cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 427 Documents
VARIASI KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN BIBIT JABON DARI DUA PROVENAN BERBEDA Tri Pamungkas Yudohartono; Priska Rini Herdiyanti
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.407 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2013.10.1.7-16

Abstract

Jabon merupakan jenis tanaman cepat tumbuh yang prospek pemasarannya cukup tinggi. Pemanfaatan kayu dan teknik silvikulturnya sudah dikenal luas oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relasi variasi genetik terhadap karakteristik bibit jabon dari berbagai pohon induk dari provenan Ogan Ilir (Sumatera Selatan) dan Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat) pada tingkat semai. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan 20 pohon induk, dengan 3 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 10 bibit sehingga jumlah bibit yang digunakan sebanyak 600 bibit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi genetik yang memberikan pengaruh terhadap sifat tanaman yang diamati. Hal ini ditunjukkan dengan keragaman genetik dari karakter atau sifat pertumbuhan tinggi, diameter dan indeks kekokohan semai antar famili di dalam provenan jabon. Sifat pertumbuhan diameter antar provenan tidak menunjukkan variasi yang nyata. Sedangkan variasi genetik untuk sifat tinggi dan indeks kekokohan semai antar provenan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Bibit yang memiliki sifat pertumbuhan tinggi dan kekokohan semai terbaik berasal dari famili 18 (Ogan Ilir). Bibit yang menunjukkan sifat pertumbuhan diameter terbaik berasal dari famili 10 (Lombok Barat).
POTENSI TUNGGAK Acacia Crassicarpa DAN EKONOMI PEMANFAATAN SEBAGAI BAHAN BAKU ARANG Yanto Rochmayanto
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.962 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.1.9-18

Abstract

Tunggak Acacia crassicarpa memiliki sifat dasar yang sesuai untuk bahan baku arang. Sumber tunggaknya berlimpah, tetapi belum diketahui potensi fisik maupun ekonominya. Penelitian ini bertujuan mengetahui : (1) potensi tunggak A. crassicarpa yang dapat dimanfaatkan pada areal tebang HTI pulp, dan (2) tingkat kelayakan pengusahaan arang dari tunggak A. crasicarapa . Potensi tunggak dihitung dengan plot berukuran 23,36 x 23,36 myang ditempatkan secara sistematik dengan awal acak. Kelayakan usaha dianalisis menggunakan metode analisis finansial pada skenario investasi dan skala rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total potensi tunggak kayu di HTI lahan  gambut adalah 15,8 ton/ha atau 222 sm/ha, dan potensi tunggak termanfaatkan 3 ton/ha (18,8% dari bobot total) atau 39 sm/ha (17,6% dari volume total). Pengusahaan arang tunggak belum layak sebagai sebuah investasi, sedangkan sebagai usaha rumah tangga melalui subsidi atau sebagai lapangan kerja alternatif/tambahan adalah layak dengan NPV sebesar Rp 1.435.000,- dan Rp 2.050.000,- per bulan, BCR 1,5 dan 2,0 masing-masing untuk metode drum dan lubang tanah. IRR pada kedua metode adalah 14,52%. 
PERTUMBUHAN BIBIT KALIANDRA PADA BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA SEMAI CETAK DI PERSEMAIAN DAN LAPANGAN (Growth of Kaliandra Seedling on Different Block Seedling Media Compositions in Nursery and Field) Eliya Suita; Dede J. Sudrajat; Rina Kurniaty
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.755 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2017.14.1.73-84

Abstract

 ABSTRACTPlanting of k aliandra (Caliandra calothyrsus Meissn.) is generally carried out by preparing the seedling using polybagwith top soil media. Large quantities of polybag may pollute the forest soil because polyethylene is difficult to be degraded. The research aimed to test ten compositions of block seedling media as a growth media for kaliandra seedlings in nursery and field. The research used randomized completely design for testing the effect o f block seedling media compositions on (1) the strength of block ed seedling media; (2) growth of k aliandra seedlings in the nursery and field test. The result showed that the media composition KM-3 (mixed media of compost 40%, rice hull charcoal 20%, soil 20%, lime 10%, tapioca 10%, rhizobium 3 g), KM-7 (compost 30%, rice hull charcoal 20%, soil 30%, lime 10%, tapioca 10%, rhizobium 3 g) and KM-8 (compost 30%, rice hull charcoal 20%, soil 30%, lime 10%, tapioca 10%, mycorrhizae 3 g) had intactness media level more than 90% after 2 months testing in nursery. Composition of KM-3 was the best growth media for kaliandra seedlings in nursery and field testing.Key words: Alternative growth media, Caliandra calothyrsus, growth, polybag ABSTRAKPenanaman kaliandra (Caliandra calothyrsus Meissn.) secara umum dilakukan dengan menyiapkan bibit dalam wadah plastik (polybag) dengan media tanah permukaan. Penggunaan polybag dalam jumlah besar dapat mencemari lahan hutan karena polybag sulit untuk terdekomposisi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sepuluh komposisi media semai cetak terhadap pertumbuhan bibit kaliandra di persemaian dan lapangan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan komposisi media semai cetak. Parameter yang diuji adalah (1) kekuatan media cetak; (2) pertumbuhan bibit di persemaian dan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi KM-3 (campuran media kompos 40%, arang sekam 20%, tanah 20%, kaptan 10%, tapioka 10%, rhizobium 3 g), KM-7 (kompos 30%, arang sekam 20%, tanah 30%, kaptan 10%, tapioka 10%, rhizobium 3 g), dan KM-8 (kompos 30%, arang sekam 20%, tanah 30%, kaptan 10%, tapioka 10%, mikoriza 3 g) memiliki tingkat keutuhan media lebih dari 90% setelah diuji selama 2 bulan di persemaian. Komposisi KM-3 merupakan media terbaik untuk pertumbuhan tinggi dan diameter bibit kaliandra di persemaian dan lapangan.Kata kunci: Caliandra calothyrsus, media tumbuh alternatif, pertumbuhan, polybag
POTENSI TANAMAN REVEGETASI LAHAN REKLAMASI BEKAS TAMBANG BATUBARA DALAM MENDUKUNG SUKSESI ALAM Acep Akbar; Eko Priyanto; Hendra Ambo Basiang Basiang
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.906 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2005.2.3.131-140

Abstract

Indikatorutamadalamlingkungansetiappembangunantanamanreklamasibekastambangbatubaraadalah adanyainvasitumbuhan  alamidibawahtegakkantanaman  secarasuksesi.  Keberadaan  tumbuhan  bawah dapatmeningkatkan kestabilantanah,kesuburantanahdanproduktivitas  lahankritis menujuhutanaslinya, sertajenisyangtelahditanammemperlihatkankeragamanmorfologiantaralainjenistajukdanfungsiakar. Bentuk  dantebal  tajukmenentukan  besamya  penetrasi cahaya  yangberpengaruh  terhadap  fotosintesis tumbuhanbawahhutantanaman.Regenerasitumbuhanbawah,tegakanA.  mangium,  A.auriculiformis,  P falcataria   diParingin  danPf'alcatariadiBinuang  telahditeliti.Hasilmenunjukkan  bahwa tegakanA. auriculiformis,A.mangium,  P falcataria  diParingindanP falcataria  diBinuangtelahdiinvasimasing• masing14,12,12dan11jenispohontingkatsemaidansemak.JenissemaK didominasi  C.odorata,Melastoma spdan  Glibadium  spsedangkan  jenis  pohondidominasi  Neonauclea  sp,   V.  cofassus,Auuriculiformis, Combretocarpus  sp,Rubiaceae  danLohidion  sp.Indeks  kesamaan  komunitas  daritertinggiketerendah adalahA.   auriculifonnis   dengan  Pfalcataria   (37,0),A.   auriculiformis denganA.mangium  (28,6),  A. auriculiformis  denganPfalcataria Paringin  (28,6),  Pfalcataria  Binuang  denganPfalcataria  Paringin 26,1danA.  mangium  denganPfalcataria   (25,1).
KELEMBAGAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI PROVINSI JAWA BARAT Edi Kurniadi; Hardjanto Hardjanto; Bramasto Nugroho; Sumardjo Sumardjo
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2013.10.3.161-171

Abstract

Kemitraaan pengelolaan hutan rakyat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani hutan rakyat. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja kelembagaan kemitraan antara petani dengan mitra. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja kelembagaan kemitraan antara petani dengan tiga mitra yang berbeda yaitu industri kecil, industri besar, serta non industri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Oktober 2012 di Kabupaten Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis. Penelitian ini menemukan bahwa kinerja kemitraan pengelolaan hutan rakyat di lokasi studi cukup beragam yang dipengaruhi oleh hubungan sosial para pihak, kepatuhan terhadap kesepakatan perjanjian, pengawasan dan sanksi pelanggaran kesepakatan serta proporsi. Proporsi berpengaruh terhadap kelayakan finansial kemitraan. Biaya sharing input output ke agenan dapat mempengaruhi hubungan principal agent. Terdapat beberapa temuan yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan program kemitraan, yaitu: penyiapan petani calon peserta kemitraan, dan pendekatan kepada pengusaha sebagai calon mitra.
PERAN DAHAN STEK DAN ZAT PENGATUR TUMBUH IBA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK DAHU Kurniawati P. Putri; Supriyanto Supriyanto; Arum S. Rahayu
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.73 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.3.155-163

Abstract

Dahu (Dracontomelon dao) merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki potensi untuk digunakan dalam rehabilitasi hutan dan lahan-lahan kritis, karena kemampuan tumbuhnya pada berbagai kondisi lahan. Keberhasilan perbanyakan vegetatif dengan teknik stek diantaranya dipengaruhi oleh bahan stek dan penggunaan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari peranan bahan stek dan konsentrasi IBA terhadap pertumbuhan stek dahu. Dalam penelitian ini diuji 2 taraf bahan stek (ujung dan pangkal) dan 3 konsentrasi IBA (0 ppm (kontrol), 50 ppm dan 100 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan stek terbaik adalah dari bagian ujung tunas karena menghasilkan persentase berakar (71,11 %),jumlah akar(5,13 buah), panjang akar (22,85  cm), diameter tunas (90 mm)  dan berat kering (0,1221 gram) yang lebih besar dibandingkan dengan bagian pangkal (41,11 %; 3,11 buah;13,19 cm, 78 mm dan 0,0518 gram). Penambahan hormon tumbuh IBA 50 ppm dan 100 ppm pada stek dahu menghasilkan jumlah akar (5,76 buah oleh IBA 50 ppm dan 5,19 buah oleh IBA 100 ppm) dan panjang akar yang lebih besar (24,69 cm oleh IBA 50 ppm dan 20,56 cm oleh IBA 100 ppm) dibandingkan dengan tanpa penambahan hormon tumbuh IBA (2, 10 buah dan 12,30 cm).  Interaksi antara bagian ujung tunas dengan hormon tumbuh IBA 50 ppm menghasilkan berat kering tertinggi (0.14172 gram) walaupun tidak berbeda dengan bagian ujung yang diberi IBA dengan konsentrasi yang lain (0 ppm dan 100 ppm) dan bagian pangkal yang tidak diberi IBA.  
SIMULASI PERTUMBUHAN DAN HASIL MENGGUNAKAN SIKLUS TEBANG 25, 30 DAN 35 TAHUN PADA SISTEM TEBANG PILIH TANAM INDONESIA Wahyudi Wahyudi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.073 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.2.51-62

Abstract

Penerapan siklus tebang pada pengelolaan hutan alam produksi sering berubah-ubah. Simulasi siklus tebang dapat memproyeksikan jumlah pohon masak tebang pada siklus tebang berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi pertumbuhan dan hasil tegakan tinggal, khususnya jumlah pohon masak tebang pada siklus kedua menggunakan siklus tebang 25, 30 dan 35 tahun. Penelitian dilakukan di plot penelitian (seri Petak Ukur Permanen/PUP) sistem TPTI di areal kerja PT. Gunung Meranti, Provinsi Kalimantan Tengah. Luas seri PUP adalah 6 ha dan pengambilan data dilakukan tahun 1998, 2000, 2002, 2005 dan 2010. Pemodelan dan simulasi menggunakan Stella 9.0.2 dalam bentuk diagram alir diameter pohon pada kelas diameter 10-19 cm, 20-29 cm, 30-39 cm, 40-49 cm, 50-59 cm dan 60 cm ke atas. Model ini menggunakan persamaan  ingrowth, upgrowth, mortality dinamika kerapatan tegakan (N/ha) dan dinamika luas bidang dasar (B/ha) tegakan tinggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan pohon masak tebang pada siklus tebang kedua sebesar 11,85 pohon/ha, 15,48 pohon/ha dan 17,13 pohon/ha masing-masing pada penerapan siklus tebang 25, 30 dan 35 tahun. Target produksi kayu sebaiknya menyesuaikan dinamika tegakan tinggal. Model simulasi ini dapat memberi gambaran yang realistis terhadap target produksi kayu berdasarkan siklus tebang, struktur dan komposisi tegakan tinggal. 
PENDUGAAN BIOMASSA DAN KANDUNGAN KARBON KAYU AFRIKA (Maesopsis emenii Engl.) DI KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT Ismayadi Samsoedin; Harmastini Sukiman; Marfuah Wardani; N. M. Heriyanto
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1355.745 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2016.13.1.73-81

Abstract

ABSTRACTMaesopsis emenii Engl. is one of the fast growing species that can grow on marginal soils with a high enough increment. This study aims to develop allometry equation and predict carbon content in every part of tree and forest stands of M. emenii at the age of eight years. Data was collected using a destructive sampling method through selection of sample trees, 10 out of 450 trees were selected that best represent the stand. Results showed that dry weight of the average oven plant organs are, consecutively stem sections 122.54 kg, 42.94 kg of roots, branches and twigs of 7.15 kg and 6.03 kg of leafs. Allometry equation between the above-ground dry weight of diameter is Y = 0,0363X (R ² = 0.96), logs with diameter of Y = 0,0347X (R ² = 0.95), root with diameter of Y = 0,0205X (R 2,5131 2,4926 2,3267 ² = 0.90) and between total dry weight with diameter of Y = 0,0559X (R ² = 0.97). Carbon content obtained at the 2,464 highest part of the trunk that is as much as 68,07%, respectively roots as much as 23,87%, branches and twigs of 3,97% and the leaves as much as 3,35%. Total carbon content in the stands at M. emenii 30.65 tonnes C per ha.Keyword: Biomass, carbon content and Maesopsis emenii ABSTRAKKayu afrika (Maesopsis emenii Engl.) merupakan salah satu tanaman tumbuh cepat yang dapat tumbuh pada tanah marjinal dengan riap yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat persamaan alometri guna menduga kandungan karbon di setiap bagian pohon dan menduga potensi karbon pada tegakan kayu afrika umur 8 tahun dan menduga kandungan karbon pada tegakan hutan tanaman kayu afrika (M. emenii) umur 8 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode destructive sampling melalui pemilihan pohon contoh, dari 450 pohon dipilih 10 pohon yang dapat mewakili tegakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat kering oven ratarata bagian kayu afrika berturut-turut adalah bagian batang 122,54 kg, akar 42,94 kg, cabang dan ranting 7,15 kg dan bagian daun 6,03 kg. Persamaan alometri antara berat kering bagian atas tanah kayu afrika dengan diameter ialah Y= 0,0363x (R² = 0,96), batang kayu afrika dengan diameter ialah Y = 0,0347x (R² = 0,95), akar kayu afrika 2,5131 2,4926 dengan diameter ialah Y = 0,0205x (R² = 0,90) dan antara berat kering total kayu afrika dengan diameter ialah Y 2,3267 = 0,0559x (R² = 0,97). Kandungan karbon kayu afrika paling tinggi diperoleh pada bagian batang sebanyak 2,464 68,07%, berturut-turut bagian akar sebanyak 23,87%, cabang dan ranting 3,97% dan bagian daun sebanyak 3,35%. Total kandungan karbon pada tegakan kayu afrika umur 8 tahun sebesar 30,65 ton C per ha. Kata kunci: Biomassa, kandungan karbon, Maesopsis emenii
PEMANFAATAN BEBERAPA BIOAKTIVATOR TERHADAP PENINGKATAN LAJU DEKOMPOSISI TANAH GAMBUT DAN PERTUMBUHAN Gmelina arborea Roxb The Use of Bioactivators to Increase the Decomposition Rate of Peat Soil and the Growth of Gmelina arborea Roxb Budi Utomo
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.911 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.1.33-38

Abstract

Potensi tanah gambut di Indonesia sangat tinggi sebagai media tanam maupun pupuk organik, namun tingginya kemasaman tanah mengakibatkan dekomposisi berlangsung lambat sehingga kandungan unsur hara tanah ini juga rendah. Penelitian bertujuan untuk mendeteksi pengaruh bioaktivator dalam meningkatkan pertumbuhan Gmelina arborea di tanah gambut serta mendeteksi perubahan sifat kimia tanah gambut akibat perlakuan bioaktivator tersebut. Bioaktivator yang digunakan adalah Trichoderma sp., Orgadec, EM4, MOD-71, Supernasa dan Puja-168. Bahan tanah gambut berasal dari Desa Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara. Dosis yang digunakan pada masing-masing bioaktivator diberikan sesuai anjuran pada kemasan produk. Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara selama dua bulan yang dimulai dari bulan Februari 2008 sampai Maret 2008. Pemberian bioaktivator Trichoderma sp. pada tanah gambut dapat menghasilkan peningkatan tinggi tanaman sebesar 39,44%, diameter batang 3,12%, dan luas daun 852,63% dibandingkan dengan kontrol, sementara pemberian bioactivator EM4, MOD-71, Supernasa dan Puja-168 belum berpengaruh.
BUDIDAYA ULAT SUTERA DI DESA SUDU, KECAMATAN ALLA, KABUPATEN ENREKANG, SULAWESI SELATAN Nurhaedah M; Achmad Rizal H. Bisjoe
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2013.10.4.229-239

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola budidaya ulat sutera dan sumber pakannya di Desa Sudu, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan wawancara langsung terhadap petani. Pengamatan dilakukan terhadap karakteristik petani, kegiatan budidaya ulat sutera, karakteristik biofisik, dan budidaya tanaman murbei. Data yang terkumpul dianalisis melalui analisis perbandingan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya murbei dan ulat sutera di lokasi penelitian sebagian besar (75%) didasarkan pada pengalaman petani. Petani belum menerapkan standar yang direkomendasikan oleh instansi yang khusus menangani persuteraan alam, seperti penentuan jarak tanam, teknik  pemangkasan rendah, frekuensi pemberian pakan, desinfeksi, dan teknik pemberian pakan. Sekalipun petani sudah menggunakan rumah ulat sebagai tempat pemeliharaan yang ditempatkan di sekitar kebun murbei dalam waktu pemeliharaan berkisar 27-29 hari, tetapi jumlah kokon yang dihasilkan lebih rendah dibanding standar yang direkomendasikan. Sehubungan dengan keadaan tersebut, perlu diadopsi teknologi standar untuk budidaya murbei dan ulat sutera dengan mempertimbangkan kondisi lokasi.

Filter by Year

2004 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue