cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Ruang
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
RUANG merupakan jurnal penelitian ilmiah yang memberikan kontribusi pengetahuan terkait perencanaan wilayah dan kota. Jurnal ini dipublikasikan oleh Perencanaan Wilayah dan Kota.
Arjuna Subject : -
Articles 56 Documents
KARAKTERISTIK MIGRAN SIRKULER DAN ASPEKNYA TERHADAP KEBUTUHAN BERMUKIM DI KAWASAN PASAR JOHAR, SEMARANG Aphrodita Puspateja; Sugiono Soetomo
Ruang Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.4 KB)

Abstract

Abstrak: Perkembangan kota dipengaruhi perkembangan ekonomi terjadi di Kota Semarang dengan beberapa daerah asal, salah satunya kawasan perdangan dan jasa Pasar Johar. Pekerja yang terdapat di kawasan tersebut merupakan migran sirkuler. Tanpa adanya campur tangan pemerintah membuat tempat bermukim mereka membuat semakin kumuh. Padahal, mereka turut berperan sebagai aktor penggerak perputaran ekonomi kawasan, kota, dan daerah asal mereka. Bagaimana karakteristik migran sirkuler dan aspeknya terhadap kebutuhan bermukim di kawasan Pasar Johar Kota Semarang? Paradigma positifistik digunakan dalam penelitian ini. Teknik analisis deskriptif kuantitatif yang digunakan untuk memaparkan hasil kuesioner, kemudian dikaji lebih dalam melalui analisis deskriptif kualitatif. Penelitian berdasarkan survei primer ini untuk melihat dari karakteristik migran sikuler dan aspeknya melalui karakteristik pekerja migran sirkuler, tempat bermukim, dan kegiatan baik sektor formal maupun informal yang mempengaruhi kebutuhan tempat bermukim. Adanya keterkaitan karena kegiatan ekspor barang hasil produksi khas daerah, asal daerah yang jauh dari Kota Semarang sehingga sangat membutuhkan tempat tinggal yang lokasinya dekat dengan tempat bekerja mereka di pusat kota. Kebutuhan ruang minimal 6m2 perlu dijaga. Pondok boro cukup dengan fasilitas secara bersama yaitu tempat beristirahat (tidur), mandi dan cuci kakus, menjemur pakaian, gudang untuk barang dagangan, ruang televisi, warung-warung dipertahankan, serta harga sewa yang dijaga murah dengan sistem harian. Pekerjaan mereka tidak mempengaruhi kebutuhan bermukim, karena mereka sama-sama pekerja informal baik di sektor formal maupun informal. Jika kebutuhan tempat bermukim mereka dapat dipenuhi dengan baik maka dapat terkendalinya angka migran permanen di Kota Semarang beserta dampak jangka panjangnya. Oleh karena itu diberikan rekomendasi, yaitu tempat bermukim harus dipertahankan untuk semurah mungkin agar tetap terjangkau dan penggunaan ruang dalam pondok yang dioptimalkan untuk tempat mereka beristirahat, serta dilakukannya subsidi dari pemerintah untuk mempertahankan pondok boro bahkan untuk keadaan yang lebih baik. Kata Kunci : Migran Sirkuler, Bermukim, Kawasan Pasar Johar. Abstract: Economic development city affected by the developments in Semarang City with some areas of origin, one of which the trade and services Pasar Johar. Workers who are in the area is the circular migrants.  Without the intervention of the government to make their living space to make the slum. In fact, they play a role as a driver of economic turnaround actor regions, cities , and regions of origin. How do the characteristics of circular migrants and aspects of the needs of living in Johar Market area in Semarang City? Positivistic paradigm used in this study. Quantitative descriptive analysis techniques are used to present the results of the questionnaire, and then more deeply through qualitative descriptive analysis. This research is based on primary survey of the characteristics of migrants to see sikuler and its aspects through worker of circular migrant characteristic, settlement, and activities of both the formal and informal sectors that affect the needs of settlement. An association for the export of special production from region, the origin area far from Semarang City so desperately need a place to stay, which are located close to their work places in the city center. 6m2 minimum space requirement needs to be maintained. Boro enough to lodge facilities together are a place to rest, bathroom and toilet washing, drying clothes, warehouse for merchandise, television room, maintained stalls, as well as rental prices are kept low with the daily system. Their work does not affect the residence requirement, because they are equally informal workers in both the formal and informal sectors. If the requirements can be met where they live, it can be controlled with either the number of permanent migrants in the city of Semarang and its long-term impact. Therefore given the recommendation, a place for living must be maintained for as cheap as possible in order to remain affordable and the use of space in the cabin that is optimized for their resting place, and extensive government subsidies to maintain the cottage boro even for better circumstances.Keywords: Circular Migration, Settled, Pasar Johar Area
PENGGUNAAN SEPEDA UNTUK BEKERJA DI KAMPUNG MELAYU KOTA SEMARANG Tiopanni Roselina Silalahi; Diah Intan Kusumodewi
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.993 KB)

Abstract

Abstrak: Keberadaan penggunaan sepeda untuk bekerja di Kampung Melayu Kota Semarang menjadi salah satu upaya menangani permasalahan transportasi ditengah tingginya penggunaan kendaraan motorized di Semarang. Penggunaan sepeda untuk bekerja tersebut sebaiknya tetap dipertahankan dan diperhatikan keberlanjutannya agar dapat mewujudkan transportasi yang berkelanjutan. Keberadaan pengguna sepeda untuk bekerja inilah yang menarik penulis mengangkat penelitian dengan pertanyaan penelitian yaitu faktor apa yang mempengaruhi keberlanjutan penggunaan sepeda untuk bekerja di Kampung Melayu? Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberlanjutan penggunaan sepeda untuk bekerja  di Kampung Melayu, Kota Semarang dan sebagai upaya transportasi yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan alat analisis faktor dan deskriptif. Hasil penelitian ini adalah jarak, waktu tempuh, usia, pekerjaan, biaya perjalanan, penghasilan dan pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan sepeda untuk bekerja. Sedangkan faktor kelamin dan keamanan-kenyamanan justru berpengaruh negatif terhadap penggunaan sepeda untuk bekerja di Kampung Melayu. Hal ini dikarenakan jumlah pengguna sepeda laki-laki dan perempuan umumnya merata dan kondisi jalan yang buruk menjadikan keamanan-kenyamanan pengguna sepeda semakin menurun. Namun mereka tetap menggunakan sepeda untuk bekerja. Penggunaan sepeda untuk bekerja di Kampung Melayu ini juga sudah mendukung sustainable transportasi baik dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam aspek ekonomi mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan biaya yang irit dan mendukung aktivitas bekerja, dalam aspek sosial mampu memberi manfaat kesehatan, tingkat keamanan serta perasaan bangga dalam penggunaan sepeda. Dan dalam aspek lingkungan mampu mengurangi kerusakan jalan akibat rendahnya beban jalan oleh penggunaan sepeda serta tidak menimbulkan polusi udara maupun suara. Kata Kunci : Sepeda untuk Bekerja, Transpotasi yang berkelanjutan Abstract:.The exixtance of bike to work in Malay Village, Semarang became an attempt to address the problem of transport amid high use of motorized vehicles in Semarang. The bike to work should be maintaned and cared for sustainability in order to realize sustainable transportation.Te existance bike to work attract writer raised research  questions  is “what is factor affect the sustainability of bike to work in Malay Village?” Therefore, the purpose of this research is to find out factors affect the sustainbility of bike to work in Malay Village, Semarang and as an effort of the sustainable transportation.This research uses quantitative approach with  factor analysis and descriptive. Result of this research is distance, travel time, age, work, travel expenses, income and education have aa positive influence on the bike to work. While te sex factor and safety-comport not be a positive factorof bike to work in Malay Village. It was because number of user bicycle men and women generally evenly and the bad road conditions make the safety-comport of bike users is decline.But they still use bike to work. Bike to work in Malay Village also support sustainable transport both in economic, sicoal and environment aspects. In te  economic aspect will improve te society economy with a cost efficient and support the work activity. The social aspect is able to give benefits of  the health, comport, and sense of poud in use the bike. In environmental aspect is able to reduce damage of road caused the low load of the road  by the user bike, and reduce the air polution and noise. Keywords: bike to work, sustainable transportation
KAJIAN INDUSTRI PENGASAPAN IKAN BANDARHARJO (POTENSI INDUSTRI LOKAL DALAM PENATAAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN BANDARHARJO KOTA SEMARANG) Ida Rahayu Widowati; Anis Febbiyana; Ronaldi Ismail; Safrida Fatmawati; Zia Hawari Hudaya
Ruang Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.771 KB)

Abstract

ABSTRAK: Pengasapan ikan atau pemanggangan ikan merupakan pengolahan yang pontensial di Kota Semarang. Usaha pengasapan ikan ini telah berlangsung lama di Kelurahan Bandaharjo yang terletak di wilayah Kecamatan Semarang Utara. Usaha ini merupakan salah satu bentuk aktivitas ekonomi masyarakat yang berbasis rumah tangga. Kebijakan pengembangan sektor sosial dan ekonomi yang dilakukan pemerintah kota Semarang menekankan pemindahan atau penataan terhadap kegiatan pengasapan ikan ini yang semula berada di lingkungan perumahan ke lokasi khusus pengasapan ikan untuk dijadikan sebagai Sentra Industri Pengasapan Ikan Bandarharjo. Saat ini permasalahan pada kawasan pengasapan ikan Bandarharjo antara lain berupa limbah asap produksi dan limbah ikan, kurang optimalnya sarana dan prasarana, terbatasnya pemasaran untuk promosi dan kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat. Hal ini akan menimbulkan dampak terjadinya lingkungan yang tidak sehat dan kotor, pendapatan yang rendah dan produksi pengasapan ikan yang stagnan. Melalui metode eksplorasi dan deskripsi terhadap permasalahan kawasan pada kegiatan ekonomi pengasapan ikan di Bandarharjo pada wilayah studi maka diharapkan akan dapat memberikan tambahan "muatan” penataan kawasan ekonomi Bandarharjo yang responsive,  aplikatif dan memberi nilai peningkatan ekonomi dan menumbuhkan kualitas lingkungan yang lebih baik. Kata Kunci : pengasapan ikan, sentra industri rakyat, penataan kawasan, peningkatan ekonomi  Curing fish or grilling fish is any potential processing in Semarang. Fish fumigation effort is long overdue in the Village Bandaharjo located in the District of North Semarang . This effort is one form of economic activity -based household. Social sector development policy and the government's economic Semarang emphasize the removal or restructuring of the activities of these fish smokehouse which was originally located in a residential area to a specific location to be used as fish curing Industry Centers Bandarharjo Smoking Fish. Currently fogging problems in areas including but not limited Bandarharjo fish waste and the production of smoked fish waste , less optimal infrastructure , limited marketing and lack of attention to the promotion of government and society . This will impact the environment unhealthy and dirty, low income and Curing fish or grilling fish production is stagnant. Through the methods of exploration and description of the problem areas in economic activity in Bandarharjo curing fish in the study area is expected to provide an additional "charge" arrangement responsive Bandarharjo economic region, applicative and gave a foster economic development and better environmental quality. Keywords: curing fish, folk industrial district, regional structuring, economic improvement
IDENTIFIKASI PERUBAHAN STRUKTUR RUANG PADA JALAN UTAMA KECAMATAN KRATON D.I YOGYAKARTA Jerzi Budiarto; Djoko Suwandono
Ruang Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.997 KB)

Abstract

Abstrak: Struktur ruang merupakan suatu susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta sistem prasarana maupun sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional.Masyarakat Kota Yogyakarta dapat mengalami perubahan paradigma pembangunan yang sebagian besar memilih gaya modern. Bagaimana pengaruh perkembangan zaman terhadap keadaan di kota lama (kraton) kecamatan kraton Kota D.I Yogyakarta. Hal ini dapat membuat perkembangan Kota Yogyakarta yang mengikuti perkembangan pembangunan kota yang mengikuti gaya modern tanpa melihat dari sejarah atau budaya yang telah ada. Tujuan dari penelitian ini yaitu dapat mengidentifikai perubahan struktur ruang kota lama (kraton) terhadap terjadinya perkembangan pembangunan masa kini. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan metode kuantitatif. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa struktur ruang kota yang ada telah mengalami perubahan seperti fungsi bangunan, bentuk bangunan, dan sebagainya Terjadinya perubahan diakibatkannya adanya penduduk pendatang dan para wisatawan yang datang. Dengan adanya para wisatawan dan penduduk pendatang membawa budaya dan kebiasaan yang cukup berbeda. Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi mengenai struktur ruang kota lama (kraton) kepada pemerintah daerah sebagai pertahanan kebudayaan tradisional dan kepada masyarakat. Kata Kunci: struktur ruang, budaya jawa, kratonAbstract:the structure of the space is an arrgement of central settlements, network system infrastructure and facilities that support of the social economis activitives of related functional hierarchy. The community of yogyakarta city can exprience change the pradigm of development thatthe majorty zhose a modern style. How to influnce of the times against the state in old town of kraton district, yogyakarta. This can make the development of kraton ditrict follow the development progress of modern city which of without looking grom the side of history or culture yogyakarta. The purpose of this research to identify changes in the structure of the old town hall of the palace to the development progress nowdays. The methods used to achieve those goals with using quantitative method of analysisthat has been done can be inferred that the structure of the existing city hall has undergrounde a change as function and shape of the building, land use and so on. These changed occured, due to the presence of migrants and tourist who bring different cultures. This research can provide recommendations regarding the structure of the old city palace to local goverments as a defense of the traditional culture and to the community.Kata Kunci: the structure of the space, Kraton
ANALISIS KARAKTER KAMPUNG PECINAN DI KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA PEUNAYONG PUSAT KOTA BANDA ACEH Fenny Mandasari; Nurini .
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.443 KB)

Abstract

Abstrak: Kawasan Pecinan sebagai kawasan Perdagangan dan jasa Kota Banda Aceh merupakan “pusat perkembangan” kota karena daerah tersebut merupakan daerah yang strategis dan ramai dikunjungi. Secara administratif kampung Pecinan Peunayong ini masuk dalam Kelurahan Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Kawasan peunayong yang identik dengan kawasan etnis Cina memiliki unsur bangunan kuno. Percampuran bentuk bangunan-bangunan lama dan bangunan baru kawasan Peunayong menimbulkan karakteristik  yang berbeda pada kawasan ini. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui karakter kampung Pecinan di kawasan perdagangan dan jasa Peunayong Pusat Kota yang dianalisis menggunakan pendekatan morfologi kota. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan  sasaran antara lain mengidentifikasikan kondisi fisik dan non fisik kawasan Peunayong.  Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data yang didapatkan dari observasi. Hasil temuan lapangan di analisis dengan pembobotan dan distribusi Frekuensi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Kampung Pecinan Peunayong memiliki karakter seperti pada umumnya di Kampung Pecinan Indonesia dimana fungsi utama kawasan Pecinan sebagai Kawasan Komersial yang memiliki nilai Historical Pecinan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengatur perkembangan kawasan Peunayong baik mengenai agar dapat mewujudkan perkembangan yang optimal dan meminimalisir permasalahan yang ada tanpa mengurangi nilai-nilai penting sejarah karakter kampung Pecinannya. Kata Kunci : Analisis, Karakter Kampung Pecinan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, Pusat Kota  Abstract: Chinatown as a Trading area in Banda Aceh which is central to the development of the town because the area is a strategic area and crowded. Administratively, Peunayong Chinatown is located in Kuta Alam, Banda Aceh. Peunayong area which is identical to the ethnic Chinese have elements of ancient buildings. The mixture of forms of old buildings and new buildings the Peunayong raises different characteristics in the region. The purpose of this study is to know the character of the village of Chinatowns in the trade and services downtown Peunayong analyzed using Morphological approach. to achieve that goal required targets, among others, to identify physical and non-physical conditions the Peunayong. The research method is quantitative methods in which data is obtained from the observation. Results field in the analysis by scoring and frequency distribution. The research results showed that Peunayong Chinatown has a character like in General in Indonesia where Chinatown Chinatown main functions as a Commercial Area that has Historical Chinatown. The results of this research are expected to be used to regulate the development of the good to Peunayong embody optimal development and minimise existing problems without compromising the important historical values its Chinatown village character. Keywords: Analysis, Character of Chinatown, Area of trade and services, Downtown
Desa Wisata Kampoeng Djowo Sekatul Kab. Kendal Sebagai Obyek Wisata Berkelanjutan: Kasus Kampoeng Djowo Sekatul, Kec Limbangan, Kab Kendal Yoga Adhi Nugroho; Nurini .
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.41 KB)

Abstract

Abstark: Kampoeng Djowo Sekatul adalah Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Kendal yang memiliki potensi pariwisata yang besar yang telah memperhatikan aspek keberlanjutan seperti pariwisata yang berbasis lingkungan,ekonomi dan pelestarian budaya yaitu budaya Jawa. Dengan potensi yang ada terdapat beberapa masalah di antaranya kurangnya infrastruktur pendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan seperti contoh pada aspek lingkungan tidak adanya sistem persampahan yang baik dan buruknya kondisi beberapa fasilitas wisata seperti contoh area bermain yang tidak terawat , menyebabkan munculnya pertanyaan  Apakah Kampoeng Djowo Sekatul merupakan obyek wisata berkelanjutan? dan bagaimanakah arahan untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Kampoeng Djowo?Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif serta menggunakan metode analisis pembobotan mendapatkan hasil bahwa Kampoeng Djowo merupakan obyek wisata berkelanjutan dengan nilai sebesar 73%. Untuk aspek yang paling berkembang yaitu sektor ekonomi dengan nilai sebasar 81,25%. Sedangkan untuk aspek keberlanjutan yang kurang berkembang adalah aspek lingkungan dengan nilai sebesar 62,5%. Maka arahan yang tepat sebagai arahan untuk mengembangkan Kampoeng Djowo sebagai obyek wisata berkelanjutan dengan pembenahan dan pengadaan infrastruktur yang di nilai kurang seperti persampahan, dan menjalin hubungan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Kata kunci : desa wisata, wisata berkelanjutan  Abstract: Abstark: kampoeng djowo sekatul are objects wisata that was found in the county of kendal which has great potential tourist destinations that has been taking into account the aspect of sustainability such as tourism, based on the environment economy and the preservation of cultural that is, a culture of java.With the potential that exists there are some of the problems of them lack of the supporting infrastructure development of tourism sustained as an example on environmental aspects the absence of a system of waste good and bad condition of the several facilities wisata as an example the playing area, which are not maintained properly causing the appearance of the question whether kampoeng djowo sekatul is the object of wisata sustainable?Based on the results of the analysis made by quantitative methods with quantitative descriptive analysis techniques as well as using analytical methods that get results weighting Kampoeng Djowo is a sustainable tourism with a value of 73%. For the most developed aspect of the economic sectors with the highest sebasar 81,25%. As for the less-developed sustainability aspect is environmental aspects with a value amounting to 62.5%. Then the appropriate referrals as referrals for developing Djowo Kampoeng as sustainable tourism with improvements in infrastructure and procurement of less value like persampahan, and build a relationship of good cooperation between the Government and the community Keyword : tourism village, sustainable tourism 
TRANSFORMASI FISIK SPASIAL KAMPUNG KOTA DI KELURAHAN KEMBANGSARI SEMARANG Meidiani L Dewi; Wakhidah Kurniawati
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.782 KB)

Abstract

Abstrak: Semarang merupakan salah satu kota yang tumbuh dan berkembang melalui fenomena permukiman kampung kota. Namun, keberadaan kampung di Semarang terutama pada pusat kota saat ini semakin tergerus oleh adanya pengaruh dari pembangunan kota yang terus dilakukan melalui pengembangan kawasan-kawasan komersial di sekitarnya, salah satunya adalah kawasan kampung di Kelurahan Kembangsari. Fenomena transformasi fisik spasial kawasan kampung di Kelurahan Kembangsari terlihat dengan jelas terutama setelah tahun 2000 yaitu pada tahun 2005 dan 2012 dimana kawasan kampung mulai hilang seiring dengan pembangunan kawasan komersial. Tidak hanya pada penggunaan lahan, fungsi bangunan dan jalan serta pola penggunaan ruang permukiman di kawasan ini pun mengalami transformasi. Berdasarkan gambaran fenomena tersebut maka dirumuskan suatu tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis bentuk transformasi fisik spasial pada kawasan kampung kota di pusat kota Semarang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivistik dengan metode analisis yaitu metode spasial, metode distribusi frekuensi, dan metode deskriptif komparatif. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa bentuk transformasi fisik spasial yang terjadi pada kawasan kampung kota di pusat kota Semarang bervariasi tergantung pada masing-masing jalan yang melingkupinya. Pada kawasan kampung kota yang masuk dalam kawasan fungsional ekonomi Kota Semarang seperti Kelurahan Kembangsari mengalami transformasi yang cenderung kecil atau tidak signifikan (minor transformation), hanya pada kawasan di sekitar Jl. Gajahmada yang transformasinya cukup terlihat karena karakteristik kampung di Kelurahan Kembangsari itu sendiri kurang kuat, berbeda dengan transformasi pada kawasan kampung kota lain seperti Kauman yang dipengaruhi oleh lokasinya yang berdekatan dengan Pasar Johar dan aktivitas sosial budaya di dalamnya. Sedangkan untuk transformasi pada kampung Gandek Puspo dipengaruhi oleh perkembangan sejarah masyarakat di dalamnya. Kata Kunci : Transformasi fisik spasial, kampung kota Abstract: Semarang is a city that grows and develops through the phenomenon of urban kampong. Nowadays, the existence of kampong in the downtown of Semarang increasingly eroded by the influence of continuous urban development through the expansion of commercial areas in the vicinity. Kembangsari is one of them. After the year 2000, especially in 2005 and 2012, physical and spatial transformation of Kembangsari seen clearly, where the kampong began to disappear and changed to be commercial district. Besides the land uses, the building and road functions also spatial use of settlement in this district was changing. Based on the description of the phenomenon then formulated a research goal is to analyze the physical and spatial transformation in kampong areas at the downtown of Semarang. The approach used in this study is a positivistic approach with analysis methods including spatial, frequency distributions, descriptive and comparative methods. Based on analysis results, it is known that the physical and spatial transformation that occurred in the kampong area at the downtown of Semarang varies depend on its surrounding streets. In the urban kampong that belongs to the functional economic area of Semarang, such as Kembangsari Kampong, have not been undergo significant transformation because of less characteristic of the kampong itself. However the area around Gajah Mada street is quite visible. In contrast, the transformation in Kauman kampong is affected by its location near to Johar market and socio-cultural activities inside. As for the transformation of the Gandek Puspo kampong is influenced by the historical development of their community.Keywords: physical and spatial transformation, urban kampong
IDENTIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA JAMBI May Istikasari; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.885 KB)

Abstract

Abstrak: Pesatnya perkembangan Kota Jambi yang berfungsi sebagai pusat kegiatan serta menyediakan layanan primer dan sekunder menjadi daya tarik penduduk untuk bertempat tinggal dan bekerja terutama di daerah pusat Kota Jambi. Sebagai daerah yang terletak di pusat kota Jambi tentunya tidak terlepas dari adanya permasalahan permukiman terutama keberadaan permukiman kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah  menemukan lokasi permukiman yang termasuk dalam kawasan kumuh di Pusat Kota Jambi. Identifikasi kawasan permukiman kumuh dilakukan berdasarkan parameter penilaian kawasan permukiman kumuh yang telah ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan kondisi fisik bangunan, aksesbilitas, kependudukan, status tanah, dan kondisi prasarana lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan lokasi yang merupakan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Pasar Jambi yang berlokasi di Kelurahan Sungai Asam dan Kelurahan Beringin dengan tingkat kekumuhan sedang, dan Kelurahan Orang Kayo Hitam dengan tingkat kekumuhan yang tinggi. Kawasan permukiman permukiman kumuh tersebut dikarenakan kawasan tersebut sering tergenang banjir bila musim penghujan dan kualitas lingkungan yang rendah akibat dari buruknya kondisi bangunan dan jarak bangunan yang sangat rapat,serta kondisi prasarana lingkungan seperti kondisi jalan lingkungan, kondisi drainase, kondisi air minum, kondisi air limbah dan kondisi persampahan yang buruk. Sehingga kualitas lingkungan permukiman di kawasan tersebut menjadi menurun dan menyebabkan munculnya permukiman kumuh yang berdampak pada menurunnya kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.Kata Kunci : Permukiman Kumuh, Pusat Kota, Jambi Abstract: The rapid growth of Jambi to be the central of activities and primary and secondary services provider attracts people to live and to work In Jambi, especially in the central area. As an area located in Central of Jambi, it has issue about the settlement, especially about the existence of slum area. The aim of this research is to identify and determine slum area in the central of Jambi. The determination of slum area is based on assessment parameter which set by Directorate of settlement development based on the physical condition of the buildings, accessibility, population, land tenure, and the condition of infrastructure. Based in the research, the location of slum area is in Pasar jambi, specifically in Sungai Asam Village and Beringin Village, on middle level of slum area, meanwhile Orang Kayo Hitam Village is on high level. The slum area is happened because it is often flooded in the rainy season and its bad quality of environment due to the bad condition and no space for each building, and also the condition of infrastructure such as the road, the drainage, the water, the sanitation, and the waste management is in bad condition. Therefore, the quality of the area is decreased so it creates slum area which affected to bad quality life for the people. Keywords: Slums, Downtown, Jambi 
PERUBAHAN POLA RUANG HUNIAN AKIBAT DARI KEGIATAN KOMERSIAL DI KAWASAN PECINAN KOTA SEMARANG Febri Ratno Erlambang; Rina Kurniati
Ruang Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.162 KB)

Abstract

Abstrak: Kawasan Pecinan merupakan area permukiman bagi masyarakat etnik China yang berada di Kota Semarang. Kegiatan yang dominan di Kawasan Pecinan adalah kegiatan komersial. Masyarakat etnik China sangat identik dengan penggunaan bangunan rumah-toko sebagai kegiatan komersial sekaligus tempat tinggal. Hunian yang berada di lantai dua dan bergabung dengan aktivitas komersial di lantai satu menjadi ciri khas bangunan yang terdapat di Kawasan Pecinan. Perkembangan saat ini memperlihatkan kegiatan komersial sudah berkembang seiring dalam memenuhi kebutuhan masyarakat kota. Perubahan ruang-ruang yang dulunya tidak digunakan sebagai kegiatan komersial sekarang telah berubah menjadi kegiatan komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pada ruang hunian yang diakibatkan dari kegiatan komersial yang terjadi di Kawasan  Pecinan sekarang ini. Kegiatan yang dilakukan oleh penghuni yang menempati ruang sebagai tempat tinggal dan tempat usaha menjadikan permasalahan yang menarik sebagai obyek penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif serta overlay peta. Hasil yang diperoleh dari penelitian tentang perubahan pola ruang hunian akibat dari kegiatan komersial yaitu perubahan NJOP yang makin meningkat dari tahun ke tahun sehingga mempengaruhi nilai PBB juga tinggi yang menyebabkan dulunya ruang-ruang hunian berubah fungsi menjadi bangunan komersial, perkembangan ruang-ruang kegiatan komersial merubah bentuk dalam bangunan di 5 gang yang menjadi wilayah studi yaitu Gang Beteng, Gang Warung, Gang Pinggir, Gang Wotgandul Timur dan Gang Baru.Kata Kunci : Pola Ruang, Ruang Privat, Kegiatan Komersial, Kawasan PecinanAbstract: Chinatown is the settlement local area for the Chinese ethnic in Semarang. The dominant activity in Chinatown is a commercial activity. The Chinese people are synonymous by using the house-market buildings as a place commercial activity and also a home stay. The dwelling located in the second floor which joined the commercial activity in the first floor is typical building located in Chinatown. The current development showed commercial activity has been grown into completing of urban society. Traditionally, the changing of many spaces which did not use anymore as commercial activity has been turned into a commercial activity. This study is purposing to determine the changing of residential space  pattern resulted by commercial activities in Chinatown Area, Semarang lately. The activities undertaken by the residents who occupied the space as a residence and business place and it became interested problem as a research object. This research was conducted by using qualitative and descriptive qualitative analysis aspect as well as a map overlay. Lastly, the research results in the changing of residential space pattern resulted by commercial activities NJOP values are increasing each year, so that affect the value of PBB also lead to high occupancy spaces once converted into commercial buildings, the development of commercial activity spaces change shape of the building in the alley into five study areas are Gang Beteng, Gang Warung, Gang Pinggir, Gang Wotgandul Timur and Gang Baru.Keywords: Pattern Space, Privat Space, Commercial Activity, Chinatown Area
ANALISIS PERAN GERAKAN KAMPUNG HIJAU SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN DI KELURAHAN RAWAJATI KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN Kartika Mega Puspita; Santy Paulla Dewi
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.051 KB)

Abstract

Abstrak: Perkembangan Kota Jakarta yang tidak terkendali mengakibatkan permasalahan lingkungan. Salah satunya berupa perumahan dan permukiman yang tidak teratur terutama pada kampung kota. Hal ini dikarenakan kampung kota tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Dalam menanganani hal ini, terdapat upaya yang dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Kota Jakarta terkait dengan perbaikan kampung kota yaitu berupa gerakan kampung hijau yang merupakan gerakan pengelolaan lingkungan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Salah satu gerakan kampung hijau terdapat di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Namun, dilihat dari kondisi lingkungan Kelurahan Rawajati rata-rata masih terlihat kumuh. Hal ini mengindikasikan adanya gerakan kampung hijau di Kelurahan Rawajati belum dapat meningkatkan kondisi lingkungan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran gerakan kampung hijau sebagai upaya pengelolaan lingkungan di Kelurahan Rawajati. Metode yang digunakan melalui metode deskriptif kuantitatif yang digunakan pada keseluruhan analisis. Dari hasil analisis didapati, peranan dari gerakan kampung hijau sebagai upaya pengelolaan lingkungan di Kelurahan Rawajati sampai pada tahapan pemulihan. Tahap memulihkan merupakan tahapan dimana upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk dan tidak terawat menjadi hijau, bersih dan memliki pengolahan limbah cair dan padat secara terpadu dan efektif serta dampaknya belum meluas keseluruhan wilayah. Hal ini disebabkan partisipasi masyarakat masih relatif rendah di dalam berbagai program gerakan kampung hijau. Kata Kunci : Peran,  Gerakan Kampung HIjau, Upaya pengelolaan lingkungan. Abstract: The development of cities Jakarta uncontrolled resulting in environmental problems. One of them is in the form housing and residential irregular especially on kampong city. It was because kampung kota does not have adequate facilities and infrastructure as well as having a high population. In dealing with this case, there were efforts made in several big cities in Indonesia including Jakarta relating improvement of kampong city. The effort is green kampong movement which is movement of environmental management by involving community participation. One of green kampong is in Rawajati sub district, Pancoran district, South Jakarta. However, seen from environmental condition evenly was slum. Methods used is quantitative descriptive method was used in the overall analysis. Therefore, this research is to analyze the role of green village movement as an environmental management in Rawajati sub district. The analysis found a role of green village movement as an environmental management in Rawajati sub district until the stages of recovery. Stage restore is the stage where the effort to environmental management have not been able to fix a bad environmental condition and not maintained into be green, clean and has a liquid and solid waste management in an integrated and effective as well as the implications of this has not been extends the whole region. This is due to the community’s participation is still relatively low in the green kampong movement program.  Keywords: Role, Green Kampong Movement, environmental management