cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknosains Pangan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue " Vol 1, No 1: Oktober 2012" : 6 Documents clear
PENGARUH UKURAN BAHAN DAN METODE DESTILASI (DESTILASI AIR DAN DESTILASI UAP-AIR) TERHADAP KUALITAS MINYAK ATSIRI KULIT KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) Yuliarto, Fuki Tri; Khasanah, Lia Umi; Anandito, R. Baskara Katri
Jurnal Teknosains Pangan Vol 1, No 1: Oktober 2012
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak atsiri kayu manis selama ini banyak dimanfaatkan sebagai flavor makanan dan minuman, bahan kosmetik, parfum, serta sebagai antiseptik dan antimikroba dalam bidang kedokteran. Minyak atsiri kayu manis diproduksi secara komersial dengan cara penyulingan atau destilasi. Tetapi masih diperlukan penelitian tentang pengaruh metode destilasi terhadap minyak atsiri yang dihasilkan. Selain itu  minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh kelenjar minyak, serabut, kantung minyak atau granular, sehingga penelitian tentang  pengaruh ukuran bahan terhadap kualitas minyak  atsiri kulit  batang  kayu  manis sangat dibutuhkan.Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pengaruh ukuran bahan dan metode destilasi terhadap kualitas minyak atsiri kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang berasal dari Desa Bubakan, Girimarto, Wonogiri. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi metode destilasi (metode destilasi air dan metode destilasi uap-air) dan ukuran bahan  (ukuran gulungan,  ± 1  cm,  dan  ukuran  gilingan kasar).  Adapun  perlakuan tersebut  yaitu  :  Destilasi Uap-Air  Ukuran Gulungan, Destilasi Uap-Air Ukuran ± 1 cm, Destilasi Uap-Air Ukuran Gilingan Kasar, Destilasi Air Ukuran Gulungan, Destilasi Air Ukuran ± 1 cm, Destilasi Air Ukuran Gilingan Kasar. Masing-masing perlakuan destilasi dilakukan selama 4 jam. Kemudian minyak atsiri yang dihasilkan dianalisa kualitasnya, meliputi analisa bobot jenis, indeks bias, kelarutan dalam alkohol, visk ositas dan analisa komponen kimia penyusun minyak atsiri.Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran bahan dan metode destilasi berpengaruh terhadap kualitas minyak atsiri kulit batang kayu manis. Pada penelitian ini randemen minyak atsiri tertinggi dihasilkan pada perlakuan Destilasi Uap-Air Ukuran Gilingan Kasar menghasilkan yaitu sebesar 0,456%, dan randemen minyak atsiri terendah dihasilkan pada perlakuan Destilasi Air Ukuran Gulungan yaitu sebesar 0,106%. Sedangkan komponen utama dari minyak atsiri kulit batang kayu manis Cinnamomum burmannii yaitu sinamaldehid (37,12%), p-Cineole (17,37%), Benzyl benzoate (11,65%), Linalool (8,57%), α-Cubebene (7,77%), serta α-Terpineol (4,16%). Kata kunci: Cinnamomum burmannii, minyak atsiri, destilasi, sinamaldehid
PENGARUH PERLAKUAN PENDAHULUAN DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN SENSORI TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) Kusumawati, Desti Dwi; Amanto, Bambang Sigit; Aji Muhammad, Dimas Rahadian
Jurnal Teknosains Pangan Vol 1, No 1: Oktober 2012
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biji nangka merupakan sumber karbohidrat, protein dan energi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengaruh perlakuan pendahuluan dan suhu pengeringan terhadap sifat fisik, kimia, dan sensori tepung biji nangka. Tahapan pembuatan tepung biji nangka ini yaitu pengupasan kulit, pengirisan, perendaman, blanching (tanpa blanching, blanching, dan blanching dengan penambahan Na-metabisulfit 2000 ppm selama 10 menit), pengeringan (600C, 700C, dan 800C) selama 2,5 jam. Selanjutnya biji nangka kering digiling hingga ukuran 80 mesh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi bulk density dan derajat putih, terdapat pada blanching dengan natrium metabisulfit. Pengaruh tanpa blanching, memberikan butiran granula yang besar dibandingkan dengan blanching. Untuk parameter sensori warna, aroma, dan tekstur, perlakuan pada blanching dengan natrium metabisulfit, dinilai paling baik dibandingkan yang lain. Semakin tinggi suhu pengeringan maka akan menghasilkan bulk density, dan derajat putih semakin rendah. Pada suhu yang rendah, bentuk granula lebih kompak dibandingkan dengan suhu yang lebih tinggi. Untuk parameter sensori warna dan aroma, suhu700C merupakan suhu yang paling baik dibandingkan yang lain. Kata kunci: biji nangka, blanching, suhu pengeringan, natrium metabisulfit
KARAKTERISTIK SENSORIS DAN SIFAT FISIKOKIMIA COOKIES DENGAN SUBTITUSI BEKATUL BERAS HITAM (Oryza sativa L.) DAN TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) Fatkurahman, Rifa; Atmaka, Windi; Basito, Basito
Jurnal Teknosains Pangan Vol 1, No 1: Oktober 2012
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan bekatul beras hitam dan tepung jagung terhadap karakteristik sifat sensoris dan mengetahui formulasi cookies yang paling disukai konsumen, selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bekatul beras hitam dan tepung jagung terhadap karakteristik sifat ki mia dari cookies yang paling disukai panelis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor berupa variasi formula yaitu perbandingan campuran dari bekatul beras hitam dan tepung jagung.Untuk masing-masing perlakuan dibuat 2 kali ulangan sampel dan 2 ulangan analisa. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap sifat sensoris pada masing-masing cookies yang dihasilkan, digunakan uji statistik analisis varian (ANOVA). Apabila ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan, dilanjutkan dengan uj i Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat signifikasi 95%.Kemudian cookies yang disukai panelis di analisis kimia dibandingkan dengan cookies terigu.Data hasil analisis kimia kemudian dianalisis mengguanakan T-test. Hasil uji sensoris menunjukkan bahwa secara keseluruhan cookies yang paling disukai adalah cookies dengan penambahan 80% tepung jagung : 20% bekatul beras hitam. Cookies terbaik memiliki kandungan abu, protein, lemak, antosianin   dan serat kasar  yang lebih tinggi dibandingkan cookies  100% tepung terigu. Kata Kunci: cookies, bekatul beras hitam, tepung jagung
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL, DAN ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAN OLEORESIN KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) Prasetyaningrum, Prasetyaningrum; Utami, Rohula; Anandito, R.Baskara Katri
Jurnal Teknosains Pangan Vol 1, No 1: Oktober 2012
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya aktivitas antioksidan, total fenol, dan aktivitas antibakteri minyak  atsiri dan oleoresin kayu manis. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan minyak atsiri 0,551% DPPH/mg,  oleoresin  proses ekstraksi 5,808% DPPH/mg, dan oleoresin proses destilasi-ekstraksi 5,509% DPPH/mg. Total fenol minyak  atsiri 3,853 mg/ml, oleoresin proses ekstraksi 28,563 mg/ml, oleoresin proses destilasi -ekstraksi15,975 mg/ml. Diameter zona penghambatan minyak atsiri terhadap P. putida FNCC 0070 39,52 mm dan P. fluorescensFNCC 0071 33 mm; oleoresin proses ekstraksi terhadap P. putida FNCC 0070 19,17 mm dan P. fluorescens FNCC0071 19,10 mm; oleoresin proses destilasi-ekstraksi terhadap P. putida FNCC 0070 19,87 mm dan P. fluorescens FNCC0071 18,97 mm. Minyak atsiri kayu manis menunjukkan nilai aktivitas antibakteri tertinggi, sedangkan oleoresin proses ekstraksi   menunjukkan  total  fenol  tertinggi.  Oleoresin  proses  ekstraksi  dan  oleoresin  proses  destilasi-ekstraksi menunjukkan nilai  aktivitas antioksidan dan aktivitas antibakteri yang sama, tetapi total fenol menunjukkan adanyaperbedaan. Kata kunci: aktivitas antioksidan, aktivitas antibakteri, kayu manis, minyak atsiri, oleoresin, total fenol
KARAKTERISASI BUBUR BAYI INSTAN BERBAHAN DASAR TEPUNG MILLET (Panicum sp) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DENGAN FLAVOR ALAMI PISANG AMBON (Musa paradisiacal var. sapientum L.) Pramesta, Laras Dianti; Rahmawanti, Dian; Kawiji, Kawiji; Anandito, R. Baskara Katri
Jurnal Teknosains Pangan Vol 1, No 1: Oktober 2012
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari pencampuran antara tepung millet kuning (Panicum sp) dan tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L)  ini untuk mengetahui pengaruh terhadap karakteristik bubur bayi ditinjau dari sifat sensori, sifat fisik, dan sifat kimia yang dihasilkan. Kacang merah yang digunakan diharapkan dapat meningkatkan nilai protein dan pisang (Musa paradisiacal var. sapientum L.) diperkirakan dapatmengurangi bau langu. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi proporsi tepung millet kuning dan tepung kacang merah pada bubur bayi.Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis sensori F2 dan F3 tidak berbeda nyata. F2 dipilih karena diharapkan memiliki nilai protein yang lebih tinggi. F2 mempunyai kenampakan yang lebih cerah dibanding kontrol, memiliki aroma yang lebih baik daripada kontrol, tekstur yang lebih lembut daripada kontrol, dan kenampakan keseluruhan yang lebih baik dari kontrol. F2 memiliki  memiliki  nilai  kelarutan  35,19%;  nilai  daya  serap  air  3,56%;  nilai  bulk  density  0,68  gr/ml;  oHue  75,92  (Merah Kekuningan), dan memiliki kadar air (%wb) 2,21%; kadar lemak (%db) 2,59%; kadar protein (%db) 10,35%; kadar abu (%db)1,85%; kadar karbohidrat (%db) 85,20%. Kata kunci: bubur bayi, millet, kacang merah, pisang ambon, karakterisasi
KAJIAN KARAKTERISTIK MINUMAN SINBIOTIK PISANG KEPOK (Musa paradisiaca forma typical) DENGAN MENGGUNAKAN STARTER Lactobacillus acidophillus IFO 13951 DAN Bifidobacterium longum ATCC 15707 Umam, Muhammad Faizul; Utami, Rohula; Widowati, Esti
Jurnal Teknosains Pangan Vol 1, No 1: Oktober 2012
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik minuman sinbiotik buah pisang kepok yang meliputi total bakteri probiotik, karakteristik fisikokimia dan karakteristik organoleptik. Metode pembuatan minuman sinbiotik buah pisang kepok dengan variasi jenis bakteri (Lactobacillus acidophillus IFO 13951, Bifidobacterium longum ATCC 15708 dan campuran keduanya) dan penambahan susu skim 7,5 % (w/v). Hasil analisis menunjukkan bahwa total bakteri probiotik minuman sinbiotik buah pisang kepok berkisar antara 108-109   cfu/ml. Kadar asam laktat dan viskositas yang lebih besar pada semua perlakuan yaitu dengan starter Lactobacillus acidophillus IFO 13951 dan campuran dengan penambahan susu skim. Derajat keasaman (pH) lebih rendah pada semua perlakuan yaitu dengan starter Lactobacillus acidophillus IFO 13951 dan campuran dengan penambahan susu skim. Aktivitasantioksidan paling besar yaitu dengan starter Bifidobacterium longum ATCC 15707 dengan penambahan susu skim. Minuman sinbiotik buah pisang kepok dengan masing-masing starter dan penambahan susu skim secara keseluruhan lebih disukai oleh panelis daripada tanpa penambahan susu skim.  Kata kunci: Bifidobacterium longum ATCC 15708,  Lactobacillus acidophillus IFO 13951, sinbiotik, pisang

Page 1 of 1 | Total Record : 6