cover
Contact Name
Hayani Anastasia
Contact Email
jvektorpenyakit@gmail.com
Phone
+62811459507
Journal Mail Official
jvektorpenyakit@gmail.com
Editorial Address
Balai Litbangkes Donggala, Jl. Masitudju No.58, Labuan Panimba, Labuan, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, 94252
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Vektor Penyakit
ISSN : 19783647     EISSN : 23548835     DOI : https://doi.org/10.22435/vektorp
Jurnal Vektor Penyakit is an open access, per-reviewed, online journal fully dedicated to publishing quality manuscript on all aspects on tropical diseases, i.e malaria, dengue, lymphatic filariasis, chikungunya, schistosomiasis, soil transmitted helminth, leptospirosis and others related to vector, reservoir and zoonotic diseases. Jurnal Vektor Penyakit also concerned to the pathology, epidemiology, prevention, health environment, treatment and control of the parasitic and infectious diseases, tropical diseases as well as public policy relevant to that group of diseases.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 92 Documents
Tingkat Infestasi Schistosomiasis Pada Tikus di Daerah Endemis Napu, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah Anis Nurwidayati; Hayani Anastasia; Yuyun Srikandi; Tri Juni Wijatmiko; Murni Amiruddin
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.595 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v14i1.2509

Abstract

Abstract Rats are known as the natural reservoir of several worm infections that are important for public health, one of which is schistosomiasis. This study aimed to identify the species variety of rats and infection rate of schistosomiasis in rats in schistosomiasis Napu endemic areas, especially in Dodolo and Kaduwaa villages, Poso District, Central Sulawesi. This research was an observational study that conducted from May to June 2018. Trap the rats was carried out for three consecutive nights using 100 traps that were conducted in different places, namely cacao fields, bamboo groves, corn fields, and shrubs. The total number of rats caught in Dodolo Village was 15 of the 100 traps. The species of rats found were Rattus argentiventer, Rattus sp., R.tanezumi, R.exulans, Maxomys muschenbroekii, and Paruromys dominator. The number of rats infected with schistosomiasis was 7 (46,67% infection rate). The total number of rats caught in Kaduwaa Village was 13 of the 100 traps. The species oof rats found were Rattus argentiventer, R.tanezumi, and R.exulans. The number of rats infected with schistosomiasis were 3 (23,07% infection rate). From the results can be concluded that sylvatic transmission of schistosomiasis still occured in endemic areas. Abstrak Tikus dikenal sebagai reservoir alami dari beberapa infestasi cacing yang penting bagi kesehatan masyarakat, salah satunya schistosomiasis. Tikus mengandung telur cacing Schistosoma japonicum yang dapat ditularkan ke manusia secara tidak langsung melalui hospes keong perantara schistosomiasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tikus dan tingkat infestasi cacing S. japonicum pada tikus di daerah endemis schistosomiasis Napu, khususnya di Desa Dodolo dan Kaduwaa, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan studi observasional yang dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2018. Penangkapan tikus dilakukan selama tiga malam berturut-turut menggunakan 100 perangkap mati yang dipasang pada tempat yang berbeda, yaitu daerah fokus keong kebun cokelat, kebun bambu, kebun aren, kebun enau, aliran air, padang rumput, dan sawah. Jumlah total tikus yang tertangkap di Desa Dodolo adalah 15 ekor. Jenis tikus yang ditemukan yaitu Rattus argentiventer, Rattus sp., R.tanezumi, R.exulans, Maxomys muechenbroekii, dan Paruromys dominator. Jumlah tikus yang terinfestasi schistosomiasis sebanyak 7 ekor (infection rate 46,67%). Jumlah total tikus yang tertangkap di Desa Kaduwaa adalah 13 ekor dari 100 perangkap yang dipasang selama tiga malam. Jenis tikus yang ditemukan yaitu Rattus argentiventer, R.tanezumi, dan R.exulans. Jumlah tikus yang terinfestasi schistosomiasis adalah 3 ekor (infection rate 23,07%). Berdasarkan temuan tikus yang terinfestasi schistosomiasis tersebut dapat disimpulkan bahwa penularan schistosomiasis yang melibatkan hewan liar masih terjadi di daerah endemis Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
BACK MATTER JVP VOL.13 NO.2 DESEMBER 2019 jvp managerxot
Jurnal Vektor Penyakit Vol 13 No 2 (2019): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.809 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v13i2.2543

Abstract

FRONT MATTER JVP VOL.13 NO.2 DESEMBER 2019 jvp managerxot
Jurnal Vektor Penyakit Vol 13 No 2 (2019): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1898.76 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v13i2.2558

Abstract

FRONT MATTER JVP VOL.14 NO.1 JUNI 2020 jvp managerxot
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1774.96 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v14i1.3308

Abstract

BACK MATTER JVP VOL.14 NO.1 JUNI 2020 jvp managerxot
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.576 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v14i1.3309

Abstract

Bukti Baru Infeksi Natural Wolbachia sp. pada Aedes aegypti dengan Aedes albopictus dari Makassar Fadly Rian Saputra; Isra Wahid; Rizalinda Sjahril; Din Syafruddin; Syahribulan Rani; Burhanuddin Bahar
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2424

Abstract

Abstract There is currently no research on the presence or absence of Wolbachia bacteria naturally in Ae. aegypti and Ae. albopictus mosquitoes in Makassar City. Therefore, it is necessary to study "New Evidence of Natural Presence of Wolbachia sp. in Ae. aegypti and Ae. albopictus from Makassar". This research was an explorative and analytic study with a cross-sectional study approach. The sampling of mosquitos was carried out in the Panakkukang District and Biringkanaya District of Makassar City from October to December 2018. The methods used were the Light trap method, Resting collection, and Larva collection. After that, the morphological identification process of Ae. aegypti and Ae. albopictus was carried out microscopically. Then extraction and purification of Wolbachia DNA using the phenol-chloroform method were used and continued by detecting the wsp gene using PCR and electrophoresis. From 33 Ae. aegypti mosquito pool samples in Makassar City, 28 pools were found from the middle of the city and 5 pools from the suburbs, while from 4 Ae. albopictus mosquito pool samples were found 1 pool from the middle of the city and 3 sample pools from the suburbs. Wolbachia infection was found naturally in Ae. aegypti mosquitoes (2 pools) as in Ae. albopictus mosquitoes (2 pools) in Makassar City. Abstrak Saat ini belum ada penelitian tentang ada tidaknya bakteri Wolbachia secara alamiah pada nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus di Kota Makassar. Oleh karena itu, perlu studi mengenai “Bukti Baru Infeksi Natural Wolbachia sp. pada Nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus di Makassar”. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dan analitik dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel nyamuk dilakukan di Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar selama periode Oktober–Desember 2018 dengan metode light trap, resting collection, dan koleksi jentik. Setelah itu dilakukan proses identifikasi morfologi Ae. aegypti dan Ae. albopictus secara mikroskopis, kemudian ekstraksi dan pemurnian DNA Wolbachia menggunakan metode phenol-chloroform, dilanjutkan dengan mendeteksi gen wsp menggunakan teknik PCR dan elektroforesis. Dari 33 pool sampel nyamuk Ae. aegypti di Kota Makassar ditemukan 28 pool dari tengah kota dan 5 pool dari pinggiran kota, sedangkan dari 4 pool sampel nyamuk Ae. albopictus ditemukan 1 pool dari tengah kota dan 3 pool sampel dari pinggiran kota. Ditemukan infeksi Wolbachia secara natural pada nyamuk Ae. aegypti (2 pool) sebagaimana pada nyamuk Ae. albopictus (2 pool) di Kota Makassar.
Program Pengendalian Filariasis di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah Made Agus Nurjana; Hayani Anastasia; Junus Widjaja; Yuyun Srikandi; Anis Nur Widayati; Murni Murni; Phetisya Pamela Frederika Sumolang; Ade Kurniawan; Mujiyanto Mujiyanto; Resmiwaty Resmiwaty
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2512

Abstract

Abstract Donggala district had successfully conducted Transmission Assesment Survey–1 despite two children found positive for Brugia malayi. This study aimed to determine the progress of the filariasis program in Donggala District, Central Sulawesi. It was conducted in Kabonga Kecil, Banawa Sub-District and Sabang, Dampelas Sub-District from February to November 2017. Data collection included finger blood surveys, detection of Brugia malayi DNA, mosquito surveys, and in-depth interviews. From 638 people tested for finger blood survey, none of them were positive for microfilaria. Twenty children were tested for Brugia malayi DNA and the results were negative. A total of 2.978 mosquitoes were caught from mosquito surveys which identified as Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, and Coquillettidia. PCR examination results showed all mosquito negative for Brugia malayi. A comprehensive and integrated surveillance strategy with other programs that are cost-effective and sustainable must continue to be carried out therefore the elimination of filariasis in the Donggala district can be achieved. Abstrak Kabupaten Donggala lulus Transmission Assesment Survey-1 meskipun masih ditemukan dua anak positif antibodi Brugia malayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capain program filariasis di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Dilaksanakan di Kelurahan Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa dan Desa Sabang, Kecamatan Dampelas pada bulan Februari – November 2017. Kegiatan meliputi survei darah jari, deteksi DNA Brugia malayi, survei nyamuk dan wawancara mendalam. Sebanyak 638 masyarakat diperiksa darahnya hasilnya seluruhnya negatif microfilaria. Sebanyak 20 anak diambil sampel darah untuk diperiksa deteksi DNA Brugia malayi hasilnya negatif. Nyamuk tertangkap sebanyak 2.978 nyamuk dari genus Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, dan Coquillettidia. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan seluruh nyamuk negatif Brugia malayi. Strategi surveilans yang comprehensif dan terintegrasi dengan program lain yang cost-effective dan berkesinambungan harus terus dilakukan agar eliminasi filariasis di kabupaten Donggala dapat tercapai.
Penggunaan Insektisida Program dan Rumah Tangga dalam Pengendalian Vektor Demam Berdarah Aedes aegypti di Kalimantan Utara Muhammad Rasyid Ridha; Liestiana Indriati; Juhairiyah Juhairiyah
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2781

Abstract

Abstract Dengue control with the chemical method is still used in North Kalimantan, both in the Health Program and the community. The purpose of this study was to describe the use of control programs and household insecticides in dengue-endemic areas in North Kalimantan. The study was conducted by a cross-sectional design in the area of North Kalimantan Province, namely in Nunukan, Tarakan, and Bulungan Regency. The activities were interviews and secondary data collection to the DHF Program Manager. The study was conducted during May 2015 in 100 houses chosen randomly in each area. Data were analyzed descriptively to illustrate the use of insecticides, types of formulations, types of active ingredients, frequency, and time of use. The results showed that the insecticide from synthetic pyrethroid and organophosphate groups were mainly used with thermal fogging applications. As many as 790 (87.78%) of respondents stated using household insecticide for the last 3 years. Most people chose to use fuel and aerosol formulations. The most dominant active ingredients used are D-allethrin, Dimeflethrin, and transfluthrin. The frequency of household insecticide used by the community in the study area ranged from 7-14 times per week. The majority of insecticide was used at night. Abstrak Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menggunakan metode kimia di Kalimantan Utara, baik di program kesehatan maupun masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran penggunaan insektisida program dan rumah tangga di daerah endemis DBD di Kalimantan Utara. Penelitian dilakukan di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dengan desain observasi dan cross sectional . Kegiatan yang dilakukan yaitu wawancara dan pengumpulan data sekunder ke Pengelola Program DBD. Pada masyarakat diambil 3 RW dengan endemisitas tertinggi 3 tahun terakhir. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 pada 100 rumah yang dipilih secara acak pada masing-masing RW. Data hasil wawancara dianalisa secara deskriptif untuk menggambarkan penggunaan insektisida, jenis formulasi, jenis bahan aktif, frekuensi dan waktu penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan insektisida umumnya dari golongan Synthetic peritroid dan organosfosfat dengan aplikasi thermal fogging. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 790 responden (87.78%) menyatakan sebagaian besar rumah tangga menggunakan insektisida rumah tangga selama tiga tahun terakhir. Sebagian besar masyarakat memilih menggunakan jenis formulasi bakar dan aerosol dengan bahan aktif yang paling dominan digunakan adalah D-Alethrin dan Dimeflethrin dan transfluthrin. Frekuensi penggunaan insektisida rumah tangga oleh masyarakat di wilayah penelitian berkisar antara 7-14 kali per minggu. Penggunaan insektisida mayoritas dipakai pada malam hari.
Assessment Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat pada Peningkatan Kasus Leptospirosis di Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten Aryani Pujiyanti; Wening Widjajanti; Arief Mulyono; Wiwik Trapsilowati
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2821

Abstract

Abstract Leptospirosis cases in Klaten Regency in 2016-2018 have increased. An assessment action to describe the knowledge and behavior of the community regarding leptospirosis incidence in Gantiwarno District was carried out as input in efforts to control leptospirosis. The research location was in Towangsan Village, using a cross-sectional design. Data was collected in October-November 2018 through a survey among 32 residents around the case house and indepth interviews with five staff of district health office and Gantiwarno public health center. Most respondents have correct knowledge about first symptoms, health assistance facilities for leptospirosis treatment, mode of transmission, leptospirosis prevention, and carcasses handling. The community already knew about early symptoms, but didn’t see the necessity of the second visit in health facilities nor given information to medical staff about exposure history or risk factors. Qualitatively, farmers' groups are susceptible to leptospirosis because some communities still throwing rat carcasses into paddy fields, minimum use of PPE, and handwashing behavior. Health Office was recommended to educate the community about the importance of repeated visits to health facilities and providing risk factor information to health workers related to leptospirosis. Counseling leptospirosis prevention in farmer groups is carried out through cross-sectoral collaboration between the regency health office and regency agriculture office. Abstrak Kasus leptospirosis di Kabupaten Klaten tahun 2016-2018 mengalami peningkatan. Kegiatan assessment dilakukan untuk mendeskripsikan pengetahuan dan perilaku masyarakat pada peningkatan kasus leptospirosis di Kecamatan Gantiwarno. Rancangan penelitian adalah cross sectional. Lokasi penelitian di Desa Towangsan, Kecamatan Gantiwarno, dengan waktu pengumpulan data pada bulan Oktober-November 2018. Survei pengetahuan dilakukan pada 32 orang penduduk di sekitar rumah kasus dan wawancara mendalam dilakukan pada 5 orang staf dinas kesehatan dan puskesmas. Sebagian besar responden telah memiliki pengetahuan yang benar tentang gejala awal, pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pengobatan leptospirosis, cara penularan dan pencegahan leptospirosis, serta cara menangani bangkai. Masyarakat mengetahui gejala awal leptospirosis, namun belum mengetahui perlunya kunjungan ulang ke sarana kesehatan dan menginformasikan riwayat faktor risiko untuk membantu penegakan diagnosis. Secara kualitatif, kelompok petani rentan terhadap penularan leptospirosis karena adanya perilaku masyarakat membuang bangkai tikus ke sawah dan rendahnya penggunaan APD serta perilaku cuci tangan dengan sabun setelah bekerja. Dinas kesehatan direkomendasikan memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya kunjungan ulang ke sarana kesehatan dan memberikan informasi faktor risiko ke tenaga kesehatan apabila memiliki gejala awal leptospirosis. Penyuluhan edukasi pencegahan leptospirosis pada kelompok petani dilakukan melalui kerjasama lintas sektor antara dinas kesehatan dengan dinas pertanian.
Status Resistensi Nyamuk Aedes aegypti terhadap Malation dan Mutasi Gen Ace-1 di Kota Ambon Isak Roberth Akollo; Tri Baskoro Satoto; Sitti Rahmah Umniyati
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2934

Abstract

Abstract Aedes aegypti is the main vector of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). The continuous use of insecticides can cause resistant Ae. aegypti. One indicator of mosquito resistance to organophosphate is acetylcholinesterase insensitivity, which is encoded by the ace-1 gene. This study aims to analyze the status of resistance and detect ace-1 gene mutations in Ae. aegypti in Ambon city. This research is a descriptive and analytic study with a cross-sectional research design. Resistance status was tested by the CDC bottle bioassay and the detection of ace-1 gene mutations was established using PCR and sequencing. The nucleotide sequence was edited with Mega 7 software. The results of resistance tests using the CDC bottle bioassay method showed Ae. aegypti from the Waihaong and Rijali Community Health Centers had a mortality of 92% and 95.83% (tolerant), while the Latuhalat, Amahusu, Air Salobar, Benteng, Urimessing, Christina Martha Thiahahu, Karpan, Belso, Air Besar, Kilang, Halong, Lateri, Passo, and Nania had mortality between 98-100% (vulnerable). Sequencing and alignment results showed that there were no ace-1 gene mutations in Ae. aegypti originating from Waihaong and Rijali Community Health Centers. Ae. aegypti resistance status in 2 Community Health Centers is tolerant and 14 other Community Health Centers are vulnerable. There are no ace-1 gene mutations in Ae. aegypti at the Waihaong and Rijali Community Health Centers in Ambon City. Abstrak Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penggunaan insektisida terus menerus dapat menyebabkan nyamuk Ae. aegypti resisten. Salah satu indikator resistensi nyamuk terhadap insektisida organofosfat adalah insensitivitas acetylcholinesterase, yang dikode oleh gen ace-1. Penelitian ini bertujuan menganalisis status resistensi dan mendeteksi mutasi gen ace-1 pada nyamuk Ae. aegypti di kota Ambon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Status resistensi diuji dengan metode CDC bottle bioassay dan deteksi mutasi gen ace-1 ditegakkan menggunakan PCR dan sekuensing. Urutan nukleotida diedit dengan software Mega 7. Hasil uji resistensi dengan metode CDC bottle bioassay menunjukan nyamuk Ae. aegypti dari Puskesmas Waihaong dan Rijali memiliki mortalitas 92% dan 95,83% (toleran), sedangkan Puskesmas Latuhalat, Amahusu, Air Salobar, Benteng, Urimessing, Chrsitina Martha Thiahahu, Karpan, Belso, Air Besar, Kilang, Halong, Lateri, Passo, dan Nania memiliki mortalitas antara 98-100% (rentan). Hasil sekuensing dan alignment menunjukan tidak terdapat mutasi gen ace-1 pada nyamuk Ae. aegypti yang berasal dari Puskesmas Waihaong dan Rijali. Status resistensi nyamuk Ae. aegypti di 2 Puskesmas Kota Ambon tergolong toleran dan 14 Puskesmas lainnuya tergolong rentan. Tidak terdapat mutasi gen ace-1 pada nyamuk Ae. aegypti di Puskesmas Waihaong dan Rijali Kota Ambon.

Page 5 of 10 | Total Record : 92