sebanyak 50 balita menjadi sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Incidental Sampling. Pengumpulan data menggunakan pengukuran tinggi badan dan berat badan, serta menggunakan kuesioner food recall 24 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 18 balita (36%) mengalami stunting dan 32 balita (64%) balita tidak mengalami stunting. Hasil analisis uji chi-square menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dan protein dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Aro (p< 0,05).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Terhadap Perilaku Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di Kota Jambi Liani Setyarsih
SCIENTIA JOURNAL Vol. 11 No. 2 (2022): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah gizi yang banyak dialami oleh remaja adalah anemia. Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di dalam darah kurang dari nilai normal. Prevalensi anemia pada remaja berdasarkan data Riskedas tahun 2018 yaitu sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Remaja putri lebih berisiko mengalami anemia dibandingkan remaja laki-laki karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga banyak kehilangan zat besi. Perilaku pencegahan anemia salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan tentang anemia maka semakin rendah kemungkinan untuk mengalami anemia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Kota Jambi dengan metode pengambilan sampel berupa metode total sampling. Sebanyak 50 remaja putri menjadi sampel dalam penelitian ini. Pengumpulan data pengetahuan dan perilaku pencegahan anemia menggunakan kuesioner. Hasil analisis uji chi-square dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan perilaku pencegahan anemia pada remaja putri.
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI Faradina Aghadiati; Liani Setyarsih; Mery Merlisia; Yolanda M. W Simatupang
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35910/jbkm.v7i1.621

Abstract

Background: Diarrhea is a disease that is still an extraordinary problem. Factors that cause diarrhea include environmental sanitation, availability of clean water, personal hygiene, food sanitation, availability of toilet, and behavior of defecating. In Jambi Province, diarrhea ranks 7th out of the ten most common diseases that occur in Jambi Province Health Centers from 2016 to 2020. The results of the 2018 Basic Health Research, the prevalence of diarrhea in toddlers in Jambi Province is 9% and data from the Jambi City Health Office In 2021 shows that cases of diarrhea in Jambi City are 20%. Aur Duri Health Center in 2021 occupies the highest position in cases of diarrhea in toddlers, that is as many as 132 cases or 6% Method: This study used a quantitative method and a case-control approach. The sample in this study was 48 toddlers divided into 24 case samples and 24 control samples. The sampling technique used a purposive sampling technique and the data was analyzed univariately and bivariately using the Mann-Whitney test. Result: The results showed that there was no relationship between personal hygiene and the incidence of diarrhea, p-value of 0.391. Conclusion : The study concludes that there is no relationship between personal hygiene with the incidence of diarrhea in toddlers in the Work Area of the Aur Duri Community Health Center, Jambi City, in 2022
Edukasi Pencegahan Stunting dan Pelatihan Komunikasi Kader di Desa Petajen, Kabupaten Batanghari Setyarsih, Liani; Aghadiati, Faradina; Pratama, Septa
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): JIPPM - Desember 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.224

Abstract

Stunting atau sering disebut kerdil/pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan yang belum bisa di selesaikan, hal ini terlihat dari prevalensi stunting yang masih ada di angka 21,6% pada tahun 2022. Mitra yang bekerjasama dalam program pengabdian ini yaitu Pokja Kampung KB (Keluarga Berkualitas) Desa Petajen karena angka stunting disini masih tergolong tinggi. Berdasarkan pemasalahan tersebut, program pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader Kampung KB terkait stunting dan cara pencegahannya serta meningkatkan keterampilan komunikasi kader dalam menyampaikan hal-hal terkait stunting sehingga diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang stunting dan bisa melalukan pencegahannya. Kegiatan ini dilakukan di Desa Petajen dengan melibatkan 10 orang kader kesehatan yang ada disana. Metode dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi beberapa tahapan seperti tahap pertama yaitu persiapan kegiatan untuk analisis masalah dan kebutuhan mitra, tahap kedua yaitu pemberian edukasi mengenai stunting dan pelatihan komunikasi kader, serta tahap ketiga yaitu evaluasi untuk mengetahui adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader. Hasilnya terjadi peningkatan pengetahuan kader Kampung KB tentang stunting serta pemahaman tentang cara komunikasi yang baik kepada masyarakat menjadi meningkat.
Pendampingan Pembuatan Menu Bergizi Cegah Stunting dan Malnutrisi di Pondok Pesantren As'Ad Kota Jambi Setyarsih, Liani; Pratama, Septa; Aghadiati, Faradina
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v4i2.211

Abstract

Stunting dan Malnutrisi menjadi masalah gizi yang dapat terjadi pada santri di pondok pesantren. Hal tersebut terjadi karena asupan makan santri terkadang banyak yang tidak dihabiskan sehingga asupan zat gizi tidak optimal. Pondok Pesantren As’ad menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian ini terletak di Kota Jambi. Oleh sebab itu dilakukan pendampingan pembuatan menu bergizi kepada pengurus Pondok Pesantren As’ad untuk meningkatkan daya terima makanan dan mengoptimalkan status gizi santri. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari tahap persiapan kegiatan, tahap sosialisasi, tahap pelatihan, tahap penerapan teknologi, pendampingan dan tahap evaluasi. Hasil dari kegiatan ini yaitu terjadi peningkatan pengetahuan peserta mengenai stunting dan malnutrisi. Kemudia juga terjadi peningkatan keterampilan peserta dalam pembuatan menu bergizi setelah diberikan pelatihan dan pendampingan.