cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Ruang
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
RUANG merupakan jurnal penelitian ilmiah yang memberikan kontribusi pengetahuan terkait perencanaan wilayah dan kota. Jurnal ini dipublikasikan oleh Perencanaan Wilayah dan Kota.
Arjuna Subject : -
Articles 56 Documents
PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG KORIDOR DURIAN RAYA – MULAWARMAN RAYA Akhyar Yohanda; Wakhidah Kurniawati
Ruang Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.262 KB)

Abstract

Abstrak: Kota Semarang selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin bertambah pula aktivitas yang ada didalamnya sehingga mendorong adanya kebutuhan ruang yang juga semakin bertambah hingga ke kawasan pinggiran kota. Salah satu bentuk ruang yang berfungsi sebagai tempat aktivitas atau interaksi sosial masyarakat adalah Koridor Jalan Durian – Mulawarman Raya yang berada di Kecamatan Banyumanik. Adanya pengaruh beberapa pusat pertumbuhan menjadi faktor pendorong aktivitas di sekitar Koridor Durian – Mulawarman Raya semakin berkembang yang kemudian menyebabkan adanya perubahan pemanfaatan ruang. Melihat fenomena ini, maka memunculkan suatu pertanyaan penelitian yang dapat diangkat pada penelitian ini adalah : “Bagaimana  perubahan pemanfaatan ruang di koridor Durian – Mulawarman raya yang dekat dengan pusat pertumbuhan?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan pemanfataan ruang di koridor Durian – Mulawarman raya dalam kurun waktu 15 tahun terakhir karena pada kurun waktu tersebut terjadi proses perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi yang disebabkan  oleh pusat-pusat pertumbuhan disekitar koridor ini. Penelitian yang akan dilakukan ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spasial dan  deskriptif Kuantitatif. Hasil analisis perubahan pemanfaatan ruang koridor Durian – Mulawarman raya dapat disimpulkan bahwa , perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi sangat tergantung dari perkembangan pusat pertumbuhan di sekitarnya. Pemanfaatan ruang di koridor ini semakin banyak dimanfaatkan untuk aktifitas komersial seperti perdagangan dan jasa. Perubahan pemanfaatan ruang di koridor ini banyak terjadi akibat perubahan penggunaan lahan dari lahan terbuka menjadi lahan terbangun dan juga fungsi bangunan yang pada awalnya merupakan hunian menjadi campuran.  Kata Kunci : Perubahan Pemanfaatan Ruang, Koridor Durian – Mulawarman Raya, Pusat Pertumbuhan Abstract: Semarang city getting expansion every year. With the increasing number of the population shows that the activities is also growing so that the space requirement is also increasing up to a suburban area. One of space that serves as a place of activity or social interaction is the Durian Road Corridor - Mulawarman residing in District Banyumanik. The influence of several factors driving growth centers into activity around Corridor Durian – Mulawarman which causes a change in the space use. Seeing this phenomenon related to changes in space use which is associated with the study of existing theories, it appears a research question in this study is : " How to change the space use in Durian - Mulawarman corridor close to the growth center? " . The purpose of this study is to analyze the space use’s changing in the corridor Durian - Mulawarman within the last 15 years due to this period a process of change that occurs utilization of space caused by the growth around this corridor. The study will be conducted using a quantitative approach while the methods used in this research is a method of spatial and quantitative descriptive . The results of this analysis are about the space use’s changing occurs depends on the development of growth centers. The space use of the corridor is increasing widely used for commercial activities such as trade and services. The space use’s changing in this corridor occurs due to the land use’s changing from open land into built land and also the function of the building which was originally a residential into the mix.Keywords: Space use’s changing, Durian Road Corridor - Mulawarman, Growth Center
IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH DESA WONOSOCO DALAM UPAYA PENGEMBANGAN SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN KUDUS Tunjung Wulan; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.863 KB)

Abstract

Abstrak: Desa Wisata Wonosoco merupakan salah satu desa yang dicanangkan pada tahun 2009 sebagai desa wisata di Kabupaten Kudus. Pencanangannya sebagai desa wisata karena memiliki karakteristik khas dari tradisi, budaya, serta kekayaan keindahan alamnya yang masih asli. Sebagai desa wisata yang masih dalam tahap pengembangan, memiliki permasalahan yaitu masih sedikitnya wisatawan dan aksesbilitas yang masih sulit. Seiring dengan tahap pengembangannya sebagai kawasan pariwisata maka harus mulai dilaksanakan pembangunan sarana prasarana pendukung serta elemen wisata yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan dan mengembangkan potensi yang ada. Dari kondisi tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji potensi dan masalah di Desa Wisata Wonosoco dalam kepentingan pengembangan pariwisata. Pendekatan studi dilakukan melalui metode kuantitatif deskriptif untuk dapat mengetahui opini pengunjung mengenai pengembangan wisata di Desa Wonosoco yang dilakukan dengan kuisioner. Data diolah menggunakan metode analisis Boston Consulting Group (BCG) yang melihat pemasaran wisata dari variabel produk dan pasar wisata. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Desa Wisata Wonosoco pada kategori Cash Cow yaitu berada pada pertumbuhan produk rendah namun pertumbuhan pasar yang tinggi. Pertumbuhan produk rendah merupakan permasalahan dalam pengembangan desa wisata, Hal ini disebabkan masih belum terbangunnya sarana secara lengkap di objek wisata utama, dan masih belum memadainyakondisi aksesbilitas. Sedangkan pertumbuhan pasar yang tinggi menjadi potensi dalam pengembangan Desa Wisata  Wonosoco didukung dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan tiap tahun serta tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kudus.  Keyword : Pariwisata, Potensi Wisata, Desa Wisata, Kudus Abstract: Wonosoco Rural Tourism is one of villages that was launched in 2009 as a rural tourism at Kudus. That declaration as a rural tourism because it has typical charactersctics of tradition, culture and also support by natural beauty. As a rural tourism which in the development process, has problems that it still just a litlle traveller and accessibility are still difficult. Along with the process of development as tourism area, so it should begin to implemented for development of infrastructure and tourism elements which it appropriate to solve problem and develop the potensial aspect. Of these conditions, the purpose of this study was to reviewing the potential and problems at Wonosoco Rural Tourism in process of tourism developments.Study approach done by descriptive quantitative method to determine visitor opinion about tourism development in Wonosoco Village, which it done with the questionnaire. The data processed using the method of analysis of the Boston Consulting Group (BCG), which saw the marketing of the tourist product and tourist market variables.Results of research show that Wonosoco Rural Tourism in Cash Cow categoty, which it has lower growth product but high growth market. Low growth product is an issue in the development of this rural tourism, which caused by uncomplete the utility in the main attraction and also inadequate accessibility conditions. While high growth market potential in the development of a Wonosoco Rural Tourism supported by an increase in the number of tourists each year and the high rate of population growth in Kudus Regency. Keywords: Tourism, Potential Tourism, Rural Tourism, Kudus Regency
PENGARUH URBAN SPRAWL TERHADAP PERUBAHAN BENTUK KOTA SEMARANG DITINJAU DARI PERUBAHAN KONDISI FISIK KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG Farisul Hanief; Santy Paulla Dewi
Ruang Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.055 KB)

Abstract

Abstrak: Kampung Tradisional Uma lengge merupakan kampung yang memiliki kompleks bangunan peninggalan budaya yang sudah berumur ratusan tahun dan telah resmi dijadikan sebagai obyek wisata serta cagar alam oleh pemerintah Kabupaten Bima. Pada umumnya, Uma Lengge memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat penyimapanan hasil panen. Namun, kompleks Uma Lengge yang berada di Desa Maria ini merupakan kompleks bangunan rumah kuno yang dimanfaatkan hanya sebagai tempat penyimpanan hasil bumi, seperti padi, jagung, dan lain sebagainya. Tata letak kompleks Uma Lengge ini sangat berhubungan dengan tradisi suku Bima, terutama masyarakat di sekitar kampung tradisional Uma Lengge tersebut. Keberadaan kompleks tradisional Uma Lengge sejak ratusan tahun yang lalu, sejalan dengan kebutuhan masyarakatnya, mengakibatkan struktur dan pola ruang yang ada menjadi seperti tak terencana.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji struktur dan pola ruang perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Desa Maria, Kabupaten Bima dan apa saja yang menyebabkan terbentuknya struktur dan pola ruang tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bima merupakan contoh kota tradisional atau rural yang sebagian wilayahnya tidak terencana, yang memiliki kampung-kampung tradisional dengan ciri khas rumah panggung. Kampung Tradisional Uma Lengge ini memiliki bentuk figure ground yang bersifat homogen. Secara fisik terdapat area tambahan karena kebutuhan masyarakat akan ruang untuk mengadakan upacara adat setiap tahun ketika musim panen berakhir yaitu upacara Ampa Fare, yang mengakui bahwa setiap makhluk hidup pasti memiliki cara tersendiri dalam berdoa kepada sang pencipta.Kata Kunci : Struktur Pola Ruang, Kearifan  Lokal, Uma Lengge, Bima Abstract: Traditional Kampung Uma lengge is a village which has complex cultural heritage buildings hundreds of years old and has been officially in use as a tourist attraction as well as a nature reserve by the government of Bima . In general , Uma Lengge has several functions , namely as a residence and also a storage crop . However , Uma Lengge complex which is  in the village of Maria is an ancient complex houses of building used only as a storage crops , such as rice , corn , and so forth . Uma Lengge complex layout is highly correlated to all Bima ethnic traditions , especially the traditional village communities around the Lengge Uma . As traditional complex Lengge Uma has existed since hundreds of years ago , and the Uma Lengge community’s necessity , lead the structure and patterns of existing space into such unplanned . seeing this problems above , it can be concluded that the research question is how local knowledge can shape the structure and spatial patterns of Traditional Kampung Uma Lengge in Bima. The purpose of this study was to examine the structure and pattern of settlement space based on local wisdom in the village of Maria , Bima and to know what causes the formation of structures and patterns of space in one of the traditional village complex Uma Traditional Lengge in Bima . The results of this study is an example of Bima traditional or rural town that partly unplanned , which has traditional villages with distinctive feature of stage house . Uma Lengge and Jompa as  a traditional village in the village of Uma Lengge Maria is a legacy handed down from ancestors Mbojo Fund . Traditional village Uma Lengge of figure ground has a shape that is homogeneous . Physically, there are additional areas that exist in the traditional village of Uma Lengge because society will need space to hold a traditional ceremony every year. When the harvest season ends Ampa Fare will perform in the ceremony , which recognizes that every living things must have its own way for  praying to the Creator . Keywords: Pattern Space Structures, Local Wisdom, Uma Lengge, Bima
PERENCANAAN PASAR APUNG BERKELANJUTAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AIR BANJIR KANAL BARAT KOTA SEMARANG Nandha Pradipta Budoyo; Djoko Suwandono
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.406 KB)

Abstract

Abstrak: Banjir kanal barat merupakan salah satu kanal di Kota Semarang yang berfungsi sebagai pengendali banjir yang sering melanda Kota Semarang. Banjir kanal barat memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata air. Hal ini dikarenakan akses menuju kawasan banjir kanal barat cukup mudah dan memiliki view yang menarik. Tidak hanya potensi wisata saja yang ada di banjir kanal barat namun juga ada permasalahan yang berkembang di kawasan banjir kanal barat ini. Selama masa normalisasi, sekitar 500 pedagang kaki lima digusur tanpa adanya relokasi. Kondisinya pun saat ini masih kurang tertata sehingga kurang menarik untuk dikunjungi. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah metode campuran (mix method). Metode kualitatif digunakan dalam penelitian sedangkan metode kuantitatif digunakan dalam perencanaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi lapangan dan telaah dokumen. Konsep yang akan digunakan untuk mengembangkan banjir kanal barat ini adalah sustainable floating market. Lokasi yang akan menjadi lokasi perencanaan berada di sebelah utara jembatan kereta api dengan luas wilayah perencanaan adalah sebesar 3200 meter persegi. Berdasarkan analisis kelayakan proyek didapat BCR untuk analisis ekonomi sebesar 1,72 dan BCR untuk analisis finansial sebesar 1,86 sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek perencanaan wisata air pasar apung berkelanjutan ini layak untuk dilaksanakan.Kata kunci: wisata air, mix method, sustainable floating market Abstract: Flood western canal is one of the canals in the Semarang which serves as a flood control that often occurs in Semarang. Flood western canal has the potential to be developed into a water tourism area. This is because access to the area west flood canal is quite easy and has an interesting view. Not only are there potential for tourism in the west flood canal but there is also a growing problem in the western area of the flood channel. During the normalization period, around 500 hawkers evicted without relocation. This condition is still less arranged so less attractive to visit. The method used in this project is a mixed method. Qualitative methods used in the study while the quantitative methods used in planning. Data collection techniques used were interviews, field observations and document review. Concepts that will be used to develop the western flood canal floating market is sustainable. The location will be the location of the planning is to the north of the railway bridge to the planning area is equal to 3200 square meters.Based on project feasibility analysis obtained BCR of 1.72 for economic analysis and financial analysis of the BCR for 1.86 so it can be concluded that the project planning sustainable tourism water floating market is feasible.Keywords: Water tourism, mixed methods, sustainable floating market 
KAJIAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN TERKAIT DENGAN PERDAGANGAN DAN INDUSTRI BATIK DI DESA TRUSMI KULON, PLERED, KABUPATEN CIREBON Irnie Dwiyanti; Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.679 KB)

Abstract

Abstrak: Aktivitas perdagangan dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya terutama dari segi guna lahan. Desa Trusmi Kulon merupakan desa wisata batik,  yang mempunyai jumlah showroom dari 45 showroom. Aktivitas tersebut membawa pengaruh terhadap guna lahan di Desa Trusmi Kulon. Desa Trusmi Kulon menjadi desa wisata batik yang kurang teratur dan kepadatan lingkungan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi bangunan dan arus lalu lintas yang cukup padat yang berakibat sirkulasi yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan guna lahan terkait perdagangan dan industri batik di Desa Trusmi Kulon, Plered, Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan korelasi untuk melihat hubungan antar dua variabel. Hasil penelitian yang di temukan adalah ada hubungan keeratan antara variabel penambahan tenaga kerja dengan penambahan luas lahan terbangun dengan nilai rs mendekati 1 (korelasi sempurna) yakni 0,930. Dibuktikan dengan hasil kuesioner penambahan luas lahan terbangun memiliki presentase 71%  atau luas lahan terbangun bertambah 1421 m2. Perluasan bangunan sebesar 74% atau mengalami perluasan bangunan 1055m2 dan bangunan baru sebesar 26% atau 366m2. Pada variabel penambahan tenaga kerja dengan perubahan fungsi penggunaan lahan tidak memiliki hubungan yang erat dengan nilai rs menjauhi 1 (korelasi tidak sempurna) yakni -0,414. Perubahan fungsi penggunaan lahan terjadi sebesar 61% atau 55 bangunan. Perubahan fungsi penggunaan lahan mayoritas terjadi pada permukiman/tempat tinggal menjadi permukiman/tempat tinggal dan showroom batik sebesar 60% atau 35 bangunan, sedangkan yang terkecil perubahan penggunaan lahan dari sawah/tanah kosong menjadi showroom batik sebesar 2% atau 1 bangunan.  Kata Kunci : Penambahan Luas Lahan Terbangun, Perubahan Fungsi Penggunaan Lahan, Perdagangan dan Industri Batik Abstract: Trading activities may give effect to the surrounding environment, especially in terms of land use. Trusmi Kulon village is a tourist village of batik, which has a number of showroom of 45 showroom. The activity had an impact on land use in the Village Trusmi Kulon. Trusmi Kulon village into a tourist village batik less regular and high density environments. It can be seen from the condition of the building and the traffic flow is pretty solid which resulted in poor circulation. This study aims to assess the development of trade and related land use in the batik industry Trusmi Kulon village, Plered, Cirebon regency. The method used is quantitative methods with techniques of quantitative descriptive analysis and correlation to examine the relationship between two variables. The results found that there was a closeness of relationship between variables with the addition of additional employment land awakened by rs value close to 1 (perfect correlation), which is 0.930. Evidenced by the results of the questionnaire have awakened the addition of land area 71% or the percentage of land area 1421 m2 woke increases. Expansion of the building by 74% or undergoing expansion and building of new 1055m2 building by 26% or 366m2. On the addition of variable labor with land use change function does not have a close relationship with the value of rs away from 1 (perfect correlation) which is -0.414. Function of land use change occurs at 61% or 55 buildings. Function of land use change occurs in the majority of settlement / residence to settlement / habitation and batik showroom at 60% or 35 buildings, while the smallest changes in land use of paddy / vacant land into batik showroom at 2% or 1 building. Keywords : Development of the Land Use, Land Addition Built, Land Use Change Function
EVALUASI TATA REKLAME PADA KORIDOR UTAMA KOTA MAGELANG Monang Wijaya; Djoko Suwandono
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.229 KB)

Abstract

Abstrak: Reklame merupakan media publik untuk memperkenalkan barang maupun jasa secara dua dimensi dan selalu mempunyai sifat atau tujuan secara komersial. Keberadaan reklame yang ada muncul karena Kota Magelang merupakan kota yang strategis berada dijalur lintas provinsi Jawa Tengah – DIY. Melihat visi dan misi Kota Magelang sebagai “Kota Sejuta Bunga” maka penataan dan penempatan reklame tersebut berintregasi dengan baik agar menciptakan kesan estetika yang baik. Namun kenyataannya penataan reklame yang ada tidak tertata dan cenderung merusak pemandangan estetika kota bahkan pemerintah sering mencabut reklame-reklame yang dinilai ilegal pada Kota Magelang. Pendekatan evaluasi tata reklame ini sendiri akan bersifat secara deskriptif kuantitatif berdasarkan peraturan terkait penyelenggaraan reklame dan tanggapan masyarakat dipadukan dengan konsep perancangan estetika kota agar menggambarkan estetika positif. Konsep evaluasi penataan akan dilihat dari segi penataan ruang terbuka dipadukan dengan fungsi bentuk dan massa bangunan sehingga akan menemukan lokasi strategis yang secara ekonomi dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kota Magelang dengan ditambah penataan estetika kota yang akan membentuk estetika kota dari Kota Magelang serta peraturan terkait reklame dan tanggapan masyarakat disepanjang koridor utama Kota Magelang. Secara umum kondisi penataan reklame yang ada disepanjang koridor utama (jalan pemuda) secara nilai estetika kota menurut para masyarakat tidak terlalu menggangu nilai estetika kota yang ada di Kota Magelang walaupun ada juga keberadaan reklame yang menyalahi peraturan, teori dan standart yang telah ditetapkan. Tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah penanganan ruang terbuka dan bentuk massa bangunan terhadap reklame yang ada. Kata Kunci: Reklame , Estetika kota, Koridor Utama Abstract: Public media advertising is to introduce goods or services in two dimensions and always have the nature or the purpose of commercially. The existence of the billboard emerged since the City Magelang is the strategic be on course inter-provincial Central Java - DIY. Seeing visions and mission City Magelang as “ City a Million Flowers “  then the arrangement and siting the ads intergrated well so stage an esthetics good. But in fact the billboard add chaos that tend to deform scenery aesthetics city even the government often repeal ads advertisement is considered illegal City Magelang. the approach evaluation the ads will be based in descriptive quantitative concerning the ads and responses society combined with concept design aesthetics city to describe aesthetics positive. Concept evaluation the arrangement would be seen in terms of the spatial open combined with function form and mass of building so will find the strategic economically can produce local revenue (PAD) for a City Magelang with augmented structuring aesthetics the city to be form aesthetics city from City Magelang and regulations related ads and responses society along the main corridor City Magelang. In general condition structuring ads along the main corridor (pemuda road) in aesthetic value city according to the people not too bothers aesthetic value city in City Magelang even though there also banners which breaking rules, theory and standart set. But the thing to note is the handling of open spaces and the building of mass forms of advertising there is. Keywords: Advertising, Aesthetics of The City, The Main Corridor
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN SEPEDA DI KELURAHAN MEDONO KECAMATAN PEKALONGAN BARAT Ruruh Tri Ardanariswari Putri; Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.686 KB)

Abstract

Abstrak: Tingginya pesepeda di Kelurahan Medono tidak didukung dengan adanya faslitas khusus untuk pesepeda. Hal ini menyebabkan adanya ketidaknyamanan dan rentannya keamanan bagi pengguna sepeda yang ada. Menghadapi hal tersebut, pemerintah diharapkan lebih bisa memperhatikan kebutuhan pesepeda tersebut. Dengan demikian, keamanan dan kenyamanan pesepeda akan meningkat. Sehingga jumlah penggunaan sepeda juga akan meningkat jumlahnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji karakteristik penggunaan sepeda di Kelurahan Medono. Pada Penelitian ini digunakan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis dilakukan terhadap data primer dan sekunder. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Pemilihan sampel menggunakan Teknik Simple Random Sampling. Sedangkan penentuan ukuran sampel menggunakan pengukuran dengan rumus Taro Yamane atau Slovin. Hasil dari penelitian ini yaitu teridentifikasinya karakteristik penggunaan sepeda di Kelurahan Medono. Sehingga hipotesis yang didapatkan adalah bahwa karakteristik penggunaan sepeda di Kelurahan Medono adalah mayoritas dilakukan oleh penduduk laki-laki usia produktif antara 19-27 tahun yang kebanyakan bekerja sebagai buruh, maksud/tujuan perjalanan yang dilakukan dengan menggunakan sepeda adalah untuk maksud/tujuan perjalanan bekerja, Kecepatan rata-rata bersepeda di kelurahan ini yaitu sekitar 15 km/jam untuk menempuh jarak pendek (≤2,5 km) dengan waktu tempuh <10 menit. Kemudian, setelah mengetahui hasil dan gambaran keseluruhan dari penelitian ini, maka diharapkan penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk kebijakan transportasi yang mengarah kepada perwujudan transportasi yang berkelanjutan terkait penggunaan sepeda sebagai transportasi yang ramah lingkungan.Kata kunci: karakteristik penggunaan sepeda, sustainable transportation Abstract: The Height of bikers are not supported by supporting bicycle facilities. This matter causes the bikers to be uncomfortable and unsafe. To face the condition, the local government of Pekalongan regency should give more attention to the bikers’ need. Thus, the bikers’ comfort and safety can increase, so the quantity of the bikers will increase as well. This study aims to analyze bicycle using characteristics in Medono village. The writer of this study uses descriptive qualitative research method. The writer analyzes the primary data and the secondary data by making frequency distribution table. Besides that, those all data are collected by conducting an observation and by distributing questionnaires to some samples. The samples are the local residents of Medono village who use bicycle as their main daily transportation. Meanwhile, the samples are taken by using Simple Random Sampling Technique. In addition, the writer uses Taro Yamane (Slovin) to determine the sample measure. The result of this study shows that there are bicycle using characteristics in Medono village that are identified by the writer. The identified hypothesis shows that the characteristics of bicycle using in Medono village are: 1) the majority of the bikers are 19-27 years - old - male residents who work as laborers; 2) the majority of the bikers’ trip destination is working trip; 3) the bikers’ speed is around 15 km/hours to take short mileage (≤2,5 km) in <10 minutes. Then, after knowing the description and the result of this study, the writer hopes that this study can become a recommendation for transportation policies that lead to sustainable transportation materialization of bicycle using as a pro-environmental transportation.Keyword: bicycle using characteristics, sustainable transportation   
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG Togu Exaudi Mangihut; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.956 KB)

Abstract

Abstrak: Setiap kota memiliki kawasan bersejarah, salah satunya kawasan kota lama di Semarang. Kawasan kota lama sebenarnya merupakan pusat kota Semarang jaman kolonial, dimana tampak berbagai bangunan pemerintahan dan sejumlah bangunan pendukung lain sebagai unsur kawasan pusat kota dengan gaya arsitektur Belanda. Seiring dengan perkembangan Kota Semarang, telah terjadi penurunan akibat pergeseran fungsi pada Kota Semarang. Kawasan kota lama Semarang sebagian besar dikelola oleh pemerintah, sementara keterlibatan masyarakat sangatlah terbatas. Partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian warisan budaya merupakan salah satu prioritas yang harus tercapai dalam setiap kegiatan pemanfaatan benda cagar budaya yang berwawasan pelestarian, oleh karena itu  perlu kiranya diteliti bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan Kota Lama Semarang selama ini. Berdasarkan hasil penelitian, salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan Kota Lama Semarang yaitu dengan memberikan sumbangan tenaga berupa kerja bakti. Selain itu, mereka juga mengadakan pertemuan warga yang dilakukan satu kali dalam sebulan, yang dihadiri oleh sebagian warga untuk tingkat RW dan seluruh warga untuk tingkat RT. Dalam hal ini tingkat RT cenderung berbentuk partisipasi langsung sedangkan tingkat RW berbentuk partisipasi tak langsung. Tingkat partisipasi masyarakat yang terjadi di kawasan kota lama menurut Arnstein dapat digolongkan pada tingkat informing dan consultation. Usulan bagi upaya peningkatan partisipasi masyarakat di kawasan kota lama adalah perlunya peningkatan sumber daya manusia melalui kegiatan penyuluhan dan pembinaan tentang manfaat pentingnya pengelolaan kota lama itu sendiri. Selain itu, pemerintah juga diharapkan memberikan arahan dan dukungan dengan pengawasan pengelolaan Kota Lama Semarang.Kata Kunci :  Partisipasi masyarakat, kegiatan pengelolaan, kota lama Semarang Abstract: Every town has a historic district , one of which the old town area in Semarang. Old town area is actually an original Semarang city center , which looks various government buildings and a number of other ancillary buildings as elements of the downtown area with the Dutch architectural style. Along with the development of the city, there has been a decline. Due to a shift in the function of the Old City of Semarang. The old town area of Semarang which in the past was the center of the city and the main structure of the region,  now no more as a city to die of concern. The old town area of Semarang is largely managed by the Government, while community involvement is extremely limited. Public participation in the preservation of cultural heritage is one of the priorities which must be achieved in each of the activities of cultural heritage objects that utilization of insightful preservation, therefore needs to be examined how public participation in the management of the old city of Semarang. According to the observation result, one of the forms of community participation is by giving voluntary labor service. They were also organize community meetings held once every month, which attended by a part of the community on village level and all of the community on neighbouring level. Within this neighbouring level the participations tend to be the direct one, meanwhile, in the village level are tends to be an indirect participation. The communities are willing to carry out the activities without any force. According to Arnstein category, the participation level in the Old City of Semarang can be grouped on informing or giving information level and consultation. The suggestions for the improvement of community participation within management of the old city effort in the old city of Semarang is the necessity of improving human resources and public awareness, by providing elucidation and building activities concerning the importance of benefit from management of the old city. In addition, the local government is also expected to give more aspiration in giving directions and to support the community, by mending the planning management and supervising the management of the old city.Keyword : public participation, the management of the old city, the Old City of Semarang
IDENTIFIKASI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PERPARKIRAN ON-STREET DI KORIDOR JALAN GAJAH MADA SEMARANG SEBAGAI KAWASAN KOMERSIAL Aditya Pratama; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.083 KB)

Abstract

Abstrak : Koridor adalah sebagai suatu daerah yang membedakan antara wilayah jalan yang memiliki fasade antarbangunan yang tidak teratur dan berbeda bentuk. Selain itu suatu koridor tidak hanya dilihat dari bentuknya saja tetapi dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang ada di dalamnya. Salah satunya koridor jalan Gajah Mada, koridor jalan ini dapat menggambarkan perkembangan sektor komersial yang ada di koridor utama Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik sampling accidental sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku masyarakat dalam perparkiran on-street di koridor jalan Gajah Mada Semarang sebagai kawasan komersial. Pertumbuhan sebuah koridor jalan tidak akan mungkin terlepas dari kegiatan yang ada di dalamnya. Adanya berbagai macam kegiatan yang ada di koridor tersebut akan memunculkan suatu identitas atau ciri khas dari koridor tersebut. Koridor jalan Gajah Mada,Kota Semarang ditetapkan sebagai koridor komersial di Kota Semarang lebih tepatnya sebagai pertokoan dan ritel modern serta pedagang informal. Permasalahan yang ada di koridor jalan Gajah Mada ini adalah seringkali terjadi kemacetan yang disebabkan perilaku pengguna parkir yang memarkirkan kendaraanya tidak pada tempatnya seperti parkir pada daerah tidak bermarka parkir dan jalur pejalan kaki. Kondisi ini terjadi karena kurang adanya kesadaran dari masyarakat dalam berparkir. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perilaku parkir yang dilakukan oleh pengguna parkir on-street di koridor jalan Gajah Mada dapat dilihat dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh pengguna parkir. Dalam hal ini yang termasuk perilaku perparkiran on-street adalah kemudahan parkir, cara mendaptkan tempat parkir, lama parkir, serta jarak parkir. Perilaku – perilaku tersebut satu sama lain saling berkaitan sehingga menunjukan aktivitas yang dilakukan oleh pengguna parkir. Kata kunci: perilaku masyarakat, koridor jalan, parkir, kawasan komersial, gajah mada Semarang Abstract : Corridor is as a region that distinguish between the regions which have an irregular facade antarbangunan and different shapes. Besides a corridor not only be seen from the shape alone but of the activities undertaken by the people in it. One of these corridors jalan Gajah Mada, this road corridor can describe the development of the commercial sector is in the main corridor of the city of Semarang. The method used in this study is a quantitative, sampling Accidental sampling technique. This study aims to identify people's behavior in on-street parking in the corridor Semarang jalan Gajah Mada as a commercial area. Growth of a road corridor would not be possible regardless of the activity in it. The existence of a wide range of activities in the corridor will bring an identity or characteristics of the corridor. The corridor jalan Gajah Mada, Semarang is defined as a commercial corridor in the city of Semarang more precisely as modern shops and retail as well as informal traders. The problems that exist in jalan Gajah Mada corridor this is often a bottleneck that caused the behavior that users parking their vehicles parked out of place as the parking area and pedestrian ways. This condition occurs due to a lack of awareness of the community in parking. Results from this study is that the behavior is performed by the user parking on-street parking on jalan Gajah Mada corridor can be seen from the activity or activities conducted by park users. In this case that includes the behavior of on-street parking is ease of parking, how to get a parking lots, time parking, and parking distance. Behaviors of inter-related to each other so that shows activities undertaken by park users. Keywords: behavior society, corridor, parking, commercial district, gajah mada Semarang
PENGARUH KAWASAN PENDIDIKAN TINGGI UNDIP TERHADAP PERKEMBANGAN AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA DI KORIDOR JALAN BANJARSARI SELATAN-MULAWARMAN RAYA KECAMATAN TEMBALANG Ugra Hutama Sulistiawan; Santy Paulla Dewi
Ruang Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.541 KB)

Abstract

Abstrak: Kawasan pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor pemicu munculnya aktivitas lain di sekitarnya. Aktivitas lain yang sangat berpotensi untuk muncul salah satunya adalah aktivitas perdagangan dan jasa karena aktivitas ini merupakan pendukung bagi kawasan pendidikan tinggi, terutama bagi kebutuhan mahasiswa. Namun, ketersediaan lahan bagi aktivitas perdagangan dan jasa semakin terbatas. Sehingga arah perkembangan aktivitas tersebut semakin meluas dan menyebar. Kondisi ini terjadi pada kawasan pendidikan tinggi Undip dimana aktivitas perdagangan dan jasa meluas hingga koridor Jalan Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya. Saat ini banyak bangunan baru yang digunakan untuk perdagangan dan jasa karena masih banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan.Tujuan dalam penelititan ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan kampus Undip dan aktivitas perdagangan dan jasa serta pengaruh yang timbul akibat keberadaan kawasan pendidikan tinggi Undip terhadap perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa di koridor Jalan Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya Kecamatan Tembalang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif serta metode overlay. Hasil analisis yang telah dilakukan bahwa terdapat pengaruh kawasan pendidikan tinggi Undip terhadap perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa di Koridor Jalan Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya yang dilihat pertumbuhan jumlah yang semakin meningkat sebesar 1.025% dan memiliki pengaruh positif atau spread effect karena adanya aktivitas perdagangan dan jasa akan membuat banyaknya investasi yang masuk dari para pemilik usaha untuk mendirikan usaha baru di atas lahan yang belum dimanfaatkan. Kata Kunci: Pengaruh, Kawasan Pendidikan Tinggi Undip, Aktivitas Perdagangan dan Jasa Abstract: The college education area is one of the triggering factor of the appearance of other parts of the surrounding activity. Another activity have a tremendous potential to appear is the activity of commercial and services because this activity are the main proponents of higher educationarea, especially for the need of the students. However, the availability of land for the activity of commercial and services more limited. So the direction of the development of thisactivity increasingly widespread and spread.This condition occurs in Undip college education area where commercial and service activities extends to Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya street corridor.Nowadays many new buildings that are used for commercial and service activities because there are still many land that has not been used up. The purpose in this research is to identify the development of Undip college education area and the activity of commercial and services as well as the influence that arise due to the existence of Undip college education areato the development of commercial and services activityin Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya street corridor. The methods that are used in this research is descriptive quantitative and overlay. The results of the analysis that has been done that there is an influence of Undip college education areato the development of commercial and services activity in Banjarsari Selatan-Mulawarman Raya streetcorridor that able to seen the growth amount that is increasing by 1.025 % and have a positive influence or spread effect due to the commercial and services activity will made a lot of investment coming from the business owners to establish new business in the land that has not been used up. Keywords: Influence, Undip college education area, commercial and service activities