cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
APRON
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Arjuna Subject : -
Articles 110 Documents
KAJIAN STRUKTUR DRAMATIK LAKON “GATOTKACA KRAMA” WAYANG ORANG SATRIA BUDAYA SURABAYA APRILIA R, PUTRI
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Lakon “Gatotkaca Krama” merupakan salah satu lakon yang sering dibawakan oleh kelompok Satria Budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lakon “Gatotkaca Krama” pada batasan struktur dramatik pada pembagian babak dan unsur-unsur pembentuk cerita di kelompok Satria Budaya di sanggar Putra Taman Hirra Taman Hiburan Remaja Surabaya. Untuk menjawab permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif yang akan mendeskripsikan tentang pembagian babak dan unsur pembentuk cerita. Untuk memperleh keakuratan data metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan (observasi), wawancara, dan dokumentasi. Dalam analisa data peneliti menggunakan teori bentuk lakon. Dalam analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil antara lain bentuk penyajian wayang orang Satria Budaya, cerita lakon “Gatotkaca Krama”, pembagian babak merupakan sebuah rangkaian dari adegan, penokohan sebagai penentu konflik, alur sebagai pengiring tiap adegan dan tangga dramatik sebagai penggerak dramatik cerita. Dalam penyajiannya, wayang orang Satria Budaya menyerupai pertunjukan wayang Purwa namun dengan menggunakan orang sebagai tokoh-tokohnya yang menggantikan boneka wayang. Dalam bentuk lakon “Gatotkaca Krama”, cerita diangkat dari kisah Mahabarata. Pada pembagian babak kaitannya dalam lakon “Gatotkaca Krama” terbagi menjadi lima babak yang terdiri dari exposition, complication, climax, reversal dan denoument yang di dalamnya terdapat beberapa rangkaian adegan dalam setiap babak. Terdapat cerita, alur, penokohan dan tangga dramatik yang menjadi rangkain sebuah cerita yang didukung iringan musik sebagai bentuk ilustrasi, tari sebagai teknik muncul serta tata rias dan busana sebagai penegasan sebuah karakter pada lakon “Gatotkaca Krama” Dari penelitian ini dapat dijadikan contoh bahwa dalam penyajian bentuk lakon sebuah teater tradisional hendaknya juga mampu mempertimbangkan struktur dramatik dalam sebuah lakon. Hasil penelitian ini, dapat digunaan sebagai salah satu bahan pertimbangan peneliti lain dalam kesenian wayang orang di Surabaya dalam aspek lain yang belum diangkat dalam penelitian ini. Kata kunci : Satria Budaya, Lakon “Gatotkaca Krama”, Struktur  Dramatik
KAJIAN BENTUK PERTUNJUKAN DAN FUNGSI KESENIAN SINDIR DALAM RITUAL MANGANAN DI DESA TEGALAGUNG KECAMATAN SEMANDING KABUPATEN TUBAN KALIS KUMALA, KIKI
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pertunjukan dan fungsi kesenian sindir dalam ritual manganan di desa Tegalagung Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban.Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif.Objek penelitian ini adalah pertunjukan sindir di desa Tegalagung Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Penelitian difokuskan pada pertunjukan sindir di desa Tegalagung Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban yang digelar rutin setiap tahun dalam ritual manganan atau sedekah bumi di pemakaman umum serut dukuh Sawahan.Subjek penelitian diperoleh dari narasumber yaitu, pramugari sindir, penari sindir, kepala desa Tegalagung, Dinas Pariwisata, masyarakat desa Tegalagung.Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data-data dianalisis melalui tahap-tahap: reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Pengabsahan data dilakukan dengan triangulasi.Kajian pustaka yang berkaitan dengan Kesenian Sindir diantaranya penelitian yang relevan dari Ria Maria Wulandari ”Kesenian Tayub Campursari Dalam Upacara Karo Di Desa Ngadirejo Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo”, kemudian “Perubahan Bentuk Pertunjukan Langen Tayub Terop Ke Langen Tayub Padang Bulan” oleh Nindya Kumala Devi KD, dan yang terakhir skripsi oleh Ike Yuniarti dengan judul “Makna Pertunjukan LangenTayub Dalam Acara Bersih Desa Di Desa Primpen Kecamatan Blubuk Kabupaten Lamongan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) bentuk pertunjukan kesenian sindir dalam ritual manganan di desa Tegalagung Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. (a) tata cara penyelenggaraan ritual manganan, (b) urutan penyajian kesenian sindir di makam serut desa Tegalagung, (c) gerak tari waranggono dalam pertunjukan sindir, (d) gerak rantaya pramugari, (e) gerak tari pengibing dalam pertunjukan sindir, (f) pola lantai perpindahan pengibing, (g) iringan musik gamelan dalam pertunjukan sindir, (h) tata rias dan busana waranggono dan pramugari, (i) perlengkapan pentas dalam pertunjukan sindir, dan (2) fungsi kesenian sindir dalam ritual manganan di desa Tegalagung Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. (a) fungsi kesenian sindir sebagai sarana ritual, (b) fungsi kesenian sindir sebagai hiburan, (c) fungsi kesenian sindir sebagai sarana komunikasi, (d) fungsi kesenian sindir sebagai fungsi sosial, (e) fungsi kesenian sindir sebagai mata pencaharian.   Kata Kunci :Sindir, Bentuk Pertunjukan, Fungsi Kesenian
TRANSFORMASI TOKOH CAWIK DALAM KESENIAN SANDHUR PADA TARI LENCIR KUNING DIKECAMATAN SEMANDING KABUPATEN TUBAN SHOLIKHA, IMROATUS
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sandhur adalah seni pertunjukan rakyat dengan bentuk teater tradisional yang didalamnya terdapat unsur drama, tari dan musik. Nama Sandhur berasal dari akronim dalam bahasa jawa, yaitu mbeksane, maju, dan mundur, yang artinya menari dengan gerakan maju dan mundur. Pertunjukan Sandhur lebih mengutamakan penokohan. Adapun empat tokoh utama yang terdapat di dalam pertunjukan Sandhur yaitu Balong, Tangsil, Pethak dan Cawik tokoh Cawik salah satu karakter yang unik dan menarik, uniknya dari ke empat tokoh di dalam Sandhur Cawik sebagai tokoh wanita dengan tata rias dan busana yang melambangkan seorang wanita  namun diperankan oleh anak laki-laki yang lazimnya disebut dengan travesti, adapula tari Lencir Kuning yang memiliki makna lencir yang artinya kecil dan kuning artinya warna yang ditujukan pada kulit penari wanita yang berwarna kuning. Penciptaan tarian ini berpijak pada kesenian Sandhur sehingga munculah sebuah rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana Transformasi Tokoh Cawik dalam Kesenian Sandhur pada Tari Lencir Kuning di Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban? Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengetahui validitas data penulis menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Tehnik analisis data menggunakan analisis reduksi, pemeriksaan data dan setelah selesai pemeriksaan kesimpulan.           Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa, Penelitian ini menggunakan teori transformasi budaya yang di jelaskan Patrice Pavis terjemahkan oleh Yudiaryani dan teori bentuk mengenai transformasi tokoh Cawik dalam kesenian Sandhur pada tari Lencir Kuning di Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban dapat dipecahkan dengan empat tahapan yaitu T0 (identifikasi ide), T1 (kongkretisasi tekstual), T2 (kongkretisasi dramaturgi), T3 (kongkretisasi pemanggungan). Hasil transformasi yang terjadi di dalam tokoh cawik pada lencir kuning yaitu : (1) Bentuk Gerak (2) Tata Rias dan Busana (3) Tema  (4) Karakter (5) Pemanggungan. Hasil tersebut dapat dibuktikan kebenaranya dengan mendiskripsikan transformasi antara keduanya yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Kesenian Sandhur terdapat empat tokoh salah satunya adalah tokoh Cawik yang memiliki karakter unik dan menarik, dapat di transformasikan di suatu tarian dengan 4 tahapan yaitu T0,T1,T2,T3 sehingga muncul karya baru yang berpijak pada kesenian Sandhur yaitu tari Lencir Kuning. Kesenian tradisional seperti kesenian Sandhur dan Tari Lencir Kuning menjadi ciri khas dari kabupaten Tuban yang harus tetap dilestarikan. Sandhur dan tari Lencir Kuning juga perlu diperkenalkan sejak dini kepada generasi muda karena didalam pertunjukan Sandhur memiliki unsur seni yang dapat dipelajari, yaitu tari, musik, drama vokal sehingga baik untuk pertumbuhan bakat serta minat anak.   Kata Kunci :Transformasi dan Bentuk Penyajian
GAYA DAN FUNGSI JARANAN POGOGAN DI DUSUN JIMBIR DESA SUGIHWARAS KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TRIAYU.P, RIZKE
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kesenian Jaranan Pogogan di Dusun Jimbir Desa Sugihwaras Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk yang berkaitan dengan rumusan masalah gaya dan fungsi, serta aspek-aspek pendukungnya mulai dari struktur pertunjukan, ragam gerak, tata busana, tata rias ,iringan, dan tata panggung. Jaranan yang berdiri pada tahun 1956 memiliki arti (1) mahkota (2) melawak/ndagel; dan (3) terpotong-potong. Objek penelitian kesenian menggunakan Jaranan Pogogan di Dusun Jimbir Desa Sugihwaras Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. Metode  penelitian menggunakan metode Kualitatif. Data dianalisis dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang diterapkan dalam penelitian ini teori gaya dari  Soedarso Sp. Teori fungsi dalam penelitian ini menggunakan teori dari R.M Soedarsono yaitu fungsi primer dan sekunder Penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut (1) struktur dalam pertunjukan mulai dari genjongan (penari putri), pogogan, kucingan, ganongan dan terakhir adalah wayang wong (wayang orang). Gerak yang dilakukan oleh penari Jaranan Pogogan dibagi menjadi 2 yaitu gerak murni dan maknawi. Pertunjukan Jaranan Pogogan memiliki style atau gaya sendiri mulai dari gerak sampai tata pentas. Waktu pementasan dilakukan pada siang hari, dengan iringan sebagai penunjang pementasan antara lain kepyek, gong, slompret, kendhang, thimplung, dan kenong laras. (2) Fungsi primer Jaranan Pogogan yaitu sebagai sarana hiburan masyarakat. Jaranan Pogogan mempunyai fungsi sekunder sebagai penunjang ekonomi, dan sebagai sarana komunikasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah berpijak pada teori bentuk yang menjelaskan bagaimana struktur pertunjukan dan unsur pendukungnya. Teori fungsi untuk mengetahui fungsi pertunjukan Jaranan Pogogan dalam masyarakat. Peneliti menggunakan sumber yang bersangkutan langsung dengan objek penelitian, maka dari itu penelitian ini relevan dalam upaya melestarikan kembali kesenian Jaranan Pogogan. Kata Kunci : Jaranan Pogogan, Gaya, Fungsi
BENTUK PERTUNJUKAN KESENIAN PRABURORO SANGGAR LANGEN SEDYA UTAMA DESA CLURING KABUPATEN BANYUWANGI RIZKI UTAMI, RITA
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Heterogenitas masyarakat Banyuwangi akibat pengaruh dari berbagai kebudayaan di masa Kerajaan Blambangan terlihat dari bentuk kesenian Praburoro di desa Cluring. Praburoro memiliki bentuk pertunjukan yang mencerminkan asal budayanya, seperti kostumnya yang menggunakan kostum Wayang Orang menunjukkan adanya pengaruh dari budaya Jawa Tengah yang dibawa oleh Kerajaan Mataram, gendhing-gendhing yang dimainkan dengan tehnik yang cepat dan menghentak menunjukkan adanya pengaruh dari Kerajaan Bali, dan ceritanya yang berisi dakwah-dakwah islam yang diambil dari Serat Menak menunjukkan adanya pengaruh dari kebudayaan islam yang terkandung dalam isi serat tersebut. Bentuk pertunjukan kesenian tradisional ini diisi dengan tari-tarian, musik, dan teater. Ceritanya disajikan dalam bentuk teater dengan dibumbuhi berbagai tarian dan musik-musik layaknya kesenian Wayang Orang.                      Dalam meneliti Praburoro, peneliti berusaha mendeskripsikan segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenian tersebut beserta budaya masyarakat yang melingkupinya. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti tidak hanya cukup melakukan wawancara dengan beberapa informan tua saja, tetapi yang terpenting adalah melakukan observasi sambil berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat tersebut.                 Hasil dari penelitian ini pada akhirnya memberikan kesimpulan bahwa bentuk pertunjukan kesenian ini berlatar belakang dari masyarakat agraris yang membentuk pola pemikiran masyarakatnya yang tidak jauh dengan hal hal yang berbau kesuburan. Kesuburan diartikan tidak hanya sebatas tanah serta tumbuhannya melainkan pemaknaanya juga masuk kedalam sendi kehidupan masyarakatnya, wanita misalnya. Wanita diartikan sebagai simbol kesuburan di masyarakat. Wanita dengan segala kelebihan memiliki peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan hidup di masyarakat. Wanita yang subur akan dapat melahirkan generasi baru di dunia ini. Generasi yang nantinya akan meneruskan dan mengembangkan apa yang diwariskan padanya. Seperti pada kesenian Praburoro yang lakonnya banyak berhubungan dengan wanita. Mencerminkan pola pikir dari masyarakat pendukungnya. Praburoro sendiri memiliki arti prabu : raja/ratu sedangkan roro : perempuan. Sehingga benar bila kesenian ini lahir dari masyarakat agraris dengan segala aspek pendukungnya.   Kata Kunci: Praburoro, Teater Tradisional, Bentuk Pertunjukan
SARIONO SEBAGAI PELATIH REMO BERPRESTASI (1992-2016) (SEBUAH BOGRAFI) KARTIKA NINGTYAS S., NURUN
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sariono adalah seorang pelatih tari yang telah menyelesaikan pendidikan di ISI Solo pada tahun 1990 yang kemudian mengembangkan ilmunya di Surabaya. Selain sebagai seorang pelatih remo berprestasi dan salah satu seniman remo di Surabaya yang sampai saat ini masih berkembang, Sariono juga memiliki sebuah sanggar  tari yaitu Putra Bima Respati. Perkembangan pesat sanggar tari Putra Bima Respati memang sudah tidak diragukan lagi, terbukti dengan adanya beberapa penghargaan. Perkembangan yang begitu pesat dari sanggar Putra Bima Respati, membuat Sariono terkenal sebagai seorang pelatih tari yang profesional. Pembahasan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah riwayat perjalanan Sariono sebagai pelatih remo berprestasi. Memudahkan penelitian ini, maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah, antara lain: 1. Bagaimana riwayat Sariono menjadi pelatih remo berprestasi?, 2. Faktor-faktor apakah yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang  pelatih remo berprestasi?, dan 3. Bagaimana konsep dasar Sariono dalam melatih remo, sehingga menjadi pelatih remo berprestasi? Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan teori riwayat sejarah yang dijelaskan oleh Aminuddin Kasdi, teori kepelatihan ilmu keolahragaan yang dijelaskan oleh Timo Scheunemann, dan teori bentuk. Teori bentuk yang digunakan adalah teori Ben Suharto dalam buku Tari Analisa Bentuk, Gaya dan Isi Sebagai Penunjang Proses Kreatif  dan teori bentuk dari Sal Mugiyanto dalam buku Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi. Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan bahwa dalam riwayat perjalanan (biografi) Sariono sebagai pelatih tari, terdapat sebuah konsep yang menjadi target bagi dirinya yaitu bentuk. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Sariono merupakan seorang pelatih remo berprestasi. Kata Kunci : Sariono, Riwayat, Pelatih remo Berprestasi
BENTUK DAN FUNGSI LAGU ANBISARI DALAM KESENIAN OGLOR DI DESA WONOSOBO KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN PACITAN BISEDA, HENDAKA
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk lagu dan fungsi lagu Anbisari dalam kesenian Oglor di Desa Wonosobo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, Objek adalah lagu Anbisari dalam kesenian Oglor. Dikaji secara bentuk lagu dan fungsi lagu yang hasilnya berupa bentuk dan struktur lagu Anbisari dalam seni Oglor dan fungsi lagu Anbisari. Bentuk lagu Anbisari : Bagian introduksi, Bagian A kompleks A - B - A’ -  C - A’. Bagian B kompleks D - D’ - E - D’ - E - D’. Bagian C kompleks F - F- F’- F’- G - F’- F’-  G - F’ - F’. Bagian D kompleks  H - H’ - I - H’ - I - H’. Bagian E kompleks J - J’ -  K  - J’ - L -  J’. Bagian penutup F kompleks : M’ - M’- N - M’ - O - M’ - O - M’. tempo yang digunakan Rubato, Andante, Allegro. Sukat yang digunakan sukat 4/4. Fungsi lagu Anbisari dalam kesenian Oglor di Desa Wonosobo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan yaitu: (1) ekspresi emosional (2) kenikmatan estetis (3) hiburan (4) komunikasi (5) representasi simbolis (6) ritual-ritual dan keagamaan (7) kontribusi terhadap kontinuitas dan stabilitas budaya (8) kontribusi terhadap integrasi masyarakat.   Kata Kunci :  Anbisari, bentuk lagu, fungsi lagu
BIOGRAFI LENON MACHALI KONSEP DAN PANDANGAN TERHADAP SENI TEATER FAUZHI, IVAN
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini  mengungkap ketokohan atau biografi Lenon Machali sebagai seorang budayawan atau seniman Jawa Timur. Lenon Machali  sebagai seorang budayawan atau seniman memiliki banyak prestasi baik prestasi berupa karya cipta seni berupa syair dan puisi, garapan baru berupa syair Menanam Ingatan Galuh, syair Kusumaning Jurit dan beberapa Syair hasil pemadatan seperti Syair Pesisir sang kekasih. Selain karya berupa karya syair dan puisi, Lenon Machali juga aktif di bidang Teater, di dalam dunia teaternya Lenon machali juga memberikan kontribusi yang sangat besar khususnya didunia Pendidikan dan  di kalangan remaja. Salah satu kontribusi lenon machali dalam dunia teater yaitu membentuk Komunitas yang sangat berpengaruh di kota Gresik. Yang pada awalnya komunitas ini bertujuan hanya untuk berkumpul dan berdiskusi tentang kesenian. Hingga pada akhirnya komunitas ini telah berkembang menjadi suatu sanggar seni, dan diberi nama Sanggar Teater Cager.  Selain itu kontribusi Lenon Machali dalam dunia teaternya yaitu menyutradarai beberapa pertunjukan teater yang ada di kota Gresik, sehingga dapat disimpulkan Lenon Machali adalah Pencetus atau Pioner Kesenian Teater di kota Gresik. Rumusan Masalah atau Fokus penelitian ini adalah Bagaimana Lenon Machali sebagai seorang budayawan Teater di Gresik dan konsep pandangan Lenon Machali tentang dunia seni Teater? Metode yang digunakan dalam penelitian ini jenis penelitian ini studi tokoh dengan pendekatan penelitian menggunakan Kualitatif. Berbicara tentang hasil karya Lenon Machali telah mendapatkan banyak prestasi dalam perjalanan kesenimanannya. Prestasi tersebut diantaranya mendapat Penghargaan sebagai Seniman berdedikasi dari Gubernur Jawa Timur tahun 2012, dan Penghargaan atas Prestasi dan Dedikasi dalam Mengem-bangkan Seni Teater Sekolah. Dan Melestari-kan Budaya Jawa Timur. Hasil karya dan prestasi telah dimiliki oleh Lenon Machali sehingga selayaknya perlu digali tentang konsep dan pandangannya dalam seni teater. Adapun konsep yang telah dimiliki berupa konsep kesenian tradisi Jawa Timuran, konsep ini disebutnya dengan  Kehidupan seseorang yang sudah terjun di dunia teater diibaratkan mempunyai kehidupan baru, mempunyai tujuan yang jelas, maka harus di perjuangkan dengan seluruh jiwa dan raga. Jika kehidupanya tidak di sertai dengan perjuangan, maka dapat di katakan kehidupanya telah berakhir atau mati. Biografi Lenon Machali sebagai seorang seniman melalui konsep dan pandangan dalam dunia teater dapat menjadi acuan bagi generasi muda. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi rujukan atau direktori bagi penelitian selanjutnya.   Kata kunci: Lenon Machali, Biografi, Konsep dan Karya
GAYA GERAK TARI MAYANG RONTEK DI KABUPATEN MOJOKERTO Wulan, Puspitaning
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tari Mayang Rontek adalah sebuah tarian yang berasal dari Kabupaten Mojokerto yang merupakan bentuk revitalisasi dari prosesi Bedhol Manten Mojoputri.Tarian ini diciptakan sebagai pelengkap dalam prosesi Mojoputri.Pada kegiatan-kegiatan di Kabupaten Mojokerto tarian ini selalu ditampilkan dan dijadikan tarian wajib pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tarian ini dikaji secara holistik untuk menganalisis gaya tari Mayang Rontek di Kabupaten Mojokerto. Gaya Tari Mayang Rontek dipengaruhi oleh faktor penata tari yang merupakan faktor individu dan faktor latar belakang budaya di Kabupaten Mojokerto.Pada bentuk tari, penata tari lebih banyak memunculkan karakteristik kedaerahan yang ada di Kabupaten Mojokerto.Gaya tari selain dikuatkan oleh karakter gerak ini juga dikuatkan oleh tata rias dan busana yang terinspirasi dari bentuk arca Jalawadra dan arca Raja Hayam Wuruk yang ada di Trowulan serta busana pengantin Mojoputri. Kata Kunci: Gaya Tari, Mojokerto, Tari Mayang Rontek.
BENTUK DAN FUNGSI LAGU LAILATUL IQNI DALAM KESENIAN SINTUNG DI DESA MABUNTEN TENGAH DUSUN BATANG KECAMATAN AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP AMALIA, SHOFIA
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 2, No 10 (2017): APRON Volume 2 Nomor 10
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini adalah kesenian tradisional dijadikan sebagai media dakwah. Kesenian tradisional dirasa sangat efektif  untuk menarik perhatian masyarakat dalam misi penyebaran agama Islam pada waktu itu. Di Desa Ambunten Tengah Dusun Batang, terdapat kesenian yang hampir punah dan dulunya digunakan sebagai media penyebaran agama Islam, yaitu kesenian Sintung.Kesenian Sintung merupakan kesenian yang bernuansa Islami, berisi puji-pujian kepada  Allah  SWT dan Nabi Muhammad SAW. Secara histori, kesenian tersebut dibawa oleh Sunan Muria ke Madura, yang kemudian dikemas dan dikembangkan oleh Syaikh Ahmad Baidhowis (Pangeran Katandur).Grup Al- Jami’atus Sholihin, merupakan satu-satunya kelompok kesenian Sintung yang masih  ada di Ambunten Tengah Dusun Batang. Salah satu lagu wajib dalam pertunjukan kesenian Sintung adalah lagu Lailatul Iqni. Lagu Lailatul Iqni  mempunyai lirik dan melodi yang mudah dihafal. Sehingga lagu tersebut banyak dikenal oleh masyarakat Ambunten Tengah dan sering dijadikan sebagai identitas dalam setiap pertunjukan kesenian Sintung.Sehinggapenelitian ini memiliki rumusan masalah (1) Bagaimana bentuk lagu Lailatul Iqni dalam kesenian Sintung di Desa Ambunten Tengah Dusun Batang  Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep?, (2) Bagaimana fungsi lagu Lailatul Iqni dalam kesenian Sintung di Desa Ambunten Tengah Dusun Batang Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep?. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa bentuk lagu Lailatul Iqni pada Kesenian Sintung di Desa Ambunten Timur Kecamatan Ambunten  Kabupaten Sumenep dan untuk mendeskripsikan fungsi lagu Lailatul Iqni pada Kesenian Sintung di Desa Ambunten Tengah Dusun Batang Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengambil objek di Desa Ambunten Tengah Dusun Batang Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi metode, waktu, teknik dan sumber. Teknik analisis data dilakukan melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian  data dan simpulan atau verifikasi. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat diketahui bahwa, (1) Bentuk lagu Lailatul Iqni merupakan bentuk lagu satu bagian. Hal tersebut dikarenakan Lagu Lailatul Iqni terdiri dari 1 kalimat saja, yang tersusun dari anak kalimat/frase tanya dan frase jawab. (2) Fungsi lagu Lailatul Iqni terdiri dari fungsi primer dan fungsi sekunder. Kata Kunci : bentuk lagu, fungsi lagu, kesenian Sintung

Page 6 of 11 | Total Record : 110