cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 623 Documents
Perubahan Kualitas Pasca Panen Bayam Organik selama Penyimpanan setelah Perlakuan Heat Shock dan Hydrocooling Dini Nur Hakiki; Emmy Darmawati; Y Aris Purwanto; Ueno Hideto; Yo Toma
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1144.112 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractThe objective of this study was to investigate the quality of organic spinach during storage after hydrocooling and heat shock treatment. Hydrocooling treatment was carried out using cold water of 3-5°C for 5 min and heat shock treatment was carried out using warm water of 40°C for 3.5 min. After treatments, samples of spinach were placed at cold storage of 7°C, RH of 95-98%. The changes in color, nitrate content, soluble solid content, ascorbic acid, total antioxidant were observed at 1, 3 and 7 days during storage period. Postharvest treatment using by hydrocooling and heat shock can maintain chlorophyll significantly. Heat shock was better than hydrocooling to maintain chlorophyll. Postharvest treatments were no significant difference with control to quality of color, ascorbic acid, total soluable solid, and antioxidant.AbstrakTujuan penelitian ini untuk menganalisis perubahan kualitas bayam organik (Spinacia oleraceae L.) selama penyimpanan setelah perlakuan hydrocooling dan heat shock. Perlakuan hydrocooling dilakukan dengan cara merendam bayam dalam air dingin pada suhu 3-5oC selama 5 menit sedangkan perlakuan heat shock dilakukan dengan cara merendam dalam air hangat pada suhu 40oC selama 3.5 menit. Bayam selanjutnya disimpan pada 7oC, RH 98-95% selama 7 hari. Perubahan kualitas bayam berupa warna, klorofil, kandungan nitrat, total padatan terlarut, asam askorbat, dan total antioksidan diamati selama penyimpanan pada hari ke-1, 3, dan 7 hari. Penanganan pascapanen dapat mempertahankan klorofil secara signifikan. Aplikasi heat shock cenderung lebih baik dalam mempertahankan klorofil dibanding dengan hydrocooling. Aplikasi penanganan pascapanen tidak berbeda nyata dengan kontrol untuk parameter kualitas warna,asam askorbat, total padatan terlarut, dan total antioksidan.
Respon Suhu pada Laju Pengeringan dan Mutu Manisan Mangga Kering (Mangifera indica L.) Rozana -; Rokhani Hasbullah; Tjahja Muhandri
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1656.796 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractMango is higly perishable and must be consumed within a few days after harvesting. Preserving mango into dry product can extend shelf life and increase added value. The research aimed to investigate the processing technology of dried candied mango by analysing the drying rate and quality of the product in various drying temperature and slice forms the mango. Mangos of Kopek cv. were sliced into cubes, bar, and flat then dried at 45°C and 50°C. Responses which observed were drying rate, water content, water activity value (aw), yield, and organoleptic. The results showed that the drying rate fluctuates due to the influence of the opening of the drying rack and the heating element. Shortest drying time is obtained in the form of slices drying box at 50°C with a yield of 52.45% and the value of aw 0.59. Organoleptic response indicates that the wedge shape and drying temperature does not affect the assessment of panel.AbstrakBuah mangga sangat mudah rusak dan harus dikonsumsi dalam beberapa hari setelah panen. Mengawetkan mangga menjadi produk kering mampu memperpanjang umur simpan dan meningkatkan nilai tambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teknologi pengolahan manisan mangga kering dengan menganalisis karakteristik pengeringan pada berbagai suhu pengeringan dan bentuk irisan mangga. Buah mangga varietas kopek diiris menjadi bentuk kubus, balok, dan pipih kemudian dikeringkan pada suhu 45°C dan 50°C. Respon yang diamati meliputi laju pengeringan, kadar air, nilai aw, rendemen, dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pengeringan berfluktuasi karena pengaruh pembukaan rak pengering dan elemen pemanas. Waktu pengeringan terpendek diperoleh pada pengeringan bentukirisan kubus pada suhu 50°C dengan rendemen sebesar 52.45% dan nilai aw 0.59. Respon organoleptik menunjukkan bahwa bentuk irisan dan suhu pengeringan tidak mempengaruhi penilaian panelis.
Pengaruh Penyimpanan Suhu rendah Benih Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Pertumbuhan Benih Mardiana -; Y Aris Purwanto; Lilik Pujantoro; Sobir -
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1482.795 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractThe objectives of this study were to analyze the effect of temperature, humidity, storage period and bulb size on the bulb disorder during storage and to examine the viability of the seed after storage.Sample of seeds were classified into three different size groups i.e. large (> 9 g), medium (5 – 9 g) and small (< 5 g) and then packed into plastic net with 2 kg of seed per plastic. Sample of seeds were placed in cold storage with temperature of 0, 5 and 10oC (RH 65 – 70%) and room temperature 25 – 30oC (environment RH) during 12 weeks. The results showed that the lowest percentage of weight loss was found for those sallot seeds stored at 0oC for all bulbs size. The lowest percentage of bulbs disorder was observed for those shallot seeds stored at 5oC with the percentage of bulbs disorder were 17.80, 7.58 and 10.16% for large, medium and small size. It was observed that for small size of shallot, the viability of seed bulbs reached 100 percent for all temperature storage conditions. The highest growth speed of shallot bulbs was observed for those size of shallot bulbs stored at room temperature. There was no flower found among shallot seedstored at 0oC and room temperature.AbstrakTujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh suhu, kelembaban, lama penyimpanan dan ukuran benih terhadap kerusakan benih selama penyimpanan dan daya tumbuh benih pada fase pertumbuhan awal. Sampel benih digolongkan dalam tiga kelompok ukuran yaitu besar (> 9 g), sedang (5 - 9 g) dan kecil (< 5 g), selanjutnya sampel benih dimasukkan ke dalam kemasan plastik jala dengan berat 2 kg untuk setiapkemasan. Sampel benih disimpan di lemari pendingin dengan suhu 0oC, 5oC dan 10oC (RH 65 – 70 %) dan pada suhu ruang 25 – 30oC (RH lingkungan) selama 12 minggu. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa penyimpanan benih bawang merah terbaik adalah pada suhu 0oC dengan persentase susut bobot sebesar 9.03, 8.71 dan 8.62% masing-masing untuk sampel benih ukuran besar, sedang dan kecil. Kadar air yangterendah dihasilkan oleh benih yang disimpan pada suhu 0oC untuk ukuran sedang dan besar serta pada suhu 5oC untuk ukuran kecil masing-masing sebesar 2.21, 0.19 dan 0.95%. Persentase kerusakan terendah dihasilkan oleh benih yang disimpan pada suhu 5oC yaitu 17.8, 7.58 dan 10.16% untuk ukuran benih besar, sedang dan kecil. Kondisi benih setelah ditanam selama 2 minggu menunjukkan persentase daya tumbuh 100 % untuk benih ukuran kecil yang disimpan pada masing-masing suhu, namun pertumbuhannya kerdil dan kurang meningkat berbeda dengan benih umbi bawang sedang dan besar dengan pertumbuhan yang subur. Pertumbuhan awal benih yang disimpan pada suhu ruang menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada kenaikan tinggi tanaman, maupun jumlah daun untuk masing-masing ukuran benih sedang dan besar masing-masing sebesar 27.69, 26.73 cm dan 17.7, 22.5 helai demikian juga dengan penyimpanansuhu rendah yaitu pada suhu 5oC. Persentase keluarnya bunga diamati 0% pada suhu 0oC dan suhu ruang untuk setiap ukuran benih yang disimpan.
Pendugaan Umur Simpan Benih Kedelai Menggunakan Metode Accelerated Shelf-life Testing (ASLT) Suci Rahmi; Usman Ahmad; Dyah Wulandani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1124.108 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractThe aim of this study is to estimate the shelf-life of soybean seed using Accelerated Shelf-life Testing (ASLT) model. Seed germination was used as parameter to predict the shelf-life of soybean seed. ASLT method was performed using five different temperature treatments 35oC, 40oC, 45oC, 50oC, and 55oCrespectively with 80 % Relative Humidity (RH). Another parameter measured in identifying decrease of soybean seed quality was moisture content. The results showed that moisture content of soybean seed during storage at all temperatures was increased. On the other hand, the seed germination decreasedduring period of accelerated storage. Based on data from decreasing soybean seed germination, the estimated shelf-life of seeds stored at room temperature of 25oC was 431 days or 14.3 months and 160 days or 5.3 months when stored on 300C.AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk menduga umur simpan benih kedelai dengan menggunakan model Accelerated Shelf-life Testing (ASLT Daya kecambah digunakan sebagai parameter untuk memprediksi umur simpan benih kedelai. Metode ASLT dilakukan dengan menggunakan lima perlakuan suhu yang berbeda yaitu 35oC, 40oC, 45oC, 50oC, dan 55oC dengan kelembaban relatif (RH) sebesar 80%. Parameter lainyang diamati dalam mengidentifikasi kualitas benih kedelai adalah kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air benih kedelai pada semua perlakuan suhu, meningkat selama penyimpanan. Sedangkan persentase daya kecambah menurun selama periode penyimpanan dipercepat. Berdasarkan data dari penurunan perkecambahan biji kedelai, hasil pendugaan umur simpan benih yang disimpan pada suhukamar 25oC adalah 431 hari atau 14.3 bulan dan 160 hari atau 5.3 bulan bila disimpan pada suhu 30oC.
Pengaruh Milling Terhadap Karakteristik Nanopartikel Biomassa Rotan Aminah Balfas; Irmansyah -; Siti Nikmatin; Agus Sukarto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1660.134 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractThe huge availability of rattan biomass is a fiber rich natural resource that resulted from rattan processing. Nanoparticles biomass is selected material with high potential to be further developed and studied as filler composites, which rattan has better mechanical physical properties than synthetic. Thefiber objective of this study is to obtain natural fiber nanoparticles from rattan biomass as a reinforcing material of PP (Polypropylene) using milling method with time variation of 15, 30 and 45 minutes. The result of using milling method with Herzong tool, the optimum milling time ws 30 minutes with an average particle size of 24.35 nm in the range 15:49 24.35 - 48.99 through PSA test equipment, which using the method ofdistribution comulant amount (number), the surface morphology of nanoparticles fiber rattan skin shows the longer time milling, the smaller the particle size, and ACS amounted to 0.9833 Å (0.09833 nm) with a FWHM 0.1557 rad.AbstrakKetersediaan biomassa rotan yang melimpah merupakan sumber daya alam kaya serat yang dihasilkan dari pengolahan rotan. Nanopartikel biomassa rotan merupakan pilihan material yang sangat potensial untuk dikembangkan dan diteliti lebih lanjut sebagai filler komposit yang memiliki sifat fisis mekanik lebih baik dari sintesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh nanopartikel serat alam dari biomassa rotan sebagai bahan penguat polipropilen (PP) menggunakan metode milling dengan variasi waktu 15 menit, 30 menit, dan 45 menit. Hasil dari menggunakan metode milling dengan alat Herzong didapatkan waktu milling optimum 30 menit dengan rata-rata ukuran partikel 24.35 nm dalam rentang 15.49 - 48.99 nm melalui ala uji PSA yang menggunakan metode akumulasi distribusi jumlah (number), Morfologi permukaannanopartikel serat kulit rotan menunjukkan semakin lama waktu milling, semakin kecil ukuran partikelnya, dan ACS sebesar 0.9833 Å (0.09833 nm) dengan FWHM 0.1557 rad.
Desain Sistem Kendali untuk Pengering Gabah dengan Kolektor Surya dan Penyimpan Panas Fakhrul Irfan Khalil; Leopold O. Nelwan; I Dewa Made Subrata
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1710.951 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractThe main problem in the solar drying is the fluctuation of solar radiation that causes drying process takes place un-continuously. The purpose of this research was to design a control system in a grain dryer model using solar collectors and water as a heat storage so that the drying process model, heat storage and its utilization can take place effectively and efficiently. The control method used the ON-OFF control systembased on microcontroller ATmega 16. The control system algorithm was based on comparison among air equilibrium moisture content (Me) of environment, Me in the drying chamber and the potential air Me. The results showed that the control system worked well on grain dryers system using solar collectors and water as the medium of heat storage.The average ambient air temperature of 35.6oC, RH of 51.3%, plenum of 35.4oC and the total radiation of 1.66 kWh/m2, the system could dried 5 kg of grains at the top level from initial moisture content of 42.5% d.b to 18.3% d.b and at the bottom level of 42.2% d.b to 16.1% d.b during 10 hours. The water temperature rise although still used, from 32.1oC to the maximum reached 44.2oC and the remaining of 38.8oC.AbstrakPermasalahan utama dalam pengeringan surya adalah fluktuasi radiasi surya yang menyebabkan proses pengeringan sulit berlangsung secara kontinyu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain sistem kendali pada pengeringan gabah yang menggunakan kolektor surya dan air sebagai media penyimpan panas sedemikian hingga proses pengeringan dan penyimpanan panas serta pemanfaatannyadapat berlangsung secara efektif dan efisien. Metode pengendalian yang digunakan adalah sistem kendali ON-OFF berbasis mikrokontroler ATmega 16 yang menggunakan algoritma sistem kendali dari proses perbandingan kadar air keseimbangan udara (Me) lingkungan, Me di dalam ruang pengering dan Me udara potensial. Hasil pengujian menunjukkan sistem kendali dapat bekerja dengan baik pada sistem pengering yang menggunakan kolektor surya dan penyimpan panas pada medium air. Kinerja sistem kendali sesuai dengan algoritma yang dikembangkan ditunjukan pada pengujian pengeringan 5 kg gabah dengan suhu dan RH lingkungan rata-rata 35.6oC dan 51.3%, suhu ruang plenum rata-rata 35.4oC, mampu menurunkan kadar air gabah di tumpukan atas dari 42.5% b.k menjadi 18.3% b.k dan pada tumpukan bawah dari kadar air 42.2% b.k menjadi 16.1% b.k selama 10 jam. Sedangkan suhu air terus meningkat meski tetap digunakan, mulai dari 32.1oC dan maksimal mencapai 44.2oC sampai akhir proses pengeringan masih tersisa 38.8oC.
Karakteristik Fisik dan Mekanik Kemiri (Aleurites moluccana Wild.) Robert Sinaga; Desrial -; Dyah Wulandani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.402 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractIt is very important to know the characteristics of candle nut before designing nut-deshelling machine. This study was conducted to investigate physical and mechanical characteristics of candle nut before analyzing the impact force on the de-shelling process. The result showed that average diameter of candle nut at intercept A (length), B (width) and C (thickness) were 32.55 mm, 29.05 mm and 23.23 mm respectively. The average value of sphericity and roundness of candle nut were 0.86 and 0.65 respectively. At high moisturecontent candle nut had a greater value of compressive strength and resulted a sticky kernel in the shell. Candle nut had 4.96% db moisture content after dried at sun drying for 20 hours. The value of compressive strength from the maximum load during a compression test (rupture force) of candle nut at this moisture content were 1,208 N, 1,198 N and 1,950 N for intercept A, B and C respectively.AbstrakSangat penting untuk mengetahui karakteristik kemiri sebelum mendesain mesin pemecah biji kemiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mekanik biji sebelum menganalisis gaya tumbukan pada proses pemecahan biji kemiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata diameter biji kemiri pada intersep A (panjang), B (lebar) dan C (tebal) adalah 32.55 mm, 29.05 mm dan 23.23 mm. Nilai rata-rata kebulatan dan kebundaran biji kemiri adalah 0.86 dan 0.65. Pada tingkat kadar air yang tinggi, kemiri memiliki nilai kekuatan tekan yang lebih besar dan akan menghasilkan inti lengket pada tempurung bagian dalam. Kadar air kemiri mencapai 4.96% bk setelah dijemur di bawah sinar matahariselama 20 jam. Nilai kekuatan maksimum pada saat pemberian uji tekan (rupture force) pada tingkat kadar air tersebut pada intersep A adalah adalah 1,208 N, intersep B 1,198 N dan intersep C 1,950 N.
Pengembangan Metode Akuisisi Data Kandungan Unsur Hara Makro Secara Spasial dengan Sensor EC dan GPS Dodik Ariyanto; I Wayan Astika; Radite P.A. S.
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1673.155 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractSpatial data of soil properties which are accurate and inexpensive is necessary to improve yields and to plan precision farming strategies. Currently the problem lies in the data that are not always updated, because the conventional soil testing is costly and relatively time consuming. This is due to the location of the soil testing laboratory which is far away from the location of the farm. So that the map information soilnutrient content is usually renewed in certain interval of time. In addition, available data are still global and not location specific. Electrical conductivity (EC) can be used as an indicator for measuring the condition of the soil in precision farming applications because of its fast and efficient. This study aims to develop an acquisition method of spatial macro nutrient content as reference for recommendation of fertilizer dossage. The study was conducted on 0.1 ha of land which was divided into 40 grid with a size of 5 x 5 m and planted with peanuts. There was an increase in the average EC 1.40 mS/m (period 1) and 1.36 mS/m (period 2) after tillage with a rotary plow. EC decreased after peanuts cultivation with an average of 4.27 mS/m (period 1) and 0.03 mS/m (period 2). Yields and EC values of each grid had a linear correlation with R2: 0.7005.AbstrakData spasial sifat-sifat tanah yang akurat dan murah sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil panen dan merencanakan strategi pertanian presisi. Saat ini permasalahannya terletak pada data yang tidak selalu diperbarui, karena pengujian tanah secara konvensional membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang relatif lama. Hal ini disebabkan lokasi laboratorium pengujian tanah yang letaknya jauh dari lokasi pertanian, sehingga peta yang memberikan informasi kandungan unsur hara tanah biasanya diperbaharui dalam interval waktu tertentu. Selain itu data yang tersedia masih bersifat global dan tidak spesifik lokasi.Nilai konduktivitas listrik tanah (EC) dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur kondisi tanah dalam aplikasi pertanian presisi karena pengukurannya yang cepat dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode akuisisi data kandungan unsur hara makro secara spasial sebagai acuan rekomendasi dosis pemupukan. Penelitian ini dilakukan pada 0.1 ha lahan yang dibagi dalam 40 grid dengan ukuran 5 x 5 m dan ditanami kacang tanah. Terjadi peningkatan EC rata-rata 1.40 mS/m (periode1) dan 1.36 mS/m (periode 2) setelah pengolahan tanah dengan bajak rotari. EC mengalami penurunan setelah budidaya dengan rata-rata 4.27 mS/m (periode 1) dan 1.34 mS/m (periode 2). Hasil dan nilai-nilai EC setiap grid memiliki korelasi linear dengan R2: 0,7005.
Desain dan Kinerja Sistem Pneumatik untuk Penabur Pupuk Tanaman Sawit Muda Muqroob Tajalli; Wawan Hermawan; Radite Praeko Agus Setiawan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2420.86 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.2.%p

Abstract

AbstractCurrent Mechanical fertilizer applicators using centrifugal spreading system could not be applied to young palm oil trees (under 5 years old) and hence needed to be modified. The research was to design a fertilizer spreading system, using a pneumatic system. The design used a positive type pneumatic pressure to blow the granular fertilizer out of the metering device to the soil surface around the tree. The metering device was designed to deliver the fertilizer in several application rates, i.e.: 0.25, 0.75, 1.0, 1.25, and 1.5 kg/tree. Based on pressure drop analysis the pneumatic system needed a power of 0.71 kW, where the blower should be rotated at 3000 rpm to produce an air flow of ± 0.3375 m3/s. A This prototipe spreader was tested in the field at 0.55 and 1.7 m/s forward speed one at a time. Test results showed that the spreader could deliver the fertilizer to the targetted area around the palm oil trees with an accurate application rate. However, the distribution of the fertilizer was relatively low at a range of coefficient of variance of 0.47-0.77.AbstrakMesin pemupuk yang menggunakan mekanisme gaya sentrifugal, perlu dimodifikasi, karena tidak dapat diaplikasikan untuk memupuk tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (di bawah 5 tahun). Penelitian ini dilakukan dengan merancang sistem penabur pupuk, menggunakan sistem pneumatik, dimana Penjatah pupuk didesain untuk menghembuskan pupuk pada beberapa dosis pemupukan, yaitu: 0.25, 0.75, 1.0, 1.25 dan 1.5 kg/tanaman. Berdasarkan analisis kehilangan tekanan, sistem pneumatik ini membutuhkan daya 0.71 kW pada putaran blower 3000 rpm yang menghasilkan aliran udara sebesar ±0.3375 m3/s.Prototipe penabur pupuk ini telah diuji di lapang pada kecepatan maju 0.55 m/s dan 1.7 m/s. Hasil pengujianmenunjukkan bahwa penabur pupuk ini dapat menghembuskan pupuk ke sasaran di sekitar tanamankelapa sawit dengan laju pemupukan yang akurat. Namun, sebaran pupuk relatif rendah dengan koefisien ragam antara 0.47 - 0.77.
Pertimbangan Sifat Mekanik Pelepah Sawit Terhadap Proses Pengomposan Sebagai Acuan Desain Mesin Pencacah Ramayanty Bulan; Tineke Mandang; Wawan Hermawan; Desrial -
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2134.065 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.2.%p

Abstract

AbstractPhysical and mechanical properties of palm frond are very important factor for the development of palm oil waste utilization technology. The objective of this research was to determine mechanical properties of palm frond Frond for Chopper Machine Designing. The research of composting conduct with two composting factor combination, namely: composting starter composition (i.e. Bokashi, vermi-compost and natural composting) and piece of frond dimension (2 cm, 4 cm, and 6 cm). Sample was obtained from 5 years and 20 years palm oil trees. The average length of palm frond was 675.89 cm, average leaflet length at the palm frond base was 103.89 cm and average leaflet length at palm frond tip was 23.83 cm. Maximum compression strength at the 20 years-palm frond base was 8134.62 N and at the 5 years-palm midrib base was 4893.52 N. Maximum force requirement for cutting palm leaf was 67.67 N. The composting processindicates that Bokashi starter composition gives higher percentage of mass reduction on all variant of piece of frond dimension. Smaller piece of frond (2 cm) enable the composting process quicker and had a better result. Statistical analysis reveals that combination of composting factors have significant effect on C/N ratio but insignificant on NPK content.AbstrakKarakteristik fisik dan mekanik pelepah sawit merupakan faktor penting dalam pengembangan teknologi penanganan limbah pelepah sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan karakteristik fisik dan mekanik dari pelepah sawit untuk mendesain mesin pencacah daun sawit. Kombinasi metode pengomposan (bokashi, vermikompos, natural kompos) dan ukuran cacahan daun sawit (2 cm, 4 cm, 6 cm) juga diteliti. Sampel pelepah sawit diperoleh dari pohon yang berumur 5 tahun dan 20 tahun. Panjang pelepah sawit adalah 675.89 cm, panjang daun rata-rata pada pangkal adalah 103.89 cm dan panjang daun rata-rata pada ujung pelepah adalah 23.83 cm. Kekuatan tekan maksimum pelepah pada bagian pangkal pelepah yang berumur 20 tahun yaitu 8134.62 N dan pada pelepah yang berumur 5 tahun yaitu 4893.52 N. Tahanan potong maksimum daun adalah 67.67 N. Proses pengomposan menunjukkan bahwa metode pengomposan bokashi memberikan persentase penurunan massa yang paling besar dibandingkan dengan metode lainnya. Cacahan daun pelepah 2 cm memberikan proses pengomposan yang lebih baik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa metode pengomposan memberikan pengaruh yang signifikan pada rasio C/N tetapi tidak signifikan pada kandungan NPK.

Filter by Year

1992 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue