cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 427 Documents
UJI APLIKASI BEBERAPA BIOINSEKTISIDA DAN KOMBINASINYA TERHADAP SERANGAN HAMA ULAT KANTONG Pagodiella sp. PADA BIBIT Rhizophora apiculata DI PERSEMAIAN Asmaliyah Asmaliyah; Illa Anggraeni
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.537 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.1.37-43

Abstract

Penelitian efikasi beberapa bioinsektisida dan kombinasinya terhadap serangan hama ulat kantong Pagodiella sp. pada bibit mangrove dilakukan di persemaian Kebun Percobaan Kemampo, Sumatera Selatan dari bulan Desember 2001 sampai Maret 2002. Penelitian ini menggunakan rancangan tersarang (nested design) dalam pola acak lengkap dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari tiga tingkat interval penyemprotan tersarang dengan sebelas cara aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi insektisida mikroba B. thuringiensis var. kurstaki serotype 3a/3b dan B.t. var. kurstaki strain EG 2371 efektif dalam menekan serangan ulat kantong baik secara individual (pertambahan tingkat kerusakan masing-masing sebesar 8,98% dan 14,38%) maupun kombinasi (pertambahan tingkat kerusakan 11,36%). Aplikasi kombinasi insektisida mikroba B. t. var. kurstaki strain 3a/3b dengan ekstrak tanaman mimba juga efektif menekan serangan ulat kantong Pagodiella sp. (pertambahan tingkat kerusakan 14,92%). Kombinasi atau pencampuran kedua insektisida tersebut tidak menghasilkan efek sinergisme, sedangkan kombinasi antara insektisida botani mimba dan sirsak selain efektif menekan serangan ulat kantong Pagodiella sp., juga menghasilkan efek sinergisme.
PENENTUAN UKURAN OPTIMAL PETAK UKUR PERMANEN UNTUK HUTAN TANAMAN AGATHIS (Agathis loranthifolia Salisb.) Harbagung Harbagung
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.526 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.2.81-97

Abstract

Petak Ukur Permanen (PUP) merupakan sarana pengumpulan data riap/pertumbuhan tegakan yang akurat, namun kegiatan pengumpulan data tersebut membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang besar. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan kajian ukuran PUP terkecil yang representatif dapat mewakili kondisi tegakan. Lima petak contoh berukuran 120 m x 120 m pada hutan tanaman Agathis (Agathis loranthifolia Salisb.) di Baturaden, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah, dijadikan bahan kajian ini. Hasil kajian menunjukkan bahwa ukuran optimal PUP untuk pemantauan dinamika jumlah pohon dari waktu ke waktu adalah petak/plot ukuran 100 m x 100 m. Pengukuran riap diameter dan tinggi tegakan dilakukan pada petak 40 m x 40 m yang diletakkan di tengah petak 100 m x 100 m.
ANALISIS FINANSIAL USAHA TANI HUTAN RAKYAT POLA WANAFARMA DI MAJENANG, JAWA TENGAH Tri Sulistyati Widyaningsih; Budiman Achmad
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3831.281 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.2.105-120

Abstract

Petani hutan rakyat umumnya mengusahakan beragam pola tanam campuran, salah satunya adalah pola wanafarma, yaitu percampuran tanaman kayu dan tanaman obat. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kelayakan finansial pola wanafarma. Kajian ini dilaksanakan di Desa Bener, Sepatnunggal, dan Sadahayu, Kecamatan Majenang, pada bulan Mei 2006. Lima puluh tujuh responden dipilih secara sengaja dan diwawancara menggunakan kuesioner. Analisis finansial dihitung dari usaha tani tanaman obat dan semusim, tanaman albasia daur 10 tahun, dan tanaman mahoni daur 20 tahun menurut lima strata luas lahan pada lahan kurang dari 0,5 hektar hingga lebih dari 2 hektar. Tingkat kelayakan finansial diukur dengan Net Present Value (NPV) dan  Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) pada tingkat bunga pinjaman 18%. Kajian menunjukkan bahwa pengusahaan hutan rakyat pola wanafarma menghasilkan nilai keuntungan nominal yang berbanding lurus dengan luas lahan yang diusahakan petani. Keuntungan nominal tertinggi sebesar Rp 87.770.531,00/daur diperoleh petani yang mengusahakan hutan rakyat dengan luas lahan lebih dari 2 ha dengan NPV35.745.819,52 dan nilai B/C Ratio 2,57%.
DAYA VIGORITAS BENIH Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth. DARI BEBERAPA SUMBER BENIH Naning Yuniarti; M. Zanzibar; Megawati Megawati; Budi Leksono
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2615.847 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2016.13.2.123-131

Abstract

ABSTRACTSeed vigor testing become important component of seed analysis as seed vigor affects the ability of seeds to growth and to reach normal productivity in sub optimum conditions. This research aimed to determine the growth strenght vigor and the storability vigor of the Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth seeds from five seeds sources. The experimental was designed using completely randomized factorial design with 4 replication. Each replication consisted of 100 seeds. The results showed that seeds from seedling seed orchards (sso) had better vigor than seeds from production area. Growth strength vigor of sso's seeds increased germination rate by 11% and speed germination by 0,8% per etmal. Storability vigor of sso's seeds increased germination rate by 12% and speed germination by 0,84% per etmal.Keywords: Acacia crassicarpa, seed, seed source and vigor.ABSTRAKPengujian vigor benih menjadi komponen penting dari analisis benih karena vigor benih mempengaruhi kemampuan benih untuk tumbuh dan berproduksi normal pada kondisi sub optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui vigor kekuatan tumbuh relatif dan vigor daya simpan relatif pada benih Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth dari 5 sumber benih. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan ulangan 4 kali, setiap ulangan terdiri dari 100 benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih A. crassicarpa yang berasal dari sumber benih kebun benih semai (KBS) memiliki vigor yang lebih baik dibandingkan dengan benih dari areal produksi benih (APB). Vigor kekuatan tumbuh benih KBS memiliki peningkatan daya berkecambah sebesar 11% dan t kecepatan berkecambah sebesar 0,8% per etmal. Vigor daya simpan benih dari KBS memiliki peningkatan daya berkecambah sebesar 12% dan kecepatan berkecambah sebesar 0,84% per etmal.Kata kunci: Acacia crassicarpa, benih, vigor dan sumber benih
INISIASI TUNAS RAMIN MELAUI KULTUR JARINGAN Jayusman Jayusman; Arif Setiawan
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4063.183 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.1.53-62

Abstract

Penelitian inisiasi tunas  ramin (Gonystylus bancanus) melalui perbanyakan kultur jaringan telah dilakukan dengan obyek pengamatan meliputi  (1) media dasar dan (2) kombinasi zat pengatur tumbuh (zpt) yang  sesuai  untuk kultur jaringan G. bancanus. Pada skala luas diharapkan  dapat menyediakan bibit skala produksi masal dalam waktu singkat dengan kualitas bibit sesuai induknya. Pengujian dilakukan dengan berbagai  media dasar yaitu Murashige and Skoogs (MS); V2 MS; Woody Plant Medium (WPM) dan Greshoff & Days (GD). Dua jenis Auxin: Indol Acetic Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA) dan jenis Sitokinin (Benzyl Amino Purine-BAP) pada berbagai  konsentrasi, kombinasi beberapa zat pengatur tumbuh akan diuji dalam kultur tunas ramin ini. Hasil pengujian menunjukkan bahwa eksplan yang ditanam pada media 1/2 media dasar dengan  kombinasi  BAP 1 ppm+ NAA 0,01 ppm, terbukti  memberikan respon terbaik pada inisiasi tunas. Media GD dengan BAP  1,25 ppm + IAA 0,05 ppm terlihat  hanya sesuai untuk induksi kalus dengan  perkembangan lambat.
EFEKTIVITAS HERBISIDA MONOAMONIUM GLIFOSAT UNTUK PENGENDALIAN GULMA DI BAWAH TEGAKAN SENGON DI PARUNG PANJANG, JAWA BARAT Ari Wibowo; M. Nazif
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2007.4.1.37-50

Abstract

Efektivitas Monoamonium Glifosat sebagai bahan aktif herbisida telah diuji untuk mengendalikan gulma di bawah tegakan Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen di Parung Panjang, Jawa Barat.  Percobaan dilaksanakan melalui aplikasi herbisida Monoamonium Glifosat dengan dosis 3, 4,5, 6 dan 9 liter per ha serta membandingkannya dengan herbisida dengan bahan aktif Glifosat 4,5 liter per ha, perlakuan manual and kontrol (tanpa perlakuan).  Hasil percobaan menunjukkan bahwa Herbisida Monoamonium Glifosat dapat digunakan sebagai sarana pemeliharaan tanaman kehutanan dari gangguan gulma di bawah tegakan Paraserianthes falcataria. Selanjutnya Herbisida Monoamonium Glifosat dengan minimum dosis 4,5 liter/ha efektif untuk mengendalikan gulma Imperata cylindrica Beauv., Borreria latifolia DC. dan Mikania micrantha Will. Meskipun demikian herbisida ini tidak efektif untuk mengendalikan pertumbuhan gulma Chromolaena odorata DC. Pada tanaman Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen tidak tampak gejala keracunan akibat penggunaan herbisida Monoamonium Glifosat pada semua tingkat dosis yang dicobakan
PENGARUH DOSIS TABLET MIKORIZA TERHADAP BEBERAPA JENIS STEK MERANTI DI HPH PT ITCIKU, BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR R. Mulyana Omon
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.13 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.4.219-226

Abstract

Penelitian pengaruh dosis tablet fungi mikoriza terhadap pertumbuhan stek beberapa jenis meranti merah telah dilakukan di areal Hak Pengusahaan Hutan PT. ITCIKU, Balikpapan, Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis tablet mikoriza yang efektif terhadap pertumbuhan lima jenis meranti merah yang berasal dari stek. Perlakuan terdiri dari lima jenis meranti merah dan tiga dosis tablet fungi mikoriza (kontol negatif tanpa diberi tablet mikoriza, satu tablet dan dua tablet mikoriza). Tablet fungi mikoriza dibuat dari campuran top-soil, fungi Scleroderma columnare dan pupuk anorganik (P2O5) dengan perbandingan berat (50:1:1). Rancangan percobaan yang digunakan adalah faktorial dalam pola acak lengkap yang diulang sebanyak tiga kali. Sebelum bibit ditanam, dilakukan inokulasi dengan tablet fungi mikoriza dan setelah empat bulan di persemaian, kemudian ditanam di lapangan. Setiap perlakuan menggunakan 15 tanaman dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 675 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis fungi tablet mikoriza dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap persen hidup dan pertumbuhan tanaman, tetapi perlakuan jenis memberikan pengaruh yang nyata terhadap persen hidup. Persen hidup Shorea. johorensis lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya yaitu sebesar 83,70%. Sedangkan untuk jenis (S. leprosula) memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi dibanding dengan jenis meranti lainnya, yaitu sebesar 83,70 cm. Dengan demikian jenis S. leprosula dari stek dapat direkomendasikan untuk ditanam dalam program rehabilitasi lahan hutan.
MODEL DUGAAN VOLUME DAN RIAP TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.F) DI NUSA PENIDA, KLUNGKUNG BALI I Wayan Widhana Susila
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.534 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.3.165-178

Abstract

Hutan rakyat jati (Tectona grandis L.f) sudah banyak dikembangkan di Kecamatan Nusa Penida, umumnya ditanam pada lahan-lahan kosong dengan kondisi tanah relatif kritis. Akan tetapi, Informasi kuantitatif seperti data riap dan potensi tegakan jati masih relatif kurang. Penelitian bertujuan memperoleh model dugaan volume dan informasi riap tegakan jati. Penelitian dilakukan secara purposive sampling di enam desa pada bulan Mei hingga Juni 2009, dengan melakukan survey potensi jati yang berdiameter batang (dbh) ≥ 10 cm. Parameter yang diukur pada setiap pohon adalah diameter dbh (D), tinggi pohon (T), tahun tanam, kerapatan tegakan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil survey, dipilih 117 pohon sebagai pohon contoh dengan melakukan pengukuran batang perseksi setiap panjang 1 m untuk memperoleh volume pohon jati aktual. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1) model penduga volume pada tinggi pohon diameter 10 cm adalah v = 0,00006 D2,660 dan v = 0,00012 D1,967 T0,673, pada tinggi pohon bebas cabang adalah v = 0,000245 D2,109  dan v = 0,00011 D2,017 T0,631 , dan pada tinggi pohon pangkal tajuk adalah v = 0,00025 D2,084 dan v = 0,00011 D2,014 T0,663 ; 2) angka bentuk batang jati rata-rata (f) adalah adalah 0,72 ; dan 3) riap tegakan jati adalah riap diameter sampai 2,25 cm/tahun dan riap tinggi pohon sampai 1,97 m/tahun. 
PERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH PIRDOT (Saurauia bracteosa DC.) DI ARBORETUM AEK NAULI Cica Ali; Aam Aminah
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1743.228 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2017.14.2.103-113

Abstract

ABSTRACTSaurauia bracteosa DC is a potential plant for tumor and cancer medicine, but information about the reproductive system is currently unknown. The purpose of this study was to determine the development phases of S. bracteosa flower and fruit. The study was conducted by observing structural characteristics of flower and development stages from flower until ripe fruit. Phenology of flower and fruit development were classified into five stages namely flower initiation, small bud stage, large bud stage, anthesis, and fruit development. Changes in color, shape, size, and time period of each stage in twenty inflorescences of four plants were observed. The period from flower initiation to fruit maturity of S. bracteosa took on average 145 days. Flower initiation took on average 16 days, small bud stage occurred in 38 days, large bud phase occurred in 16 days, anthesis stage took on average 5 days and fruit development would complete in 74 days. Keywords: Flowering development, fruiting development, Saurauia bracteosa DC ABSTRAKSaurauia bracteosa DC. memiliki potensi sebagai obat kanker dan tumor, namun informasi mengenai sistem reproduksinya hingga saat ini belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap perkembangan bunga dan buah S. bracteosa. Penelitian dilakukan dengan metode observasi terhadap bunga dan buah S. bracteosa meliputi: karakteristik struktur bunga dan tahapan perkembangan bunga sampai buah masak. Perkembangan pembungaan dan pembuahan diklasifikasikan ke dalam lima fase yaitu fase inisiasi, fase kuncup kecil, fase kuncup besar, bunga mekar, dan fase perkembangan buah. Pengamatan dilakukan terhadap perubahan warna, bentuk, ukuran, dan periode waktu dari setiap tahap perkembangan bunga dan buah dari 20 pembungaan pada empat pohon sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama pembungaan dan pembuahan spesies S. bracteosa mulai awal inisiasi hingga buah masak adalah 145 hari. Durasi yang dibutuhkan untuk setiap fase adalah fase inisiasi 16 hari, fase kuncup kecil 38 hari, fase kuncup besar 16 hari, fase bunga mekar 5 hari, dan fase perkembangan buah dari bunga gugur hingga buah masak 74 hari. Kata kunci: Perkembangan bunga, perkembangan buah, Saurauia bracteosa DC
PERUBAHAN KANDUNGAN KARBON DAN NILAI EKONOMINYA PADA KONVERSI HUTAN RAWA GAMBUT MENJADI HUTAN TANAMAN INDUSTRI PULP Yanto Rochmayanto; Dudung Darusman; Teddy Rusolono
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.87 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.2.93-106

Abstract

Hutan gambut merupakan cadangan karbon yang penting. Saat ini keberadaan hutan rawa gambut semakin terancam oleh ekpansi HTI pulp, sehingga penelitian tentang perubahan kandungan C dan nilai ekonominya penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perubahan simpanan C pada konversi hutan rawa gambut menjadi HTI pulp, dan (2) mendapatkan nilai ekonomi karbon pada hutan alam gambut dan hutan tanaman industri pulp. Kandungan C dikuantifikasi dengan persamaan alometrik, dan nilai ekonomi C dihitung dengan pendekatan penerimaan ekonomi proyek REDD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi hutan gambut bekas tebangan dan sekunder menyebabkan penurunan kandungan C vegetasi masing-masing sebesar 103,53 ton/ha/th dan 61,02 ton/ha/th. Sedangkan konversi pada hutan gambut terdegradasi menyebabkan peningkatan kandungan karbon vegetasi sebesar 22,47 ton/ha/th. Nilai ekonomi HTI pulp diperoleh sebesar Rp 15,56 juta/ha. Proyek REDD HTI pulp dari hutan terdegradasi menyebabkan peningkatan nilai ekonomi sebesar 20,21% dan 51,13% untuk harga satuan kompensasi US$ 9 dan 12/tCO2-e. Proyek REDD pada hutan gambut bekas tebangan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari HTI pulp pada harga satuan kompensasi US$ 9.00/tCO2-e dan US$ 12/tCO2-e pada skenario UP PAN-KARBON dengan konservasi maupun PHPL. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa karbon dari hutan gambut lebih bernilai ekonomi dibandingkan dengan pengusahaan HTI pulp.

Filter by Year

2004 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue