cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
APRON
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Arjuna Subject : -
Articles 110 Documents
PERUBAHAN DAN KONTINUITAS KESENIAN  KELING DI DUSUN MOJO DESA SINGGAHAN KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO Pradana, Rian
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kesenian Keling diciptakan tahun 1942 hingga kini dan mengalami perubahan pada tahun 2008 – 2017. Sebagai satu-satunya kesenian yang berbeda dengan kesenian lain di wilayah Ponorogo dan hanya ada di Dusun Mojo, kesenian Keling  sangat menarik untuk diteliti. Fokus penelitian ini adalah  tentang perubahan dan keberlangsungan kesenian Keling di Dusun Mojo.  Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan objek kesenian Keling dan lokasi di Dusun Mojo. Pengumpulan data  melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, sumber data dari person, place, paper. Analisis melalui taksonomi. Validitas data melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian  menunjukkan, perubahan  kesenian Keling  terjadi dari mulai tahun 2008-2017, disebabkan  karena faktor internal dan faktor eksternal. Keberlangsungan  kesenian Keling hingga sekarang  karena dukungan segi komersial,  masyarakat, dan  pemerintah.   Kata Kunci :  Kontinuitas, Perubahan, Bentuk Penyajian, dan Kesenian Keling
MANAJEMEN PELAKSANAAN DANGDUT ACADEMY DI INDOSIAR ULFANA, ERNAWATI
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Berangkat dari fenomena banyaknya peminat musik dangdut dari kalangan bawah maupun kalangan atas dan banyaknya stasiun televisi yang mengemas acara dengan sistem pencarian bakat penyanyi dangdut yang diberi judul “Dangdut Academy Indosiar”. Melihat tayangan Dangdut Academy dari season pertama dan season kedua mendapat perhatian lebih dari masyarakat, hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana manajemen pelaksanaan Dangdut Academy Indosiar season 3. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti menentukan fokus permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimana perencanaan Dangdut Academy di Indosiar? (2) Bagaimana pengorganisasian Dangdut Academy di Indosiar? (3) Bagaimana penggerakan Dangdut Academy  di Indosiar? (4) Bagaimana pengawasan Dangdut Academy di Indosiar?.                 Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama dan teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi lapangan yang mencakup : observasi atau pengamatan dan wawancara yang dilengkapi dengan pencatatan atau pendokumentasian. Di dalam penelitian ini peneliti berperan serta sebagai partisipan atau pengamat yang aktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen Dangdut Academy meliputi 4 fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan. Adapun perencaan ada tiga tahap yaitu perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah, perencanaan jangka panjang. Fungsi selanjutnya pengorganisasian yang menggunakan tipe struktur organisasi lini dan staf yang meliputi struktur Organisasi Produksi Dangdut Academy Indosiar 3. Fungsi yang ketiga adalah penggerakan yang meliputi Leading, Directing, Motivating. Fungsi yang terakhir adalah pengawasan yaitu terdiri dari pengawasan langsung dan tidak langsung. Kata Kunci : Manajemen, Pelaksanaan, Dangdut
PERTUNJUKAN ASTUNGKARA DALAM GELAR SENI BUDAYA DAERAH DI TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR Yuni Triani, Feni
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Gelar Seni Budaya Daerah merupakan kegiatan tahunan  yang diselenggarakan setiap bulan oleh UPT Taman Budaya Jawa Timur. GSBD diikuti oleh beberapa daerah di wilayah Jawa Timur. Dalam rangkaian kegiatannya terdapat beberapa acara yang dibagi dalam waktu dua hari. Salah satunya adalah pertunjukan Astungkara di malam hari pertama. Pertunjukan Astungara adalah sebuah do’a yang dikemas menjadi sebuah pertunjukan berupa tarian atau nyanyian. Untuk mengkaji bagaimana pertunjukan Astungkara yang diselenggarakan dalam Gelar Seni Budaya Daerah di UPT Taman Budaya Jawa timur perlu dilakukan penelitian secara mendalam. Rumusan masalah penelitian adalah (1) Bagaimana Latar Belakang Pertunjukan Astungkara dalam Gelar Seni Budaya  Daerah di Taman Budaya Jawa Timur? (2) Bagaimana Keunikan Bentuk dan Kandungan Nilai  Pertunjukan Astungkara KabupatenTulungagung dalam Gelar Seni Budaya Daerah di Taman Budaya Jawa Timur?. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Objek pada penelitian ini adalah Pertunjukan Astungkara dalam Gelar Seni Budaya Daerah di Taman Budaya Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi menggunakan pendekatan triangulasi. Hasil penelitian yang didapat yaitu tentang pertunjukan Astungkara antara lain deskripsi  latar belakang munculnya Astungkara, keunikan bentuk dan kandungan nilai pertunjukan Astungkara oleh Kabupaten Tulungagung. Kata Kunci: Bentuk, Nilai, Pertunjukan Astungkara, Gelar Seni Budaya Daerah
TRAVEL CAJON OLEH ‘ARKA CAJON’ SIDOARJO (STRUKTUR ORGANOLOGI SERTA TEKNIK PEMBUATAN) PHILOSOPHIA SAKRIWASISTA, BIMA
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 11 (2017): Apron Volume 1 Nomor 11
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK                 Travel cajon adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengganti drum. Masih sedikit pengrajin travel cajon yang memproduksi travel cajon dengan harga yang murah dengan kualitas suara yang tidak kalah bagus dibandingkan travel cajon produksi perusahaan besar. Fenomena tersebut mendorong niat figur Arie Kadir penduduk Desa Bohar Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo untuk membuat travel cajon berkualitas dengan harga murah yang didukung dengan pemilihan bahan berkualitas serta teknik pembuatan yang detail. Teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan, dalam penelitian ini mengangkat dua permasalahan, yaitu (1) Bagaimana struktur organologi Travel Cajon oleh pengrajin Arie Kadir di Sidoarjo, dan (2) bagaimana proses serta teknik pembuatan Travel Cajon oleh pengrajin Arie Kadir di Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, Arie Kadir sebagai subyek penelitian, travel cajon yang diproduksi Arie Kadir sebagai obyek penelitian, dengan mendeskripsikan struktur organologi, teknik serta proses pembuatannya. Bertempat di jalan Mangunsari nomor 40 Desa Bohar, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, (1) dilihat dari bentuk fisik serta cara memainkannya, travel cajon diklasifikasikan sebagai directly struck membranophone atau alat musik membranofon pukul langsung, konstruksi travel cajon berbentuk kotak dan berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan cajon original, teknik dasar permainan travel cajon sangat sederhana dan mudah, travel cajon berfungsi sebagai pengganti drum, (2) Proses pembuatan dilakukan dengan cermat menggunakan teknik pembuatan yang diadopsi dari Cassey Connor dan dimodifikasi oleh pengrajin Arie Kadir. Kata kunci : teknik, pengrajin travel cajon
PROSES KREATIF PAMRIHANTO SEBAGAI SENIMAN JARANAN TURANGGA YAKSA DI KABUPATEN TRENGGALEK Diptyangesti, Paringga
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 11 (2017): Apron Volume 1 Nomor 11
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pamrihanto ialah seorang seniman jaranan, merupakan kreator Jaranan Turangga Yaksa. Kepopuleran Jaranan Turangga Yaksa melatarbelakangi timbulnya ketertarikan mengenai proses kreativitas Pamrihanto. Dari proses kreatif seniman dapat diketahui mengenai biografi singkat juga keunikan seniman dalam mewujudkan kreativitasnya. Pentingnya penelitian proses kreatif salah satunya untuk mempertahankan sosok pelestari budaya seperti Pamrihanto. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah latar belakang kehidupan Pamrihanto? (2) Bagaimana proses kreatif Pamrihanto sebagai seniman Jaranan Turangga Yaksa? (3) Bagaimanakah wujud kreativitas Pamrihanto terhadap Jaranan Turangga Yaksa di Kabupaten Trenggalek? Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui proses kreatif Pamrihanto. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai proses kreatif oleh Tabrani (2006) dan Wallas dalam Damajanti (2006)  yang didukung dengan teori-teori lain seperti, teori studi tokoh yang menggunakan teori Furchan, teori wujud kreativitas oleh Waridi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berjenis studi tokoh, dengan objek penelitian yaitu proses kreatif, sedangkan subjek penelitian yaitu Pamrihanto. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dandokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa bakat yang dimiliki oleh Pamrihanto didapat karena faktor genetik. Selain karena faktor genetik, lingkungan juga mempengaruhi Pamrihanto untuk menjadi seniman seperti, lingkungan keluarga, sekolah, hingga sosial dalam masyarakat. Tahapan proses kreatif yang dialami Pamrihanto mengadaptasi teori Tabrani (2006) mengenai tahapan proses kreatif seniman yang meliputi 8 (delapan) tingkatan. Sumber ide pengembangan Jaranan Turangga Yaksa yaitu upacara Baritan. Aktivitas petani di sawah dan Jaranan Turangga Yaksa versi Kedung Cangkring sebagai orientasi gerakan pengembangan. Mitos mengenai Dadhung Awuk dalam upacara Baritan sebagai orientasi alur cerita. Simpulan pada penelitian ini adalah Pamrihanto, seorang pengembang Jaranan Turangga Yaksa versi Kedung Cangkirng menjadi versinya. Kata Kunci: proses kreatif, Pamrihanto, Jaranan Turangga Yaksa
EKSISTENSI GRUP KERONCONG MBAH GONDRONG DIKOTA LAMONGAN AJI NEGARA, SATRIYA
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 11 (2017): Apron Volume 1 Nomor 11
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Keroncong Mbah Gondrong adalah grup keroncong yang berkembang dikota Lamongan dari tahun 1986 hingga sekarang, memilki dampak yang baik dalam perkembangan musik keroncong dikota Lamongan. Keberadaan grup keroncong Mbah Gondrong sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat dikota Lamongan karena grup tersebut merupakan grup tertua yang terbentuk dikota Lamongan. Dengan demikian Keroncong Mbah Gondrong   menjadi tolak ukur grup keroncong lain yang masih eksis dikota Lamongan hingga sekarang. Dari fenomena tersebut yang mendasari peneliti untuk dapat mengkaji lebih dalam tentang bagaimana mempertahankan eksistensi nya. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan eksistensi grup keroncong Mbah Gondrong dikota Lamongan. (2) Mendeskripsikan kendala dan solusi tentang eksistensi grup Keroncong Mbah Gondrong.             Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan Deskriptif Kualitatif dengan subyek penelitian adalah grup Keroncong Mbah Gondrong. Kemudian sumber data dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu : (1) Sumber Data Primer, (2) Sumber Data Sekunder. Pengumpulan data melalui beberapa cara, yaitu : (1) Observasi, (2) Wawancara, (3) Dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu : (1) Triangulasi Sumber, (2) Triangulasi Teknik, (3) Triangulasi Waktu.             Keroncong Mbah Gondrong dalam mempertahankan eksistensi memiliki managamen grup baik untuk mengatur dan mengkoordinasi para anggotanya seperti : struktur organisasi grup, jadwal latihan, kostum/busana yang digunakan, bentuk penyajian, tata suara/sound manager, urutan pertunjukkan, dan tata panggung.             Simpulan dari ini yaitu Keroncong Mbah Gondrong memiliki managemen yang baik dan memiliki keunikan tersendiri dalam setiap penampilannya, mereka selalu memperhatikan semua yang menunjang persiapan dalam setiap penampilan mulai dari kostum, bentuk penyajian, tata suara, urutan pertunjukkan, dan tata panggung. Saran dalam peneletian ini adalah menekankan pada permain dan pemilihan alat musik yang lebih variatif, agar dapat menarik minat musik keroncong terutama dikalangan para remaja, Selain itu, masyarakat bisa ikut berperan dalam pengembangan dan pelestarian musik keroncong. Karena musik keroncong dapat menyatukan seluruh aspek masyarakat.   Kata Kunci: Eksistensi, Grup Keroncong Mbah Gondrong.
KONSEP DAN PROSES PENCIPTAAN TARI BEDHAYA MAJAKIRANA KARYA EPSI POERWADI DAN DIMAS PRAMUKA ADMAJI HERLIANA, HEPPI
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 11 (2017): Apron Volume 1 Nomor 11
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Di JawaTimur banyak bermunculan jenis tari kreasi tradisional. Salah satu tari fenomenal di Jawa Timur saat ini yaitu tari Bedhaya Majakirana karya Epsi dan Dimas. Berdasarkan sejarah, Jawa Timur tidak memiliki tari Bedhaya seperti halnya tari Bedhaya Keraton Surakarta dan Yogyakarta, namun pada kenyataannya kemunculan tari Bedhaya di Jawa Timur justru mendapat respon baik dari masyarakat. Tari Bedhaya Majakirana sering diminta oleh masyarakat terutama masyarakat birokratis (pejabat pemerintah Propinsi Jawa Timur) untuk dipentaskan pada berbagai peristiwa seremonial kenegaraan baik dalam negeri maupun di luar negeri. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah adalah : (1) bagaimana ide garap tari Bedhaya Majakirana, (2) bagaimana proses penciptaan tari Bedhaya Majakirana. Pada penelitian kali ini menggunakan Tari Bedhaya Majakirana sebagai ojek yang diteliti. Sebagai strategi untuk menjawab permasalahan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data meliputi: (1) metode observasi, (2) metode wawancara dan (3) metode dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan instrumen angket dan instrumen lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan, sedangkan validitas data menggunakan triangulasi. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Tari Bedhaya Majakirana adalah karya tari yang diciptakan dengan tujuan awal mengikuti Festival Tari Bedhaya Majapahit  yang digagas oleh Gubernur Jawa Timur yaitu Dr. H. Soekarwo. Batas garap tari mengacu pada 3 unsur kebesaran dan kejayaan Kerajaan Majapahit yaitu selamat datang, rasa syukur,dan tolak balak. kreativitas koreografer sangat dituntut dalam penggarapan karya tari ini. Terlihat. Ide unik yang dimulai dari pengaruh ide kreatif tersebut dapat dijadikan sebagai motivator bagi seniman lain yang ada di Surabaya khususnya untuk menciptakan tari-tari yang bisa mencerminkan tentang lokalitas budaya setempat. Kata kunci : Tari Bedhaya Majakirana, ide garap, proses penciptaan
ARANSEMEN LAGU TOMBO ATI OLEH GRUP MUSIK RELIGI HAYATUNA DI SEDAYULAWAS BRONDONG LAMONGAN FAJAR BAGUS P., MOH.
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 11 (2017): Apron Volume 1 Nomor 11
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Grup Musik Religi Hayatuna adalah sebuah grup musik  yang berdiri pada bulan Agustus tahun 1997 dan cukup dikenal oleh masyarakat Lamongan khususnya di desa Sedayulawas kecamatan Brondong. Personil Hayatuna tidak ada yang berlatar belakang pendidikan musik, tetapi mereka dapat membuktikan kemampuan bermusiknya melalui Hayatuna dengan menyampaikan dakwah Islam dan memiliki fungsi lain sebagai sarana hiburan. Grup ini menyajikan musik dengan menggunakan iringan instrumen musik etnik kontemporer tradisional dan modern yaitu: saron, gendang, gitar, bass, keyboard, drum, biola, dan rebana. Aktivitas dari Grup musik religi Hayatuna ini diantaranya dengan mengadakan latihan rutin setiap Sabtu atau Minggu malam, bermain di berbagai acara, seperti acara padang bulan, musyawarah daerah, amal, lebaran, acara pernikahan, ulang tahun, seminar, dll. Untuk lagu-lagu yang dibawakan sebagian besar adalah lagu religi, namun tidak menutup kemungkinan untuk membawakan lagu non religi sesuai dengan permintaan dari pemilik acara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pemanggungan grup musik religi Hayatuna di Sedayulawas Brondong Lamongan dan untuk mengetahui bentuk aransemen lagu tombo ati grup musik religi Hayatuna di Sedayulawas Brondong Lamongan. Landasan teori dalam penelitian ini adalah teori aransemen, unsur-unsur musik, musik religi, dan bentuk penyajian. Pendekatan penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan objek penelitian “aransemen lagu tombo ati oleh grup musik religi Hayatuna di Sedayulawas Brondong Lamongan” dan subjek penelitian yang meliputi : “pendiri sekaligus ketua grup Hayatuna, vokalis dan drummer grup musik religi Hayatuna”. Simpulan dari penelitian ini yaitu format bentuk penyajian grup musik religi Hayatuna biasanya tidak menggunakan panggung yang megah atau khusus dengan menggunakan sound system, microphone, alat-alat musik seperti gitar elektrik, bass elektrik, keyboard, biola, gendang, rebana, saron, dan drum. Kostum atau seragam yang digunakan oleh grup musik religi Hayatuna adalah kostum lurik dan busana muslim. Tata lampu yang digunakan adalah lampu general atau sekedar untuk penerangan saja. Aransemen lagu tombo ati oleh grup musik religi Hayatuna dibagi menjadi 5 bagian antara lain: bagian intro, bagian A, bagian B, bagian C, dan bagian D dan berdurasi kurang lebih 6 menit. Kata Kunci : Grup Hayatuna, aransemen, musik religi, bentuk penyajian.
MANAJEMEN PERTUNJUKAN GRUP MUSIK CAMPURSARI SRI WIDODO LOKANANTA DESA SONOAGENG KECAMATAN PRAMBON NGANJUK ANANSA, MOCH.IRVANDI
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 11 (2017): Apron Volume 1 Nomor 11
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui latar belakang didirikannya grup musik campursari Sri Widodo Lokananta (2) Untuk mengetahui manajemen pertunjukan grup musik campursari Sri Widodo Lokananta meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta pengawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus karena dengan rancangan studi kasus akan mengungkap secara deskriptif semua fenomena, kejadian, masalah di suatu lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi. Adapun teknik untuk mengecek keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan analisis domain dan analisis konten. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) grup musik campursari Sri Widodo Lokananta merupakan salah satu grup musik campursari yang masih eksis dan bertahan sampai sekarang. Hal ini tidak lepas dari keinginan grup musik campursari Sri Widodo Lokananta untuk melestarikan kebudayaan Jawa melalui musik campursari yang mereka mainkan. (2) manajemen pertunjukan grup musik campursari Sri Widodo Lokananta desa Sonoageng kecamatan Prambon kabupaten Nganjuk ini menggunakan prinsip organisasi dimana dalam setiap pertunjukannya pertama, pemimpin sekaligus manajer merencanakan program kerja yang akan dilaksanakan meliputi program kerja mingguan, program kerja bulanan, dan program kerja insidental. Kedua, membentuk tim koordinator pemain dan koordinator lapangan . Ketiga, melakukan penggerakan dengan pembagian kerja masing-masing bagian untuk melaksanakan instruksi dari masing-masing koordinator dan manajer. Kelima, melakukan pengawasan atau controlling terhadap masing-masing bagian. Keenam melakukan evaluasi terhadap setiap proses yang dilakukan.   Kata Kunci: Manajemen Pertunjukan, Campursari
KAJIAN BENTUK LAGU DAN VARIASI MELODI LAGU TANAH AIRKU VERSI SOLO VIOLIN ISKANDAR WIDJAJA HARDIANTINO PRATAMA, RICO
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 11 (2017): Apron Volume 1 Nomor 11
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Iskandar Widjaja mengaransemen lagu tersebut agar para pendengar dan penikmat Lagu Nasional dapat menikmati lagu Tanah Air dengan format solo violin serta bentuk lagu dan variasi melodi oleh Iskadar Widjaja yang lebih easy listening dan dapat lebih diterima masyarakat dari berbagai kalangan umur.   Penelitian ini, menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sedangkan untuk mendapatkan informasi dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu wawancara, observasi serta dokumentasi dan pendokumentasian. Analisis data menggunakan analisis data menurut Miles and Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Untuk mendapatan kevalidan data menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber serta triangulasi metode atau teknik. Kesimpulan strukur dan bentuk musiknya: Introduction (Pengenalan tema lagu menggunakan progressi akord tanpa melodi) B.     Verse I dengan simbol “A” (bait lagu asli belum mengalami perubahan variasi. C.     Verse II dengan simbol “ A’ “ (Pada verse II yaitu terjadi perubahan yang signifikan pada melodi lagu. Ending “B“ (Ending ini dimainkan seperti dinamika ending pada lagu versi Ibu Soed namun diakhir kalimat lagu mengalami Rittardando atau penurunan tempo dan mengalami Tremolo.   Kata Kunci : Kajian Bentuk Lagu dan Variasi Melodi Lagu Tanah Airku Versi Solo Violin.Iskandar.Widjaja

Page 7 of 11 | Total Record : 110