cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 623 Documents
Pengembangan Sistem Hidroponik untuk Budidaya Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Yohanes Bayu Suharto; Herry Suhardiyanto; Anas Dinurrohman Susila
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2885.403 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.2.%p

Abstract

AbstractPotato cultivation in Indonesia is mostly carried out in upper land with steep slope that also contribute a significant portion in annual volume of eroded soil. Hydroponic system could be an effective method for potato cultivation while avoiding soil erosion. The objective of this research was to design a hydroponic system for potato cultivation. Computational Fluid Dynamic (CFD) simulation was used to describe the root zone temperature distribution in a hydroponic bed. Potatoes was grown in hydroponic systems with different treatment of Electrical Conductivity (EC) values of nutrient solution, i.e. 1.8 mS and 2.5 mS. CFD simulation was capable to describe the distribution of fluid temperature inside the hydroponic bed accurately with R2 value of 0.9837 and average error of 1.8%. Potato plants grown in hydroponic system performed well. It produced tubers although the root zone temperatures reached 30.4°C. Plants grown at EC value of nutrient solution 1.8 mS treatment produce the average number of tuber 4.3 tubers and average weight of tubers 77.2 g per plant. While that grown at nutrient solution with EC value of 2.5 mS produced the average number of tuber 4.6 tubers and average weight of tubers 60.0 g per plant. It was demonstrated that the hydroponic system could be used in potato cultivation for consumption tuber.AbstrakBudidaya kentang di Indonesia umumnya dilakukan pada lahan miring di dataran tinggi sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap erosi tanah. Budidaya dengan sistem hidroponik dapat menjadi salah satu metode yang efektif untuk budidaya kentang yang dapat menekan terjadinya erosi tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem hidroponik untuk budidaya tanaman kentang. Simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD) digunakan untuk menggambarkan distribusi suhu daerah perakaran pada bedeng tanaman. Tanaman kentang ditanam pada sistem hidroponik dengan dua perlakuan nilai Daya Hantar Listrik (DHL) larutan nutrisi yang berbeda, yaitu 1.8 mS dan 2.5 mS. Simulasi CFD mampu menggambarkan distribusi suhu daerah perakaran pada bedeng tanaman secara akurat dengan nilai R2 0.9837 dan rata-rata error sebesar 1.8%. Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik pada sistem hidroponik dan mampu menghasilkan umbi meskipun suhu daerah perakaran tanaman mencapai 30.4°C. Tanaman kentang yang ditanam dengan DHL larutan nutrisi 1.8 mS menghasilkan rata-rata jumlah umbi 4.3 umbi per tanaman dan rata-rata berat umbi 77.2 g per tanaman. Sementara tanaman kentang yang ditanam dengan DHL larutan nutrisi 2.5 mS menghasilkan rata-rata jumlah umbi 4.6 umbi per tanaman dan rata-rata berat umbi 60.0 g per tanaman. Hasil ini menunjukkan bahwa sistem hidroponik dapat digunakan dalam budidaya tanaman kentang untuk produksi kentang ukuran konsumsi.
Penjadwalan Irigasi Berbasis Neraca Air pada Sistem Pemanenan Air Limpasan Permukaan untuk Pertanian Lahan Kering Sophia Dwiratna Nur Perwitasari; Nurpilihan Bafdal
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2767.574 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.2.%p

Abstract

AbstractDry land farmers in Jatinangor only able to plant during the growing season twice a year. Runoff harvesting systems for agriculture is expected to answer the problems of water availability in drylands. This study aimed to explore the period of water deficit in the soil, which is used as the basis for determining the scheduling and amount of irrigation water needed for the planting pattern recommended in runoff harvesting systems for dryland agriculture. The method used in this research is descriptive method, by analyzing the water balance of dry land in order to determine the frequency of irrigation and irrigation needs. Parameters required in the analysis of soil water balance are: precipitation, evapotranspiration, soil water availability on the condition of field capacity and permanent wilting point based on the value of MAD (Maximum Allowable depletion) are permitted. The results showed a total water deficit of 217.42 mm in the cropping pattern of sweet corn - sweet corn - sweet potato, where the period of water deficit occurs during planting sweet potato in the third decade of May to the first decade of September.Irrigation scheduling is determined by the selection of fixed interval irrigation between interval 2 days, 4 days and 5 days. With an area of fields to be watered amounted to 264 meter square (57.4 metercubic water needs), 60 meter cubic of runoff that was collected in the storage pond capable to irrigate the entire of land planted with sweet potato, it indicates that the runoff water harvesting systems can increase cropping intensity dry land farming.AbstrakPetani lahan kering di Kecamatan Jatinangor hanya mampu menanam dua kali dalam setahun. Sistem pemanenan air limpasan permukaan untuk pertanian diharapkan mampu menjawab permasalahan ketersediaan air di lahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk mencari periode defisit air di lahan penelitian yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan penjadwalan dan kebutuhan air irigasi pada pola tanam yang direkomendasikan pada sistem pemanenan air limpasan untuk pertanian lahan kering. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan menganalisis neraca air lahan kering guna menentukan frekuensi irigasi dan kebutuhan air irigasi. Parameter yang dibutuhkan dalam analisis neraca air lahan terdiri dari curah hujan, evapotranspirasi, ketersediaan air tanah pada kondisi kapasitas lapang dan titik layu permanen berdasarkan nilai MAD (Maximum Allowable Depletion) yang diijinkan. Hasil penelitian menunjukkan total defisit air sebesar 217,42 mm pada pola tanam jagung manis – jagung manis – ubi cilembu, dimana periode defisit air terjadi pada saat penanaman ubi cilembu pada dasarian ketiga Mei hingga dasarian pertama September. Penjadwalan irigasi ditentukan secara fix interval dengan pilihan interval irigasi antara 2 hari sekali, 4 hari sekali dan 5 hari sekali. Dengan luas bidang yang harus diairi adalah sebesar 264 m2 (kebutuhan air 57,4 m3) maka kolam tampungan sebesar 60 m3 mampu mengairi seluruh lahan yang ditanami ubi cilembu, hal ini menunjukkan bahwa sistem pemanenan air limpasan dapat meningkatkan intensitas tanam pertanian lahan kering
Studi Tentang Pemisahan Aliran Dasar pada DAS di Wilayah UPT PSDA Pasuruan, Jawa Timur Indarto -; Elda Novita; Sri Wahyuningsih; Hamid Ahmad; Muharjo Pudjojono
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3344.839 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.2.%p

Abstract

AbstractThis research aims to determine the range of parameter value and to select the appropriate method for baseflow separation. Seven (7) recursive-digital-filters (RDF) and two (2) graphical methods were used for this study. Discharge data from 6 watersheds in the administrative area of UPT PSDA Pasuruan in East Java were used to test those nine (9) algorithms. Firstly, each method was calibrate using daily discharge data for each year (annually) to separate baseflow. Then, optimal parameter values are obtained by averaging the annual values. Calibration process produce optimal parameters value for each watershed. Furthermore, validation are effectued using optimal parameter values from Pekalen watershed’s to other watersheds. The result show that optimal parameter values from Pekalen could be used to separate baseflow in other watersheds. Results also recommend two algorithems (EWMA filter and fixed interval) to be used more frequently for baseflow seperation on this region.AbstrakPenelitian bertujuan untuk menentukan nilai range parameter dan memilih metode pemisahan yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada DAS-DAS di wilayah provinsi Jawa Timur. Tujuh (7) metode berbasis filter atau Recursive-Digital-Filter (RDF) dan dua (2) jenis metode berbasis grafis digunakan dalam penelitian ini. Data debit harian (dari 1996 sd 2005) yang berasal dari 6 DAS pada wilayah UPT PSDA Pasuruan dipilih sebagai sampel pengujian. Kalibrasi dilakukan menggunakan data debit musimkemarau (bulan Juli - September) pada tiap tahun-nya dan diperoleh kisaran nilai parameter untuk tiap metode pada masing-masing DAS. Proses validasi dilakukan dengan menggunakan nilai parameter DAS Pekalen, untuk menentukan baseflow pada DAS lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai parameter dari DAS Pekalen dapat digunakan untuk menentukan aliran dasar (baseflow) pada DAS lain. Penelitian juga merekomendasikan filter EWMA dan metode grafis interval tetap (fixed interval) untuk digunakan di wilayah UPT PSDA Pasuruan.
Impact of Land Use Change to Dependable Flow in Kuncir River, Nganjuk District, East Java Liyantono .; Fajardo .; Tasuku Kato
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1576.84 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractCurrently, Kuncir River is a source of irrigation water in the southern of Nganjuk District. The potential ofKuncir River was assessed by measuring the dependable flow as an indicator of water supply for irrigatedareas. The objective of this study was to estimate the river discharge and its dependable flow for irrigationfrom Kuncir River in Nganjuk District. River discharge data was collected from Kuncir River, rainfall data wascollected from Nganjuk District, East Java and climate data was collected from climatology station of BadanMeteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sawahan, Nganjuk. There were two major steps on thisstudy which were model development and model simulation using SWAT after calibration and validation.Model simulation showed NS value of 0.67 with mean daily flow of 7.15 m3 s-1. Based on land use changescenario, the conversion of 50% on forest and 50% on range-grasses into agriculture land could increase3.1% and 2.5% of average river discharge, respectively.AbstrakSungai Kuncir merupakan sumber air irigasi di bagian selatan Kabupaten Nganjuk. Potensi SungaiKuncir dapat dikaji melalui perhitungan debit andalan untuk dijadikan indikator jumlah pemenuhan air didaerah irigasi. Penelitian ini bertujuan menduga debit air sungai dan menghitung besar debit andalanuntuk irigasi pada Sungai Kuncir, Kabupaten Nganjuk. Data debit sungai dikumpulkan langsung di SungaiKuncir, data hujan dikumpulkan dari Dinas PU dan Pengairan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dan dataiklim dikumpulkan dari stasiun kimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sawahan,Nganjuk. Penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu proses pembangunan model dan proses simulasidengan SWAT setelah melalui proses kalibrasi dan validasi. Simulasi model memiliki nilai NS sebesar 0.67dan debit rata-rata harian sebesar 7.15 m3 s-1. Skenario perubahan lahan menggambarkan konversi 50%lahan hutan dan 50% semak belukar menjadi lahan pertanian berpotensi meningkatkan nilai debit rata-rataSungai Kuncir masing-masing sebesar 3.1% dan 2.5%.
Desain dan Uji Kinerja Fungsional Sistem Penggerak dan Kendali ROVERGARD Moh Fikri Pomalingo; Radite Praeko Agus Setiawan; I Dewa Made Subrata
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1999.387 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractThe high population rate has an impact on increasing of land function change from agricultural land become housing and commercial building. As a result, it is difficult to get land for planting in the urban area. Therefore, this research is aimed to design equipment that can be used for planting in the narrowland using vertical gardening. This paper will report about design and functional testing of drive and control system on ROVERGARD. Drive system is based on water pump with additional gear train and chainsprocket mechanism. Control system use was on open loop type based on timer. The performance test of drive system was focused on electrical energy consumption and rotational speed of the system that was measured by multifunctional mini ammeter and tachometer. The control system was tested during 4 days,to evaluate their performances between set point and actual timing while filling water tank and rotate the system at maximal load condition. Electrical power consumption was 208 W at average rotational speed 2703 rpm. Increasing load caused an increase of energy consumption but made the drive rotation decline. The position control performance had on position error around 50 cm. Consequently, setting time on timer must be adjusted.AbstrakLaju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mengakibatkan tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi bangunan perumahan dan komersial. Masalah ini mengakibatkan sulitnya mencari lahan pertanian di daerah padat penduduk khususnya perkotaan. Oleh karena itu perlu dirancang sebuah alat yang dapat digunakan untuk bercocok tanam di lahan sempit. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain dan menguji sistem penggerak dan kendali pada ROVERGARD. Sistem penggerak berasal dari pompa air yang dimodifikasi. Sedangkan sistem kendali menggunakan tipe open loop berbasis waktu dimana timer sebagai komponen utamanya. Pengujian kinerja penggerak difokuskan pada konsumsi listrik dan rpmyang diukur menggunakan multifunctional mini ammeter dan tachometer. Sistem kendali diuji selama 4 hari. Hasil pengujian kinerja penggerak menunjukkan bahwa pada kondisi pengisian penampung dan beban maksimal. Daya listrik yang dihasilkan adalah 208 W dimana putaran penggerak adalah 2703 rpm.Penambahan beban pada pot berbanding lurus dengan konsumsi listrik yang dihasilkan, namun berbandingterbalik dengan putaran penggerak. Sementara itu, kinerja sistem kendali belum maksimal, karena masihterdapat kesalahan posisi yang mencapai 50 cm, karenanya pengaturan waktu pada timer harus diperbaiki
Kinerja Traksi Roda Ramping Bersirip pada Berbagai Kombinasi Jumlah dan Sudut Sirip di Tanah Sawah Berlumpur Ubaidillah .; Wawan Hermawan; Radite Praeko Agus Setiawan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1937.166 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractThe lugged wheel as tractive tools in Indonesian agriculture mainly used for land preparation, i.e. hand tractor operations. There are basic needs to develop narrow lugged wheel designed for post-planting application that has ability for inter-row paddy field operation. The aim of present study was to determine tractive performance of narrow lugged wheel. The tested wheel has 85.5 cm of outer diameter and 14 ×8 cm of lug dimension, with three combinations of each lug spacing and lug angle. The experiment was conducted on an actual paddy field and some tractive performances were determined. The results indicate that tractive power output reached a peak at about 12 – 30 % of wheel slip, depending on the lug angle and lug spacing. The lugged wheel with 30o lug angle and 30o lug spacing showed higher tractive powercompared to other combinations. The tractive power output and tractive efficiencies of narrow lugged wheel were lower than that of the conventional wheel. The average wheel slip at the peak tractive efficiency was ranged 13 – 23 %, depending on the lug angle and lug spacing. Based on the performance, the narrow lugged wheel with 30o lug angle and 30o lug spacing is recommended for further development of narrow lugged wheel.AbstrakRoda besi bersirip sebagai komponen penghasil traksi pada pertanian di Indonesia utamanya digunakan pada kegiatan penyiapan lahan. Muncul kebutuhan mendasar untuk mengembangkan roda besi bersirip ramping yang dirancang untuk diaplikasikan pada kegiatan pasca-tanam yang memiliki kemampuan beroperasi di sela alur tanaman padi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan performansi traksi dariroda bersirip ramping untuk beroperasi di sela alur tanaman padi. Roda berdiameter luar 85.5 cm dan berdimensi sirip 14×8 cm, dengan tiga kombinasi pada masing-masing jarak antar sirip dan sudut sirip. Penelitian dilakukan secara aktual di lahan berlumpur dengan beberapa parameter performasi traksi yangdiamati. Hasil pengujian mengindikasikan daya tarik maksimum diperoleh pada rentang slip roda 12 – 30 %, bergantung sudut dan jarak sirip yang digunakan. Roda bersirip dengan sudut sirip 30o dan jarak antar sirip 30o menunjukkan tenaga tarik lebih besar dibandingkan dengan kombinasi lainnya. Daya tarik dan effisiensi traksi dari roda bersirip ramping lebih kecil dibandingkan dengan roda sangkar konvensional. Nilai rataan slip roda pada effisiensi traksi maksimum berkisar pada 13 – 23 %, bergantung sudut dan jarak sirip yang digunakan. Berdasarkan parameter performansi traksi, roda bersirip ramping dengan sudut sirip 30o dan jarak antar sirip 30o direkomendasikan untuk pengembangan lanjutan dari roda bersirip ramping.
Studi Waktu dan Beban Kerja untuk Penentuan Kebutuhan dan Distribusi Pekerja pada Alur Produksi Nanas Kaleng Arnal Novistiara; Muhammad Faiz Syuaib
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2081.322 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractErgonomic considerations are important approach in determining the optimal number of worker on suchan industrial production line. Ergonomical approach may assess suitability of labor characteristic to the condition of the task, hence the optimum results will be achieved on minimum risk and maximum productivity. The aim of this study was to determine the work elements and production flow, standard time, workload and energy consumption rate on production processes of caned pineapple. With the ergonomic parametersobtained, optimum number and distribution of workers for sequencial work elements to meet company's production targets were designed. The results revealed that a line production of canned pineapple consist 22 work elements. The standard time to produce 420 gram (A2-size) canned pineapple was 27.608 s consumed 0.714 kcal equivalent of work energy cost. Based on the analysis of standard time and workloadit was 383 workers required to produce 250000 canned pineapple in the production line.AbstrakPertimbangan ergonomika merupakan pendekatan penting dalam menentukan jumlah tenaga kerja optimal dalam suatu alur produksi sebuah industri. Dengan melakukan pendekatan ergonomika dapat mengevaluasi kesesuaian antara tenaga kerja dengan kondisi pekerjaan sehingga hasil optimal akandicapai pada resiko pekerjaan yang minimal dan produktivitas yang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan elemen kerja dan alur proses, waktu baku, beban kerja dan laju konsumsi energi dalam kegiatan produksi nanas kaleng. Berdasarkan parameter-parameter ergonomika yang telahdiperoleh, kebutuhan tenaga kerja dan distribusinya yang optimal pada setiap sekuensial elemen kerja untuk mencapai target produksi perusahaan dapat didesain. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 22 elemen kerja dalam proses produksi nanas kaleng. Waktu baku untuk memproduksi satu buah kaleng nanas 420 gram (ukuran A2) adalah 27.608 detik dengan energi yang dibutuhkan sebesar 0.714 kkal setara dengan energi untuk bekerja. Berdasarkan analisis waktu baku dan beban kerja tersebut menunjukkan bahwa dibutuhkan 383 tenaga kerja untuk menghasilkan 25000 nanas kaleng pada proses produksi nanas kaleng.
Karakteristik Gelombang Ultrasonik pada Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dengan Tiga Tingkat Kematangan Wendianing Putri Luketsi; I Wayan Budiastra; Usman Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.735 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractCurrently, determination of quality of fresh pineapple is still subjective by visual judgement based on its color, resulting high variation of ripeness judgement and often does not represent its internal quality. Therefore, we need a non-destructive method that could accurately evaluate internal quality of pineapple, one of which is ultrasonic method. The purposes of this study were to determine the characteristic ofultrasonic transmission (velocity, attenuation coefficient) and physicochemical properties in pineapples and to examine ultrasonic transmission correlation with their physicochemical properties. Pineapple with three ripeness were harvested. Ultrasonic transmission characteristic in pineapples at a frequency of 50 KHz were measured, then followed by measurement of its physicochemical properties (firmness, density, total soluble solid, and total acid). The result showed that the velocity of ultrasonic transmission in pineapples at three ripeness levels were significantly different, ranged between 172.51 to 210.06 m/s. The riper the pineapple,the lower the ultrasonic transmission velocity. The ultrasonic attenuation coefficient in pineapples ranged from 4.09 – 5.14 dB/m. Ultrasonic attenuation coefficient increases as pineapple is riper. Both ultrasonic velocity and attenuation coefficient have linear correlations with firmness.AbstrakPenentuan kualitas buah nanas segar saat ini masih bersifat subyektif berdasarkan warna, sehingga hasil pemutuannya sangat beragam dan tidak sesuai dengan mutu internal. Oleh karena itu diperlukan metode nondestruktif yang mampu mengevaluasi mutu internal nanas, salah satunya adalah metode ultrasonik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakteristik transmisi gelombang ultrasonik (kecepatan, koefisien atenuasi) dan sifat fisikokimia nanas serta mengkaji hubungan antara karakteristik transmisi gelombangultrasonik dengan sifat fisikokimia buah nanas. Buah nanas dengan tiga tingkat kematangan dipanen , kemudian langsung dilakukan pengukuran sifat transmisi gelombang ultrasonik pada frekuensi 50 kHz, dilanjutkan dengan pengukuran sifat fisikokimia (kekerasan, densitas, total padatan terlarut, dan total asam). Hasil penelitian menunjukkan kecepatan gelombang ultrasonik buah nanas pada tiga tingkat kematangan berbeda nyata, berkisar antara 172.51 – 210.06 m/s. Semakin matang buah nanas, kecepatan gelombangultrasonik semakin menurun. Sedangkan koefisien atenuasi berkisar antara 4.09 – 5.14 dB/m. Koefisien atenuasi semakin meningkat dengan semakin matangnya nanas. Kecepatan dan koefisien atenuasi gelombang ultrasonik mempunyai korelasi linier dengan kekerasan nanas.
Prediksi Deteksi Kerusakan Ubi Jalar Cilembu Akibat Serangan Lanas Menggunakan Gelombang Ultrasonik Adi Sutrisno; Sutrisno .; Usman Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1429.852 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractThe aim of this research was to examine wave characteristics of healthy and attacked cilembu sweet potatoes. The study was important to develop non destructive sortation system of cilembu sweet potato in order to detect damages that caused by C. formicarius. The research used 105 cilembu sweetpotatoes which consisted of 60 healty and 45 C. formicarius attacked cilembu sweet potatoes. Cilembu sweet potatoes was obtained from farmers in Cilembu village, Sumedang, West Java. The measurement was conducted by passing ultrasonic waves through cilembu sweet potatoes. Amplitude and time were gained from the measurement process. Those data were processed to detemine ultrasonic wave volocity, attenuation, and moment zero power (Mo). The result showed that ultrasonic wave characteristics of C. formicarius attacked cilembu sweet potatoes were respectively; wave velocity of 264.30 m/s, attenuation of 16.85 dB/m, and Mo of 20.10. Meanwhile, ultrasonic wave characteristics of healthy sweet potatoes were respectively; wave velocity of 239.29 m/s ; attenuation of 19.57 dB/m and Mo of 19.14 . The research alsoverified that forcasting model of C. formicarius attack based on wave velocity, attenuation and Mo was not too accurate. The succes rate were respectively; 77.14%, 74.29% and 54.29%.AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengkaji karakteristik gelombang ultrasonik pada ubi jalar cilembu sehat dan yang terkena serangan lanas. Kajian ini diperlukan untuk mengembangkan sistem pemutuan ubi jalar cilembu khususnya dalam mendeteksi kerusakan akibat serangan hama C. formicarius secara non-destruktif. Pada penelitian ini digunakan sebanyak 105 buah sampel ubi jalar cilembu, yang terdiridari 60 ubi jalar cilembu sehat dan 45 ubi jalar cilembu yang terserang C. formicarius. Ubi jalar cilembu diperoleh dari petani di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang. Pengukuran dilakukan dengan melewatkan gelombang ultrasonik melalui ubi jalar cilembu. Hasil yang diperoleh dari pengukuran berupa amplitudo dan waktu. Data yang diperoleh diolah sehingga diperoleh kecepatan gelombang, koefisien atenuasidan moment zero power (Mo). Hasil penelitian menjunjukan karakteristik gelombang ultrasonik pada ubi jalar cilembu yang terserang C. formicarius secara berturut-turut rata-rata kecepatan, koefisien atenuasi dan Mo adalah 264.30 ms-1, 16.85 dB m-1 dan 20.10 sedangkan ubi jalar cilembu sehat masing-masing adalah 239.29 ms-1, 19,57 dB m-1 dan 19.10. Model pendugaan serangan C. formicarius berdasarkannilai kecepatan gelombang, koefisien atenuasi dan Mo hasilnya tidak terlalu akurat dengan persentase keberhasilan berturut-turut sebesar 77.14%, 74.29% dan 54.29%.
Penggunaan Vis-NIR untuk Deteksi Serangan Huanglongbing pada Daun Jeruk Raden Arief Firmansyah; Kudang Boro Seminar; Widodo .
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1684.301 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractHuanglongbing is citrus disease which is a major threat for citrus orchard. Neither disease has a cure nor an efficient means of control. Early detection is important to prevent development and spread of the disease. The most effective detection used DNA test by PCR. However, identification used DNA test required sample preparation, time-consuming and expensive. The objective of this study was to build detection of healthy and HLB-infected leaves software. The leaf samples collected from citrus orchard in Situgede village, Bogor. Sampleleaves divided into three group, Huanglongbing-infected leaves, healthy leaves and asymptomatic leaves. All samples was tested by PCR for verification visual symptoms of huanglongbing. Vis-NIR spectrometer with a spectra range of 339 to 1022nm was used to acquisition HLB-infected and healthy leaves spectral data. MSC, SNV, baseline correction, first and second derivative were used for pretreatment method. Artificial neural network was used to build classification model. X-loading plot from principal component analysis was used to obtain sensitive wavelength. Classification for healthy and HLB-infected classs used sensitive wavelength baseline correction-based had the best performance and high accuracy (100%). The classification model was embedded in software PC-desktop based which was used visual basic programming language. Asymptomatic leaves spectral from HLB-positive tree were used to testing classification model. Model classified data into HLB-infected group, which was consistent with PCR test. The result from this study indicated that developed software could be used to HLB detection in early stage of disease.AbstrakHuanglongbing adalah penyakit jeruk yang merupakan ancaman utama bagi budidaya jeruk. Tidak ada pengendalian yang tepat untuk Huanglongbing. Deteksi dini penting untuk mencegah penyebaran dan pengembangan penyakit ini. Deteksi dini yang paling efektif menggunakan tes DNA dengan PCR. Namun, identifikasi menggunakan tes DNA memerlukan persiapan sampel, memakan waktu dan mahal. Tujuan daripenelitian ini adalah membangun perangkat lunak deteksi daun sehat dan terinfeksi HLB. Sampel daun dikumpulkan dari kebun jeruk di Desa Situ Gede, Bogor. Sampel daun dibagi menjadi tiga kelompok, daun yang terinfeksi HLB, daun sehat dan daun belum bergejala. Semua sampel telah diuji dengan PCR untuk verifikasi gejala visual Huanglongbing. Spektrometer Vis-NIR dengan rentang spektrum dari 339-1022nm digunakanuntuk mengumpulkan data spektrum daun terinfeksi HLB dan sehat. MSC, SVN, baseline correction, turunan pertama dan kedua dari spektra digunakan sebagai metode praperlakuan. Jaringan syaraf tiruan digunakan untuk membangun model klasifikasi Plot X-loading dari analisis komponen utama digunakan untuk mendapatkan panjang gelombang sensitif. Klasifikasi terhadap kategori daun sehat dan sakit menggunakan panjang gelombang sensitif berbasis baseline correction memiliki nilai akurasi 100 % dan kinerja terbaik. Model klasifikasi yang ditanam pada perangkat lunak berbasis komputer desktop menggunakan bahasa pemrograman visualbasic. Data spektrum daun belum bergejala dari pohon positif terinfeksi HLB digunakan untuk menguji model klasifikasi. Model mengklasifikasikan data tersebut ke kelompok terinfeksi HLB, yang konsinten dengan hasil pengujian PCR yang juga mengelompokkan pada daun terinfeksi HLB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat lunak dapat digunakan untuk deteksi HLB pada tahap awal perkembangan penyakit.

Filter by Year

1992 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue