cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 704 Documents
KETIDAKPUASAN TERHADAP CITRA TUBUH DAN KEJADIAN FEMALE ATHLETE TRIAD (FAT) PADA REMAJA PUTRI Yuliana, Budiar Ningrum; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 2, No 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.248 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i4.3834

Abstract

Latar Belakang : Kekhawatiran citra tubuh pada remaja putri yang menginginkan bentuk tubuh ramping dengan berat badan kurang dapat mempengaruhi terjadinya female athlete triad (FAT). FAT merupakan tiga kondisi yang saling berkaitan, yaitu penyimpangan perilaku makan, gangguan menstruasi, dan kepadatan tulang rendah. Tujuan penelitian mengetahui gambaran ketidakpuasan terhadap citra tubuh dan prevalensi female athlete triad pada remaja putri.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bertempat di SMA Negeri 1 Semarang. Jumlah sampel 91 subjek yang dipilih dengan metode propotional stratified random sampling. Data penelitian meliputi identitas, berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh, dan kepadatan tulang. Penilaian citra tubuh menggunakan Body Shape Questionaire (BSQ). Penilaian status gizi menggunakan z-score IMT/U dan persen lemak tubuh, pengukuran persen lemak tubuh menggunakan body fat analyzer. Penilaian penyimpangan perilaku makan menggunakan eating disorder diagnostic scale (EDDS). Penilaian gangguan menstruasi menggunakan kuesioner. Penilaian kepadatan tulang menggunakan quantitative ultrasound bone densitometry.Hasil : Subjek yang merasa tidak puas terhadap citra tubuhnya (merasa gemuk) sebanyak 42 subjek (46.2%). Delapan belas subjek (19.8%) mengalami Eating Disorder Not Otherwise Specified (EDNOS). Subjek dengan gangguan menstruasi sebanyak 25 subjek (27.5%). Subjek dengan kepadatan tulang rendah 23 subjek (25.3%). Pada penelitian ini ditemukan subjek yang mengalami female athlete triad (FAT) sebanyak 2 subjek (2.2%).Simpulan : Sebanyak 46.2% subjek memiliki ketidakpuasan citra tubuh, dan prevalensi FAT di SMA N 1 Semarang sebesar 2.2%.
Hubungan Kebiasaan Sarapan, Kadar Hemoglobin dengan Prestasi Belajar Remaja Putri Status Gizi Lebih Puspitasari, Hilda Kumala Eka; Nissa, Choirun
Journal of Nutrition College Vol 7, No 3 (2018): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.065 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v7i3.22268

Abstract

Latar Belakang :.Remaja dengan kebiasaan sarapan teratur memiliki kemungkinan mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada yang tidak sarapan. Selain itu, kadar haemoglobin juga mempengaruhi prestasi belajar remaja. Kadar haemoglobin rendah pada remaja akan mengakibatkan penurunan konsentrasi dan kesulitan mengingat yang akan mempengaruhi prestasi belajar.Tujuan: Peneliti melihat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar dan hubungan kadar haemoglobin dengan prestasi belajar pada remaja putri status gizi lebihMetode : Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan cara pengambilan sampel simple random sampling. Subjek berjumlah 29 orang yang merupakan siswi SMA N 9 Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Data kebiasaan sarapan melalui kuisioner dengan metode wawancara. Kebiasaan sarapan dibagi menjadi 2, biasa (>4 kali seminggu) dan tidak (<4 kali seminggu). Kadar hemoglobin diperoleh dengan metode cyanmethemoglobin melalui laboratorium. Prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor semester gasal tahun 2017/2018 mata pelajaran matematika. Prestasi belajar digolongkan menjadi kurang (<70), cukup (70-80), baik(>80). Status gizi diperoleh melalui pengukuran antropometri kemudian dilihat nilai IMT z-score. Uji variabel bivariat menggunakan uji korelasi koefisien kontingensi.Hasil : Usia subjek 15-18 tahun. Sebagian besar subjek memiliki kebiasaan sarapan sebanyak 58,6%.Subjek yang mempunyai kadar hemoglobin rendah sebesar 20,7%. Prestasi belajar subjek sebagian besar termasuk  kategori baik 58,6% .Tidak ada hubungan (p>0,05) antara kebiasaan sarapan (p= 0,979) dan kadar hemoglobin (p= 0,653) dengan prestasi belajar.Simpulan : Kebiasaan sarapan dan kadar haemoglobin subjek tidak berhubungan secara signifikan terhadap prestasi belajar.
PENGARUH PEMBERIAN SARAPAN TINGGI PROTEIN TERHADAP TINGKAT RASA KENYANG WANITA OBESITAS Fathimah, Fidela Zahradika; Mulyati, Tatik
Journal of Nutrition College Vol 4, No 1 (2015): Januari 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.472 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i1.8615

Abstract

Latar Belakang: Masalah diet dan berat badan menjadi masalah epidemi global saat ini, di mana sebagian besar penduduk dunia mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Obesitas jika tidak segera ditangani dapat menjadi faktor risiko utama terjadinya penyakit degeneratif. Beberapa cara dilakukan untuk mengurangi asupan energy dalam diet penurunan berat badan, salah satunya dengan pengaturan rasa lapar dan kenyang. Sarapan tinggi protein dapat mempengaruhi rasa kenyang karena protein memiliki efek fisiologis dan metabolisme yang paling mengenyangkan.Metode : Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan rancangan control group pre-post test. Subjek sebanyak 22 orang wanita obesitas dengan IMT 25 kg/m2 – 32 kg/m2. Subyek dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok perlakuan mendapat sarapan dengan 25% protein, sedangkan kelompok control mendapat sarapan 14% protein dan dilakukan selama 5 hari. Tingkat rasa kenyang diukur setiap hari selama 3 jam setelah makan dengan 100mm Satiety Labeled Intensity Magnitude (SLIM) bipolarscale. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dan analisis statisitik menggunakan uji independent t-test dan Mann-Whitney.Hasil :Pemberian sarapan dengan protein 25% dapat meningkatkan rasa kenyang setelah makan dan ada perbedaan yang bermakna di 120 menit, 150 menit, dan 180 menit setelah makan (p=0.002, p=0,001, p=0,000) dibandingkan dengan pemberian protein 14%.Kesimpulan : Sarapan dengan 25% protein dapat meningkatkan rasa kenyang setelah makan dan membantu pengendalian rasa lapar.
PENGARUH PEMBERIAN BUAH PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY DENGAN HIPERKOLESTEROLEMIA Wahyuningrum, Marlina Rully; Probosari, Enny
Journal of Nutrition College Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.031 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v1i1.693

Abstract

Latar Belakang  : Hiperkolesterolemia dapat mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK). Hiperkolesterolemia juga disertai dengan hipertrigliseridemia. Konsumsi buah-buahan dianjurkan guna menurunkan kadar trigliserida. Pepaya merupakan buah yang mengandung betakaroten, niasin, vitamin C, quercetin, dan serat yang diduga dapat menurunkan kadar trilgliserida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian buah pepaya terhadap kadar trigliserida pada tikus Sprague Dawley dengan hiperkolesterolemia. Metode : Jenis penelitian ini adalah true-experimental laboratorik dengan pre and post test with randomized control group design. Subjek penelitian yaitu 28 ekor tikus Sprague Dawley jantan berusia 7-8 minggu dengan berat 100-200 g yang dibuat hiperkolesterolemia, kemudian dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol yang diberi pakan tinggi lemak dan kolesterol, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 yang diberi pakan tinggi lemak dan kolesterol serta buah pepaya dengan dosis 5,4 g, 7,2 g, dan 9,0 g per hari selama 4 minggu. Kadar trigliserida serum diperiksa secara enzymatic colorimetric dengan metode GPO-PAP. Normalitas data diuji dengan Shapiro Wilks. Data kelompok kontrol, perlakuan 1 dan 2 dianalisis dengan uji paired t-test sedangkan kelompok perlakuan 3 dengan uji Wilcoxon. Perbedaan perubahan keempat kelompok dianalisis dengan uji One Way Anova pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil : Kelompok perlakuan yang diberi buah pepaya 5,4 g, 7,2 g, dan 9,0 g per hari selama 4 minggu mengalami penurunan kadar trigliserida berturut-turut sebesar 25,13%, 17,40%, dan 33,21%, tetapi penurunan tersebut tidak bermakna (p>0,05). Penurunan paling besar dan bermakna (p<0,05) terdapat pada kelompok kontrol yaitu sebesar 42,53%. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antar keempat kelompok. Simpulan : Pemberian buah pepaya dengan dosis 5,4 g, 7,2 g, dan 9,0 g per hari selama 4 minggu tidak dapat menurunkan kadar trigliserida secara bermakna pada tikus Sprague Dawley dengan hiperkolesterolemia.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN (STUDI DI DESA MENDURAN KECAMATAN BRATI KABUPATEN GROBOGAN) Vaozia, Syifa; Nuryanto, Nuryanto
Journal of Nutrition College Vol 5, No 4 (2016): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.965 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i4.16426

Abstract

Latar Belakang: Kejadian anak stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang belum terselesaikan. Prevalensi anak stunting di Kabupaten Grobogan cukup tinggi yaitu sebesar 31,1%. Tujuan penelitian untuk menentukan faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 1-3 tahun di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan.Metode: Penelitian observasional dengan desain kasus kontrol pada anak usia 1-3 tahun di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan. Jumlah sampel meliputi 36 kasus dan 36 kontrol. Status anak gizi stunting dikategorikan berdasarkan tinggi badan menurut umur dengan z-score (<-2SD). Data tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise. Data identitas subjek dan responden, riwayat BBLR, riwayat ASI ekslusif, dan pendidikan ibu diperoleh dengan wawancara dan kuesioner. Data asupan didapat dari recall 3x24 jam. Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square.Hasil: Berdasarkan hasil analisis yang merupakan faktor risiko adalah asupan protein (OR=1,71,95%CI:1,30-2,26) dan asupan seng (OR=1,29, 95%CI:1,08-1,53). Sedangkan riwayat BBLR, riwayat ASI ekslusif, asupan energi dan tingkat pendidikan ibu bukan merupakan faktor risiko.Simpulan: Asupan protein dan seng merupakan faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 1-3 tahun di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
PERBEDAAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, ASAM FOLAT, DAN VITAMIN B12 ANTARA IBU HAMIL TRIMESTER III ANEMIA DAN TIDAK ANEMIA DI PUSKESMAS TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Setyawati, Ba'ul; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.074 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4601

Abstract

Latar Belakang:  Ibu hamil cenderung terkena anemia pada trimester III dikarenakan perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta serta pada masa trimester III janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sebagai persediaan bulan pertama sesudah kelahiran sehingga kebutuhan akan zat gizi ibu juga meningkat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan protein, zat besi, asam folat dan vitamin B12 pada ibu hamil anemia dan tidak anemia trimester III di puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.Metode: Penelitian observasional  dengan rancangan cross-sectional bertempat di wilayah di puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Sampel berjumlah 46 subyek yang merupakan ibu hamil trimester III dimana 23 ibu hamil anemia dan 23 ibu hamil tidak anemia yang berusia 20-35 tahun dan dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Pengukuran Hb menggunakan  metode Cyanmethemoglobin yang dilakukan oleh tenaga ahli. Asupan protein , zat besi (Fe), asam folat dan vitamin B12 diukur dengan menggunakan Semiquantitative Food Frequency Questionnair. Data asupan protein, zat besi dan vitamin B12  dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dan asupan asam folat dianalisis menggunakan Independent T-Test.Hasil:  Pada penelitian ini didapatkan nilai median (minimum-maksimum) untuk asupan protein adalah 37,4 (29,4-67,8) gr/hari dari kelompok anemia dan 43,7 (29,4-67,8) gr/hari dari kelompok tidak anemia, untuk asupan zat besi adalah 6,9 (3,5-48,0) mg/hari dari kelompok anemia dan 7,00 (3,7-11,8) mg/hari dari kelompok anemia, serta untuk asupan vitamin B12 adalah  1,1 (0,5-3,5) µg/hari dari kelompok anemia dan 1,9 (0,8-3,7) µg/hari dari kelompok tidak anemia. Nilai rerata asupan asam folat pada kelompok anemia adalah 4,9 µg/hari dan Standar Deviasi (SD) 6,52 gr, sedangkan pada kelompok tidak anemia adalah 6,06 µg/hari dan Standar Deviasi (SD) 7,11 gr.Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna asupan protein (p 0,032)  dan vitamin B12 (p 0,03) antara ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia serta tidak terdapat perbedaan bermakna asupan zat besi (p=0,75) dan asam folat (p=0,56) antara ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Pada penelitian ini dari hasil analisis data asupan yang telah dilakukan, kejadian anemia pada ibu hamil trimester III disebabkan defisiensi vitamin B12 yang sering disebut anemia megaloblastik
PENGARUH EDUKASI GIZI DENGAN METODE CERAMAH BERBASIS BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) DAN BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK GIZI PADA REMAJA TULI SLB DI SEMARANG Ayumar, Duena Firsta Sridiasti; Margawati, Ani; Wijayanti, Hartanti Sandi
Journal of Nutrition College Vol 8, No 3 (2019): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.061 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i3.25804

Abstract

Latar Belakang   : Sebanyak 73,6% siswa remaja Tuli SLB Negeri Semarang tidak mengonsumsi sayur dan buah sesuai anjuran. Edukasi gizi dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap gizi, dimana keduanya memiliki peran dalam perubahan perilaku gizi remaja. Metode ini memanfaatkan indera Tuli yang bekerja dengan optimal yaitu penglihatan. Akan tetapi Tuli memiliki perbendaharaan kata yang cukup terbatas. Metode ceramah yang diterapkan di sekolah (lip-reading) diharapkan meningkatkan kemampuan Tuli menyesuaikan diri dalam kelompok sosial. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lip-reading akan lebih optimal apabila dibersamai dengan penggunaan isyarat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh edukasi gizi dengan metode ceramah berbasis BISINDO dan booklet terhadap pengetahuan, sikap dan praktik gizi pada remaja Tuli SLB di Semarang.Metode : Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan rancangan pre-post test group design. Subjek penelitian adalah 27 siswa SMP dan SMA LB di Semarang, yang dibagi menjadi kelompok booklet dan ceramah. Edukasi gizi diberikan oleh orang Dengar dengan bantuan juru bahasa isyarat.  Hasil : Tidak ada beda pengetahuan (p=0,359), sikap (p=0,063), dan praktik konsumsi sayur dan buah (p=0,692) antara kedua kelompok perlakuan setelah pemberian edukasi gizi. Median nilai pengetahuan mengalami peningkatan. Walaupun kecenderungan hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan, nilai kelompok ceramah lebih baik dibandingkan kelompok booklet kecuali pada praktik konsumsi sayur dan buah.Simpulan : Tidak ada pengaruh edukasi gizi dengan metode ceramah berbasis bahasa isyarat Indonesia (BISINDO) dan booklet terhadap pengetahuan, sikap dan praktik konsumsi sayur dan buah pada remaja Tuli SLB di Semarang
FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23-35 TAHUN Triyonate, Erizka Marwita; Kartini, Apoina
Journal of Nutrition College Vol 4, No 3 (2015): Juli 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.729 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i3.10091

Abstract

Latar Belakang : Salah satu masalah gizi yang biasa dialami wanita dewasa adalah anemia. Anemia dapat disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang maupun karena obesitas. Obesitas berkaitan dengan anemia karena penimpunan lemak di jaringan adiposa dapat menurunkan penyerapan zat besi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor determinan anemia pada wanita dewasa usia 23-35 tahun. Metode : Penelitian dilakukan di RW 03,04, dan 05 Kelurahan Ngaliyan Semarang dengan desain penelitian cross-sectional. Subjek 62 wanita dewasa usia 23-35 tahun yang dipilih secara consecutive sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin, pengukuran berat badan dengan  menggunakan timbangan injak digital dan tinggi badan menggunakan microtoise. Asupan protein, iron, vitamin C, vitamin B12, folat dan seng diperoleh dengan metode FFQ (Food Frequency  Questionaire) Semi Kuantitatif  kemudian dihitung dengan nutrisoft. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi.Hasil : Responden yang  obesitas sebanyak 31 orang (50%),  dan terdapat kejadian anemia sebanyak 9,7% . Sebanyak 40,3% wanita dewasa yang asupan folat kurang dari kebutuhan, sedangkan asupan protein, vitamin C, vitamin B12, folat, besi dan seng sebagian besar sudah dalam kategori cukup. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada korelasi bermakna antara status gizi menurut IMT , asupan protein, vitamin C, folat, vitamin B12, dan seng dengan kejadian anemia pada wanita dewasa (p= > 0,05). Ada korelasi yang bermakna antara asupan zat besi dengan kejadian anemia (p < 0,05). Simpulan : asupan zat besi merupakan faktor determinan anemia pada wanita dewasa usia 23-35 tahun
PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU SEBELUM DAN SETELAH KONSELING GIZI PADA BALITA GIZI BURUK Sofiyana, Desi; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.83 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2109

Abstract

Latar belakang: Gizi buruk merupakan kondisi seseorang di mana status gizi berada di bawah standar, yaitu BB/U <-3SD WHO-2005. Faktor penyebab gizi buruk pada balita, antara lain konsumsi makanan, penyakit infeksi, pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi serta perilaku ibu dalam pemberian makan. Salah satu cara menangani gizi buruk dengan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu melalui program konseling gizi. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita gizi buruk sebelum dan setelah konseling gizi. Metoda: Penelitian ini merupakan Quasi Experimen dengan desain One Group Pre Post Test. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara secara mendalam dengan kuesioner dan pengamatan saat konseling belangsung. Jumlah subyek sebanyak 26 orang yang dipilih dengan total sampling dari total populasi ibu dari balita yang mengikuti program penanggulangan gizi buruk. Konseling gizi dilakukan sebanyak 4 kali. Analisis bivariat sebelum dan setelah konseling gizi untuk pengetahuan dan sikap menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan setelah konseling gizi pengetahuan ibu meningkat sebesar 34,6%, sedangkan sikap ibu meningkat sebesar 57,7%. Peningkatan perilaku ibu setelah konseling  gizi menjadi baik ditunjukkan sebagian besar  ibu menerapkan anjuran yang diberikan oleh konselor. Terdapat perbedaan antara pengetahuan dan sikap dan perilaku  ibu sebelum dan setelah konseling gizi. Simpulan: Konseling gizi mempengaruhi peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku pada ibu balita gizi buruk.
Hubungan usia ibu menikah dini dengan status gizi Balita di Kabupaten Temanggung Khusna, Nur Atmilati; Nuryanto, Nuryanto
Journal of Nutrition College Vol 6, No 1 (2017): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.796 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i1.16885

Abstract

Latar Belakang : Pernikahan dini (menikah >18 tahun) dapat berpengaruh pada status gizi anak yang dilahirkan. Ibu yang menikah pada usia dini, berisiko memiliki anak berstatus gizi pendek, gizi kurus dan gizi buruk.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia ibu menikah dini dengan status gizi batita di Kabupaten Temanggung.Metode :  Penelitian ini termasuk penelitian observasi dengan desain cross-sectional pada 72 anak yang berusia 0-2 tahun dari ibu yang menikah dini dan dipilih secara consecutive sampling. Ibu dikatakan menikah dini jika usia ibu saat menikah <18 tahun. Status gizi batita diperoleh dari z-score PB/U dan  BB/U menggunakan baku antropometri WHO 2005. Analisis data menggunakan uji Chi-Square.Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata usia ibu saat menikah dini adalah 15,9±0,98 tahun, sedangkan rerata usia batitanya saat ini 10,4±7,16 bulan. Persentase anak pendek pada kelompok usia ibu yang menikah dini saat berusia 14-15 tahun sebesar 43,5% dan pada kelompok yang menikah saat usia 16-17 tahun sebesar 22,4%. Persentase anak gizi kurang pada kelompok usia ibu yang menikah dini saat berusia 14-15 tahun adalah 17,4%, sedangkan pada  kelompok yang menikah saat usia 16-17 tahun sebesar 14,3%. Hal tersebut menunjukkan adanya kecenderungan semakin dini usia nikah ibu, semakin meningkat persentase anak pendek, tetapi secara statistik tidak berhubungan (p=0,067). Begitupula dengan gizi kurang yang juga terdapat kecenderungan semakin dini usia nikah ibu, semakin meningkat persentase gizi kurang, dan secara statistik juga tidak berhubungan (p=0,736).Kesimpulan : Terdapat kecenderungan semakin dini usia ibu menikah, semakin meningkat persentase anak pendek dan gizi kurang, tetapi secara statistik tidak ada hubungan antara usia ibu menikah dini dengan status gizi batita di Kabupaten Temanggung.

Page 5 of 71 | Total Record : 704