cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
AGRIEKONOMIKA
ISSN : 23019948     EISSN : 24076260     DOI : -
AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktober yang memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomi dan kebijakan pertanian dalam arti umum.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1: April 2020" : 10 Documents clear
Disguised Resistance of Madurese Salt Farming Community Iskandar Dzulkarnain; Endriatmo Soetarto; Rilus A. Kinseng; Sofyan Sjaf
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.353 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.6221

Abstract

The problems of Madurese salt farmers, ranging from poverty, quality of production, low salt prices, to 'seizure' of the lands by Dutch Colonialism through the total reorganization program in 1936 as well as the project of modernization and renovation of the New Order regime in 1975 have become the triggers of the resistance put up by the salt farming community. The purpose of this article is to picture out the dynamics of the resistance by Madurese salt farming community through the theoretical analysis of James Scott, namely the daily resistance by Madurese salt farming community, which the writer -in other words-  say 'disguised resistance'. The method used is qualitative with an ethnographic approach. The result is that there are two forms of disguised resistance put up by the Madurese salt farming community i.e. the resistance against PT. Garam and the resistance against the land ownres.
Dinamika Perkembangan Perkebunan Kakao Rakyat di Indonesia Panca Rahadi Mulyo; Yuli Hariyati
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.777 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.7296

Abstract

Produksi kakao di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh luas areal dan produktivitasnya dan perkebunan rakyat memiliki kontribusi tertinggi daripada perkebunan kakao lainnya. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi penghasil kakao rakyat di Indonesia dan terdapat isu peralihan komoditas kakao pada beberapa lokasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis trend peramalan luas areal dan produktivitas kakao pada perkebunan rakyat di Indonesia dan Jawa Timur serta untuk mengetahui alasan petani kakao dalam melakukan peralihan komoditas. Metode yang digunakan adalah ARIMA (Box-Jenkins) dan deskriptif. Hasil analisis menggunakan ARIMA (Box-Jenkins) menunjukkan trend peramalan luas areal dan produktivitas kakao rakyat di Indonesia mengalami penurunan menjadi 1.248.963,32 ha untuk luas areal dan produktivitasnya meningkat menjadi 0,43 ton/ha. Sedangkan trend peramalan luas areal dan produktivitas kakao rakyat di Jawa Timur mengalami peningkatan yaitu menjadi 49.653,48 ha dan 0,67 ton/ha pada tahun 2030. Alasan utama petani kakao beralih usahatani yaitu mudahnya budidaya komoditas lain sebanyak 46,67%.
Permintaan Kopi Biji Indonesia di Pasar Internasional Doni Sahat Tua Manalu; Harianto Harianto; Suharno Suharno; Sri Hartoyo
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.019 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.7346

Abstract

Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan Indonesia setelah kelapa sawit, karet dan kakao dengan jumlah ekspor kopi yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi domestik. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan kopi biji Indonesia di pasar Internasional. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model Linear Approximate Almost Ideal Demand System (LA/AIDS) dengan menggunakan data time series dari tahun 1995 hingga 2017 dengan HS 090111. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi permintaan kopi biji Indonesia di Amerika Serikat adalah harga kopi row, Carea NTM, di Jepang adalah harga kopi Vietnam, populasi Jepang dan NTR Jepang terhadap Dollar, di Jerman adalah harga row dan Carea NTM. Kopi Indonesia bersifat elastis di negara importir utama Amerika Serikat, Jepang dan Jerman. Berdasarkan nilai elastisitas silang kopi Indonesia bersifat inelastis, kopi Indonesia bersifat komplementer dengan kopi  Vietnam di pasar Amerika Serikat, sementara di pasar Jepang dan Jerman bersifat substitusi.
Pengaruh Keputusan Petani Kopi Rakyat dalam Pemilihan Sistem Kopi Organik dan Non Organik di Jawa Timur Sudarko Sudarko; Sumardjo Sumardjo; Anna Fatchiya; Prabowo Tjitropranoto
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.691 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.6216

Abstract

Petani kopi rakyat organik mulai berkembang di Jawa Timur. Tujuan penelitian ini yaitU: mengetahui tingkat dan  perbedaan karakteritik petani kopi organik dan non organik dan dukungan penyuluhan, menganalisis faktor-faktor pengaruh keputusan petani kopi dalam menerapkan sistem organik dan non organik. Penelitian dilaksanakan di di Kabupaten Bondowoso dan Malang, Jawa Timur. Sampel penelitian berjumlah 376 petani kopi (120 organik dan 256 non organik). Penelitian menggunakan metode survai. Data dianalisis dengan metode  deskriptif, Uji-t dan Regresi Binary Logistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan non formal, skala usaha, penguasaan lahan, kekosmopolitan, dukungan penyuluhan pemerintah dan swasta kategori rendah, sedangkan  umur petani, pendidikan formal, motivasi, pengalaman, dukungan penyuluh swadaya pada kategori sedang. Terdapat perbedaan signifikan pada peran penyuluhan sebagai fasilitator, motivator dan mediator, pemanfaatan teknologi informasi, umur, pengalaman, motivasi dan kekosmopolitan. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani menerapkan sistem kopi organik yaitu: pendidikan formal dan non formal, motivasi, kekosmopolitan, penyuluh swadaya dan swasta.
Mengapa Petani menjadi Pekerja Industri Rumahan di Pedesaan? Ristina Siti Sundari; Euis Kurniasih; D Yadi Heryadi; Adnan Arshad
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.987 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.7286

Abstract

Fenomena petani meninggalkan lahan dan beralih profesi menjadi pekerja di industri rumahan kian marak seiring bermunculannya industri rumahan yang tumbuh di pedesaan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui penyebab petani memutuskan untuk menjadi pekerja industri rumahan di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian menggunakan rumus Slovin dalam penentuan jumlah sampel dan analisis regresi linier berganda untuk mengukur variabel pekerja industri rumahan dan variabel yang diduga kuat menjadi penyebabnya yaitu usia, pendidikan, kepemilikan lahan, pendapatan, kosmopolitan, tanggungan keluarga, lingkungan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan penyebab menjadi pekerja industri rumahan adalah kombinasi antara ketiadaan lahan yang dimiliki, usia produktif dengan jumlah tanggungan keluarga 2–3 orang menyebabkan terlibat utang. Kecuali kosmopolitan yang tidak menjadi masalah. Disarankan kebijakan pemerintah untuk menjadikan industri rumahan berbasis hasil pertanian untuk menjaga keberlangsungan pertanian dan keragaman pangan Indonesia. Semua sektor berada dalam keseimbangan.
Model Peramalan Inflasi Bahan Makanan Primer dengan Pendekatan Box-Jenkins: Studi kasus di Kota Palu Rustam Abd Rauf; Arifuddin Lamusa; Samsul Bahri; M. Alfit A. Laihi; Effendy Effendy
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.6440

Abstract

Inflasi merupakan naiknya harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan pada periode tertentu. Inflasi pada umumnya disebabkan oleh peningkatan permintaan agregat, kenaikan biaya produksi serta perkiraan nilai inflasi pada masa yang akan datang. Inflasi merupakan data deret waktu yang sulit diprediksi karena mengandung komponen tren, musiman, siklus, dan acak. Penelitian ini bertujuan untuk mencari model terbaik inflasi bahan makanan primer, menggunakan model ARIMA. Model terbaik yang diperoleh berdasarkan subkelompok bahan makanan adalah padi-padian, umbi-umbian, dan hasil-hasilnya (25,0,4): daging dan hasil-hasilnya (2,0,10): ikan segar (2,0,8): ikan diawetkan (2,0,8): telur, susu, dan hasil-hasilnya (12,0,20): sayur-sayuran (12,0,12): kacang-kacangan (14,0,13): buah-buahan (8,0,1): bumbu-bumbuan (1,0,1): lemak dan minyak (19,0,0) dan bahan makanan lainnya (25,0,3).
Strategi Peningkatan Nilai Tambah Perkebunan Karet Melalui Diversifikasi Usaha Junaidi Junaidi
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.123 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.6928

Abstract

Pendapatan petani dan perusahaan perkebunan karet belum optimal karena harga komoditi karet fluktuatif. Diversifikasi usaha menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan nilai ekonomi perkebunan karet. Tujuan tulisan review iniadalah (1) mendeskripsikan strategi peningkatan nilai tambah perkebunan karet melalui diversifikasi usaha, (2) menyajikan sistem tumpangsari berbasis karet, integrasi karet-ternak, pemanfaatan biji karet, ekstraksi protein lateks, dan pemanfaatan kayu karet sebagai alternatif untuk memperoleh keuntungan yang optimal.Jarak tanam yang renggang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan dengan pola tumpangsari selama tanaman belum menghasilkan (TBM).Peningkatan nilai tambah lainnya dapat dilakukan dengan integrasi karet-ternakmemanfaatkan gulma di areal perkebunan karet sebagai pakan. Endosperm biji karet dapat diolah menjadi tepung pakan dan biodiesel, sedangkan cangkang biji dapat diproses menjadi karbon aktif yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pemanfaatan sumberdaya non-lateks selain meningkatkan nilai tambah kebun, juga dapat digunakan sebagai alternatif sumber pendapatan untuk meminimalisir dampak harga karet yang rendah.
Factors Affecting Technology Adoption of Geoisolator on Solar Saltworks in East Java Province Aminah Happy Moninthofa Ariyani; Harianto Harianto; Suharno Suharno; Yusman Syaukat
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.956 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.6856

Abstract

Large quantity and high-quality salt are demanded in Indonesia, yet the quality of salt produced by farmers is still low. Increasing salt quantity and quality is possibly done through the implementation of geoisolator technology. This study aimed to investigate factors affecting the decision of salt farmers to adopt geoisolator technology. The study was conducted at the salt production center in Madura Island. A survey on salt farmer was carried out during August-September 2018. A total of 190 respondents consisted of 131 salt farmers who adopted geoisolator technology and 59 traditional salt farmers were selected as a sample in this study. Factors affecting farmer decision to adopt geoisolator technology was analyzed using logit (logistic regression) model. The result of this study showed that the decision of salt farmer to adopt geoisolator technology was affected by the number of productive-age family members and the number of dependent family members, land area, farmer participation in the group, farmer participation in extension. Enhancement in the adoption of geoisolator technology needs synergy between extension agent and salt farmer group so that the mentoring process and knowledge transfer will be achieved.
Risk Associated with Corn Farming in Madura Island Elys Fauziyah
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.802 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.6898

Abstract

Corn play an essential role in providing food and feed for living things in Madura Island and other parts of the country. More than 80% of the Madura Island farmer, plant this commodity, thereby, making it a productive farming activity in this region. However, its level of productivity is still below average due to the farmers' risk preference. This research, therefore, aims to analyze the risk preferences and inputallocation used in corn farming. The multistage sampling was used to collect data from a total of 120 people in Bangkalan, Sampang, Pamekasan, and Sumenep Regencies located in Madura, while the Kumbhakar parametric model was used to analyze risks. The results showed that farmers are in the Risk Averse category due to poor utilization of seeds, manure, labor, and NPK fertilizer, compared to the recommended level of usage.
The Role of Rice’s Price in the Household Consumption in Indonesia Dian Hafizah; Dedi Budiman Hakim; Harianto Harianto; Rita Nurmalina
Agriekonomika Vol 9, No 1: April 2020
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.26 KB) | DOI: 10.21107/agriekonomika.v9i1.6962

Abstract

The purpose of the study was to analyze the role of rice’s price in household consumption patterns in Indonesia. The method used was the Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS). The data used were obtained from the National Social Economy Survey in 2016. The results show that when the price of rice increases by one percent, the demand for other carbohydrates, eggs-milk-beans, fruits also Cigarette and processed foods will be increase. Meanwhile, in other groups, when the price of rice rises, the demand will go down. Thus, it can be concluded that households still prioritize rice consumption in their daily consumption patterns compared to other commodity groups. Therefore, the government should develop policies that encourage people to consume more diverse food groups.

Page 1 of 1 | Total Record : 10