cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
APRON
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Arjuna Subject : -
Articles 110 Documents
TATA CARA PELAKSANAAN ROKAT BĀRLOBĂRĂN DI DESA LANGSAR KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP AISYAH, SITI; WAHYUNI RAHAYU, EKO
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 13 (2019)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Rokat bârlobârân merupakan ritual tradisi dalam kehidupan masyarakat Madura yang dilakukan dengan bertujuan untuk keselamatan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka harus dilaksanakan rokat bârlobârân. Berdasarkan fenomena tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah tata cara pelaksanaan rokat bârlobârân. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi karena peneliti berusaha mendeskripsikan dan menganalisis permasalahan yang akan dipecahkan secara tertulis dan sistematis. Teknik pengumpulan data meliputi, studi pustaka, pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rokat bârlobârân bersifat sakral yang dapat dilihat dari pemilihan waktu, tempat, serta pelakunya. Rokat bârlobârân dilaksanakan dua kali dalam setahun yang memiliki fungsi berbeda yakni akhir musim kemarau atau tanam (ungakapan harapan) dan akhir musim hujan atau panen (ungkapan syukur). Pelaksanaaan rokat dilakukan selama kurang lebih 1 bulan melalui empat tahapan meliputi: (1) rokat persiapan,yaitu kegiatan rapat desa untuk membicarakan persiapan pelaksanaan rokat bârlobârân; (2) rokat ngorok somor, yaitu pengambilan air dari tujuh sumur yang ada di Desa Langsar dan sekitarnya; (3) rokat accâm rajâ, dan. (4) rokat bârlobârân. Rokat pembuka maupun penutup untuk tempat dan pelaku sama yang memberbedakan adalah untuk rokat pertama, empat proses rokat tersebut dilaksanakan semuanya tetapi, untuk rokat yang kedua yaitu penutup hanya melaksanakan 2 proses yaitu proses ketiga atau rokat ngorok somor dan keempat atau rokat bârlobârân. Kata kunci: Rokat bârlobârân, tradisi, tata cara
STRUKTUR LAKON NGAYAH PIODALAN DALAM TOPENG BONDRES DI PURA SEGARA KENJERAN SURABAYA FITRIANINGRUM, REUNITA
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 13 (2019)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Struktur lakon merupakan bagian terpenting dari kejelasan konsep cerita dalam pertunjukan teater. Dalam penulisan ini lebih menitikberatkan pada analisis teks. Pentingnya mengkaji struktur lakon adalah untuk mengetahui unsur- unsur yang terdapat di dalam teks atau cerita. Pada penelitian yang dilakukan, penulis mengkaji struktur lakon Ngayah Piodalan dalam pertunjukan Topeng Bondres. Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana struktur lakon Ngayah Piodalan dalam Topeng Bondres di Pura Segara Kenjeran Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menerapkan metode studi kepustakaan, wawancara, dan catatan lapangan. Metode ini digunakan untuk mengkaji struktur lakon Ngayah Piodalan dalam Topeng Bondres di Pura Segara Kenjeran Surabaya. Hasil analisis dalam penelitian ini adalah struktur lakon Ngayah Piodalan yang meliputi tema, penokohan, alur/plot, dan setting/ latar. Lakon Ngayah Piodalan secara garis besar menceritakan tentang konflik antar sosial yang berisi tentang nilai- nilai bakti manusia kepada Tuhan yang Maha Esa pada kepercayaan umat Hindu lewat tema gotong royong yang dikemas secara ringan dengan genre komedi, menggunakan alur linier yaitu cerita berurutan dari A- Z yang dimaksudkan adalah jalan ceritanya terjadi pada 1 malam, secara struktural lebih singkat dan padat. Penggambaran alur dramatik dalam lakon Ngayah Piodalan antara lain eksposisi masuknya Penasar yang melakukan tatembangan pupuh durma atau biasa juga dengan pupuh sinom memperkenalkan diri dan judul lakon yang akan di pentaskan. Bagian komplikasi ketika sang penasar sedang kebingungan untuk mencari beberapa orang yang diutus berkerja sama mempersiapkan perayaan piodalan pura. Klimaks atau puncak kejadian ketika Wayan menolak ajakan Penasar untuk ngayah dengan benar, kemudian pada bagian resolusi terjadilah musibah yang menimpa keluarga Wayan. Penyelesaian lakon ini adalah ketika Pekak mengajak semua orang untuk berkaca dari musibah yang dialami oleh keluarga Wayan sebagai pelajaran dan memperbaiki hubungan diri dengan Tuhan, hubungan diri dengan manusia, hubungan diri dengan alam demi terus menanamkan rasa saling lewat ngayah dari tahun ke tahun. Kata Kunci : Struktur lakon, Ngayah Piodalan, Topeng Bondres
EKSISTENSI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN “RUMAH KECAPI SURABAYA” VALENTINA PUTRI, AQUITA; WAHYUNING HANDAYANI, ENIE
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 14 (2019)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakLembaga Kursus dan Pelatihan ?Rumah Kecapi Surabaya? menjadi satu-satunya lembaga kursus danpelatihan yang mengajarkan Guzheng di kota Surabaya yang dinilai kompeten bersaing dengan kursusmusik konvensional lainnya, kompetensi ini dilihat melalui sisi keunikan alat musik dan konseplembaganya, oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan eksistensi Lembaga Kursus danPelatihan ?Rumah Kecapi Surabaya? berikut faktor pendukungnya yang menyebabkan lembaga ini bisatetap eksis hingga saat ini.Mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut adalahsebagaimana berikut: (1) penelitian ini menggunakan 3 jenis teknik pengumpulan data yaitu: teknikobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Mengenai teknik observasi, penelitian ini menggunakan jenispartisipasi-pasif. Mengenai teknik wawanacara digunakan kombinasi antara wawancara terstruktur dantidak terstruktur dengan mengajukan pertanyaan seputar latar belakang, aktivitas dan prestasi yang pernahdidapatkan, sarana dan prasarana, faktor pendukung eksistensi yang disebutkan narasumber secara lisan,serta kendala pelaksanan aktivitas LKP Rumah Kecapi Surabaya. Mengenai teknik dokumentasi, penelitimelakukan penggambilan gambar dan rekaman digital dalam rupa foto, video dan rekaman suara untukmelihat keseluruhan komponen dan aktifitas lembaga yang mendukung keeksistensiannya selama 12 tahun,(2) penelitian ini menggunakan teknik analisis data bernama teknik reduksi, yang mana peneliti akanmelakukan pemilihan dan pemilahan pada data yang didapatkan, data yang akan masuk dalam tahapreduksi adalah data hasil wawancara bersama narasumber, data observasi awal, dan data arsip yang tersediadi LKP Rumah Kecapi Surabaya, (3) penelitian ini juga mengkonfirmasi keabsahan data yang didapatdengan menggunakan teknik validitas data berdasarkan tempat (place) yakni tempat berlangsungnyaaktifitas LKP Rumah Kecapi Surabaya di jalan Tambak Windu nomor 66, Simokerto-Surabaya, pelaku(person) yakni pendiri LKP, staff menejemen, pihak siswa, wali siswa, penikmat musik tradisionalTionghoa, dan musisi Guzheng, dan dokumen atau arsip (papper) seperti arsip daftar nama siswa aktif LKPRumah Kecapi Surabaya, arsip penyelenggaraan acara di pusat keramaian kota Surabaya.Hasil penelitian meliputi (1) latar belakang lembaga beserta pendirinya, (2) visi dan misilembaga, (3) eksistensi pendiri lembaga, (4) agenda dan aktifitas rutin lembaga, (5) Standart OperasionalProsedure pelaksanaan aktivitas lembaga berikut hasil implementasinya, (6) kendala dan solusipelaksanaan aktivitas LKP, (7) prestasi yang pernah diraih oleh lembaga, (8) faktor pendukung eksistensilembaga dari pihak internal dan eksternal, (9) sarana dan prasarana yang disediakan lembaga, dan (10)dukungan sosial dari pihak internal dan eksternal yang didapatkan lembaga untuk mempertahankankeeksistensiannya selama 12 tahun.Kata Kunci: eksistensi, LKP Rumah Kecapi Surabaya, kursus dan pelatihan.
PROSES KREATIF PENCIPTAAN TARI SURAMADU KARYA DIAZTIARNI DI SANGGAR TYDIF SURABAYA MEDIANA WIJAYA, CHRISTIANTI; WAHYUNING HANDAYANI, ENIE
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 14 (2019)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Saat ini sudah banyak seniman yang sudah terungkap melalui tulisan tentang kiprahnya dalam menggeluti dunia seni. Salah satunya adalah penelitian ini, yang mengungkap sebuah proses kreatif seorang seniman Surabaya. Diaztiarni, seorang seniman sekaligus seorang guru asal Surabaya dengan berbagai macam karya-karyanya salah satunya adalah Tari Suramadu. Tarian tersebut diciptakan pada tahun 2009, yang bertepatan dengan pembangunan jembatan Suramadu. Adapun rumusan masalah yang diajukan untuk mengungkapkan fenomena tersebut yaitu, bagaimana proses kreatif penciptaan Tari Suramadu karya Diaztiarni di sanggar Tydif Surabaya. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap proses-proses yang dilakukan oleh Diaztiarni dalam pembuatan sebuah karya tari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan melakukan wawancara mendalam kepada narasumber. Diaztiarni merupakan narasumber utama dalam penelitian ini. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Diaztiarni menciptakan karya menggunakan pedoman dari beberapa buku yang kemudian ditungkan melalui sebuah proses kreatif penciptaan karya tari. Proses kreatif penciptaan tari karya Diaztiarni melalui ide dan konsep yang begitu sederhana dengan melihat dan mengamati fenomena yang ada di sekitar. Terciptalah karya Tari Suramadu yang kemudian menjadi karya yang monumental serta menjadi keunggulan di sanggar Tydif Surabaya. Melalui eksplorasi, improvisasi, evaluasi dan komposisi. Diaztiarni menciptakan karya berkolaborasi dengan seniman musik Surabaya dan seniman musik pamekasan Madura. Eksplorasi gerak tentang Tari Suramadu dilakukan dengan mengamati secaca cermat pola-pola gerak Jawa Timuran yaitu Tari Remo Putri dan Tandakan. Proses improvisasi dilakukan dengan membuat gerak-gerak baru yang sesuai kontras dan berkualitas. Pada tahap ini Diaztiarni mentrasfer gerak secara spontan kepenari, kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Pada tahap Evaluasi Diaztiarni telah membuat satu rangkaian gerak menjadi beberapa ragam kemudian menyeleksi dengan merubah, menambah, mengurangi gerak tersebut. Komposisi tari dilakukan dengan cara menyusun gerak-gerak yang telah dihasilkan dalam proses eksplorasi, improvisasi dan evaluasi. Aris Setiawan dan Yudi Meonk merupakan komposer dalam karya Tari Suramadu. Melalui banyak proses yang dilalui dan keterlibatan beberapa pihak dalam pembuatan karya tari ini, akhirnya pada tahun 2009 Tari Suramadu mulai dikenal oleh masyarakat. Kata Kunci: Proses Kreatif, Diaztiarni, Koreografer.
ANALISIS TOKOH MINKE DALAM NASKAH DRAMA “BUNGA PENUTUP ABAD” ADAPTASI WAWAN SOFWAN NIZAR MAULANA, FAHMI; HIDAJAD, ARIF
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 15 (2020)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractMinke is one of Pramoedya Ananta Toer character which is popular among activists, and literateur. His popularity is caused by His courage to fight for basic human rights through His written opinion on the newspaper, although in the end He had to accept His defeat, to be exiled and died in prison. His bravery is admired by His fans. Some people even use ?Minke? as their alias name in eeryday life. The journey of Minke, written in Pramoedya Ananta toer?s Pulau Buru Tetralogy has been adapted into a new medium such as movies and theater. One of them is Bunga Penutup Abad show which is succesfully held by Titi Mangsa Foundation from 2016-2018 in Jakarta?s Theater, Ismail Marzuki Park. In the past three years, Bunga Penutup Abad has never been devoid of spectators who have known Minke from Pramoedya Ananta Toer?s Pulau Buru Tetralogy.Data collection is done by observation, literature study, interview, and documentation. Data Analysis used is data reduction, and data presentation.The result of tHis study is to explicate Minke?s character in accordance with the rules, namely the aspects of characterization, such as psychological, sosiological, physiological, Minke?s position as a character in the playscript, and look for the character uniqueness so that him is loved by people. Psychologically, Minke character development can be devided into two, the first one is before Annelies gone, and the second is, after Annelies gone. Sosiologically, Minke comes from a group of native nobility who is faced difficulties in socializing with people around him, because His perspective is different from any natives. Physiologically, Minke has Javanese people typical physical appereance, which is brown skinned, and wearing Surakarta?s Javanese traditional clothing as everyday outfit. Minke?s position in the playscript, is protagonist whom is complexly written so, He is able to get emphaty from the audience.Keywords: Minke, Bunga Penutup Abad, Analysis, Character
PERGESERAN FUNGSI KESENIAN REOG CEMANDI DI DESA CEMANDI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO ALDINOV GUSTIANI, NINDIA; YANUARTUTI, SETYO
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 15 (2020)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Reog Cemandi is an authentic traditional art from Sidoarjo. Reog Cemandi was founded in 1922, telling about two teenagers who came from one of the boarding schools in the village of Cemandi, which Kyainya sent to fight against the Dutch armed with rattan wood. The function of Reog Cemandis performance during its establishment was as a spiritual means to ward off the danger that disturbed the residents of Cemandi Village. The development of the era has an impact on the shift in the function of the show, for this research aims to explain the form of presentation of Reog Cemandi in Cemandi Village; explain the shift in the function of Cemog Reog to the people of Cemandi Village and explain the factors that influence the shift of function of Cemog Reog. This research is a descriptive qualitative research with the object of Reog Cemandi art research in Cemandi Village. Data collection techniques are done by observation, interviews and documentation with taxonomic analysis techniques. The results showed that the form of Reog Cemandis presentation did not change in the presentation of the show both from the elements of motion, accompaniment, makeup, fashion, staging, and property. The shift of the Reog Cemandi performance function from the ritual function to the entertainment function. Shifting functions are influenced by internal (funding) and external (modernization) factors. Keywords: shift, function, art, Reog Cemandi
BENTUK PERTUNJUKAN KETOPRAK SARI BUDOYO DALAM LAKON KI AGENG MANGIR DELASARI, ANDRIS; ABDILLAH, AUTAR
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 15 (2020)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

THE FORM OF KETOPRAK SARI BUDOYO PLAY IN LAKON KI AGENG MANGIRByAndris DelasariE-mail : andrisdelasari16020134009@mhs.unesa.ac.id Dr. Autar Abdillah, S.Sn., M.Si.autarabdillah@unesa.ac.idEducational Sendratasik Department, Language and Art FacultyState University of Surabaya ABSTRACTTulungagung is one of East Java district which has traditional theater called Ketoprak. Ketoprak traditional theater is familiar to East Java society. One of the most famous ketoprak from Tulungagung is Ketoprak Siswo Budoyo who succeed in creating a breakthrough in the Ketoprak Play. However, as time passed by Ketoprak Siswo Budoyo existence began to fade until a new group of Ketoprak came up which still has relation with Ketoprak Siswo Budoyo owner and founder. The ketoprak is called Ketoprak Sari Budoyo.The Growth of Ketoprak Sari Budoyo is not as great as Ketoprak Siswo Budoyo. Nowadays, Ketoprak is rarely to be invited in certain events. In order to stage the play, the ketoprak group members should raise funds by themselves to make the play runs. That is in purpose since the young generation have to know the ancestor heritage and also to keep this traditional art. The Ketoprak Sari Budoyo play schedule is not routine but within a year it certainly has the show once.The research problems that studied are as follows: 1) How is the form of the Ketoprak Sari Budoyo play in the Lakon Ki Ageng Mangir ?. The researcher used qualitative method as the research design to describe the information by using data collection method: observation, interview and documentation. The researcher also used triangulation technique to examine the validity and reliability of the study. The result of the study showed that the form of Ketoprak Sari Budoyo play has its speciality which took the audiences interest to watch all over the play. Ketoprak Sari Budoyo uses Mataraman Style in the whole all its play, which in its performances the actor looks natural or not based on stage blocking, there is also keprak or kentongan that is used as a sign for the players entering and exiting the stage, as a sign for accompaniment starting and ending, and also some jokes during the play. Ketoprak Sari Budoyo is included breakthrough Ketoprak which did not have all night long play. This has been done to avoid the young generation boredom thus they could enjoy until the end of the play. Keywords : The Play Form, Ketoprak, Sari Budoyo, Lakon
PROSES KREATIF KIRUN DALAM KESENIAN KETOPRAK DAN LUDRUK BANGKIT ALFARIZS, RIZCKY; ABDILLAH, AUTAR
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 15 (2020)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Kirun is a talented ludruk artist and also a talented ketoprak. When he was young he often studied and played ludruk in various places. People can learn to be funny but there are people who are really funny. Abah Kirun made this hermitage intending to treat traditional arts and culture. In addition, Abah Kirun preserves art so it is not lost by the current of globalization. He was also born from ludruk and ketoprak artists since he was young. With the creative ideas from Abah Kirun, Indonesian people love their culture more. In the art of Ketoprak and Ludruk Abah Kirun has a unique creativity starting from the cultivation of the play to another interesting thing there are several performances of Ludruk from Abah Kirun, Jula Juli. Her chants are in round 4 or mid-staging. Abah Kirun also often directs Ketoprak and Ludruk which he created himself. The research method used is qualitative. Data collection techniques used in this study were interviews, observation, and documentation validated using triangulation of sources, techniques, and methods. Furthermore, the data obtained will be reduced data, data interventions, and drawing conclusions The results of this study indicate that Ketoprak and Ludruk Abah Kirun work together with one another. Starting from the method of cultivation of the round, cultivation techniques, factors of creativity to those raised in cultivation are almost synergized with each other. The commercial problems of Ketoprak and Ludruks art have an impact on the continuity of this traditional art, so there are also several factors in creativity ranging from environmental factors to social factors. Frequent achievement also increases the selling price and manages the creativity of Ketoprak and Ludruk Abah Kirun Abah Kirun. Keywords: Creativity, Ludruk, Ketoprak, Abah Kirun
PROSES KREATIF KIRUN DALAM KESENIAN KETOPRAK DAN LUDRUK BANGKIT ALFARIZS, RIZCKY; ABDILLAH, AUTAR
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 15 (2020)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Kirun is a talented ludruk artist and also a talented ketoprak. When he was young he often studied and played ludruk in various places. People can learn to be funny but there are people who are really funny. Abah Kirun made this hermitage intending to treat traditional arts and culture. In addition, Abah Kirun preserves art so it is not lost by the current of globalization. He was also born from ludruk and ketoprak artists since he was young. With the creative ideas from Abah Kirun, Indonesian people love their culture more. In the art of Ketoprak and Ludruk Abah Kirun has a unique creativity starting from the cultivation of the play to another interesting thing there are several performances of Ludruk from Abah Kirun, Jula Juli. Her chants are in round 4 or mid-staging. Abah Kirun also often directs Ketoprak and Ludruk which he created himself. The research method used is qualitative. Data collection techniques used in this study were interviews, observation, and documentation validated using triangulation of sources, techniques, and methods. Furthermore, the data obtained will be reduced data, data interventions, and drawing conclusions The results of this study indicate that Ketoprak and Ludruk Abah Kirun work together with one another. Starting from the method of cultivation of the round, cultivation techniques, factors of creativity to those raised in cultivation are almost synergized with each other. The commercial problems of Ketoprak and Ludruks art have an impact on the continuity of this traditional art, so there are also several factors in creativity ranging from environmental factors to social factors. Frequent achievement also increases the selling price and manages the creativity of Ketoprak and Ludruk Abah Kirun Abah Kirun. Keywords: Creativity, Ludruk, Ketoprak, Abah Kirun
PROSES KREATIF KIRUN DALAM KESENIAN KETOPRAK DAN LUDRUK BANGKIT ALFARIZS, RIZCKY; ABDILLAH, AUTAR
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 15 (2020)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Kirun is a talented ludruk artist and also a talented ketoprak. When he was young he often studied and played ludruk in various places. People can learn to be funny but there are people who are really funny. Abah Kirun made this hermitage intending to treat traditional arts and culture. In addition, Abah Kirun preserves art so it is not lost by the current of globalization. He was also born from ludruk and ketoprak artists since he was young. With the creative ideas from Abah Kirun, Indonesian people love their culture more. In the art of Ketoprak and Ludruk Abah Kirun has a unique creativity starting from the cultivation of the play to another interesting thing there are several performances of Ludruk from Abah Kirun, Jula Juli. Her chants are in round 4 or mid-staging. Abah Kirun also often directs Ketoprak and Ludruk which he created himself. The research method used is qualitative. Data collection techniques used in this study were interviews, observation, and documentation validated using triangulation of sources, techniques, and methods. Furthermore, the data obtained will be reduced data, data interventions, and drawing conclusions The results of this study indicate that Ketoprak and Ludruk Abah Kirun work together with one another. Starting from the method of cultivation of the round, cultivation techniques, factors of creativity to those raised in cultivation are almost synergized with each other. The commercial problems of Ketoprak and Ludruks art have an impact on the continuity of this traditional art, so there are also several factors in creativity ranging from environmental factors to social factors. Frequent achievement also increases the selling price and manages the creativity of Ketoprak and Ludruk Abah Kirun Abah Kirun. Keywords: Creativity, Ludruk, Ketoprak, Abah Kirun

Page 11 of 11 | Total Record : 110