Mintakat: Jurnal Arsitektur
Mintakat: Jurnal Arsitektur (JAM) dalam versi jurnal online yang terbit di tahun 2017 ini sebenarnya adalah format baru dari penerbitan offline sejak tahun 2000. Jurnal ini diterbitkan oleh oleh Group Konservasi Arsitektur & Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang. Dalam format online JAM merencanakan akan terbit 2 (dua) kali dalam setiap volume pada bulan Maret dan September.
Articles
113 Documents
PELESTARIAN SITUS MAKAM SUNAN GIRI SECARA BERKELANJUTAN
A. Tutut Subadyo
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (615.469 KB)
|
DOI: 10.26905/mintakat.v19i1.1942
Pengelolaan Situs Makam Sunan Giri yang kurang memperhatikan tata kelola dan belum proporsional akan mendegradasi nilai serta maknanya sebagai peninggalan sejarah. Hal tersebut tercermin dari hadirnya bangunan baru yang tidak memiliki nilai kesejarahan namun tampil cukup menonjol seperti tiang-tiang lampu di pelataran parkir, gapura bentar baru, kios cinderamata, dan museum memunculkan permasalahan dalam upaya pelestarian situs makam tersebut. Sekait dengan fenomena tersebut maka dilakukanlah pengkajian untuk memformulasikan konsep pelestarian situs Makam Sunan Giri. Kajian untuk penyusunan formulasi konsep dan operasionalisasi pelestarian Makam Sunan Giri ini menggunakan pendekatan spatial arsitektural dan historis arkeologis. Konsep pelestarian didekati melalui pemugaran dan revitalisasi sebagai upaya agar kelestarian dan keutuhan artefak arsitektur pada situs tersebut terlaksana serta berkelanjutan. Dengan demikian situs Makam Sunan Giri ini nantinya tetap terjaga peran dan fungsinya sebagai monument, fakta, dan data sejarah yang bernilai tinggi. Upaya pelestarian situs Makam Sunan Giri ini ditujukan untuk merangsang gairah kebudayaan, menjadi sumber inspirasi, daya cipta dan tumpuan kesadaran, dalam mengembangkan kepribadian bangsa. DOI: https://doi.org/10.26905/mintakat.v19i1.1942
KEAMANAN DAN KENYAMANAN TROTOAR DI TAMAN TINGKIR, KOTA SALATIGA
Yudhistira Adi Nugroho
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (445.402 KB)
|
DOI: 10.26905/mintakat.v19i1.1440
A sidewalk is a means for pedestrians which is needed to increase safety and convenience for the society in doing their everyday tasks as an alternative means of transportation. The sidewalk which will be the base of this research are the sidewalks around the Tingkir park area, Salatiga. The purpose of this research is to find out whether or not the sidewalks around Tingkir park are safe and Convenient both in terms of physical, user, and sidewalk utilization. The method which will be used in this research is a combination of evaluative and qualitative methods which refers to quantitative studies. Data is collected via observation, questionnaire, interviews, and literature study. The respondents are selected using nonprobability technique by sampling using accidental sampling and purposive sampling. The number of questionnaire respondents is 60 people. Physical sidewalk data will be analysed using comparative methods. Sa for the questionnaires will be analysed using weighting analysis method. Questionnaire data will later be supported by interview data from the pedestrians. Research suggests that from a physical perspective, the sidewalks around Tingkir park area is regarded as a worthy of being included in the safe and convenient category because it has followed the sidewalk standards set by the government. However, due to misuse of the sidewalk, such as street vendors, and rental of toys, and also the road marking areas are used for illegal parking, the sidewalks at Tingkir park are not save and convenient, misuse of the sidewalks not only effects the safety and smooth circulation of road users, but also effects cleanliness negatively and also disrupts the beauty of the sidewalks at Tingkir park, Salatiga. DOI: https://doi.org/10.26905/mintakat.v19i1.1440
PENERAPAN ELEMEN VERNAKULAR PADA PERANCANGAN TAMAN KRIDA BUDAYA JAWA TIMUR, Sebagai Proses Popular Vernakular
Junianto HW
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (813.167 KB)
|
DOI: 10.26905/mintakat.v19i1.2328
Hasil rancangan arsitektur dalam fungsi baru, seringkali dijumpai pemakaian sumber ide-ide disainnya dari arsitektur tradisional. Karya arsitektur baru yang merupakan wujud perulangan atau mencontoh tersebut, merupakan gejala Popular-vernacular. Kajian suatu hasil rancangan Arsitektur atau bangunan, melalui elemen vernakular semacam ini, merupakan salah satu cara mengukur evolusi nilai-nilai tradisional masyarakat. Pengkajian elemen vernakular pada kasus Taman Krida Budaya Jawa Timur, dilakukan melalui studi komparasi dangan grand design-nya. Taman Budaya Jawa Timur di Malang, terdapat temuan menunjukkan sejumlah ciri elemen-elemen arsitektur tradisional. Elemen-elemen tersebut, terdapat pada bentuk atap, soko guru, ornamen dan tata ruangnya. Taman Krida Budaya Jatim, dibangun dengan dominasi pendopo joglo. Kompleks bangunan ini, pada utamanya berfungsi untuk konservasi dan eksposisi budaya Jawa Timur. Bentuk budaya yang diwadahi, antara lain kesenian, benda kuno bersejarah, benda seni, dan arsip-arsip karya sastra. DOI: https://doi.org/10.26905/mintakat.v19i1.2328
MANFAAT RENCANA MUTU DALAM PENGENDALIAN PROSES PERANCANGAN ARSITEKTUR MELALUI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001
Budi Heriyanto
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (769.229 KB)
|
DOI: 10.26905/mintakat.v19i1.2329
Dalam bidang jasa perencanaan arsitektur, rencana mutu merupakan bentuk komitmen antara penyedia jasa terhadap pengguna jasa, dan menunjukkan langkah yang akan diambil dalam memenuhi harapan pengguna jasa terkait dokumen perancangan yang akan dihasilkan. Rencana mutu disusun berdasarkan pemahaman yang mendalam terhadap jenis dan sifat kegiatan dan diuraikan dalam langkah strategis untuk mencapai kinerja yang optimal, sesuai persyaratan dari pengguna jasa. Disusun menjadi sebuah dokumen informatif, dengan mempertimbangkan interaksi yang terjadi antara pelaku dan kegiatannya dalam mencapai sasaran mutu yang ditetapkan melalui metode, prosedur maupun rujukan yang diperlukan. Rencana mutu akan bermanfaat apabila dilaksanakan sebagai pedoman pengendalian secara konsisten,dan apabila terjadi hal-hal diluar rencana maka harus segera disesuaikan. Dengan demikian rencana mutu merupakan dokumen yang terpelihara. Walaupun setiap kegiatan dalam proses perancangan arsitektur mempunyai fenomena yang berbeda, tetapi tahap pekerjaannya dapat diurutkan, sehingga rencana mutu dapat digunakan untuk memantau berjalannya proses perancangan sesuai tahap yang dilaksanakan. DOI: https://doi.org/10.26905/mintakat.v19i1.2329
ANALISIS PERUBAHAN INDEKS KERAPATAN VEGETASI DENGAN METODE ANALISIS NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX (NDVI) DI KOTA BATU BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) DAN PENGINDRAAN JAUH.
Balqis Nailufar
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (365.007 KB)
|
DOI: 10.26905/mintakat.v19i2.2356
Visi Kota Batu yaitu sebagai sentra pertanian organik berbasis kepariwasataan internasional. Tetapi pada kenyataannya Kota Batu dalam pembangunannya menjadi sebuah perkotaan yang padat dan penuh elemen perkerasan terlihat lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan indeks kerapatan vegetasi dengan metode analisis normalized difference vegetation index (NDVI) pada periode 15 tahun terhitung sejak tahun 2003 hingga 2018. Hasil yang diperoleh terdapat perubahan tata guna lahan apabila dilihat dari kerapatan vegetasi dalam periode tersebut. Untuk mencapai visi Kota Batu, diperlukan perencanaan tata hijau, regulasi, dan kegiatan konservasi iklim. DOI: https://doi.org/10.26905/mintakat.v19i2.2356
PERKEMBANGAN POLA SPASIAL KAMPUNG PADA SENTRA USAHA BERBASIS RUMAH TANGGA (UBR)
Pindo Tutuko
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (916.58 KB)
|
DOI: 10.26905/mintakat.v18i1.1414
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penemuan adanya pola perkembangan hunian rumah produktif kampung Sanan “Tempe” (Tutuko, 2004). Pada penelitian kali ini akan diteliti perubahan yang terjadi pada aspek permukiman dan lingkungan hunian Usaha Berbasis Rumah Tangga (UBR) UKM. Harapan yang akan dicapai adalah menemukan pola spasial kampung akibat perkembangan UBR dan kondisi permukiman dari aspek fisik. Metode yang digunakan untuk penelitian kualitatif ini adalah metoda penelitian perkembangan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, pendekatan yang dilakukan untuk melakukan studi tentang perkembangan rumah produktif adalah dengan menggunakan teori pengembangan rumah oleh Silas (1993). Sedangkan untuk menelusuri hal-hal yang perlu diperhatikan, hasilnya ditampilkan dalam bentuk diagramatis, ditunjang oleh kognisi lingkungan yang dikemukakan oleh Rapoport (1977). Hasil penelitian adalah mengkategorikan faktor-faktor perkembangan pola spasial kampung berdasarkan 5 aspek, yaitu: 1) Perkembangan bentuk dan pola permukiman; 2) Ruang dan lahan dalam permukiman dan perkembangannya; 3) Prasarana dasarpermukiman; 4) Aspek permukiman; dan 5) Pembangunan oleh masyarakat. DOI: https://doi.org/10.26905/mintakat.v18i1.1414
POLA PERMUKIMAN DI SEKITAR SITUS BERSEJARAH GIRI KEDATON
Firdha Ayu Atika
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (569.067 KB)
|
DOI: 10.26905/mj.v19i2.3020
Situs Giri Kedaton merupakan salah objek wisata bernilai historis di Kabupaten Gresik. Akan tetapi keberadaannya kurang dikenal oleh wisatawan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya daya dukung permukiman disekitar Situs Giri Kedaton yang mampu mendukung nilai historis kawasan. Sehingga perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pola permukiman yang mempelajari rancangan dari kondisi fisiknya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Permukiman pada area studi memiliki pola ruang tersebar yang disebabkan oleh kondisi relief wilayah berkontur. Rancangan dari kondisi fisik permukiman juga berbeda dengan wilayah lainnya. Rancangan kondisi fisik dari pola permukiman yang ada di lokasi studi belum banyak mendukung Situs Giri Kedaton untuk menjadi kawasan khusus yang memiliki nilai historis. Sehingga perlu adanya pengembangan permukiman dan peran serta masyarakat dalam menunjang keberadaan Situs Giri Kedaton. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v19i2.3020
KONSEP BIOREGION DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LANSEKAP ARSITEKTUR NUSANTARA
Dina Poerwoningsih;
Imam Santoso;
Erlina Laksmiani Wahjutami
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (281.352 KB)
|
DOI: 10.26905/mj.v19i2.3219
Sumberdaya lansekap di Indonesia sangat kaya, beragam dan bernilai baik secara ekonomi sosial dan budaya. Keunikan dan keragamannya membutuhkan model pengelolaan yang tepat berbasis pada data dan keterlibatan stakeholder yang dilakukan secara terus menerus. Salah satunya adalah model pengelolaan lansekap alam dan budaya di komunitas atau kampung adat. Terdapat konsep hubungan yang sangat kuat antara manusia/masyarakat lokal dengan lingkungan alam dan budayanya. Oleh karenanya sudah seharusnya dilakukan upaya pengelolaan kampung adat termasuk lansekap ruangnya dalam cara pandang tersebut. Konsep dalam bidang pengelolaan sumberdaya lingkungan yang diangkat dalam tulisan ini adalah Konsep Bioregion. Tulisan ini dimaksudkan mengeksplorasi entitas-entitas lansekap arsitektur yang bersesuaian dengan Konsep Bioregion dalam pembahasan yang bersifat interdisipliner. Tulisan ini disusun dalam dua sub tema pembahasan yaitu (1) aspek-aspek permasalahan ruang dan lansekap arsitektur Nusantara dan (2) aspek-aspek dan permasalahan Bioregional yang terkait. Pembahasan lebih lanjut diharapkan menjadi peluang dalam studi arsitektur lansekap yang mendukung terwujudnya model pengelolaan lansekap kampung adat di Indonesia. Dalam bidang arsitektur, kampung adat lebih banyak dibahas sebagai entitas rumah atau bangunan, permukiman atau ruang luar mikro diantara bangunan. Tulisan ini berupaya mempertegas posisi lansekap kampung adat sebagai bagian dari ruang arsitektur. Beberapa metode perencanaan lansekap berkelanjutan yang telah dikembangkan secara eksplisit memasukkan perspektif ekologi lansekap di dalamnya. Tren lansekap berkelanjutan tersebut seharusnya menjadi motivasi untuk memposisikan lansekap kampung adat sebagai aset atau sumberdaya lingkungan. Pembahasan dalam tulisan ini menegaskan beberapa gagasan pengelolaan lansekap kampung adat dalam upaya konservasi arsitektur Nusantara yaitu (1) tesis adanya konsep boregion dalam substansi kearifan lokal lansekap arsitektur Nusantara dan (2) fleksibilitas skala ruang bioregional. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v19i2.3219
KOMPARASI BIAYA RUTIN ANTARA BIPV, GENSET DAN PLN DAYA SETARA 900VA
Nurhamdoko Bonifacius
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (325.62 KB)
|
DOI: 10.26905/mj.v19i2.3222
PV merujuk pada pembangkitan energi listrik yang tidak berpolusi namun percepatan penggunaannya tidak secepat yang diharapkan. Paper ini adalah hasil simulasi yang bertujuan untuk membandingkan sejumlah faktor, keuntungan dan kerugian dari 3 macam sumber energi listrik untuk gedung (rumah tinggal sebagai contoh) pada dua lokasi yang berbeda (lokasi tersedia grid PLN dan lokasi tidak tersedia). Pembangkit listrik surya (PV) yang pengadaannya masih relatif mahal, perlu diberi solusi dengan pinjaman perbankan dengan skema ritel atau KPR. Angsuran setiap bulannya dianggap sebagai pengeluaran biaya operasional. Simulasi menghasilkan angka-angka yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan per bulan (angsuran) untuk pembangkit listrik surya (PV) masih lebih mahal (Rp1.274.679,-) dari tagihan bulanan listrik PLN (Rp. 904.368,-), namun masih jauh lebih murah daripada menggunakan genset (Rp. 16.524.000,-). Penggunaan genset juga menimbulkan polusi udara dan suara. Pembayaran angsuran berhenti setelah 15 tahun dan untuk selanjutnya secara teoritik tidak ada pengeluaran. Disamping itu pembangkit listrik surya tidak berpolusi sehingga lebih ramah lingkungan. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v19i2.3222 PV merujuk pada pembangkitan energi listrik yang tidak berpolusi namun percepatan penggunaannya tidak secepat yang diharapkan. Paper ini adalah hasil simulasi yang bertujuan untuk membandingkan sejumlah faktor, keuntungan dan kerugian dari 3 macam sumber energi listrik untuk gedung (rumah tinggal sebagai contoh) pada dua lokasi yang berbeda (lokasi tersedia grid PLN dan lokasi tidak tersedia). Pembangkit listrik surya (PV) yang pengadaannya masih relatif mahal, perlu diberi solusi dengan pinjaman perbankan dengan skema ritel atau KPR. Angsuran setiap bulannya dianggap sebagai pengeluaran biaya operasional. Simulasi menghasilkan angka-angka yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan per bulan (angsuran) untuk pembangkit listrik surya (PV) masih lebih mahal (Rp1.274.679,-) dari tagihan bulanan listrik PLN (Rp. 904.368,-), namun masih jauh lebih murah daripada menggunakan genset (Rp. 16.524.000,-). Penggunaan genset juga menimbulkan polusi udara dan suara. Pembayaran angsuran berhenti setelah 15 tahun dan untuk selanjutnya secara teoritik tidak ada pengeluaran. Disamping itu pembangkit listrik surya tidak berpolusi sehingga lebih ramah lingkungan.
RUANG INTERAKTIF DALAM FASILITAS KESEHATAN ANAK
Razqyan Mas Bimatyugra Jati
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (598.534 KB)
|
DOI: 10.26905/mj.v19i2.3463
Penelitian ini berkaitan dengan bagaimana aspek perilaku pasien anak perlu diwadahi dalam membentuk ruang-ruang di dalam perancangan fasilitas kesehatan anak. Dengan mewadahi perilaku pasien yang diimplementasikan ke dalam elemen arsitektural dapat membantu proses penyembuhan pasien selama berada di dalam fasilitas kesehatan anak. Penelitian menggunakan dua sifat penelitian yaitu deduktif dan induktif, dengan menggunakan metode penelitian literature review dan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan angket kepada responden di Darmo Children Clinic (DCC) Surabaya. Metode analisis data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan dengan meningkatkan interaksi pasien dengan lingkungannya dapat memberikan pengaruh positif bagi proses penyembuhan pasien. Sehingga konsep interaktif diperlukan dalam merancang ruang berbasis perilaku pasien anak. Implementasi konsep dengan pendekatan interaktif tersebut pada elemen arsitektural dapat diwujudkan dengan merancang ruang interaktif dengan strategi ruang sosiopetal dan keragaman elemen arsitektural pada fasilitas kesehatan anak. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v19i2.3463